Perbankan Syariah Analisis Faktor yang Mempengaruhi Minat Nasabah Non Muslim Dalam Menggunakan Jasa Perbankan Syariah (Studi Pada Bank Syariah Wilayah Tangerang Selatan)

28 1 Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk. 2 Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain. 3 Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya. 4 Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

3. Perbankan Syariah

a. Pengertian Bank Syariah

Bank Syariah adalah merupakan lembaga intermediasi dan penyedia jasa keuangan yang bekerja berdasarkan etika dan sistem nilai Islam, khususnya yang bebas dari bunga riba, bebas dari kegiatan spekulatif yang non produktif seperti perjudian maysir, bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan meragukan gharar, prinsip keadilan, dan hanya membiayai kegiatan usaha yang halal Yumanita, 2005:4. Sedangkan Muhammad, 2000:13 dalam buku Manajemen Bank Syariah. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha 29 pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoprasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam. Menurut Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah bahwa Perbankan Syariah adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit danatau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Jadi dapat disimpulkan bahwa bank syariah adalah bank yang dalam kegiatan usahanya sesuai dengan syariat Islam.

b. Produk dan Jasa pada Bank Syariah

Pada dasarnya, produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah dapat dibagi menjadi tiga bagian besar Karim, 2004: 97, yaitu: 1 Produk Penghimpunan Dana funding a Giro Wadi‟ah. Dana nasabah yang dititipkan di bank. Setiap saat nasabah berhak mengambilnya dan berhak mendapatkan bonus dari keuntungan pemanfaatan dana giro oleh bank. b Tabungan Mudharabah. Dana yang disimpan oleh nasabah akan dikelola bank, untuk memperoleh keuntungan. Keuntungan yang diberikan kepada nasabah berdasarkan kesepakatan bersama. c Deposito Investasi Mudharabah. Dana yang disimpan nasabah hanya bisa ditarik berdasarkan jangka waktu yang 30 telah ditentukan, dengan bagi hasil keuntungan berdasarkan kesepakatan bersama. d Tabungan bentuk lain berdasarkan prinsip wadi‟ah dan mudharabah. Misalnya tabungan Haji mudharabah, tabungan Qurban dimana simpanan pihak ketiga, penarikannya dilakukan pada saat nasabah akan menunaikan ibadah yang bersangkuatan atau pada kondisi-kondisi tertentu sesuai dengan kesepakatan dan perjanjian bank dengan nasabah. 2 Produk Penyaluran Dana financing a Mudharabah. Bank dapat menyediakan pembiayaan modal investasi atau modal kerja, hingga 100 sedangkan nasabah menyediakan usaha dan manajemennya. Bagi hasil keuntungan melalui perjanjian yang sesuai dengan porsinya. b Salam. Pembiayaan kepada nasabah untuk membuat barang tertentu atas pesanan pihak-pihak lain atau pembeli. Bank memberikan dana pembiayaan diawal untuk membuat barang tersebut setelah adanya kesepakatan tentang harga jual kepada pembeli. Barang yang di beli dalam tanggungan nasabah dengan perjanjian yang telah ditentukan. c Istisna‟. Pembiayaan kepada nasabah yang terlebih dahulu memesan barang kepada bank atau produsen lain dengan kriteria tertentu. Kemudian nasabah dan bank membuat 31 perjanjian yang mengikat tentang harga jual dan cara pembayarannya. d Ijarah wa Iqtina‟. Merupakan penggabungan sewa dan beli, dimana si penyewa mempunyai hak untuk memiliki barang pada akhir masa sewa. e Murabahah. Pembiayaan pembelian barang lokal atau pun internasional. Pembiayaan ini diaplikasikan untuk tujuan modal kerja dan pembiayaan investasi baik jangka panjang atau pun jangka pendek. Bank mendapat keuntungan dari harga barang yang dinaikkan. f Al-Qardhul Hasan. Pinjaman lunak bagi pengusaha yang benar-benar kekurangan modal. Nasabah tidak perlu membagi keuntungan kepada bank, tetapi hanya membayar biaya administrasi saja. g Musyarakah Pembiayaan sebagian dari modal usaha keseluruhan, dimana pihak bank akan dilibatkan dalam proses manajemen. Pembagian keuntungan berdasarkan perjanjian. 3 Produk Jasa service Pada dasarnya ada lima akad jasa yang digunakan dalam bank syariah, antara lain: wakalah deputyship, kafalah guaranty, hawalah transfer service, rahn mortgage, dan qardh soft and 32 benevolent loan Antonio, 2001:120. Sedangkan untuk aplikasi dalam perbankan syariah sebagai berikut: a Jasa penerbitan LC Yaitu pendanaan ulang LC atau fasilitas pendanaan LC yang diberikan kepada importir dengan menggunakan dana dari bank lain Suwiknyo, 2009:143. b Jasa Transfer Adalah kegiatan penyelesaian permohonan pemindahan uangdana dari satu kantor cabang bank ke kantor cabang lainnya atau bank korespondennya di luar negeri yang dilakukan melalui sarana komunikasi yang telah dilengkapi dengan transfer dari nasabah, diteruskan bank dengan instruksi untuk membayar sejumlah tertentu kepada orang yang disebutkan namanya dalam transfer tersebut serta pembayaran kepada nasabah Suwiknyo, 2009:259. c Jasa Inkasso Merupakan penagihan warkat kliring cekbilyet giro atau warkat lain melalui kantor cabang bank kepada bank penerbit warkat kliring di luar wilayah kliring Suwiknyo, 2009:117. d Bank Garansi Adalah kesanggupan tertulis yang diberikan oleh bank kepada pihak penerima jaminan bahwa bank akan membayar 33 sejumlah uang kepadanya pada waktu tertentu jika pihak terjamin tidak dapat memenuhi kewajibannya Suwiknyo, 2009:38. e Menerima Zakat, Infaq dan Sadaqoh untuk disalurkan. Definisi zakat menurut ulama dalam lingkungan mazhab Syafi‟i adalah suatu istilah tentang suatu ukuran tertentu dari harta yang telah ditentukan, yang wajib dibagikan kepada golongan-golongan tertentu serta dengan syarat-syarat yang telah ditentukan Mujahidin, 2007:57. Infak yaitu pemberian sesuatu yang akan digunakan untuk kemaslahatan umat Mujahidin, 2007:117. Sedangkan sadaqoh adalah tindakan beramal atau pemberian sejumlah uang kepada pihak lain dengan tujuan sosial tanpa maksud komersial, yaitu tidak mengambil keuntungan materi Mujahidin, 2007:229.

c. Konsep Bunga Dalam Berbagai Agama

1 Konsep Bunga Dalam Hindu dan Budha Praktek riba rente dalam agama Hindu dan Budha dapat kita temukan dalam naskah kuno India. Teks-teks Veda India kuno 2.000-1.400 . SM mengkisahkan “lintah darat” kusidin disebutkan sebagai pemberi pinjaman dengan bunga. Dalam teks Sutra 700-100 . SM dan Jataka Buddha 600-400 . SM menggambarkan situasi sentimen yang menghina riba. 34 Sebagai contoh Vasishtha, seorang Hindu terkenal pembuat hukum waktu itu, membuat undang-undang khusus yang melarang kasta yang lebih tinggi dari Brahmana pendeta dan Ksatria pejuang menjadi rentenir atau pemberi pinjaman dengan bunga tinggi. Juga dalam Jataka, riba disebut sebagai hypocritical ascetics are accused of practising it. Pada abad kedua, riba telah menjadi istilah yang lebih relatif, seperti yang tersirat dalam hukum Manu, “ditetapkan bunga melampaui tingkat hukum yang berlaku. Mutasowifin, 2003:32. 2 Konsep Bunga Dalam Yahudi Orang-orang Yahudi dilarang mempraktekkan pengambilan bunga. Pelarangan ini banyak terdapat dalam kitab suci mereka, baik dalam Old Testament Perjanjian Lama maupun undang- undang Talmud. Kitab Exodus Keluaran pasal 22 ayat 25 menyatakan: “Jika engkau meminjamkan uang kapada salah seorang ummatku, orang yang miskin di antaramu, maka janganlah engkau berlaku sebagai penagih hutang terhadap dia, janganlah engkau bebankan bunga terhadapnya.” Kitab Deuteronomy Ulangan pasal 23 ayat 19 menyatakan: “Janganlah engkau membungakan kepada saudaramu, baik uang maupun bahan makanan, atau apa pun yang dapat dibungakan”. Selain itu juga terdapat dalam Kitab Levicitus Imamat pasal 35 ayat 7 menyatakan: “Janganlah engkau mengambil bunga uang 35 atau riba darinya, melainkan engkau harus takut akan Allahmu, supaya saudara-mu bisa hidup di antaramu. Janganlah engkau memberi uang-mu kepadanya dengan meminta bunga, juga makananmu janganlah kau berikan dengan meminta riba.” 3 Konsep Bunga Dalam Yunani dan Romawi Pada masa Yunani, sekitar abad VI Sebelum Masehi hingga I Masehi, telah terdapat beberapa jenis bunga. Besarnya bunga tersebut bervariasi tergantung kegunaannya. Pada masa Romawi, sekitar abad V sebelum Masehi hingga IV Masehi, terdapat undang-undang yang membenarkan penduduknya mengambil bunga selama tingkat bunga tersebut sesuai dengan tingkat maksimal yang dibenarkan hukum maximum legal rate. Nilai suku bunga ini berubah-ubah sesuai dengan berubahnya waktu. Meskipun undang-undang membenarkan pengambilan bunga, tetapi pengambilannya tidak dibenarkan dengan cara bunga berbunga double countable. Pada masa pemerintahan Genucia 342 SM kegiatan pengambilan bunga tidak diperbolehkan. Tetapi, pada masa Unciaria 88 SM praktik tersebut diperbolehkan kembali seperti semula. Meskipun demikian, praktik pengambilan bunga dicela oleh para ahli filsafat. Dua orang ahli filsafat Yunani terkemuka, Plato 427-347 SM dan Aristoteles 384-322 SM, mengecam praktik bunga. Begitu juga dengan Cato 234-149 SM dan Cicero 36 106-43 SM. Para ahli filsafat tersebut mengutuk orang-orang Romawi yang mempraktekkan pengambilan bunga. Plato mengecam sistem bunga berdasarkan dua alasan. Pertama, bunga menyebabkan perpecahan dan perasaan tidak puas dalam masyarakat. Kedua, bunga merupakan alat golongan kaya untuk mengeksploitasi golongan miskin. Sedangkan Aristoteles, dalam menyatakan keberatannya mengemukakan bahwa fungsi uang adalah sebagai alat tukar atau medium of exchange. Ditegaskannya, bahwa uang bukan alat untuk menghasilkan tambahan melalui bunga. Ia juga menyebut bunga sebagai uang yang berasal dari uang yang keberadaannya dari sesuatu yang belum tentu pasti terjadi. Dengan demikian, pengambilan bunga secara tetap merupakan sesuatu yang tidak adil. Penolakan para ahli filsafat Romawi terhadap praktik pengambilan bunga mempunyai alasan yang kurang lebih sama dengan yang dikemukakan ahli filsafat Yunani. Cicero memberi nasihat kepada anaknya agar menjauhi dua pekerjaan, yakni memungut cukai dan memberi pinjaman dengan bunga. Cato memberikan dua ilustrasi untuk melukiskan perbedaan antara perniagaan dan memberi pinjaman. 37 1 Perniagaan adalah suatu pekerjaan yang mempunyai risiko sedangkan memberi pinjaman dengan bunga adalah sesuatu yang tidak pantas. 2 Dalam tradisi mereka terdapat perbandingan antara seorang pencuri dengan seorang pemakan bunga. Pencuri akan didenda dua kali lipat sedangkan pemakan bunga akan didenda empat kali lipat. Ringkasnya, para ahli filsafat Yunani dan Romawi menganggap bahwa bunga adalah sesuatu yang hina dan keji. Pandangan demikian itu juga dianut oleh masyarakat umum pada waktu itu. Kenyataan bahwa bunga merupakan praktik yang tidak sehat dalam masyarakat merupakan akar kelahiran pandangan tersebut. 4 Konsep Bunga Dalam Agama Kristen Adapun konsep bunga dalam Agama Kristen terdapat pada Lukas 6:34-35 sebagai ayat yang mengecam praktik pengambilan bunga. Ayat tersebut menyatakan,”Dan, jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang karena kamu berharap akan menerima sesuatu darinya, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun meminjamkan kepada orang berdosa supaya mereka menerima kembali sama banyak. Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuat baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Tuhan Yang Maha Tinggi sebab Ia baik 38 terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang- orang jahat” Antonio, 2001:45. 5 Konsep bunga dalam Agama Islam Menurut bahasa, riba memiliki beberapa pengertian, yaitu; bertambah, berkembang, dan berlebihan atau menggelembung. Sedangkan menurut istilah, yang dimaksud dengan riba menurut Al- Mali ialah “akad yang terjadi atas penukaran barang tertentu yang tidak diketahui perimbangannya menurut ukuran syara‟, ketika berakad atau dengan mengakhirkan tukaran kedua belah pihak atau salah satu keduanya”. Suhendi, 2008:57. Dalam Al-Quran pelarangan riba terdapat dalam surat Al Imran ayat 130: Antonio, 2001:49 لْفت ْمكلعل َ ا قتا ۖ ةفَا م ا فاعْضأ ابَلا ا لكْأت َ ا نمآ نيذلا ا يأ اي ْ ح Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan ” Dalam hadist Nabi Muhammad yang diriwayatkan oleh Abu Said al-Khudri bahwa Rasulullah saw. Bersabda,”Emas hendaklah dibayar dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, tepung dengan tepung, kurma dengan kurma, garam dengan garam, bayaran harus dari tangan ke tangan cash. Barangsiapa memberi tambahan atau meminta tambahan, sesungguhnya ia telah berurusan dengan riba. Penerima atau 39 pemberi sama- sama bersalah.” HR Muslim no. 2971, dalam kitab al-Massaqah Antonio, 2001:53. Dalam literatur ulama fikih klasik tidak dijumpai pembahasan mengaitkan antara riba dengan bunga bank. Mengutip pada bukunya Drs. Ghufron A. Mas‟adi, M. Ag., dalam bukunya “Fiqh Muamalah Kontekstual ”, Wahbah al-Zuhaily membahas bunga bank dengan menggunakan sudut pandangan teori fikih klasik menurutnya bunga bank termasuk Riba Nasi‟ah Ghufron, 2002:166.

B. Penelitian Sebelumnya

Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel. 2.1 sebagai berikut: 40 Tabel. 2.1 Hasil-hasil Penelitian Sebelumnya No Peneliti Tahun Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan 1. Dwita Darmawati, Bambang Subekti, Sri Murni S, Sumarsono 2007 Analisis Pengaruh Kebudayaan, Sosial, Kepribadian dan Psikologis Terhadap Keputusan Pembelian Shar‟e Survei pada nasabah Bank Muamalat Indonesia Cabang Purwokerto Penggunaan variabel independen yaitu budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian sebelumnya menggunakan analisis jalur path. Sedangkan penelitian ini analisis regresi berganda. Variabel kepribadian dan psikologis mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan pembelian produk Shar‟e. Adapaun variabel kebudayaan dan sosial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel keputusan pembelian produk Shar‟e. Hal ini dibuktikan dengan nilai t hitung kedua variabel tersebut lebih kecil daripada t tabel. 2. Abdul Aziz Abdullah, et.all. 2012 Perception of Non- Muslims Customers towards Islamic Banks in Malaysia. Objek dalam penelitian merupakan nasabah non muslim. Penggunaan variabel independen. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Variabel produk dan pelayanan memiliki pengaruh terhadap persepsi kalangan non-Muslim pada bank Islam di Kuala Lumpur. Variabel fasilitas, agama dan pendidikan tidak terdapat pengaruh terhadap persepsi kalangan non-Muslim pada bank Islam di Kuala Lumpur, perbankan secara keseluruhan karena sebagian responden tidak yakin pada produk dan layanan perbankan syariah. Bersambung pada halaman selanjutnya 41 Tabel. 2.1 Lanjutan No Peneliti Tahun Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan 3. Evi Yupitri dan Raina Linda Sari. 2012 Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Non Muslim Menjadi Nasabah Bank Syariah Mandiri Di Medan. Variabel dependen Y yang digunakan yaitu minat nasabah non muslim. Penggunaan pada variabel independen X. Pada penelitian ini faktor yang digunakan di antaranya: faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Variabel fasilitas X1 memiliki pengaruh yang sedang yaitu 0,469. Variabel promosi X2 pengaruh yang kuat yaitu 0,730. Variabel produk X3 memiliki pengaruh yang kuat yaitu 0,529 terhadap nasabah non muslim bank syariah mandiri 4. Miftah Farid 2013 Analisis Tingkat Kepuasan Nasabah Non Muslim Terhadap Kualitas Pelayanan Pada Bank Syariah di Kota Medan. Objek penelitian yang digunakan yaitu nasabah non muslim. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi berganda. Sedangkan penelitian sebelumnya Customer satisfaction index CSI dan Importance Performance Analysist IPA. Berdasarkan analisis dengan metode CSI, nasabah non muslim Bank Syariah puas terhadap kinerja pelayanan Bank Syariah. Hal ini dapat dilihat dari nilai Costumer Satisfaction Index CSI yang sebesar 68,9. Berdasarkan analisis dengan metode IPA, terdapat 7 tujuh atribut pelayanan yang masuk ke dalam Prioritas Utama. Hal ini menunjukkan bahwa atribut- atribut tersebut dianggap kurang baik kinerjanya oleh nasabah. Bersambung pada halaman selanjutnya 42 Tabel. 2.1 Lanjutan No Peneliti Tahun Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan 5. T. Edyansyah 2013 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Memilih Jasa Perkreditan Jasa FIF Syariah Lhokseumawe. Metode analisis data yang digunakan menggunakan regresi linear berganda. Objek penelitian ini adalah non muslim. Sedangkan penelitian sebelumnya seluruh konsumen, baik muslim maupun non muslim. Secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan faktor eksternal X1 terhadap keputusan konsumen Y dalam memilihjasa perkreditan pada Federal Internasional Finance FIF Syariah Kota Lhokseumawe. faktor internal X2 secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan faktor internal terhadap keputusan konsumen Y dalam memilihjasa perkreditan pada Federal Internasional Finance FIF Syariah Kota Lhokseumawe. 6. Syafril dan Nuril Huda 2015 Analisis Faktor Sosial Budaya dan Psikologis yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Memilih Pembiayaan Pada Warung Mikro Studi pada PT Bank Syariah Mandiri Cabang Banjarmasin Penggunaan pada variabel independen X. faktor yang digunakan di antaranya: faktor budaya, sosial, dan psikologis. Objek penelitian sebelumnya yaitu pada Bank Syariah Mandiri Cabang Banjarmasin. Sedangkan pada penelitian ini pada Bank syariah wilayah Tangerang Selatan. Faktor sosial dan psikologis terbukti mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen dalam pembelian produk pembiayaan mikro BSM sedangkan faktor budaya terbukti tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan nasabah dalam memilih pembiayaan mikro BSM di Banjarmasin. Bersambung pada halaman selanjutnya 43 Tabel. 2.1 Lanjutan No Peneliti Tahun Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan 7. Firza Aulia Viranti dan Adhitya Ginanjar 2015 Influence of Facilities, Promotion, Product and Location Islamic Banking on Decision Non Muslim Customers Patronizing at BRIS Case Study in BRI Syariah Objek penelitian yang digunakan yaitu nasabah non muslim. Penggunaan pada variabel independen X. Pada penelitian ini faktor yang digunakan di antaranya: faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Variabel fasilitas X1, promosi X2, produk X3, dan lokasi X4 secara parsial memiliki pengaruh terhadap keputusan nasabah non muslim menjadi nasabah BRI Syariah. 8. Rafit Mandana 2016 Pengaruh Pribadi, Sosial, Kebudayaan dan Psikologis Dalam Pengambilan Keputusan Nasabah Memilih Produk Perbankan Syariah Penggunaan variabel independen yaitu budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Objek penelitian sebelumnya hanya pada BNI Syariah. Sedangkan penelitian ini seluruh bank syariah pada wilayah Tangerang Selatan. Variabel pribadi dan kebudayaan berpengaruh secara parsial terhadap keputusan memilih. Sedangkan variabel sosial dan psikologis tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan memilih produk perbankan syariah. 44

C. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini mengkaji pengaruh faktor-faktor minat nasabah non muslim yang terdiri dari faktor budaya X 1 , sosial X 2 , pribadi X 3 , dan psikologis X 4 terhadap minat nasabah non muslim dalam menggunakan jasa perbankan syariah Y. Berdasarkan kerangka teori yang dikemukakan dapat disederhanakan dalam bentuk kerangka pemikiran dalam gambar 2.2 Gambar.2.2 Kerangka Pemikiran 45 Dari kerangka pemikiran di atas, dapat diuraikan bahwa faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis diperkirakan mempengaruhi minat nasabah non muslim dalam menggunakan jasa perbankan syariah. Dengan kata lain faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis yang merupakan variabel independen akan mempengaruhi minat nasabah non muslim dalam menggunakan jasa perbankan syariah sebagai variabel dependen. Berkaitan dengan hal tersebut dapat diprediksi bahwa semakin besar atau kecil faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis maka semakin besar atau kecil pula minat nasabah non muslim dalam menggunakan jasa perbankan syariah. Jadi besar atau kecilnya minat nasabah non muslim dalam menggunakan jasa perbankan syariah dipengaruhi oleh besar atau kecilnya faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis.

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan Sugiyono, 2013:93. Hipotesis yang diajukan sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh Budaya X 1 Terhadap Minat Nasabah Non Muslim Y. Ho: Faktor budaya secara parsial tidak berpengaruh terhadap minat nasabah non muslim. Ha: Faktor budaya secara parsial berpengaruh terhadap minat nasabah non muslim. 46

2. Pengaruh Sosial X

Dokumen yang terkait

Analisis faktor-faktor yang memengaruhi nasabah non- muslim dalam menggunakan jasa bank syariah di DKI Jakarta

0 2 47

FAKTOR FAKTOR YANG MEMENGARUHI MINAT NASABAH MUSLIM DAN NON MUSLIM UNTUK MENJADI NASABAH BANK SYARIAH

0 4 32

FAKTOR FAKTOR YANG MEMENGARUHI MINAT NASABAH MUSLIM DAN NON MUSLIM UNTUK MENJADI NASABAH BANK SYARIAH

10 42 116

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH BERTRANSAKSI DI BANK SYARIAH Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Nasabah Bertransaksi Di Bank Syariah (Studi Kasus di Bank Jateng Syariah Cabang Surakarta).

0 2 18

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH BERTRANSAKSI DI BANK SYARIAH Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Nasabah Bertransaksi Di Bank Syariah (Studi Kasus di Bank Jateng Syariah Cabang Surakarta).

0 3 15

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH BERTRANSAKSI DI BANK SYARIAH Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Minat Nasabah Bertransaksi di Bank Syariah (Studi Kasus di Bank BTN Syariah Cabang Surakarta).

0 1 19

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP NASABAH DALAM MEMILIH JASA PERBANKAN SYARIAH (STUDI KASUS BANK MANDIRI SYARIAH SURABAYA).

0 6 112

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH MUSLIM DAN NON MUSLIM TERHADAP TRANSAKSI PEMBIAYAAN PADA PERBANKAN SYARIAH Oleh: Ikin Ainul Yakin ABSTRAK - View of FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH MUSLIM DAN NON MUSLIM TERHADAP TRANSAKSI PEMBIA

0 0 12

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH NON MUSLIM DALAM MENGGUNAKAN JASA BANK SYARIAH

1 1 19

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP NASABAH DALAM MEMILIH JASA PERBANKAN SYARIAH (STUDI KASUS BANK MANDIRI SYARIAH SURABAYA) SKRIPSI

0 0 17