Tabel 5.1. Deskripsi karakteristik responden tentang Kesiapan Perawat dalam memberikan Pelayanan Keperawatan pada pasien
HIVAIDS di RSUD Kota Dumai n=64
No Karakteristik Responden
Frekuensi n
Persentase 1
Tingkat pendidikan
SPK AKPER
Sarjana Keperawatan 3
57 4
4,7 89,1
6,3
2 Lama Bekerja
1tahun 1-5 tahun
5-10 tahun 10 tahun
4 38
16 6
6,3 59,4
25,0 9,4
3 Pelatihan HIVAIDS
Pernah Tidak pernah
3 61
4,7 95,3
5.1.2 Kesiapan Perawat
Pada tabel 5.2. hasil analisa untuk kesiapan perawat diperoleh bahwa perawat yang memiliki kesiapan baik yaitu 45 perawat69,77 dan
perawat yang memiliki kesiapan yang kurang baik yaitu 19 perawat 30,23.
Tabel 5.2. Kesiapan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan pada pasien HIVAIDS di RSUD Kota Dumai n=64
No Variabel
Baik Kurang baik
Frekuensi n
Persentase Frekuensi
n Persentase
1 Kesiapan
45 69, 77
19 30,23
Pada tabel 5.3 hasil analisa untuk ketiga sub variabel kesiapan yaitu kesiapan pengetahuan, kesiapan mental dan kesiapan fisik pada perawat,
diperoleh bahwa mayoritas perawat memiliki kesiapan pengetahuan yang kurang baik yaitu 33 perawat 51,6, 47 perawat 73,4 memiliki
kesiapan mental yang baik dan 56 perawat 87,5 memiliki kesiapan fisik yang baik.
Tabel 5.3. Kesiapan pengetahuan, mental dan fisik perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan pada pasien HIVAIDS
diRSUD Kota Dumai n=64
No Kesiapan Perawat
Baik Tidak baik
Frekuensi n
Persentase Frekuensi n
Persentase
1 Kesiapan Pengetahuan
31 48,4
33 51,6
2 Kesiapan Mental
47 73,4
17 26,6
3 Kesiapan Fisik
56 87,5
8 12,5
5.2 Pembahasan
5.2.1. Kesiapan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan
Hasil penelitian tentang kesiapan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan pada pasien HIVAIDS di RSUD Kota Dumai didapatkan hasil
bahwa sebagian besar perawat 67,79 sudah memiliki kesiapan yang baik dalam memberikan pelayanan pasien HIVAIDS di RSUD Kota Dumai. Halini
mengambarkan bahwa perawat RSUD Kota Dumai mempunyai kesiapan dalam hal mental dan fisikseperti misalnya perawat tidak mengalami kesulitan jika
kontak dengan pasien HIVAIDS 71,9, tetapi pengetahuannya kurang seperti tentang gejala minor HIVAIDS 29,7, prinsip utama Universal Precaution
46,9. Sesuai dengan pernyataan Slameto 1995 kesiapan sangat penting untuk
memulai pekerjaan, karena dengan memiliki kesiapan pekerjaan, apapun akan dapat teratasi dan dikerjakan dengan lancar dan hasil yang baik. Kesiapan
merupakan keseluruhan kondisi seseorang atau individu yang membuatnya siap untuk memberikan respon atau jawaban didalam cara tertentu terhadap suatu
situasi, kondisi individu mencakup setidaknya tiga aspek yaitu kondisi fisik, mental, emosional, kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan, ketrampilan dan
pengetahuan.
5.2.2. Kesiapan Pengetahuan Perawat dalam memberikan Pelayanan
Keperawatan
Hasil penelitian yang telah dilakukan lebih dari setengah responden memiliki pengetahuan yang kurang baik. Yang memberikan gambaran tentang masih
adanya faktor yang mempengaruhi kurangnya pengetahuan pada perawat, terkait dengan pendidikan, pengalaman kerja dan juga pelatihan di ruang rawat inap, high
care dan IGD. Seperti misalnya tingkat pendidikan perawat yang bekerja di ruang rawat inap,
high care dan IGD RSUD Kota Dumai mayoritas berpendidikan DIII 89,1, dilihat dari masa kerja sebagian besar perawat di RSUD Kota Dumai mempunyai
masa kerja 1-5 tahun 59,4, dilihat dari pelatihan yang pernah diikuti oleh perawat hanya 4,7 perawat yang pernah mengikuti pelatihan HIVAIDS hal ini
sesuai dengan pendapat Notoadmodjo 2003 bahwa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan, pengalaman, budaya,
kepercayaanagama.Notoatmodjo 2007 juga menyatakan bahwa semakin banyak sumber informasi yang didapat maka semakin tinggi tingkat pengetahuan