Dari uraian penelitian terdahulu yang ditemukan oleh penulis, didapatkan hasil bahwa promosi penjualan sales promotion berpengaruh positif terhadap loyalitas
pelanggan. Oleh karena itu, sehubungan dengan pentingnya mengetahui pengaruh promosi
penjualan dalam meningkatkan loyalitas pelanggan, penulis tertarik untuk mempelajari dan membahasnya dalam skripsi yang berjudul :
“Pengaruh Promosi Penjualan Terhadap Loyalitas Pelanggan Studi Bisnis pada Depot Air Minum Isi Ulang FAQIH WATER Kelurahan Sei Putih Baru Medan”
. 1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan diatas, dapat dikemukakan
perumusan masalah sebagai berikut :
“Seberapa besar pengaruh promosi penjualan yang dilakukan oleh Faqih Water
terhadap loyalitas pelanggan?” 1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa dan mengetahui seberapa besar pengaruh promosi penjualan terhadap
loyalitas pelanggan pada Faqih Water.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
Universitas Sumatera Utara
a. Faqih Water, sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam menyempurnakan kebijakan perusahaan, terutama dalam hal yang berhubungan dengan promosi dan
loyalitas pelanggan. b. Bagi penulis, untuk mengetahui penerapan teori yang diperoleh di bangku kuliah
dengan realita yang terjadi di lapangan mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan pemasaran yaitu promosi terhadap loyalitas pelanggan.
c. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan input dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya yang ada hubungannya dengan
promosi dalam mempengaruhi meningkatnya loyalitas pelanggan depot air minum isi ulang.
d. Bagi peneliti lain, sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut. 1.6
Batasan Penelitian
Adapun yang menjadi batasan penelitian dalam penelitian ini adalah bahwa penelitian ini dilakukan hanya untuk menilai pengaruh promosi penjualan dengan alat
promosi kupon yang dilakukan oleh Faqih Water pada tahun 2013.
Universitas Sumatera Utara
BAB II KERANGKA TEORI
Dalam penelitian ini diperlukan adanya kumpulan-kumpulan teori yang akan menjadi landasan teoritis dan menjadi pedoman dalam melaksanakan penelitian. Setelah
masalah penelelitian di rumuskan, maka langkah selanjutnya adalah mencari teori-teori, konsep-konsep dan genaralisasi-generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai
landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian Sugiyono, 2006 : 55 2.1
Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh pengusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang, dan
mendapatkan laba. Pemasaran merupakan faktor penting dalam suatu perusahaan untuk mempertahankan kegiatan usahanya secara berkesinambungan. Pemasaran adalah hal
yang begitu mendasar sehingga tidak dapat dipandang sebagi fungsi yang terpisah. Pemasaran merupakan keseluruhan bisnis yang dilihat dari hasil akhirnya, yaitu sudut
pandang pelanggan. Oleh karena itu, keberhasilan usaha tidak ditentukan oleh produsen melainkan oleh pelanggan.
Dalam pengertian umum, pemasaran dapat didefinisikan sebagai suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan needs dan inginkan wants dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain Philip Kotler, 2005 : 116.
Stanton dalam Swastha 2001 : 5 menyebutkan bahwa pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
Universitas Sumatera Utara
Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat. Salah satu definisi pemasaran terpendek adalah “memenuhi
kebutuhan secara menguntungkan.” Asosiasi Pemasaran Amerika menawarkan definisi formal berikut: Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk
menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemilik
sahamnya American Marketing Association, 2004. Dalam peranan strategisnya, pemasaran mencakup setiap usaha untuk mencapai
kesesuaian antara perusahaan dengan lingkungannya dalam rangka mencari pemecahan atas masalah penentuan dua penentuan pokok yaitu. Pertama, bisnis apa yang digeluti
perusahaan pada saat ini dan jenis bisnis apa yang dapat dimasuki dimasa yang akan datang. Kedua, bagaimana bisnis yang telah dipilih tersebut dapat dijalankan dengan
sukses dalam lingkungan yang kompetitif atas dasar perspektif produk, harga, promosi, dan distribusi bauran pemasaran untuk melayani pasar sasaran.
2.2 Promosi
Bauran pemasaran adalah perangkat peubah-peubah pemasaran terkontrol yang digabungkan perusahaan untuk menghasilkan tanggapan tanggapan yang diinginkan
dalam pasar sasaran Angiospora dalam Raharjo, 2001 : 121. Komponen-komponen pokok marketing mix terdiri dari empat peubah utama yang dikenal dengan nama “4P”,
yaitu produk product, harga price, tempat place, dan promosi promotion. Dalam hal ini yang menjadi fokus perusahaan adalah promosi.
2.2.1 Pengertian Promosi
Menurut Swastha dan Irawan 2001 : 345, promosi pada hakikatnya adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang bertujuan mendorong permintaan, yang dimaksud
Universitas Sumatera Utara
komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan
produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Kotler 2000 : 236, promosi merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menonjolkan keistimewaan-keistimewaan produknya
dan membujuk konsumen sasaran agar membelinya. Kemudian ia juga mengemukakan bahwa promosi meliputi semua alat-alat dalam kombinasi pemasaran yang peranan
utamanya adalah untuk mengadakan komunikasi yang sifatnya membujuk promosi merupakan suatu proses komunikasi dari penyampaian amanat atau berita tentang
produkbarang atau jasa dari penjual kepada para pembeli potensial.
2.2.2 Tujuan Promosi
Menurut Swastha dan Irawan 2001 : 353-355 bahwa tujuan utama dari promosi adalah modifikasi tingkah laku konsumen, menginformasikan, mempengaruhi, dan
membujuk serta mengingatkan konsumen sasaran tentang perusahaan dan produk atau jasa yang dijualnya.
Universitas Sumatera Utara
Secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Tujuan Promosi
Sumber : Swastha dan Irawan, 2001 : 98 a. Menginformasikan, yaitu kegiatan promosi ditujukan untuk memberitahukan
pasar yang dituju tentang penawaran dari perusahaan. b. Membujuk pelanggan sasaran, yaitu promosi yang bersifat membujuk
umumnya kurang disenangi masyarakat namun demikian promosi ini diarahkan untuk mendorong pembelian.
c. Mengingatkan, yaitu promosi yang bersifat mengingatkan dilakukan terutama untuk mempertahankan merek produk dalam masa kedewasaan produk.
d. Modifikasi tingkah laku konsumen, yaitu promosi diarahkan untuk merubah
kebiasaan pembelian konsumen. 2.2.3 Bauran Promosi
Bauran promosi menggambarkan cara-cara kreatif yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian produk atau jasa. Perusahaan dapat melakukan kampanye
promosi yang berbeda-beda dengan menggunakan kombinasi bauran promosi promotional mix. Bauran promosi didefinisikan sebagai panduan yang cermat dari
Universitas Sumatera Utara
periklanan, penjualan pribadi, promosi penjualan dan humas untuk mendorong tercapainya tujuan promosi dari perusahaan atau organisasi Schoell dan Guiltinan dalam
Tjiptono 2002 : 3. Faktor-faktor yang menyusun bauran promosi adalah jenis dasar produk, strategi
promosi yang digunakan perusahaan, tahap kesiapan pembeli, tahap siklus hidup produk, dan peringkat pasar perusahaan Kotler, 2000 : 34. Bauran promosi merupakan alat
untuk mengimplementasikan konsep komunikasi pemasaran. Komunikasi pemasaran dapat dilihat sebagai suatu rentang dari informasi internal perusahaan sampai dengan
sisi pengambilan keputusan konsumen, yang meliputi pesan dan citra tentang produk yang dipresentasikan oleh perusahaan kepada konsumen potensial maupun stakeholders
lainnya. Menurut Swastha dan Irawan 2001 : 349 bahwa Promotion mix adalah
kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling dan alat promosi yang lain, yang kesemuanya direncanakan untuk mencapai tujuan
program penjualan. Dalam bauran promosi terdapat lima komponen, secara rinci dijabarkan sebagai berikut:
a. Periklanan Advertising
Yaitu suatu bentuk dari komunikasi impersonal yang digunakan oleh perusahaan untuk membangun kesadaran terhadap keberadaan jasa yang
ditawarkan, menambah pengetahuan konsumen akan jasa yang ditawarkan, menambah pengetahuan konsumen akan jasa yang ditawarkan serta membedakan
diri perusahaan dengan para kompetitornya. Terdapat beberapa tujuan periklanan, diantaranya:
1 Iklan yang memberikan informasi 2 Iklan membujuk
Universitas Sumatera Utara
3 Iklan pengingat 4 Iklan pemantapan
Keuntungan dari periklanan adalah media yang bervariasi surat kabar, majalah, tv, radio, dan sebagainya, adanya kemampuan mengendalikan tiap
pemunculan iklan control of exposure, daya tarik dari pesan periklanan dapat disesuaikan bila tujuan komunikasi berubah. Kerugian periklanan adalah tidak
terjadinya interaksi secara langsung dengan pembeli dan mungkin saja tidak berhasil menarik perhatian pemirsa.
b. Penjualan Personal Personal Selling
Merupakan suatu bentuk interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih untuk melakukan persentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima
pesan dari pembeli maupun calon pembeli. Penjualan personal mempunyai peranan yang penting dalam pemasaran jasa, karena memiliki kekuatan unik yaitu
wiraniaga dapat mengumpulkan pengetahuan tantang konsumen dan mendapatkan umpan balik dari konsumen. Namun penjualan personal membutuhkan biaya yang
lebih besar dari pada periklanan, kemungkinan dua kali lipat besarnya walaupun kegunaannya hamper sama dengan periklanan yang meliputi pembentukan
kesadaran terhadap produk, penyampaian informasi, dan melakukan persuasi agar orang melakukan pembelian.
c. Promosi Penjualan Sales Promotion
Promosi penjualan adalah kegiatan promosi selain periklanan, penjualan perorangan maupun publisitas, yang bersifat jangka pendek dan tidak dilakukan
secara berulang serta tidak rutin, yang ditujukan untuk mendorong penjualan, serta lebih mempercepat respon pasar yang ditargetkan.
d. Publisitas dan Hubungan Masyarakat Publicity and Public Relation
Universitas Sumatera Utara
Yaitu publisitas dan hubungan masyarakat merupakan stimulasi nonpersonal terhadap permintaan barang, jasa, ide, dan sebagainya dengan berita
komersial yang berarti dalam media masa dan tidak dibayar untuk mempromosikan dan melindungi citra perusahaan atau produk individualnya.
Keuntungan publisitas dan hubungan masyarakat terletak pada efisiensi biaya karena perusahaan tidak membayar media masa sebagai sarana promosi tersebut.
Namun publisitas yang bersifat negatif dapat menimbulkan dampak buruk bagi perusahaan.
e. Informasi dari mulut ke mulut word of mouth
Dalam hal promosi jasa, peranan orang sangat penting. Pelanggan dekat dengan penyampaian pesan. Dengan kata lain pelanggan tersebut akan berbicara
kepada pelanggan lain yang berpotensial tentang pengalamannya dalam menerima
jasa tersebut. 2.3 Promosi Penjualan
Menurut Kotler dan Armstrong 2008 : 204, promosi penjualan adalah insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan sebuah produk atau jasa,
sementara menurut Swastha dan Irawan 2001 : 353 promosi penjualan merupakan
kegiatan promosi selain periklanan, personal selling, maupun publisitas.
Grewal dan Levy 2008 : 55 memberikan pengertian Sales Promotion Promosi Penjualan sebagai insentif spesial atau program-program menarik yang mendorong
konsumen untuk melakukan pembelian produk dan jasa tertentu. Sementara Duncan 2002 : 569 juga menambahkan definisi mengenai promosi penjualan, bahwa promosi
penjualan adalah fungsi dari komunikasi pemasaran untuk mendorong sebuah action dengan menambahkan nilai pada sebuah benda berwujud di dalam penawaran. Lebih
Universitas Sumatera Utara
spesifiknya, promosi penjualan adalah penawaran dengan memberikan nilai tambah yang dirancang untuk mendorong dan mempercepat respon pelanggan.
2.3.1 Alat Promosi Penjualan
Pendapat Kotler dan Armstrong 2008 : 206-207 bahwa alat promosi konsumen utama meliputi sampel produk, kupon, pengembalian tunai, harga khusus, premi, barang
khusus iklan, penghargaan dukungan, pajangan dan demonstrasi di titik pembelian, dan kontes, undian serta permainan, secara rinci dijabarkan sebagai berikut:
a. Sampel Sample
Sampel sejumlah kecil produk yang ditawarkan pada konsumen untuk dicoba untuk mencoba produk. Pemberian sampel adalah cara efektif tetapi paling
mahal untuk memperkenalkan produk baru atau menciptakan kegairahan baru bagi produk yang sudah ada.
b. Kupon Coupon
Kupon adalah sertifikasi yang memberikan penghematan dan nilai lebih kepada pembeli ketika mereka membeli produk tertentu. Sebagian besar
konsumen menyukai kupon. Kupon dapat mempromosikan percobaan merek baru atau mendorong penjualan merek yang telah ada.
c. Pengembalian Tunai Cash Refund
Pengembalian tunai mirip dengan kupon kecuali bahwa pengurangan harga terjadi setelah pembelian dan bukan saat membeli di gerai eceran.
Konsumen mengirimkan bukti pembelian kepada produsen, yang kemudian mengembalikan secara tunai sebagian harga pembelian lewat pos.
d. Harga khusus Paket Harga Price Pack
Adalah dengan cara menawarkan penghematan dari harga resmi produk kepada konsumen. Produsen menandai pengurangan harga secara langsung pada
Universitas Sumatera Utara
label atau kemasan. Harga khusus biasa berupa kemasan tunggal yang dijual pada harga murah atau dua produk terkait yang dikemas menjadi satu. Harga khusus
sangat efektif bahkan lebih baik daripada kupon dalam mendorong penjualan jangka pendek.
e. Hadiah Premium
Hadiahpremi adalah barang yang ditawarkan secara gratis atau pada harga murah sebagai insentif untuk membeli produk.
f. Barang Khusus Iklan Advertising Specialties
Barang khusus iklan atau disebut juga produk promosi adalah pernak- pernik bermanfaat yang dicetak dengan nama, lambang, atau pesan pengiklan
yang diberikan sebagai hadiah kepada konsumen. g.
Penghargaan Dukungan Patronage Reward Penghargaan dukungan adalah penghargaan tunai atau penghargaan lain
yang diberikan kepada pengguna rutin produk atau jasa perusahaan tertentu. h.
Promosi Titik Pembelian Point of Purchase Promosi titik pembelian ini meliputi pajangan dan demonstrasi di titik
penjualan. i.
Kontes, undian, dan permainan Hal-hal tersebut memberikan peluang kepada konsumen untuk
memenangkan sesuatu, seperti uang tunai, perjalanan, atau barang, lewat
keberuntungan atau suatu usaha.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Alternatif-alternatif Promosi Penjualan No.
Jenis Promosi
Penjualan Tujuan
Keunggulan Kelemahan
1. Kupon
Merangsang permintaan Mendorong
dukungan pengecer Konsumen
menunda pembelian
2. Deals
Meningkatkan hasrat konsumen untuk
mencoba produk; membalas tindakan
pesaing Mengurangi resiko
konsumen Konsumen
menunda pembelian;
mengurangi product value
3. Premium Diskon
Membentuk goodwill Konsumen menyukai
barang yang gratis atau memperoleh
potongan harga Konsumen
membeli karena diskonhadiahnya,
bukan karena produknya.
4. Kontes
Meningkatkan pembelian konsumen;
membentuk business inventory
Mendorong keterlibatan
konsumen pada produk
Memerlukan pemikiran yang
kreatif dan analistis
5. Undian sweeptakes Mendorong konsumen
untuk membeli lebih banyak; meminimumkan
perilaku berganti merek Konsumen lebih
sering menggunakan produk dan
menyimpannya Penjualan
menurun setelah masa undian
berakhir
6. Sampel
Mendorong konsumen mencoba produk baru
Resiko kecil bagi konsumen yang
mencoba produk Biaya tinggi bagi
perusahaan 7.
Trading stamps Mendorong pembelian
ulang Membantu
menciptakan loyalitas
Biaya tinggi bagi perusahaan
8. Point-of-purchase
displays Mendorong konsumen
untuk mencoba produk; member in-store support
untuk alat promosi yang lain.
Memberikan penampilan produk
yang baik Sulit meminta
pengecer untuk menempatkan
produk pada tempat yang ramai
dilalui pelanggan
9. Potongan rabat
Mendorong pelanggan untuk membeli;
menghentikan penurunan penjualan.
Efektif untuk merangsang
permintaan Mudah ditiru;
mengurangi perceived product
value
Sumber : Tjiptono, 2008
Universitas Sumatera Utara
2.3.2 Tujuan Promosi Penjualan
Kotler dan Armstrong 2008 : 205 bahwa tujuan promosi penjualan sangat beragam. Penjual bisa menggunakan promosi pelanggan untuk mendorong pembelian
pelanggan jangka pendek atau meningkatkan hubungan pelanggan jangka panjang. Promosi penjualan biasanya digunakan bersama iklan, penjualan personal, atau sarana
bauran promosi lainnya. Promosi konsumen biasanya harus diiklankan dan dapat menambah gairah serta memberikan kekuatan tarikan pada iklan. Secara umum, dari pada
hanya menciptakan penjualan jangka pendek atau penukaran merek sementara, promosi penjualan harus memperkuat posisi produk atau jasa dan membangun hubungan
pelanggan jangka panjang. Jika dirancang dengan benar, semua sarana promosi penjualan mempunyai potensi untuk membangun gairah jangka pendek maupun hubungan
konsumen jangka panjang.
Menurut Tjiptono 2008 : 549, program promosi penjualan dapat dirancang dengan baik apabila tujuannya telah ditetapkan secara jelas. Tujuan promosi penjualan
harus konsisten dengan strategi pemasaran. Tujuan promosi penjualan dapat dirumuskan berdasarkan siapa targetnya : pembeli akhir, perantara dan wiraniaga.
Berikut penjelasan mengenai tujuan dari promosi penjualan yang ditujukan pada pembeli akhir :
Tabel 2.2 Tujuan Promosi yang Diarahkan pada Pembeli Akhir
No. Tujuan Promosi Penjualan
Alternatif Program
1. Pertanyaan atau pencarian informasi
inquiries Hadiah gratis
Mail-in coupons untuk mendapat informasi tambahan.
Penawaran katalog
Universitas Sumatera Utara
Pameran
2. Percobaan produk Product trial
Produk baru Produk terkait related products
Brand switchers Kupon
Potongan harga Produk sampel gratis
Kontes Premium
Demonstrasi
3. Pembelian ulang
On-pack coupons Mail-in coupons untuk rabat
Continuity premiums
4. Traffic building
Penjualan spesial Acara hiburan
Kupon pengecer Premium
5. Peningkatan volume pembelian
Pembelian untuk sediaan Tingkat pemakaian yang
bertambah Multipacks
Harga paket khusus Informasi mengenai situasi
pemakaian baru Sumber : Tjiptono, 2008 : 549
a. Menstimulasi pencarian, meliputi pengembalian formulir permohonan informasi
tentang produk atau dorongan untuk mengunjungi pameran dalam pertemuan asosiasi dagang. Penjual dapat mendorong pencarian informasi dengan cara
menawarkan sejumlah program, seperti katalog gratis, premium atau hadiah. Program seperti ini harus dikoordinasikan dengan program periklanan agar
berdampak optimal. b.
Mendorong percobaan produk, baik produk baru maupun produk terkait, serta mendorong konsumen untuk beralih merek brand switchers. Produk sampel gratis
dan kupon banyak digunakan untuk mendorong percobaan produk beresiko rendah, karena dapat memberikan pengalaman pemakaian produk, yang jika positif dapat
Universitas Sumatera Utara
membentuk sikap yang lebih positif dan lebih cepat dibandingkan iklan. Sedangkan untuk produk yang lebih kompleks dan lebih mahal, demonstrasi di dalam toko
cenderung lebih efektif. Selain itu, bagi produsen yang memasarkan beraneka ragam produk seperti produk komplementer atau perluasan lini, teknik seperti
cross-couponing dapat mendorong percobaan produk lain yang dihasilkan oleh perusahaan yang sama.
c. Mendorong pembelian ulang yang pada gilirannya mengarah kepada terciptanya
loyalitas merek dan mengikat pembeli pada produsen tertentu. Program-program yang dapat ditawarkan meliputi kupon dalam satu kemasan yang dapat ditukarkan
atau ditebus pada pembelian berikutnya, trading, stamps, games, kontes penjualan dan hadiah.
d. Membangun arus pengunjung, yaitu merangsang pengunjung agar mengunjungi
toko. Acara hiburan khusus dan atraksi spesial seperti jumpa fans, fashion show, dan hiburan musik di pusat perbelanjaan dapat menarik minat para pelanggan untuk
berkunjung, yang selanjutnya kemungkinan besar melakukan pembelian. e.
Memperbesar tingkat pembelian, melalui consumer loading dan tingkat konsumsi yang meningkat. Consumer loading adalah situasi dimana konsumen menyimpan
produk dalam jumlah diatas normal. Dengan demikian, tujuan ini sekaligus dimaksudkan pula untuk mengantisipasi tindakan promosional pesaing.
Menurut Tjiptono 2008 : 78, promosi penjualan yang dilakukan oleh penjual dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. Pengelompokan tersebut
adalah sebagai berikut : a.
Customer promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan merangsangmendorong pelanggan untuk membeli.
Universitas Sumatera Utara
b. Trade promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk mendorong
pedagang grosir, pengecer, eksportir dan importir untuk memperdagangkan barangjasa dari sponsor.
c. Sales-force promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk memotivasi
armada penjual. d.
Business promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk memperoleh pelanggan baru, mempertahankan kontak hubungan dengan pelanggan,
memperkenalkan produk baru, menjual lebih banyak kepada pelanggan lama dan ‘mendidik’ pelanggan.
2.4 Loyalitas Pelanggan
Dalam Hurriyati 2005 : 87, Jones dan Sanser yang mempelajari persiapan penerapan berbagai kesempatan perdagangan di era globalisasi berkeyakinan bahwa di
era perdagangan bebas yang tidak terproteksi sama sekali tersebut, tumpuan perusahaan untuk tetap mampu bertahan hidup adalah pelanggan-pelanggan yang loyal.
2.4.1 Pengertian Loyalitas Pelanggan
Secara harfiah loyal berarti setia, atau loyalitas dapat diartikan sebagai suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbil tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiri
pada masa lalu
.
Loyalitas pelanggan tidak terbentuk dalam waktu yang singkat, tetapi melalui proses belajar atau proses pencarian informasi dan berdasarkan pengalaman
seseorang dari pembelian yang konsisten sepanjang waktu. Orang yang setia terhadap merek brand loyalist memiliki ikatan perasaan afektif yang kuat kepada merek favorit
yang biasa mereka beli. Customer loyalty atau loyalitas pelanggan menurut Amin Widjaja Tunggal 2008 :
6 adalah kelekatan pelanggan pada suatu merek, toko, pabrikan, pemberi jasa, atau
Universitas Sumatera Utara
entitas lain berdasarkan sikap yang menguntungkan dan tanggapan yang baik, seperti pembelian ulang. Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada unsur
perilaku dan sikap dalam loyalitas pelanggan.
Menurut Swastha 1999 : 126 istilah loyalitas pelanggan sebetulnya berasal dari loyalitas merek yang mencerminkan loyalitas pelanggan pada merek tertentu. Loyalitas
pelanggan dan loyalitas merek menunjukkan hal yang sama, oleh karena itu penggunaannya tidak dibedakan dan dapat diutarakan secara silih berganti. Jadi loyalitas
merek adalah respon keperilakuan yaitu pembelian yang bersifat bias nonrandom yang terungkap secara terus menerus oleh unit pengambil keputusan dengan
memperhatikan satu atau beberapa merek alternatif dari sejumlah merek sejenis dan merupakan fungsi proses psikologis atau pengambil keputusan, evaluative.
Griffin 2002 : 4 dalam Hurriyati 2005 : 132 menyatakan bahwa : “loyalty is defined as random purchase expressed over time by some decision
making unit”. Dari definisi diatas, terlihat bahwa loyalitas lebih ditunjukkan kepada suatu
prilaku, yang ditunjukkan dengan pembelian rutin yang didasarkan pada unit pengambila keputusan.
Sedangkan menurut Mardalis 2005 : 54 dalam pendekatan perilaku, perlu dibedakan antara loyalitas dan perilaku beli ulang. Perilaku beli ulang dapat diartikan
sebagai perilaku pelanggan yang hanya membeli suatu produk secara berulang-ulang, tanpa menyertakan aspek perasaan dan pemilikan di dalamnya. Sebaliknya loyalitas
mengandung aspek kesukaan pelanggan pada suatu produk. Ini berarti bahwa aspek sikap
tercakup di dalamnya.
Universitas Sumatera Utara
2.4.2 Manfaat Loyalitas Pelanggan
Sebuah perusahaan yang memiliki pelanggan yang loyal akan memperoleh manfaat atau keuntungan dari keberhasilan tersebut. Menurut Griffin 2002 : 13 dalam
Hurriyati 2005 : 129 terdapat beberapa manfaat yang akan diperoleh sebuah perusahaan bila memiliki pelanggan yang loyal, yaitu :
a. Dapat mengurangi biaya pemasaran b. Dapat mengurangi biaya transaksi
c. Dapat mengurangi biaya turn-over konsumen d. Dapat meningkatkan penjualan silang
e. Mendorong word of mouth yang lebih positif, dengan asumsi bahwa pelanggan yang loyal juga berarti mereka merasa puas.
f. Dapat mengurangi biaya kegagalan
2.4.3 Tahapan Loyalitas Pelanggan
Loyalitas mengikuti empat tahap, yaitu kognitif, afektif, konatif dan tindakan. Secara rinci dijelaskan sebagai berikut:
a. Loyalitas Kognitif
Pelanggan yang mempunyai loyalitas tahap pertama ini menggunakan informasi keunggulan suatu produk atas produk lainnya. Loyalitas kognitif lebih
didasarkan pada karakteristik fungsional, terutama biaya, manfaat dan kualitas. Jika ketiga faktor tersebut tidak baik, pelanggan akan mudah pindah ke produk
lain. Pelanggan yang hanya mengaktifkan tahap kognitifnya dapat dihipotesiskan sebagai pelanggan yang paling rentan terhadap perpindahan karena adanya
rangsangan pemasaran. b.
Loyalitas Afektif
Universitas Sumatera Utara
Sikap merupakan fungsi dari kognisi pada periode awal pembelian masa sebelum konsumsi dan merupakan fungsi dari sikap sebelumnya ditambah
dengan kepuasan di periode berikutnya masa setelah konsumsi. Munculnya loyalitas afektif ini didorong oleh factor kepuasan yang menimbulkan kesukaan
dan menjadikan objek sebagai preferensi. Kepuasan pelanggan berkorelasi tinggi dengan niat pembelian ulang di waktu mendatang. Pada loyalitas afektif,
kerentanan pelanggan lebih banyak terfokus pada tiga faktor, yaitu ketidakpuasan dengan merek yang ada, persuasi dari pemasar maupun pelanggan merek lain, dan
upaya mencoba produk lain. c.
Loyalitas Konatif Konasi menunjukkan suatu niat atau komitmen untuk melakukan sesuatu.
Niat merupakan fungsi dari niat sebelumnya pada masa sebelum konsumsi dan sikap pada masa setelah konsumsi. Maka loyalitas konatif merupakan suatu
loyalitas yang mencakup komitmen mendalam untuk melakukan pembelian. Hasil penelitian Crosby dan Taylor dalam Swastha 1999 : 332, menggunakan model
runtutan sikap: keyakinan – sikap – niat memperlihatkan komitmen untuk melakukan niat menyebabkan preferensi pemilih tetap stabil selama 3 tahun.
Jenis komitmen ini sudah melampaui afek. Afek hanya menunjukkan kecenderungan motivasional, sedangkan komitmen untuk melakukan
menunjukkan suatu keinginan untuk melaksanakan tindakan. Keinginan untuk membeli ulang atau menjadi loyal itu hanya merupakan tindakan yang
terantisipasi tetapi belum terlaksana. d.
Loyalitas Tindakan Aspek konatif atau niat untuk melakukan berkembang menjadi perilaku
dan tindakan. Niat yang diikuti oleh motivasi, merupakan kondisi yang mengarah
Universitas Sumatera Utara
pada kesiapan bertindak dan keinginan untuk mengatasi hambatan dalam melakukan tindakan tersebut. Jadi loyalitas itu dapat menjadi kenyataan melalui
beberapa tahapan, yaitu pertama sebagai loyalitas kognitif, kemudian loyalitas afektif, dan loyalitas konatif, dan akhirnya sebagai loyalitas tindakan. Pelanggan
yang terintegrasi penuh pada tahap loyalitas tindakan dapat dihipotesiskan sebagai pelanggan yang rendah tingkat kerentanannya untuk berpindah ke produk lain.
Dengan kata lain, loyalitas tindakan ini hanya sedikit bahkan sama sekali tidak memberi peluang pada pelanggan untuk berpindah ke produk lain. Pada loyalitas
konasi dan tindakan, kerentanan pelanggan lebih terfokus pada faktor persuasi dan keinginan untuk mencoba produk lain.
2.4.4 Karakteristik Loyalitas Pelanggan
Griffin 2005 : 31, mengutarakan ciri-ciri Pelanggan yang Loyal terhadap produk atau jasa adalah:
a. Makes regular repeat purchase melakukan pembelian ulang secara teratur.
b. Purchases across product and service lines melakukan pembelian lini produk
yang lain. c.
Refers others memberikan referensi pada orang lain. d.
Demonstrates in immunity to the pull of the competition menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaingtidak mudah terpengaruh oleh bujukan pesaing.
2.4.5 Jenis-jenis Loyalitas Pelanggan
Menurut Griffin 2005 : 22 ada empat jenis Loyalitas Pelanggan, yaitu a.
Tanpa Loyalitas Untuk berbagai alasan ada beberapa pelanggan yang tidak
mengembangkan loyalitas terhadap produkjasa tertentu. Karena keterkaitannya
Universitas Sumatera Utara
yang rendah dan tingkat pembelian ulang yang rendah menunjukkan tidak adanya loyalitas.
b. Intertia Loyalty Loyalitas yang Lemah
Pelanggan yang menunjukkan keterkaitan yang rendah dengan pembelian berulang yang tinggi akan menghasilkan loyalitas yang lemah. Pelanggan jenis ini
membeli karena adanya faktor kebiasaan atau karena sudah terbiasa dengan produkjasa suatu perusahaan. Pada jenis ini, perusahaan dapat mengubah
loyalitas lemah ke dalam bentuk loyalitas yang lebih tinggi dengan secara aktif mendekati pelanggan dan meingkatkan diferensiasi positif di benak pelanggan
mengenai produkjasa perusahaan dibandingkan dengan produkjasa pesaing. c.
Latent Loyalty Loyalitas Tersembunyi Pada jenis loyalitas ini tingkat referensi yang relatif tinggi digabungkan
dengan tingkat pembelian berulang yang rendah dapat menunjukkan loyalitas tersembunyi. Bila pelanggan memiliki loyalitas tersembunyi maka yang
mempengaruhi pembelian berulang adalah faktor situasi yang berkontribusi pada loyalitas tersembunyi.
d. Premium Loyalty Loyalitas Premium
Jenis loyalitas ini merupakan jenis loyalitas yang paling dapat ditingkatkan, karena keterkaitan yang tinggi dan tingkat pembelian berulang yang
tinggi juga. Jenis ini merupakan jenis yang paling disukai untuk semua palnggan di tiap perusahaan. Pada tingkat yang paling tinggi tersebut, orang bangga karena
dapat menemukan dan menggunakan produk tertentu dan saling membagi pengetahuan tentang produkjasa tersebut dengan rekan dan keluarganya.
Seorang pelanggan yang loyal memiliki prasangka spesifik mengenai apa yang akan dibeli dan dari siapa. Pembeliannya bukan merupakan peristiwa acak. Selain itu,
Universitas Sumatera Utara
loyalitas menunjukkan kondisi dari durasi waktu dan mensyaratkan bahwa tidak kurang dari dua kali Griffin, 2003 : 5.
Dari berbagai uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa loyalitas pelanggan merupakan sebuah sikap yang menjadi dorongan perilaku untuk melakukan pembelian
produkjasa dari suatu perusahaan yang menyertakan aspek perasaan didalamnya, khususnya yang membeli secara teratur dan berulang-ulang dengan konsistensi yang
tinggi, namun tidak hanya membeli ulang suatu barang dan jasa, tetapi juga mempunyai komitmen dan sikap yang positif terhadap perusahaan yang menawarkan produk jasa
tersebut.
2.5 Hubungan Promosi Penjualan dan Loyalitas Pelanggan
Menurut Kotler dan Armstrong 2001 : 260 secara umum, promosi penjualan seharusnya membangun relationship dengan pelanggan bukan hanya untuk melakukan
penjualan jangka pendek atau sebagai brand switching sementara, mereka harus membantu memperkuat posisi produk dan membangun hubungan jangka panjang dengan
para pelanggan.
Menurut Peter dan Olson 1999 : 203 bagi konsumen yang terlanjur membeli suatu merek, promosi konsumen dapat menjadi insentif tambahan bagi mereka untuk
tetap loyal, hal ini dikarenakan sebagian konsumen cenderung membeli suatu produk atau jasa didasarkan pada kupon dan tawaran-tawaran lainnya, maka pemberian penawaran
yang menarik secara rutin akan membuat mereka relatif loyal pada suatu merek yang dipromosikan. Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa promosi penjualan dapat
menjadi strategi yang tepat untuk mempengaruhi pelanggan agar loyal kepada perusahaan. Kemudian Tjiptono 2008 : 449 menjelaskan tujuan-tujuan dari promosi
Universitas Sumatera Utara
penjualan. Salah satu tujuannya adalah agar pelanggan melakukan pembelian yang berulang. Mendorong pembelian ulang yang pada gilirannya mengarah kepada
terciptanya loyalitas merek dan mengikat pembeli pada produsen tertentu.
Dari uraian dan teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa promosi penjualan memiliki tujuan selain untuk melakukan penjualan secara cepat, tapi juga memiliki tujuan
lain yaitu agar para pelanggan melakukan pembelian kembali repurchase dan pembelian berulang repeat purchase yang dimana kedua hal tersebut adalah indikator
penting di dalam teori loyalitas.
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian