MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-TALK-WRITE (TTW) PADA MATERI PROGRAM LINEAR DI KELAS X-AK 1 SMK-BM PAB 3 MEDAN ESTATE.

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE THINK - TALK - WRITE (TTW) PADA MATERI PROGRAM LINEAR

DI KELAS X-AK 1 SMK-BM PAB 3 MEDAN ESTATE

Oleh :

Yuni Hartati Harahap NIM 4113311049

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2015


(2)

(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada allah swt atas segala berkah, rahmat dan hidayah-nya sehingga skripsi yang berjudul ” Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think - Talk - Write (TTW) pada Materi Program Linear di Kelas X-AK 1 SMK-BM PAB 3 Medan Estate” ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan pada Bapak Mulyono,S.Si,M.Si Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si dan Bapak Asrin Lubis, M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang selama ini telah memberikan bimbingan dan saran-saran dalam perkuliahan.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku rektor Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai di rektorat, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA, Bapak Dr. Edy Surya selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Zul Amry, M.Si,Ph.D selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika, dan seluruh staf pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. H. Amaluddin, MM selaku Kepala SMK – BM PAB 3 Medan Estate dan Ibu Asmah Arimbi, S.Pd selaku guru bidang studi matematika di SMK – BM PAB 3 Medan Estate yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.


(4)

v

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda Ir.Pendy Harahap (Alm), Ibunda Siti Lesni Siregar , abangku Muhammad Raja Harahap, kakakku Destianna Sari Harahap dan Nova Risa Harahap , serta seluruh keluarga yang terus memberikan doa, kasih sayang, motivasi dan dukungan demi keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada sahabat-sahabat terbaik penulis, Mudriqah Fadhilah Siregar , Halimahtussa’diah , Lavenia Ulandari, seorang informan kakak Alice Chulaisyah teman-teman seperjuangan di Jurusan Matematika khususnya kelas Ekstensi Matematika 2011 yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini, dan teman-teman PPLT Hinai (Rangers Hinai), beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut memberi semangat dan bantuan kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dan memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Mei 2015 Penulis,

Yuni Hartati Harahap NIM. 4113311049


(5)

iii

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE THINK - TALK - WRITE (TTW) PADA MATERI PROGRAM LINEAR DI KELAS

X-AK 1 SMK-BM PAB 3 MEDAN ESTATE

Yuni Hartati Harahap (4113311049)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan menggunakan model pembelajaran Think-Talk-Write pada materi Program Linear di kelas X- AK 1 SMK – BM PAB 3 Medan Estate T.A 2014/2015. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X- AK 1 SMK – BM PAB 3 Medan yang berjumlah 35 orang dan objek penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan model pembelajaran Think-Talk-Write pada materi pokok Program Linear di kelas X- AK 1 SMK – BM PAB 3 Medan Estate T.A 2014/2015. Instrument penelitian yang digunakan adalah tes, observasi dan dokumentasi.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas 2 siklus, masing – masing terdiri dari dua kali pertemuan. Hasil dari PTK ini merupakan tindakan. Sebelum memberikan tindakan, terlebih dahulu diberikan tes awal dan setiap akhir siklus diberikan tes kemampan pemecahan masalah. Dari hasil analisis data diperoleh peningkatan hasil tes akhir kemampuan pemecahan masalah. Jumlah siswa yang telah mampu memecahkan masalah dari tes Awal yaitu 7 dari 35 orang siswa (20 %) dengan rata – rata kelas 48,63. Hasil analisis data pada siklus I setelah menggunakan model pembelajaran Think-Talk-Write menunujukkan jumlah siswa yang telah mampu memecahkan masalah I adalah 25 orang siswa (71,43%) , dengan rata – rata kelas 70,77 .Hasil analisis data pada siklus II dengan model pembelajaran Think-Talk-Write menunujukkan jumlah siswa yang yang telah mampu memecahkan masalah II adalah 30 orang siswa (85,71%). dengan rata – rata kelas 82,08 .Berdasarkan kriteria memecahkan masalah maka pembelajaran ini telah mencapai target kemampuan pemecahan masalah siswa berada pada kategori tinggi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Think-Talk-Write, kemampuan pemecahan masalah siswa dapat meningkat. Saran yang diajukan yaitu guru dapat menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write sebagai alternatif dalam pembelajaran dan selalu membuat latihan dan tes yang bertujuan lebih melatih siswa untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.


(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Diagram xi

Daftar Lampiran xii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 8

1.3. Batasan Masalah 9

1.4. Rumusan Masalah 9

1.5. Tujuan Penelitian 10

1.6. Manfaat Penelitian 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12

2.1. Kerangka Teoritis 12

2.1.1. Belajar 14

2.1.2. Matematika 13

2.1.3. Masalah dalam Matematika 16

2.1.4. Pemecahan Masalah 16

2.1.4.1 Pengertian Pemecahan Masalah 18

2.1.4.2 Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Matematika 19 2.1.4.3 Langkah-Langkah Pemecahan Masalah 19 2.1.5. Alat Evaluasi Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 23

2.1.6. Pembelajaran Kooperatif 23

2.1.6.1 Unsur - unsur Pembelajaran Kooperatif 25 2.1.6.2 Langkah - langkah Pembelajaran Kooperatif 26 2.1.6.3 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif 28 2.1.7. Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Talk-Write (TTW) 30 2.1.8. Teori - Teori Belajar Yang Mendukung Pembelajaran

Kooperatif TipeThink- Talk-Write (TTW) 37

2.2 Materi Program Linear 38

2.2.1.1. Konsep Dasar Program Linear 38

2.2.1.2. Pertidaksamaan Linear Dua Variabel 39 2.2.1.3. Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel 41


(7)

vii

2.2.1.4. Model Matematika Program Linear 42

2.2.1.5. Menentukan Fungsi Objektif dan Kendala 43 2.2.1.6. Membuat Model Matematika dari Masalah Program Linear 46 2.2.1.7. Menentukan Nilai Optimum Fungsi Objektif 45 2.3. Pembelajaran Program Linear Dengan Model Kooperatif

Tipe Think-Talk-Write (TTW) 48

2.4. Kerangka Konseptual 50

2.5. Hipotesis Tindakan 52

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 53

3.1.1. Lokasi Penelitian 53

3.1.2. Waktu Penelitian 53

3.2. Subjek dan Objek Penelitian 53

3.2.1. Subjek 53

3.2.2. Objek 53

3.3. Variabel Penelitian 53

3.4. Jenis Penelitian 54

3.5. Alat Pengumpul Data 60

3.6. Teknik Analisis Data 64

BAB IV HASIl PENELITIAN

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 68

4.1.1 Deskripsi Kemampuan Awal Siswa 68

4.1.2 Pelaksanaan Dan Hasil Penelitian Pada Siklus I 78

4.1.2.1. Tahap Permasalahan siklus I 78

4.1.2.2 Tahap Perencanaan Tindakan I 78

4.1.2.3 Tahap Pelaksanaan Tindakan I 80

4.1.2.4. Observasi I 83

4.1.2.5. Analisis Data I 88

4.1.2.5. 1 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 1 89

4.1.2.6. Refleksi I 100

4.1.3 Pelaksanaan Dan Hasil Penelitian Pada Siklus I 103

4.1.3.1. Tahap Permasalahan Siklus II 103

4.1.3.2.Tahap Perencanaan Tindakan II 104

4.1.3.3. Tahap Pelaksanaan Tindakan II 106

4.1.3.4. Observasi II 107

4.1.3.5. Analisis Data II 113


(8)

viii

4.1.3.6. Refleksi II 117

4.2 Temuan Penelitian 120

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 121

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Temuan Penelitian 123

5.2 Pembahasan Hasil Penelitian 124


(9)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Analisis Kesalahan 6

Tabel 2.1. Model Pembelajaran Kooperatif 27

Tabel 2.2. Format Pembelajaran TTW 34

Tabel 3.1 Teknik Penskoran Kemampuan

Pemecahan Masalah 62

Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Tes Kemampuan

Pemecahan Masalah Siswa 66 Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan

Masalah pada Tes Awal 68 Tabel 4.2 Data Kesalahan Siswa pada Soal Nomor 1 70 Tabel 4.3 Data Kesalahan Siswa pada Soal Nomor 2 72 Tabel 4.4 Data Kesalahan Siswa pada Soal Nomor 3 75 Tabel 4.5. Deskripsi Hasil Observasi Guru melakukan

Pembelajaran pada Siklus I 86 Tabel 4.6. Deskripsi Hasil Observasi Siswa melakukan

Pembelajaran pada Siklus I 87 Tabel 4.7 Kemampuan Siswa Memahami Masalah Pada TKPM I 90 Tabel 4.8 Kemampuan Siswa Merencanakan Penyelesaian Masalah TKPM I 91 Tabel 4.9 Kemampuan Siswa Melaksanakan Penyelesaian Masalah TKPM I 91 Tabel 4.10 Kemampuan Siswa Memeriksa Penyelesaian Masalah TKPM I 92 Tabel 4.11. Data Kesalahan Siswa pada Soal Nomor 1 94 Tabel 4.12 Data Kesalahan Siswa pada Soal Nomor 2 96 Tabel 4.13 Data Kesalahan Siswa pada Soal Nomor 3 98 Tabel 4.15. Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan

Pembelajaran pada Siklus II 110 Tabel 4.15. Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan

Pembelajaran pada Siklus II 111 Tabel 4.17 Kemampuan Siswa Memahami Masalah Pada TKPM II 113 Tabel 4.18 Kemampuan Siswa Merencanakan Penyelesaian Masalah

pada TKPM II 113 Tabel 4.19 Kemampuan Siswa Melaksanakan Penyelesaian Masalah

pada TKPM II 114 Tabel 4.20 Kemampuan Siswa Memeriksa Penyelesaian Masalah

pada TKPM II 115 Tabel 4.21 Perbandingan Hasil Penelitian 117


(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Skema Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas 56


(11)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus I) 127

Lampiran 2. Lembar Aktivitas Siswa I 131

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus I) 135

Lampiran 4. Lembar Aktivitas Siswa II 139

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III (Siklus II) 145

Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa III 149

Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV (Siklus II) 152

Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswa IV 156

Lampiran 9. Pedoman Penskoran Tes 169

Lampiran 10. Kisi – Kisi Tes Awal 164

Lampiran 11. Tes Awal 165

Lampiran 12. Alternatif Tes Awal 166

Lampiran 13. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 169 Lampiran 14. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 170 Lampiran 15. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan

Masalah I 172

Lampiran 16. Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan

Masalah I 177

Lampiran 17. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 178 Lampiran 18. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 179 Lampiran 19. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan

Masalah II 181

Lampiran 20. Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan

Masalah I 188

Lampiran 21. Daftar Nilai Tes Awal 189

Lampiran 22. Daftar Nilai TKPM I 192

Lampiran 23. Daftar Nilai TKPM II 194


(12)

xiii

Lampiran 25. Daftar Nama Kelompok Siswa 197

Lampiran 26. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara 198

Lampiran 27. Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Guru

Pertemuan I (Siklus I) 200

Lampiran 28. Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Guru

Pertemuan II (Siklus I) 202

Lampiran 29. Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Guru

Pertemuan III (Siklus I) 204

Lampiran 30. Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Guru

Pertemuan IV (Siklus II) 206

192

Lampiran 31. Dokumentasi 208


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia sepanjang hidupnya. Tanpa adanya pendidikan manusia akan sulit berkembang bahkan akan terbelakang. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dan terus dilakukan. Namun, indikator kearah mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Salah satu cara untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia adalah dengan melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran, maka perlu diadakan upaya dalam perbaikan pembelajaran seiring dengan perkembangan zaman yang menuntut siswa untuk berwawasan luas.

Peranan Matematika yang sangat penting ini menjadi latar belakang perlunya matematika untuk dipelajari seperti yang dikemukakan oleh Cockroft (Abdurrahman, 2010 : 253) bahwa matematika perlu diajarkan pada siswa karena Matematika:

“(1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan, (2) semua bidang studi memerlukan bidang keterampilan bidang matematika yang sesuai, (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas, (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, (5) meningkatkan kemampuan logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan, dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan yang menantang”.

Menyadari pentingnya matematika, maka belajar matematika seharusnya menjadi kebutuhan dan kegiatan yang menyenangkan. Namun pada kenyataannya belajar matematika sering dianggap sesuatu yang menakutkan dan membosankan, hal ini terjadi karena selama ini belajar matematika hanya cenderung menghitung angka yang seolah – olah tidak ada makna dan kaitannya dengan peningkatan kemampuan berpikir untuk memecahkan berbagai soal. Padahal dengan belajar matematika kita dilatih untuk senantiasa berpikir logis dan kritis dalam


(14)

2

memecahkan permasalahan, serta dapat melatih kejujuran, ketekunan, dan keuletan.

Namun, pembelajaran terhadap Matematika bagi kebanyakan pelajar tidaklah mudah. Banyak kendala yang dihadapi seperti dalam hal ketelitian, visualisasi, kecepatan dan ketepatan dalam menghitung. Hambatan-hambatan ini menciptakan sugesti buruk terhadap Matematika sebagai pelajaran yang sulit dan juga menimbulkan rasa malas untuk mempelajarinya. Reaksi berantai ini terus berlanjut dan semakin memperkuat anggapan bahwa ‘Matematika adalah pelajaran yang sulit dan menakutkan’.

Seperti yang diungkapkan Cornelius (dalam Abdurrahman, 2010:253) bahwa alasan perlunya belajar matematika adalah sebagai berikut:

Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

Matematika disadari sangat penting peranannya. Namun tingginya tuntutan untuk menguasai matematika tidak berbanding lurus dengan hasil belajar matematika siswa. Hasil belajar matematika siswa rendah salah satunya disebabkan kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran matematika. Hal ini disebabkan karena adanya anggapan dari sebagian besar siswa bahwa matematika adalah salah satu mata pelajaran yang paling sulit. Sebagaimana yang diungkapkan Abdurrahman (2010:2002) bahwa : “Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar.”

Masalah dalam pembelajaran matematika di Indonesia adalah rendahnya prestasi siswa. Rendahnya kemampuan matematika ini disebabkan masih banyaknya siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar matematika, kurang berminat, dan selalu menganggap matematika sebagai ilmu yang sukar, sehingga menimbulkan rasa takut untuk belajar matematika.


(15)

3

Berdasarkan kutipan disimpulkan bahwa melalui pembelajaran matematika diharapkan peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berpikir, bernalar, mengkomunikasikan gagasannya serta dapat mengembangkan aktivitas kreatif dalam memecahkan masalah. Ini menunjukkan bahwa matematika memiliki manfaat dalam mengembangkan kemampuan siswa sehingga perlu untuk dipelajari.

Namun pada kenyataannya, kualitas pendidikan matematika masih memprihatinkan dilihat dari rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa. Mutu akademik antarbangsa melalui Programme For International Student Assessment (PISA) 2003 menunjukkan bahwa peringkat matematika Indonesia berada di deretan 39 dari 41 negara. Sejauh ini, Indonesia masih belum mampu lepas dari deretan penghuni papan bawah (dalam Kunandar, 2009:1).

Rendahnya prestasi belajar matematika di sekolah telah menjadi masalah nasional yang harus diperhatikan oleh berbagai kalangan. Untuk mengatasi rendahnya nilai matematika tersebut, para pendidik berusaha mengadakan perbaikan dan peningkatan disegala segi yang menyangkut pendidikan matematika.

Sedangkan berdasarkan hasil belajar matematika, Lenner (dalam Abdurrahman, 2010:253) mengemukakan bahwa :

“kurikulum bidang studi matematika hendaknya mencakup tiga elemen, (1) konsep, (2) keterampilan, dan (3) pemecahan masalah”.

Dari pernyataan di atas, salah satu aspek yang ditekankan dalam kurikulum adalah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaiannya, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin.

Cooney (dalam Hudojo, 2005:130) mengatakan bahwa:

“Mengajarkan siswa untuk menyelesaikan masalah-masalah memungkinkan siswa itu menjadi lebih analitik di dalam mengambil


(16)

4

keputusan didalam kehidupan. Namun hal tersebut dianggap bagian yang paling sulit dalam mempelajarinya maupun bagi guru dalam mengerjakannya. Suatu masalah biasanya memuat suatu situasi yang mendorong seseorang untuk menyelesaikannya, akan tetapi tidak tahu secara langsung apa yang harus dikerjakan untuk menyelesaikannya.” Pemecahan masalah matematika merupakan salah satu kegiatan matematika yang dianggap penting baik oleh para guru maupun siswa di semua tingkatan mulai dari SD sampai SMA. Namun hal tersebut dianggap bagian yang paling sulit dalam mempelajarinya maupun bagi guru dalam mengajarkannya. Suatu masalah biasanya memuat suatu situasi yang mendorong seseorang untuk menyelesaikannya, akan tetapi tidak tahu secara langsung apa yang harus dikerjakan untuk menyelesaikannya.

Rendahnya kemampuan siswa pada pelajaran matematika tidak terlepas dari kemampuan guru dalam memilih dan menggunakan metode yang tepat dan melibatkan siswa, sehingga siswa lebih mudah untuk memahami dan tidak merasa bosan. Kebanyakan guru dalam mengajar dengan menggunakan metode yang tidak sesuai dengan materi yang diajarkan. Seperti yang dikatakan oleh Arends (dalam Trianto, 2007:66) bahwa :

“Dalam mengajar guru selalu menuntut siswa untuk belajar dan jarang memberikan pelajaran tentang bagaimana siswa untuk belajar, guru juga menuntut siswa untuk menyelesaikan masalah, tapi jarang mengajarkan bagaimana siswa seharusnya menyelesaikan masalah”.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk menumbuhkan sendiri minat belajar siswa untuk tertarik belajar.

Dari hasil tes awal, diperoleh nilai rata-rata kelas X – Ak 1 yang berjumlah 35 orang siswa adalah 48,63 (sangat rendah). Dari 35 orang siswa, diperoleh penyebaran tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa, yaitu tidak ada siswa pada tingkat kemampuan pemecahan masalah sangat tinggi dan tinggi , 7 orang siswa atau 20 % yang memiliki tingkat kemampuan pemecahan masalah sedang , 4 orang siswa atau 11,43 % yang memiliki tingkat kemampuan pemecahan masalah rendah dan 24 orang siswa atau 68, 57 % yang memiliki tingkat kemampuan pemecahan masalah sangat rendah.


(17)

5

Berdasarkan data kesulitan siswa pada tes awal diketahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan tes awal adalah : Siswa mengalami kesulitan dalam memahami makna soal sehingga siswa tidak mampu menentukan apa yang diketahui dan apa yang akan ditanya dari soal yang diberikan, Siswa mengalami kesulitan dalam memisalkan dan mengubah kalimat soal ke dalam kalimat matematika (membuat model), Siswa mengalami kesulitan dalam mengaitkan antara apa yang diketahui dengan apa yang ditanya dari soal,Siswa mengalami kesulitan dalam menentukan konsep matematika yang akan digunakan dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

Dari hasil wawancara peneliti dengan ibu Arimbi, sebagai guru matematika SMK – BM PAB 3 Medan Estate pada tanggal 22 januari 2015, mengatakan bahwa:

“Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang membutuhkan pemecahan masalah, jika soal yang diberikan sedikit bervariasi maka siswa sulit mengerjakannya. Hal ini disebabkan kurangnya kreativitas siswa untuk menyelesaikan soal serta cara belajar siswa yang kurang baik. Pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah ini masih menerapkan model pembelajaran konvensional sehingga masih kurang mendukung siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya. Selain model pembelajaran konvensional, model pembelajaran lain yang pernah diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif. Tergantung dari materi yang akan disampaikan.Namun, model pembelajaran berdasarkan masalah belum pernah diterapkan di sekolah ini. Materi program linear merupakan salah satu materi yang masih sulit dipahami siswa karena siswa masih kesulitan memaknai soal cerita. Padahal materi program linear ini sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Dalam menyelesaikan soal cerita yang diberikan, mereka cenderung harus dibimbing daripada berusaha memahami sendiri soal tersebut. Kebanyakan siswa juga lebih senang materi pembelajaran yang diselesaikan untuk mendapatkan satu hasil saja, seperti materi matriks.


(18)

6

Tabel 1.1. Hasil Pengerjaan Siswa Dalam Kesalahan Menyelesaikan Soal Uraian No Hasil Pekerjaan Siswa Analisis kesalahan 1.

2.

3

4. .

Tidak mampu

memahami masalah dalam menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanya

Tidak mampu dalam merencanakan

pemecahan masalah dalam merencanakan rumus yang akan digunakan

Tidak mampu dalam menyelesaikan

masalah dimana penyelesaian yang dilakukan masih salah

Tidak mampu dalam memeriksa kembali penyelesaian atau dalam menyimpulkan hasil jawaban masih salah.


(19)

7

Dari hasil tes kemampuan pemecahan masalah yang telah dilaksanakan di kelas X – Ak 1 SMK – BM PAB 3 terlihat bahwa kemapuan pemecahan masalah siswa masih rendah , siswa sulit untuk mengubah kalimat verbal menjadi kalimat matematika, siswa kurang mampu memodifikasi konsep yang sudah mereka ketahui sebelumnya untuk menjadi suatu bentuk penyelesaian, dan siswa sering tidak teliti dalam perhitungan sehigga berpengaruh pada saat pengambilan keputusan, hasil akhir menjadi keliru.

Banyaknya siswa yang tidak mampu menyelesaikan soal dikarenakan proses pembelajaran yang kurang bermakna sehingga menyebabkan rendahnya kemampuan siswa memecahkan masalah. Dengan demikian, tugas guru bukan sekedar mengajarkan ilmu semata kepada siswa, tetapi membantu siswa belajar. Tekanan pembelajarannya harus pada aktivitas siswa untuk belajar, aktif secara mental maupun fisis. Banyak manfaat yang akan diperoleh dari belajar matematika. Baik itu untuk kehidupan sehari-hari maupun untuk dasar ilmu-ilmu lainnya. Disamping pendekatan, guru mempunyai model pembelajaran yang merupakan pegangan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang dapat menumbuh kembangkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write dimulai dengan bagaimana siswa memikirkan suatu tugas kemudian diikuti dengan mengkomunikasikan hasil pemikirannya dan akhirnya melalui diskusi siswa dapat menuliskan kembali hasil pemikiran tersebut. Aktivitas berpikir (think) dapat dilihat dari proses membaca suatu teks matematik atau berisi cerita matematik kemudian membuat catatan apa yang telah mereka baca.

Membuat catatan berarti menganalisis tujuan isi teks dan memeriksa bahan-bahan yang ditulis yang dapat mempertinggi pemahaman siswa bahkan meningkatkan keterampilan berpikir dan menulis.

Setelah tahap “think” selesai dilanjutkan dengan tahap berikutnya “talk” yaitu berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan bahasa yang mereka pahami. Fase berkomunikasi pada strategi ini memungkinkan siswa untuk trampil


(20)

8

berbicara. Keterampilan berkomunikasi dapat mempercepat kemampuan siswa mengungkapkan idenya melalui tulisan. Hal ini bisa terjadi ketika siswa diberi kesempatan berdialog atau berbicara sekaligus mengkonstruksi berbagai ide untuk dikemukakan.

Selanjutnya fase “write” yaitu menuliskan hasil diskusi/dialog pada lembar kerja yang disediakan (Lembar Aktivitas Siswa). Aktivitas menulis berarti mengkonstruksi ide, karena setelah berdiskusi kemudian mengungkapkannya melalui tulisan. Menulis dalam matematika membantu merealisasikan salah satu tujuan pembelajaran yaitu pemahaman siswa tentang materi yang ia pelajari.

Materi yang cocok untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write (TTW) adalah program linear. Karena program linear merupakan materi yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, Sisti ingin membuat puding buah dan es buah. Untuk membuat puding buah, Sisti membutuhkan 2 kg mangga dan 1 kg melon. Sedangkan untuk membuat es buah, ia membutuhkan 1 kg mangga dan 1,5 kg melon. Persediaan buah mangga dan melon yang dimiliki Sisti masing-masing 4 kg mangga dan 3 kg melon. Tentukan model matematika dari permasalahan tersebut!

Berdasarkan masalah diatas penulis termotivasi untuk mengadakan penelitian dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Talk-Write (TTW) Pada Materi Program Linear di Kelas X – Ak 1 SMK BM PAB 3 Medan Estate.”

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah adalah sebagai berikut :

1. Matematika masih dianggap mata pelajaran yang sulit untuk dipahami bagi siswa .


(21)

9

2. Proses pembelajaran matematika kurang mendukung siswa untuk mengembangkan kemampuan Pemecahan masalah matematika siswa.

3. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas X – Ak 1 SMK – BM PAB 3 Medan Estate masih rendah..

4. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write (TTW) belum pernah diterapkan di SMK – BM PAB 3 Medan Estate.

5. Materi program linear masih sulit dipahami siswa kelas X – Ak 1 SMK – BM PAB 3 Medan Estate.

1.3Batasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah dan jelas, maka masalah dalam penelitian ini hanya dibatasi pada kemampuan Pemecahan masalah matematika siswa kelas X – Ak 1 SMK – BM PAB 3 Medan Estate yang masih rendah, sehingga peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write (TTW) untuk meningkatkan kemampuan Pemecahan masalah matematika siswa kelas X – Ak 1 pada materi program linear di SMK – BM PAB 3 Medan Estate.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write (TTW) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi program linear?

2. Bagaimana strategi meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa melalui model kooperatif tipe Think – Talk – Write (TTW) terhadap kelas X – AK 1 SMK – BM PAB 3 Medan Estate?

3. Bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas X – AK 1 SMK – BM PAB 3 Medan Estate pada materi Program Linear setelah diterapkan pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write (TTW)?


(22)

10

1.5Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write (TTW) dapat meningkatkan kemampuan kemampuan Pemecahan masalah matematika siswa pada materi program linear di SMK – BM PAB 3 Medan Estate.

2. Untuk mengetahui strategi meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa melalui model kooperatif tipe Think – Talk – Write (TTW) terhadap kelas X – AK 1 SMK – BM PAB 3 Medan Estate.

3. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas X – AK 1 SMK – BM PAB 3 Medan Estate pada materi Program Linear setelah diterapkan pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write (TTW).

1.6Manfaat Penelitian

Setelah dilakukan penelitian, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat yang berarti, yaitu :

1. Bagi siswa diharapkan dapat menumbuh kembangkan kemampuan pemecahan masalah dan memberikan kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru.

2. Bagi guru dapat menjadi gambaran tentang bagaimana menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write dalam kaitannya dengan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika. Dan guru dapat mengelola bagaimana cara mengajar matematika serta sebagai bahan pertimbangan untuk lebih meningkatkan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

3. Bagi sekolah sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan menyetujui pembelajaran dengan menggunakan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write (TTW).


(23)

11

4. Bagi peneliti sebagai bahan masukan untuk menambah wawasan pembelajaran dengan menggunakan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write (TTW) dalam menjalankan tugas sebagai pengajar kelak dan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya yang lebih baik.


(24)

123 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada Bab IV dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dalam menyelesaikan soal-soal materi program linear di kelas X – Ak 1 SMK – BM PAB 3 Medan Estate. 2. Strategi penerapan model pembelajaran Think-Talk-Write adalah :

a.Menerapkan diskusi kelompok dengan pengawasan yang lebih pada kelompok yang belum maksimal dalam proses diskusi.

b.Memberikan LAS kepada siswa agar lebih mudah dalam berdiskusi. c.Memberi reward bagi siswa yang aktif.

3. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajarkan dengan menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write meningkat dilihat dari nilai rata-rata siswa pada tes kemampuan pemecahan masalah I adalah 70,77 sedangkan pada tes kemampuan pemecahan masalah II nilai rata-rata diperoleh sebesar 82,08. Jadi, diperoleh peningkatan rata-rata kelas sebesar 11,32. Pada tes kemampuan pemecahan masalah I, jumlah siswa yang telah mampu memecahkan masalah yaitu sebanyak 25 orang siswa (71,43%) sedangkan pada tes kemampuan pemecahan masalah II, jumlah siswa yang telah mampu memecahkan masalah yaitu sebanyak 30 orang siswa (85,71%). Sehingga diperoleh peningkatan siswa dalam kemampuan pemecahan masalah sebanyak 5 orang atau 14,29%.


(25)

124

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, maka peneliti memberika beberapa saran sebagai berikut :

1. Kepada guru matematika dalam mengajarkan materi pembelajaran matematika disarankan guru menggunakan Model pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan melihat hasil dari tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

2. Kepada siswa SMK – BM PAB 3 Medan Estate khususnya siswa yang berkemampuan pemecahan masalah matematika rendah agar lebih banyak berlatih, membaca dan tidak sungkan-sungkan untuk mengkomunikasikan ide-ide matematikanya baik secara lisan maupun tulisan dalam pembelajaran matematika.

3. Kepada peneliti yang berminat melakukan penelitian dengan objek yang sama dengan penelitian ini supaya memperhatikan kelemahan-kelemahan yang ada dalam penelitian ini yaitu siswa yang dibentuk dalam kelompok jangan terlalu banyak agar setiap kelompok diskusi tersebut ikut terlibat sehingga akan memudahkan guru dalam penguasaan kelas, lebih menguasai kelas agar tidak ada lagi siswa yang berbincang-bincang, lebih aktif dalam bertanya dan mengemukakan pendapat dan peerhatikan tingkat kemampuan setiap kelompok maupun individu agar dapat dilakukan tindakan apa yang akan diberikan. Hal ini dikarenakan dengan adanya penguasaan kelas yang baik maka diharapkan pembelajaran dengan Model pembelajaran think-talk-write (TTW) dapat berlangsung dengan efektif dan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.


(26)

125

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M.2010. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Ansari,Bansu.2009. Komunikasi Matematika, Konsep dan Aplikasi.Banda Aceh : Pena.

Ari,Ana dan Abdul.2013. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Pada Pembelajaran Problem Posing Berkelompok. Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya : 5 – 6.

Ari,Rosihan.2008.Perspektif Matematika 3.Jakarta: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Arifin,Zainal.2009. Evaluasi Pembelajaran.Bandung : Remaja Rosdakarya. Arikunto, S.dkk.2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

Bey ,Anwar, dan Asriani .2013 . Penerapan Pembelajaran Problem Solving untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika pada Materi SPLDV. Jurnal Pendidikan Matematika 4 (2) : 223-239.

Djamarah, S.B., dan Aswin Zain, .2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA Unimed, Medan.

Gunantara, Gd, dkk. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas V. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha 2(1)

(1-10).

Hudojo, H .2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang : Universitas Negeri Malang (UM PRESS).

Isjoni, H.2010. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Kuntarti,dkk.2006. Matematika SMA untuk kelas XII Program Ilmu Alam.Jakarta : Gelora Aksara Pratama.


(27)

126

Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Ngalimun. 2014 . Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta : Aswaja Presindo.

Purwanto .2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar. Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Russefendi, ET.1988. Pengantar Kepada Guru Membantu Guru Mengembangkan

Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung : Tarsito

Slameto. 2003 . Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : RinekaCipta.

Suherman, dkk. 2000. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Jakarta : Universitas Terbuka.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

Sumarno.2003. Model Pembelajaran Generatif. Jakarta : Rineka Cipta.

Trianto.2010.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


(1)

1.5Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write (TTW) dapat meningkatkan kemampuan kemampuan Pemecahan masalah matematika siswa pada materi program linear di SMK – BM PAB 3 Medan Estate.

2. Untuk mengetahui strategi meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa melalui model kooperatif tipe Think – Talk – Write (TTW) terhadap kelas X – AK 1 SMK – BM PAB 3 Medan Estate.

3. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas X – AK 1 SMK – BM PAB 3 Medan Estate pada materi Program Linear setelah diterapkan pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write (TTW).

1.6Manfaat Penelitian

Setelah dilakukan penelitian, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat yang berarti, yaitu :

1. Bagi siswa diharapkan dapat menumbuh kembangkan kemampuan pemecahan masalah dan memberikan kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru.

2. Bagi guru dapat menjadi gambaran tentang bagaimana menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write dalam kaitannya dengan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika. Dan guru dapat mengelola bagaimana cara mengajar matematika serta sebagai bahan pertimbangan untuk lebih meningkatkan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

3. Bagi sekolah sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan menyetujui pembelajaran dengan menggunakan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write (TTW).


(2)

11

4. Bagi peneliti sebagai bahan masukan untuk menambah wawasan pembelajaran dengan menggunakan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write (TTW) dalam menjalankan tugas sebagai pengajar kelak dan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya yang lebih baik.


(3)

123 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada Bab IV dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dalam menyelesaikan soal-soal materi program linear di kelas X – Ak 1 SMK – BM PAB 3 Medan Estate. 2. Strategi penerapan model pembelajaran Think-Talk-Write adalah :

a.Menerapkan diskusi kelompok dengan pengawasan yang lebih pada kelompok yang belum maksimal dalam proses diskusi.

b.Memberikan LAS kepada siswa agar lebih mudah dalam berdiskusi. c.Memberi reward bagi siswa yang aktif.

3. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajarkan dengan menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write meningkat dilihat dari nilai rata-rata siswa pada tes kemampuan pemecahan masalah I adalah 70,77 sedangkan pada tes kemampuan pemecahan masalah II nilai rata-rata diperoleh sebesar 82,08. Jadi, diperoleh peningkatan rata-rata kelas sebesar 11,32. Pada tes kemampuan pemecahan masalah I, jumlah siswa yang telah mampu memecahkan masalah yaitu sebanyak 25 orang siswa (71,43%) sedangkan pada tes kemampuan pemecahan masalah II, jumlah siswa yang telah mampu memecahkan masalah yaitu sebanyak 30 orang siswa (85,71%). Sehingga diperoleh peningkatan siswa dalam kemampuan pemecahan masalah sebanyak 5 orang atau 14,29%.


(4)

124

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, maka peneliti memberika beberapa saran sebagai berikut :

1. Kepada guru matematika dalam mengajarkan materi pembelajaran matematika disarankan guru menggunakan Model pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan melihat hasil dari tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

2. Kepada siswa SMK – BM PAB 3 Medan Estate khususnya siswa yang berkemampuan pemecahan masalah matematika rendah agar lebih banyak berlatih, membaca dan tidak sungkan-sungkan untuk mengkomunikasikan ide-ide matematikanya baik secara lisan maupun tulisan dalam pembelajaran matematika.

3. Kepada peneliti yang berminat melakukan penelitian dengan objek yang sama dengan penelitian ini supaya memperhatikan kelemahan-kelemahan yang ada dalam penelitian ini yaitu siswa yang dibentuk dalam kelompok jangan terlalu banyak agar setiap kelompok diskusi tersebut ikut terlibat sehingga akan memudahkan guru dalam penguasaan kelas, lebih menguasai kelas agar tidak ada lagi siswa yang berbincang-bincang, lebih aktif dalam bertanya dan mengemukakan pendapat dan peerhatikan tingkat kemampuan setiap kelompok maupun individu agar dapat dilakukan tindakan apa yang akan diberikan. Hal ini dikarenakan dengan adanya penguasaan kelas yang baik maka diharapkan pembelajaran dengan Model pembelajaran think-talk-write (TTW) dapat berlangsung dengan efektif dan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M.2010. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Ansari,Bansu.2009. Komunikasi Matematika, Konsep dan Aplikasi.Banda Aceh : Pena.

Ari,Ana dan Abdul.2013. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Pada Pembelajaran Problem Posing Berkelompok. Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya : 5 – 6.

Ari,Rosihan.2008.Perspektif Matematika 3.Jakarta: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Arifin,Zainal.2009. Evaluasi Pembelajaran.Bandung : Remaja Rosdakarya. Arikunto, S.dkk.2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

Bey ,Anwar, dan Asriani .2013 . Penerapan Pembelajaran Problem Solving untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika pada Materi SPLDV. Jurnal Pendidikan Matematika 4 (2) : 223-239.

Djamarah, S.B., dan Aswin Zain, .2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA Unimed, Medan.

Gunantara, Gd, dkk. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas V. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha 2(1)

(1-10).

Hudojo, H .2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang : Universitas Negeri Malang (UM PRESS).

Isjoni, H.2010. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Kuntarti,dkk.2006. Matematika SMA untuk kelas XII Program Ilmu Alam.Jakarta : Gelora Aksara Pratama.


(6)

126

Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Ngalimun. 2014 . Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta : Aswaja Presindo.

Purwanto .2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar. Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Russefendi, ET.1988. Pengantar Kepada Guru Membantu Guru Mengembangkan

Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung : Tarsito

Slameto. 2003 . Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : RinekaCipta.

Suherman, dkk. 2000. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Jakarta : Universitas Terbuka.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

Sumarno.2003. Model Pembelajaran Generatif. Jakarta : Rineka Cipta.

Trianto.2010.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS CERPEN

3 21 111

“Pengaruh Pembelajaran Think-Talk-Write Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa”.

0 5 247

Perbedaan hasil belajar ekonomi siswa dengan menggunakan metode pembelajaran TTW (Think Talk Write) dan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) di SMA Nusa Putra Tangerang

1 6 154

Pengaruh strategi pembelajaran think-talk write (TTW) tehadap hasil belajar fisika siswa : kuasi eksperimen di SMA Negeri 3 Rangkasbitung

2 16 103

Pengaruh Strategi Think-Talk-Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa : studi ekperimen di MTsN 19 Pondok Labu Jakarta Selatan

0 5 225

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI PROGRAM LINEAR DI SMK - BM PAB 3 MEDAN ESTATE T.A 2013/2014.

0 2 24

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK - TALK - WRITE (TTW) PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII SMP NEGERI 16 MEDAN.

0 5 23

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW (THINK TALK WRITE).

0 1 42

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP.

0 2 32

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Ditinjau dari Kemampuan Awal Matematika

0 0 8