5. Digesti
Digesti adalah maserasi kinetik dengan pengadukan kontinu pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan, yaitu pada temperatur 40-
50 °C.
6. Infus
Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur 96-98
°C selama 15-20 menit.
7. Dekok
Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama dan temperatur sampai titik didih air.
2.4 Kromatografi
Kromatografi adalah suatu metode pemisahan berdasarkan perbedaan perpindahan dari komponen-komponen senyawa diantara 2 fase yaitu fase diam
dapat berupa zat cair atau zat padat dan fase gerak dapat berupa gas atau zat cair Gritter, 1991. Jika fase tetap berupa zat padat maka cara tersebut dikenal
sebagai kromatografi serapan, jika zat cair dikenal sebagai kromatografi partisi Sastrohamidjojo, 1985.
Kromatografi dapat dibedakan atas berbagai macam tergantung pada pengelompokannya. Berdasarkan pada alat yang digunakan, kromatografi dapat
dibagi atas: kromatografi kertas KKt, kromatografi lapis tipis KLT, kromatografi cair kinerja tinggi KCKT dan kromatografi gas KG Gandjar,
2007.
Kromatografi kertas
Keuntungan utama KKt ialah kemudahan dan kesederhanaan pada pelaksanaan pemisahan, yaitu hanya pada lembaran kertas saring yang berlaku
sebagai medium pemisahan. Senyawa pada KKt biasanya dideteksi sebagai bercak berwarna atau bercak berfluoresensi UV setelah direaksikan dengan penampak
bercak Harborne, 1987. Keuntungan lain adalah jumlah flavonoida yang diperlukan untuk analisis sangat sedikit biasanya sekitar 0,1 mg Markham,
1988. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan pemisahan secara
KKt Sastrohamidjojo, 1985: 1. Metode pemisahan penaikan, penurunan atau mendatar.
2. Macam dari kertas. 3. Pemilihan dan pembuatan pelarut fase gerak.
4. Kesetimbangan dalam bejana yang dipilih. 5. Pembuatan cuplikan.
6. Waktu pengembangan. 7. Metode deteksi dan identifikasi
Fase diam pada KKt digunakan sehelai kertas dengan susunan serabut dan tebal yang sesuai. Pemisahan dapat dilakukan menggunakan pelarut tunggal atau
menggunakan 2 pelarut yang tidak dapat bercampur, fase gerak merambat perlahan-lahan melalui fase diam yang membungkus serabut kertas.
Fase gerak biasanya merupakan campuran yang terdiri atas 1 komponen organik yang utama air dan berbagai tambahan seperti asam-asam, basa dengan
tujuan untuk memperbesar kelarutan dari beberapa senyawa atau untuk mengurangi kelarutan Sastrohamidjojo, 1985.
Menurut Gritter 1991, kromatogram dapat dikembangkan dengan cara menaik atau cara menurun. Cara menaik yaitu kertas digantungkan pada bagian
penutup bejana kromatografi, dan pelarut berada di bawah bejana. Cara menurun lazimnya dipakai bejana yang lebih besar. Bejana dilengkapi dengan sejenis
wadah pelarut yang dipasang pada penopang, dan kertas kromatografi dicelupkan ke dalam pelarut di dalam wadah itu dan berarti batang kaca supaya tetap pada
tempatnya. Gerakan noda suatu senyawa dalam pengembang tertentu disebut bilangan
Rf senyawa itu dalam pengembang tersebut. Bilangan Rf didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh oleh senyawa dibagi dengan jarak yang ditempuh oleh garis
depan fase gerak diukur dari garis awal, karena itu bilangan Rf selalu lebih kecil dari 1,0. Pembanding bilangan Rf flavonoida yang belum dikenal dengan Rf yang
telah dikenal dan sejenis merupakan cara yang berguna untuk membandingkan flavonoida yang sedang diidentifikasi dengan flavonoida yang tidak ada di
laboratorium Markham, 1988. Menurut Sastrohamidjojo 1985, faktor-faktor yang mempengaruhi harga
Rf adalah struktur kimia dari senyawa yang dipisahkan, suhu, kesetimbangan, sifat dari penyerap, tebal dan kerataan lapisan penyerap, pelarut, kertas, sifat dari
campuran, derajat kejenuhan dari bejana pengembangan, tekhnik percobaan dan jumlah cuplikan yang digunakan.
2.5 Spektrofotometri UV