Koperasi mahasiswa adalah bukan termasuk penjenisan Koperasi seperti yang telah dibahas di atas melainkan hanya merupakan sebutan terhadap di mana
pendiri dan anggotanya berasal. Ini berarti penjenisan Koperasi pada Undang- Undang tersebut lebih sempit dan terbatas bila dibandingkan dengan Undang-
Undang sebelumnya. UU No. 12 Tahun 1967 lebih terbuka dan luwes dalam menyikapi kemungkinan penggolongan jenis-jenis Koperasi, hal ini memberi
peluang kepada para pendiri Koperasi untuk memilih jenis Koperasi yang dikehendaki di luar daripada jenis Koperasi produksi, Koperasi konsumsi,
Koperasi kredit, dan Koperasi jasa.
78
D. Pendirian Koperasi Pendirian merupakan suatu fase penting bagi suatu badan usaha Koperasi.
Fase inilah yang melahirkan sebuah Koperasi dan menentukan jalannya usaha suatu Koperasi di masa depannya. Pada dasarnya Koperasi merupakan suatu
badan hukum yang diakui oleh pemerintah sehingga dalam pendiriannya harus
mengikuti ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh pemerintah. Oleh
karena Koperasi ini biasanya didirikan oleh orang-orang yang mempunyai alat dan kemampuan yang sangat terbatas, yang mempunyai keinginan untuk
memperbaiki taraf hidup dengan cara bergotong royong, maka prosedur atau
persyaratan pendiriannyapun diusahakan sesederhana mungkin, tidak berbelitbelit,
dengan persyaratan modal yang relatif kecil, dan tanpa dipungut biaya yang
tinggi.
79
78
Pachta, Op. cit, hal. 84
79
Hadhikusuma, Op. cit, hal. 66.
Universitas Sumatera Utara
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa ide untuk mendirikan Koperasi
bisa datang dari pihak yang berkepentingan atau bisa dari pemerintah. Pihak yang
berkepentingan disini yaitu calon-calon anggota Koperasi yang akan didirikan itu sendiri. Sedangkan ide pendirian yang datang dari pemerintah tidak lain adalah
merupakan wujud dari tanggung jawab dan peranan pemerintah terhadap pengembangan dan pembinaan terhadap dunia Koperasi di Indonesia. Pihak-pihak
yang pertama memiliki ide untuk mendirikan Koperasi ini biasa disebut dengan sebutan pemrakarsa Koperasi. Pemrakarsa Koperasi memiliki peranan yang
penting dalam pendirian Koperasi sehingga dinilai perlu untuk memenuhi syarat- syarat tertentu. Syarat-syarat itu antara lain meliputi hal-hal sebagai berikut:
80
1.
Mereka mempunyai minat yang besar, bercita-cita tinggi serta mempunyai jiwa kemasyarakatan yang tebal untuk bekerja bagi kepentingan orang
banyak;
2. Mereka menyadari peranan dan tugas Koperasi, yakni antara lain untuk
mewujudkan demokrasi ekonomi dan mempertinggi taraf hidup rakyat;
3. Mereka mempunyai keberanian, keuletan, dan keyakinan tentang
berhasilnya Koperasi untuk mencapai masyarakat adil dan makmur;
4.
Mereka mempunyai integritas yang tinggi. Syarat dasar dari pendirian suatu Koperasi primer adalah terdapat
sekurang-kurangnya 20 orang yang akan mendirikan dan menjadi anggota Koperasi tersebut. Hal yang paling utama yang harus dipenuhi terlebih dahulu
oleh semua calon anggota pendiri sebelum membuat akta pendirian suatu
Koperasi adalah, adanya kesepakatan antara calon pendiri untuk secara
80
Anoraga, Op. cit, hal. 72
Universitas Sumatera Utara
bersamasama mengikatkan diri untuk mendirikan sebuah Koperasi. Kesepakatan
antar calon pendiri inilah yang menyebabkan adanya aspek hukum perikatan dalam pendirian Koperasi. Setelah persyaratan tersebut terpenuhi, maka
pemrakarsa Koperasi dapat mengadakan rapat pertama yang merupakan rapat pendirian Koperasi.
Koperasi didirikan dengan menuangkan kesepakatan pendirian Koperasi dalam suatu akta pendirian yang juga memuat Anggaran Dasar Koperasi tersebut.
Dalam rapat pendirian ini selain disahkan Anggaran Dasar Koperasi, juga
dibentuk pengurus dan pengawas. Konsep Anggaran Dasar sebaiknya telah
dipersiapkan terlebih dahulu yang kemudian akan dibahas dan disahkan dalam rapat pendirian. Sesuai dengan ketentuan Pasal 8 Undang-Undang Perkoperasian
maka Anggaran Dasar tersebut memuat sekurang-kurangnya:
1. Daftar nama pendiri;
2. Nama dan tempat kedudukan;
3. Maksud dan tujuan serta bidang usaha;
4. Ketentuan mengenai keanggotaan;
5. Ketentuan mengenai Rapat Anggota;
6. Ketentuan mengenai pengelolaan;
7. Ketentuan mengenai permodalan;
8. Ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya;
9. Ketentuan mengenai pembagian Sisa Hasil Usaha;
10. Ketentuan mengenai sanksi.
Setelah perangkat organisasi Koperasi terbentuk dalam rapat pendirian tersebut, maka untuk selanjutnya pengurus Koperasi yang juga pendiri
Universitas Sumatera Utara
mempunyai kewajiban mengajukan permohonan pengesahan kepada pejabat yang berwenang secara tertulis disertai akta pendirian Koperasi dan berita acara rapat
pendirian.
81
Pemerintah atau pejabat yang berwenang dalam jangka waktu maksimal 3 bulan sejak diterimanya permohonan tersebut akan memberikan putusannya,
apakah menerima atau menolak permohonan tersebut. Bila permohonan tersebut ditolak, maka alasan penolakan akan diberitahukan kepada para pendiri secara
tertulis dalam jangka waktu maksimal 3 bulan sejak diterimanya permohonan. Dalam hal terjadi penolakan permohonan, maka para pendiri dapat mengajukan
permohonan ulang paling lama 1 bulan sejak diterimanya penolakan permohonan tersebut. Putusan terhadap pemohonan ulang tersebut akan diberikan dalam
jangka waktu maksimal 1 bulan sejak diterimanya permohonan ulang tersebut. Sedangkan bila permohonan pengesahan akta pendirian Koperasi diterima maka
sejak saat itu Koperasi telah benar-benar resmi berdiri dan berstatus badan hukum. Pengesahan itu ditandai dengan diumumkannya akta pendirian Koperasi tersebut
dalam Berita Negara Republik Indonesia. Sehingga dengan demikian, sebagai suatu badan hukum maka Koperasi adalah juga merupakan subyek hukum.
Dalam akta pendirian tersebut juga disertai dengan Anggaran Dasar Koperasi dan daftar nama pengurus Koperasi yang bersangkutan. Permohonan
pengesahan ini tidak lain adalah untuk memperoleh status badan hukum dari pemerintah.
82
Artinya Koperasi telah memiliki kecakapan bertindak dan wewenang untuk melakukan suatu perbuatan hukum.
81
Hadhikusuma, Op. cit, hal. 67.
82
Ibid, hal. 69.
Universitas Sumatera Utara
E. Perangkat Organisasi Koperasi