26 maka masing-masing saham memiliki tingkat sensitifitas yang
berbeda-beda terhadap perubahan pasar. Misalnya faktor struktur asset tingkat likuiditas, dsb. Risiko ini juga disebut diversifiable
riks.
4. Portofolio
a. Pengertian Portofoilo
Menurut Irham dan Yovie 2009:2 Portofolio adalah sebuah bidang ilmu yang khusus mengkaji bagaimana cara yang dilakukan
oleh seorang investor untuk menurunkan risiko dalam berinvestasi secara seminimal mungkin, termasuk salah satunya dengan
menganekaragamkan risiko tersebut. Teori ini disebut teori portofolio karena mempunyai cara mengestimasikan dana kedalam bentuk surat-
surat berharga, teori ini didasarkan pada kenyataan bahwa pemilik modal akan menginvestasikan uangnya kedalam berbagai jenis surat
berharga dengan tujuan mengurangi risiko yang harus ditanggung dan kemudian ingin mendapatkan santunan penghasilan yang lebih tinggi.
Dalam teori ini resiko investasi dalam saham didefinisikan sebagai investasi standar dan tingkat keuntungan. Menurut Jones 2003:3, “
Portfolio is the securities held by an investor taken as a unit ” Artinya
Portofolio adalah sejumlah sekuritas yang di pertahankan oleh investor dalam satu kesatuan.
Resiko pasar dari masing-masing saham yang dimasukkan dalam portofolio tersebut, dengan kata lain jika ingin membentuk portofolio
27 yang meimiliki resiko rendah, maka saham-saham yang dipilih
bukanlah saham-saham yang memiliki covariance dengan portofolio yang rendah, apabila portofolio tersebut mewakili kesempatan investasi
yang ada, maka portofolio tersebut disebut sebagai portofolio pasar. Manajer yang ingin mengubah resiko pasar yang dihadapinya dapat
melakukan hal tersebut dengan jalan merevisi beta dari portofolio. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menyeimbangkan kembali
portofolio saham yang akan menghasilkan beta yang diinginkan dalam proses minimisasi risiko potorfolio, varian standar deviasi
pengembalian merupakan alat ukur resiko portofolio, sebagai tambahan kemungkinan tidak tercapainya pengembalian diharapkan
dapat dihitung. Jenis analisis ini disebut analisis resiko kerugian. Portofolio normal merupakan tolak ukur yang disesuaikan terdiri dari
sekumpulan sekuritas yang umumnya dipilih dan ditimbang manajer yang umumnya dilakukan. Pembentukkan portofolio normal bukanlah
merupakan hal yang mudah dilakukan. Kesimppulan yang didapat portofolio adalah serangkaian kombinasi dari beberapa aktiva yang
diinvestasikan dan dipegang oleh pemodal, baik perorangan maupun lembaga.
b. Prosedur Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Single
Index Model
Metode Single Index adalah metode yang dikembangkan oleh Sharpe. Metode ini dapat digunakan untuk menyederhanakan
28 perhitungan dari Metode Markowitz dengan menyediakan parameter-
parameter input yang dibutuhkan di dalam Metode Markowitz. Di samping itu, metode indeks tunggal dapat juga digunakan untuk
menghitung return ekspektasi dan juga risiko portofolio Jogiyanto, 2013:369.
Metode indeks
tunggal mengasumsikan
bahwa tingkat
pengembalian antara dua efek atau lebih akan berkorelasi yaitu akan bergerak bersama dan mempunyai reaksi yang sama terhadap satu
faktor atau indeks tunggal yang dimasukkan dalam metode Abdul Halim, 2005: 82. Metode indeks tunggal dapat digunakan dalam
penentuan portofolio optimal dengan cara membandingkan excess return to beta ERB dengan cut-off-rate Ci. Excess return to beta
ERB merupakan kelebihan return saham atas return aset bebas risiko risk free rate yang disebut dengan return premium per unit risiko
yang diukur dengan beta. Cut-off-rate Ci merupakan hasil bagi varian pasar dan return premium terhadap variance error saham
dengan varian pasar pada sensitivitas saham individual terhadap variance error saham.
Konsep penghitungannya didasarkan pada metode perhitungan Elton dan Gruber 1995 yaitu dengan cara menentukan ranking
urutan saham-saham yang memiliki ERB tertinggi ke ERB yang lebih rendah. Pemeringkatan bertujuan untuk mengetahui kelebihan
return saham terhadap return bebas resiko per unit resiko. Saham -
29 saham yang mempunyai excess return to beta ERB sama dengan
atau lebih besar dari cut-off-point C merupakan kandidat dalam pembentukan portofolio optimal. Metode ini mengaitkan perhitungan
return setiap asset ada return indeks pasar. Secara matematis, metode indeks tunggal adalah sebagai berikut Eduardus Tandelilin,
2010:132. R
i
=
α
i
+ β
i
R
m
+ e
i
Dimana: R
i
= return sekuritas i R
m
= return indeks pasar α
i
= bagian return sekuritas i yang tidak dipengaruhi kinerja pasar β
i
= ukuran kepekaan return sekuritas i terhadap perubahan return pasar
e
i
= kesalahan residual Perhitungan return sekuritas dalam metode indeks tunggal
melibatkan dua komponen utama Eduardus Tandelilin, 2010: 132, yaitu:
1. Komponen return yang terkait dengan keunikan perusahaan dilambangkan
dengan α
i
2. Komponen return yang terkait dengan pasar dilambangkan dengan βi Komponen keunikan perusahaan berkaitan dengan kejadian-
kejadian mikro
yang hanya
mempengaruhi perusahaan
bersangkutan. Sedangkan komponen yang terkait dengan pasar
30 menyangkut kejadian-kejadian makro yang mempengaruhi
seluruh perusahaan. Komponen kesalahan residual ei merupakan perbedaan antara sisi kiri persamaan Ri dengan sisi kanan
persamaan αi + βi Rm. Kerena metode indeks tunggal, per definisi, merupakan persamaan, maka sisi kanan dan sisi kiri harus
sama. Beta β merupakan ukuran kepekaan return sekuritas
terhadap return pasar. Semakin besar beta suatu sekuritas, semakin besar kepekaan return sekuritas tersebut terhadap perubahan return
pasar. Asumsi yang dipakai dalam metode indeks tunggal adalah bahwa sekuritas akan berkorelasi hanya jika sekuritas-sekuritas
tersebut mempunyai respons yang sama terhadap return pasar Eduardus Tandelilin, 2010: 133.
c. Penentuan Portofolio Optimal
Penentuan portofolio optimal dengan menggunakan single index
model SIM.
1. Investasi Portofolio Teori portofolio pertama kali dikembangkan oleh
Harry Markowitz 1952. Menurut Markowitz, Portofolio adalah mengajarkan tentang berinvestasi dengan cara
memecah dana yang diinvestasikan tersebut untuk kemudian meletakannya bukan pada satu jalur namun pada
jalur yang berbeda-beda Irham dan Yovi, 2009:58
31 Dengan demikian, portofolio merupakan investasi
dalam bentuk sekuritas saham-saham yang memiliki risiko, sehingga investor harus dapat memperkirakan berapa
keuntungan yang diharapkan, serta berapa penyimpangan yang terjadi dari hasil yang diharapkan Expected Return
dari portofolio secara sederhana adalah rata-rata tertimbang dari tingkat keuntungan yang diharapkan dari masing-
masing saham. Faktor penimbang adalah proporsi dana yang diinvestasikan pada masing-masing saham
Abdul Halim, 2006:37
Dalam hal ini Expected Return dari portofolio atau tingkat keuntungan yang diharapkan dari portofolio adalah
proporsi dana yang diinvestasikan pada saham i dengan tingkat keuntungan yang diharapkan dari sahm i Abdul
Halim, 2006:37. 2. Proses investasi
Untuk mencapai
tujuan investasi,
investasi membutuhkan suatu proses dalam pengambilan keputusan,
sehingga keputusan tersebut sudah mempertimbangkan ekspektasi return yang didapatkan dan juga risiko juga
risiko yang dihadapi. Menurut Sharpe 1995:11, pada dasarnya ada beberapa tahapan dakam pengambilan
keputusan investasi antara lain
32 a. Menentukan kebijakan investasi
Pada tahapan ini, investor menentukan tujuan investasi dan kemampuankekayaannya yang dapat
diinvestasikan. Dikarenakan ada hubungan positif antara risiko dan return, maka hal yang tepat bagi para investor
untuk menyatakan tujuan investasinya tidak hanya untuk memperoleh banyak keuntungan saja, tetapi juga
memahami bahwa ada kemungkinan risiko yang berpotensi menyebabkan kerugian. Jadi, tujuan investasi
harus dinyatakan baik dalam keuntungan maupun risiko. b. Analisis sekuritas
Pada tahapan ini berarti melakukan analisis sekuritas yang meliputi penilaian terhadap sekuritas secara
individual atau beberapa kelompok sekuritas yang masuk dalam kategori luas dari asset finansial yang telah
diidentifikasi sebelumnya. Salah satu tujuan melakukan penilaian tersebut adalah untuk mengidentidikasi sekuritas
yang salah harga mispriced. Ada banyak pendekatan terhadap analisis sekuritas, namun pendekatan tersebut
dapat dikategorikan kedalam dua klasifikasi. Klasifikasi pertama adalah analisis teknis yang meliputi studi harga
pasar saham dalam upaya meramalkan gerakan harga pada masa depan untuk saham perusahaan tersebut. Klasifikasi
33 kedua adalah analisis fundamental berupaya meramalkan
saat dan
besarnya aliran
tunai dan
kemudian mengkonversikannya menjadi nilai sekarang present
value dengan menggunakan tingkat diskon yang tepat. c. Pembentukan portofolio
Pada tahapan ketiga ini adalah membentuk portofolio yang melibatkan identifikasi assett khusus mana
yang akan diinvestasikan dan juga menentukan seberapa besar investasi pada tiap asset tersebut. Di sini masalah
selektifitas, penentuan waktu dan diversifikasi perlu menjadi perhatian investor. Dalam investasi, investor
sering melakukan diversifikasi dengan mengombinasikan berbagai sekuritas dalam investasi mereka dengan kata
lain investor membentuk portofolio. Selektifitas juga disebut sebagai microforecasting memfokuskan pada
peramalan pergerakan harga setiap sekuritas. Penentuan waktu disebut juga sebagai macroforecasting yang
memfokuskan pada peramalan pergerakan harga saham biasa relatif terhadap sekuritas pendapatan tetap, misal
obligasi perusahaan. Sedangkan diversifikasi meliputi konstruksi
portofolio sedemikian
rupa sehingga
meminimalkan risiko dengan memerhatikan batasan tertentu.
34 d. Melakukan revisi portofolio.
Pada tahapan ini, berkenaan dengan pengulangan secara periodic dari tiga langkah sebelumnya. Sejalan
dengan waktu, investor mungkin mengubah tujuan investasinya yaitu membentuk portofolio baru yang lebih
optimal. Motivasi lainnya disesuaikan dengan preferensi investor tentang risiko dan return itu sendiri.
e. Evaluasi kinerja portofolio Pada tahapan terakhir ini, investor melakukan
penilaian terhadap kinerja portofolio secara periodic dalam arti tidak hanya return yang diperhatikan tetapi juga risiko
yang dihadapi. Jadi, diperlukan ukuran yang tepat tentang return dan risiko juga standar yang relevan. Untuk
melakukan kegiatan investasi, khususnya investasi saham dipasar modal diperlukan pengetahuan yang cukup,
pengalaman, serta naluri untuk menganalisis saham mana yang harus dibeli dan harus dijual sebagai investor harus
rasional dalam menghadapi pasar jual beli saham.
5. Portofolio Efisien