Pasien yang bekerja memiliki peluang terpengaruh lingkungan tempat bekerja lebih tinggi dibanding pasien yang tidak bekerja. Sebanyak 210 pasien
43,7 yang bekerja saat memulai ART merupakan pengguna napza suntik IDU dan sebanyak 127 pasien 26,4 berasal dari faktor risiko heteroseksual
penjaja seks laki-laki atau perempuan. Gambar 3 memberikan informasi bahwa dari 480 pasien yang bekerja saat memulai ART, sebanyak 213 pasien 44,3
masuk stadium AIDS setelah ART.
4.3.2 Pemeriksaan Asumsi Proporsional
Pemeriksaan asumsi proporsional hazard dilakukan menggunakan Plot LML data survival dan diperoleh hasil sebagai berikut:
a CD4 Awal
b Stadium Klinis
c Cara Penularan
Gambar 9. Fungsi log-minus-log riwayat penyakit pasien ART Plot LML data survival berdasarkan riwayat penyakit pasien Gambar 9
dan karakteristik demografi pasien Gambar 10 menunjukkan setiap strata masing-masing kovariat paralel terhadap waktu, berarti tidak ada interaksi
kovariat dengan waktu atau kovariat tidak bergantung terhadap waktu. Hazard dalam peubah penjelas kovariat bersifat proporsional sehingga asumsi
proporsional telah terpenuhi.
d Jenis kelamin
e Pendidikan
f Status Bekerja
g Umur
Gambar 10. Fungsi log-minus-log karakteristik demografi pasien ART
4.3.3 Penerapan Model Cox Proporsional Hazard
Berdasarkan peubah-peubah penjelas yang berpengaruh nyata terhadap peubah respon dapat diketahui kombinasi karakteristik penderita HIV yang
menjalani terapi antiretroviral dan dugaan peluang daya tahannya.
̂
Ilustrasi penerapan model disajikan dengan memisalkan empat pasien yang menjalani ART. Deskripsi karakteristik masing-masing pasien dan perhitungan
peluang daya tahan pasien untuk waktu 12 bulan disajikan pada Tabel 8. Tabel 8. Peluang daya tahan menurut karakteristik
Pasien Karakterisik
Peluang Daya Tahan
I CD4 awal 200, stadium klinis 3 atau 4, tertular
HIV melalui jarum suntik, pemuda, perempuan, tidak tamat SMP, dan bekerja
0,43 II
CD4 awal 200, stadium klinis 3 atau 4, tertular HIV melalui jarum suntik, non pemuda Usia 30
Tahun, laki-laki, tamat perguruan tinggi, dan bekerja
0,70 III
CD4 awal 200, stadium klinis 3 atau 4, tertular HIV melalui cara lainnya, pemuda, laki-laki, tamat
perguruan tinggi, dan tidak bekerja 0,87
IV CD4 awal
≥ 200, stadium klinis 1 atau 2, tertular HIV melalui jarum suntik, pemuda, laki-laki,
tamat perguruan tinggi, dan tidak bekerja 0,99
Hasil analisis untuk empat kasus di atas menggambarkan bahwa pasien keempat mempunyai daya tahan lebih besar yaitu 0,99 dari pasien ketiga yaitu
sebesar 0,87 yang didasarkan pada perbedaan kategori karakteristik riwayat penyakit. Pasien kedua mempunyai daya tahan lebih besar yaitu 0,70 dari pasien
pertama yaitu sebesar 0,43 yang didasarkan pada perbedaan kategori karakteristik demografi pasien. Terdapat perbedaan peluang daya tahan menjalani ART untuk
setiap kombinasi karakteristik pasien. Contoh perhitungan manual peluang daya tahan pasien ART disajikan lebih lanjut pada Lampiran 5.
4.4 Analisis Regresi Logistik dan Analisis Survival Pada Data Masa ART ODHA
Tabel 9 menunjukkan hasil analisis regresi logistik pada batas pemotongan 1, 1.5 dan 2 tahun. Pada batas pemotongan 1 tahun, peubah cara penularan dan
jenis kelamin tidak berpengaruh nyata. Hal ini disebabkan karena adanya keterkaitan antara peubah cara penularan dengan peubah status bekerja dalam data
yang digunakan nilai khi-kuadrat person = 5,736 dan nilai p = 0,05 dan keterkaitan antara peubah jenis kelamin dengan status bekerja nilai khi-kuadrat
person = 16,824 dan nilai p = 0,000. Tabel 9. Hasil analisis regresi logistik dengan batas 1, 1.5 dan 2 tahun
Peubah Batas Pemotongan Periode ART
1 Tahun 1.5 Tahun
2 Tahun Cara Penularan
Tidak signifikan Tidak signifikan
Hubungan Seksual B = 0,734
Jarum Suntik Jenis Kelamin
Status Bekerja Tidak signifikan
B = -0,460 B = -0,635
B = -0,558 B = -0,185
B = -0,961 B = -0,665
Signifikan dengan nilai p 0,10 Pada data dengan batas pemotongan 1.5 tahun 18 bulan. Peubah cara
penularan tidak berpengaruh nyata karena adanya keterkaitan dengan peubah jenis kelamin nilai khi-kuadrat person = 10,174 dan nilai p = 0,006. Perbedaan batas
pemotongan periode ART berimplikasi pada faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap waktu ketahanan ART pasien.
Tabel 10. Perbandingan hasil analisis regresi logistik dan analisis survival Peubah
Regresi Logistik Regresi Cox
Korelasi CD4 Awal
Tidak signifikan B = 3,564
0,081 Stadium Klinis
Tidak signifikan B = 0,205
0,115 Cara Penularan
Hubungan Seksual B = 0,734 B = -0,286
Jarum Suntik B = -0,185
B = 0,469 Jenis Kelamin
B = -0,961 B = 0,522
Status Bekerja B = -0,665
B = 0,282 Signifikan dengan nilai p 0.10
Signifikan dengan nilai p 0.01, nilai korelasi Kendall
Analisis regresi logistik memberikan kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi waktu ketahanan ART pasien masuk stadium AIDS setelah
menjalani ART lebih dari 2 Tahun adalah cara penularan HIV, jenis kelamin dan status bekerja. Peubah CD4 awal dan stadium klinis tidak berpengaruh nyata
dalam mempengaruhi ketahanan pasien menjalani terapi Antiretroviral. Padahal terdapat korelasi antara status CD4 awal dan stadium klinis pasien dengan waktu
ketahanan pasien menjalani ART berdasarkan nilai korelasi kendall p 0.01. Terdapat perbedaan hasil mengenai pengaruh peubah CD4 awal dan stadium
klinis antara analisis regresi logistik dan analisis survival Tabel 10. Pengurangan data dalam analisis regresi logistik dapat memberikan hasil yang kurang sesuai
dengan keadaan data yang sebenarnya karena data yang dibuang dapat mengandung informasi yang penting.