biaya sebesar Rp 1 juta – Rp 1,9 juta untuk membeli fungisida. Atribut volume kemasan 1.000 gr lebih disukai petani karena sebagai produk
baru, masih dibutuhkan pembuktian di lapangan mengenai efikasi kemanjurannya, sehingga petani tidak mau mengambil resiko membeli
produk dengan kemasan besar. Atribut bentuk kemasan sachet lebih disukai karena ringan dan mudah disimpan. Atribut dosis per hektar
200 kgmusim tanam dipilih karena terkait dengan biaya pembelian prduk yang berujung pada biaya produksi. Sedangkan atribut bentuk
formulasi serbuk dan metode aplikasi dengan cara ditebar merupakan pilihan yang diajukan oleh PT Agricon dengan pertimbangan
kemudahan dalam aplikasi di lapangan.
4.3. Analisis Strategi Pemasaran
Setelah menetapkan tingkat kepentingan dan kombinasi atribut produk yang paling disukai konsumen, tahap berikutnya dilanjutkan dengan
menetapkan strategi pemasaran berdasarkan konsep bauran pemasaran marketing mix yang terdiri dari 4 unsur 4 P, yaitu : product produk, price
harga, place saluran distribusi, dan promotion promosi. Keempat unsur tersebut diimplementasikan dalam strategi penentuan atribut produk, strategi
pengembangan merk, segmentasi, targeting dan positioning, strategi penetapan harga, strategi penetapan saluran distribusi, dan strategi promosi.
4.3.1. Pengembangan Merk
Untuk menetapkan strategi pengembangan merk disebarkan kuesioner kepada 5 orang responden yang merupakan jajaran
manajemen puncak PT Agricon dengan alat analisis metode perbandingan eksponensial MPE. Penilaian dilakukan terhadap tiga
alternatif strategi pengembangan merk fungisida akar gada line extension, brand leveraging
dan flanker brand berdasarkan pada dua kriteria, yaitu respon konsumen dan biaya pengembangan merk.
Strategi pengembangan merk yang ditetapkan merupakan alternatif yang mempunyai nilai tinggi untuk setiap kriteria. Hasil pengolahan
data dapat dilihat pada Tabel 18.
54
Tabel 18. Hasil Perhitungan Strategi Pengembangan Merk dengan MPE
Nilai Alternatif Nilai
bobot
No. Responden Line
Extension Brand
Leveraging Flanker
Brand
1. Responden 1 1.267
2.048 4.149
2. Responden 2 388
324 3.206
3. Responden 3 1.280
1.280 3.381
4. Responden 4 486
4.149 3.368
5. Responden 5 1.105
1.105 3.750
Jumlah 4.526
8.906 17.854
Dari Tabel 18 dapat disimpulkan bahwa strategi pengembangan merk yang paling tepat untuk diterapkan adalah flanker brand dengan
nilai alternatif sebesar 17.854. Flanker brand merupakan strategi pengembangan produk baru yang dipasarkan dengan merk baru. PT
Agricon telah menetapkan nama merk produk fungisida akar gada yaitu Nebijin 0,3 DP. Perusahaan memutuskan untuk menggunakan merk
baru karena produk fungisida akar gada merupakan produk baru dan merupakan hasil lisensi dari perusahaan prinsipal luar negeri asal
Jepang yang mengharuskan penggunaan merk yang sama. Perusahaan tidak menggunakan jasa konsultan merk karena biaya yang dikeluarkan
sangat mahal sehingga berpengaruh terhadap biaya produksi dan harga jual produk.
Nebijin berasal dari bahasa Jepang Ne yang berarti akar dan Bijin yang berarti indah, sehingga memiliki arti harfiah ”akar yang indah”.
Sedangkan 0,3 DP menjelaskan bahwa produk ini memiliki formulasi tepung serbuk dust powder dengan bahan aktif flusulfamida sebesar
0,3 . Merk produk baru fungisida akar gada yang akan diluncurkan oleh PT Agricon ini secara umum telah memenuhi persyaratan utama
merk yang baik, yaitu mudah diingat, mudah dibaca dan mudah dibedakan. Disamping itu pemberian merk juga telah memenuhi dua
fungsi utama merk, yaitu untuk memberikan identifikasi terhadap suatu produk sehingga konsumen mengenal merk dagang yang berbeda
dengan produk lain, dan untuk menarik calon pembeli. Selanjutnya PT Agricon harus berusaha keras untuk memperkenalkan dan
55
mempopulerkan merk produk ini sebagai syarat penentu keberhasilan pemasaran produk baru.
4.3.2. Segmentasi, Targeting, dan Positioning STP