C. Proxi Going Concern
Menurut Agrianti Komalasari rasio keuangan merupakan proxi dari going concern. Menurut Hani, dkk. 2003 analisis rasio secara tradisional
memfokuskan kepada profitabilitas, solvabilitas, dan likuiditas. Sudah jelas sekali bahwa perusahaan yang tidak menghasilkan profit atau keuntungan dalam jangka
panjang adalah tidak solvabel, atau tidak likuid dan kemungkinan harus direstrukturisasi, dan yang sering terjadi setelah direstrukturisasi, maka
perusahaan akan bangkrut. Cara untuk menghindarinya adalah dengan memprediksi bahaya keuangan jauh sebelumnya agar tidak menderita kerugian
investasi. •
Likuiditas
Rasio likuiditas digunakan karena rasio ini mengukur kemampuan perusahaan di dalam memenuhi kewajiban-kewajiban yang akan jatuh tempo
kewajiban jangka pendek. Sebagai parameter dari rasio likuiditas, penulis
menggunakan Quick Ratio QR dan Loan to Assets Ratio LAR.
Quick Ratio atau rasio cepat digunakan untuk mengetahui kemampuan bank untuk membayar kembali kewajibannya kepada para deposannya dengan
aktiva tunai yang dimilikinya. Rendahnya nilai rasio ini mengindikasikan bahwa suatu perusahaan perbankan atau bank mengalami kesulitan kas, sehingga suatu
waktu dapat menimbulkan rush atau kegagalan pembayaran kepada nasabah, apabila terjadi penarikan besar-besaran oleh nasabah.
Menurut Juli, Zainal, dkk., 2002:90, Loan to Asset Ratio LAR digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi permintaan kredit
dengan menggunakan total aktiva yang dimiliki. Semakin tinggi LAR, maka
Universitas Sumatera Utara
tingkat likuiditasnya rendah karena jumlah aktiva yang diperlukan untuk membiayai kreditnya semakin besar.
•
Solvabilitas
Rasio solvabilitas digunakan karena rasio ini mengukur kemampuan perusahaan di dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjang. Sebagai
parameter dari rasio solvabilitas, penulis menggunakan Long Term Debt to Assets Ratio LTDAR dan Debt to Equity Ratio DER.
Menurut Juli, Zainal, dkk., 2002:91, Long Term Debt to Assets Ratio LTDAR digunakan untuk mengukur kemampuan aktiva bank dalam memenuhi
kewajiban jangka panjangnya. Semakin tinggi nilai LTDAR, maka semakin kecil kemampuan untuk membayar hutang dari aktiva. Hal ini berarti bank tersebut
mampu untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban bank untuk memenuhi kewajiban jika terjadi likuidasi bank.
Menurut Juli, Zainal, dkk., 2002: 91, Debt to Equity Ratio DER digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menutup sebagian atau
seluruh utang jangka pendek maupun panjang, dengan menggunakan modal bank sendiri. Semakin tinggi nilai dari DER, maka semakin kecil kemampuan
membayar hutangnya dari modal sendiri. Hal ini berarti bank tersebut mampu untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban bank untuk
memenuhi kewajiban jika terjadi likuidasi bank.
D. Opini audit tahun sebelumnya