Citra Satelit Landsat TINJAUAN PUSTAKA

maupun budidaya tanaman, seperti lahan pertanian, pertamanan, perkebunan dan sebagainya. Terdapat tujuh bentuk RTH berdasarkan tujuan penggunaanya, yaitu : 1. Ruang terbuka hijau yang berlokasi dikarenakan adanya tujuan konservasi. 2. Ruang terbuka hijau bertujuan untuk keindahan kota. 3. Ruang terbuka hijau karena adanya tuntutan fungsi kegiatan tertentu, misalnya RTH rekreasi dan RTH pusat kegiatan olahraga. 4. Ruang terbuka hijau bertujuan untuk pengaturan lalu lintas kota. 5. Ruang terbuka hijau sebagai sarana olahraga dari suatu perumahan. 6. Ruang terbuka hijau untuk kepentingan flora dan fauna seperti kebun binatang. 7. Ruang terbuka hijau untuk halaman rumah. Jadi ruang terbuka hijau RTH merupakan ruang yang tidak terbangun, dengan perbandingan unsur tanaman yang lebih luas, dan memiliki fungsi utama untuk perlindungan kawasan sekitarnya. Bagian lain dari RTH, akan memberikan hasil terhadap kebutuhan kenyamanan, kesejahteraan, peningkatan kualitas lingkungan, dan pelestarian alam Zulkarnain 2006 dalam Ligar 2008. Gambar 3 Jalur Hijau Selain itu, Ruang terbuka hijau memiliki peran antara lain :  Sebagai penyaring udara kotor  Sebagai alat pengukur iklim  Sebagai tempat hidup satwa  Sebagai penunjang keindahan  Sebagai sarana edukasi dan sosial  Untuk mempertinggi kualitas ruang kehidupan lingkungan.

2.2.2. Ruang Terbuka Air

Ruang terbuka air atau air permukaan merupakan daerah tangkapan air yang meliputi : sungai, danau, rawa atau areal- areal yang dikhususkan sebagai daerah tangkapan air. Air permukaan secara alami dapat tergantikan dengan presipitasi dan secara alami menghilang akibat aliran menuju lautan, penguapan, dan penyerapan menuju ke bawah permukaan. Meski satu- satunya sumber alami bagi perairan permukaan hanya presipitasi dalam area tangkapan air, total kuantitas air dalam sistem dalam suatu waktu bergantung pada banyak faktor. Faktor-faktor tersebut termasuk kapasitas danau, rawa, dan reservoir buatan, permeabilitas tanah di bawah reservoir, karakteristik aliran pada area tangkapan air, ketepatan waktu presipitasi dan rata-rata evaporasi setempat. Semua faktor tersebut juga mempengaruhi besarnya air yang menghilang dari aliran permukaan. Aktivitas manusia memiliki dampak yang besar dan terkadang menghancurkan faktor-faktor tersebut. Gambar 4 Banjir Kanal Timur

2.3. Citra Satelit Landsat

Penginderaan jauh inderaja secara umum didefinisikan sebagai cara untuk memperoleh informasi dari obyek tanpa mengadakan kontak fisik dengan obyek tersebut, sedangkan secara khusus adalah usaha untuk mendeteksi gelombang elektromagnetik baik yang dipancarkan atau dipantulkan oleh obyek. Menurut fungsinya satelit inderaja dibedakan menjadi satelit sumber dan satelit lingkungan-cuaca. Satelit yang termasuk sumber alam diantaranya adalah SPOT dan LANDSAT, sedangkan satelit lingkungan dan cuaca adalah METEOR dan COSMOS USSER, TIROS- N dan NOAA-N USA Handayani 2007 Satelit landsat merupakan satelit yang digunakan untuk memantau sumberdaya yang ada di bumi. Satelit ini merupakan hasil kerjasama antara National Aeronautics and Space Administration NASA dengan Departemen of Interior United State pada pertengahan tahun 1960-an. Landsat sebelumnya bernama Earth Resources Technology Satelite ERTS-1 yang diluncurkan ada tanggal 23 Juli 1972 dengan tujuan memberikan gambaran menyeluruh tentang permukaan bumi. Satelit landsat pertama kali ditemukan pada bulan juli 1972. Satelit landsat -1, satelit landsat -2 dan landsat -3 termasuk kedalam satelit bumi generasi pertama. Satelit bumi generasi kedua, yaitu landsat -4 dan landsat -5, yang merupakan satelit semioperasional atau satelit untuk pengembangan dan penelitian. Pada bulan Oktober 1993 dan April 1999 diluncurkan satelit bumi generasi ketiga, yaitu landsat -6 dan landsat -7. Landsat -7 dilengkapi dengan sensor Enhanced Thematic Mapper plus ETM + yang dapat mencitrakan keseluruhan bumi dalam petak 180 kilometer setiap 16 hari dengan tingkat ketelitian 30 meter USGS 2003 dalam Ligar 2008. Satelit landsat -7 diluncurkan dari Vanderburg Air Force Base pada tanggal 15 April 1999 dengan wahana Delta II. Satelit mengorbit pada ketinggian 705 km dan memetakan bumi dengan siklus 16 hari sekali. Komunikasi melalui S-band digunakan untuk mengendalikan satelit dan X-band digunakan untuk data downlink. Meskipun orbit satelit Landsat 7 melewati tempat yang sama setiap 16 hari pada waktu yang sama, perubahan variasi matahari dapat menyebabkan perubahan variasi iluminasi sehingga mempengaruhi citra yang diperoleh. Perubahan ini terutama disebabkan oleh perubahan musiman posisi utara-selatan matahari relatif terhadap bumi Handayani 2007.

III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian berlangsung dari bulan April 2010 sampai dengan bulan September 2010 di Laboratorium Meteorologi dan Kualitas Udara, Departemen Geofisika dan Meteorologi FMIPA-IPB. 3.2. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam analisis dan pengolahan data diantaranya : 1. Perangkat lunak Er Mapper untuk pengolahan data citra satelit Landsat 2. Perangkat lunak Arc View GIS 3.3 with full extention 3. Perangkat lunak Ms. Word 2010 4. Perangkat lunak Ms. Excel 2010 5. Seperangkat computer dan printer 6. Bahan-bahan yang digunakan antara lain : 1. Data citra Landsat ETM + Jakarta, pathrow 122064 sumber : BTIC- BIOTROP dan LAPAN 2. Data penggunaan dan penutupan lahan wilayah Jakarta 3. Peta dasar wilayah Jakarta 3.3. Metode Penelitian 3.3.1. Pengolahan awal data cita satelit Langkah pertama yang digunakan adalah menentukan daerah studi penelitian, pemrosesan awal citra satelit dilakukan sebelum melakukan analisis, yaitu untuk mendapatkan informasi yang diinginkan dari data citra. Beberapa tahapan yang dilakukan pada pemrosesan citra satelit yaitu :  Koreksi geometrik Koreksi ini bertujuan untuk memperbaiki titik kordinat yang sebenarnya, data yang digunakan adalah citra landsat ETM + tahun 2000 dengan citra yang sudah terkoreksi yaitu citra ETM + tahun 2006.  Pengambilan wilayah kajian Pengambilan wilayah kajian bertujuan untuk efisiensi besarnya citra satelit yang akan diolah. Dengan metode sub-sampling image data citra Landsat ETM + pathrow 122064 dicrop dengan data vektor wilayah kota Jakarta. Cropping dilakukan setelah koreksi geometrik sehingga mempersempit wilayah yang akan dikaji.  Pemulihan citra Image Restoration Pada saat pengambilan citra oleh satelit, citra yang diambil akan mengalami perubahan karena adanya distorsi radiometrik dan geometrik sehingga perlu dilakukan koreksi terhadap kesalahan- kesalahan dalam pemulihan citra.