Pasokan Air Banjir DAS Padang

3.2. Pasokan Air Banjir DAS Padang

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, dari lima kelas potensi pasokan yang dikriteriakan, wilayah DAS Padang memiliki tiga kelas potensi Pasokan Air Banjir, yaitu 1 Agak Rendah; 2 Sedang; dan 3 Agak Tinggi. Dengan demikian, di wilayah DAS Padang tidak didapati wilayah yang memiliki kelas potensi pasokan air banjir rendah dan tinggi. Gambaran spasial tingkat pasokan air banjir wilayah DAS Padang dapat dilihat pada Gambar 23 Peta Potensi Pasokan Air Banjir Daerah Aliran Sungai Padang. Wilayah DAS Padang yang memiliki potensi pasokan air banjir agak rendah mencakup 42,04 wilayah DAS, yaitu seluas 46.526,28 hektar, sementara itu, lebih dari separuh wilayah DAS Padang memiliki potensi pasokan air banjir yang termasuk kedalam kategori sedang, mencakup 55,97 wilayah DAS, yaitu seluas 61.939,39 hektar. Wilayah DAS Padang yang memiliki potensi pasokan air banjir yang termasuk kedalam kategori agak tinggi mencakup 1,99 wilayah DAS, seluas 2.206,18 hektar. Lebih dari separuh wilayah DAS Padang termasuk kedalam kategori sedang dan agak tinggi dalam memasok air banjir, yaitu 57,96 wilayah DAS Padang seluas 64.145,47 hektar. Namun demikian, wilayah-wilayah pasokan air banjir yang perlu menjadi perhatian adalah wilayah pasokan air banjir dengan kategori sedang dan agak tinggi yang berada pada Sub DAS Padang yang mencakup 17,18 wilayah DAS Padang seluas 19.010,16 hektar. Universitas Sumatera Utara Gambar 23. Peta Potensi Pasokan Air Banjir Daerah Aliran Sungai Padang Universitas Sumatera Utara Sebuah studi yang dilakukan mengenai karakteristik DAS oleh Shaban et al. 2005 menyatakan bahwa efek dari bentuk DAS terhadap aliran air dapat dilihat dari sudut pandang rasio panjang dan lebar DAS. Semakin tinggi nilai rasio panjang lebar DAS merefleksikan durasi pelimpasan yang lebih lama, sehingga memberikan waktu lebih bagi infiltrasi. Lebih lanjut dideskripsikan bahwa bentuk DAS yang memanjang mengindikasikan periode waktu yang lebih lama bagi air untuk mencapai badan sungai. Walaupun secara angka rasio kebulatan RC Sub DAS Padang adalah 0,16 yang berarti bahwa Sub DAS Padang termasuk kedalam kategori bentuk lonjong memanjang, namun secara spasial dapat dilihat bahwa bentuk wilayah Sub DAS Padang di bagian hulu adalah membulat. Hal tersebut dibuktikan dengan menghitung angka rasio kebulatan pada wilayah Sub DAS Padang di bagian hulu, yang merupakan gabungan dari sembilan wilayah Sub-Sub DAS, yaitu Sub-Sub DAS Bah Berakai, Bah Gipolan, Bah Gula, Bah Kaliar, Bah Kulistik Dolok Silomba, Bah Kulistik Sihelmut, Bah Kulistik Tondang dan Bah Simalas, diperoleh angka rasio kebulatan 0,509. Angka rasio kebulatan tersebut lebih besar dibandingkan angka-angka rasio kebulatan wilayah Sub DAS manapun di wilayah DAS Padang dan menunjukkan bahwa bentuk Sub DAS Padang di wilayah hulu termasuk kedalam kategori sedang dan cenderung mendekati bentuk DAS yang membulat. Selain itu 56,44 wilayah Sub DAS Hulu tersebut, seluas 11.345,04 hektar berada pada kemiringan lereng yang curam hingga terjal. Universitas Sumatera Utara Sebagaimana diketahui, selain banjir terbentuk dan mengalir lebih cepat pada sebuah DAS yang bulat dibandingkan dengan DAS yang memanjang, juga pada DAS yang bulat, banjir mempunyai daya yang lebih kuat dan kecepatan yang lebih tinggi, sehingga menghasilkan daya erosi dan daya angkut yang lebih besar Zavoianu, 1985. Dengan demikian wilayah-wilayah yang memiliki potensi pasokan air yang sedang dan agak tinggi di wilayah Sub DAS Padang perlu dicermati lebih lanjut dalam hal pemanfaatan ruangnya, dalam hal ini adalah pengelolaan lahan dan kesesuaian penggunaan lahan eksisting, karena hal tersebut merupakan faktor yang dapat dikelola. Sebagaimana dikemukakan Parrot et al. 2009 dalam kajiannya yang menyatakan bahwa walaupun hasil pemodelan mengindikasikan bahwa mengubah praktek pengelolaan lahan tidak dapat memberikan manfaat yang signifikan dalam hal mengurangi aliran puncak banjir yang ekstrim, penting untuk dicatat bahwa pengelolaan lahan menawarkan potensi untuk memperbaiki waktu peringatan dini dan karenanya dapat mengurangi kerusakan akibat banjir. Perubahan pengelolaan lahan juga menawarkan potensi untuk mengurangi peningkatan risiko banjir di masa yang akan datang yang diakibatkan oleh perubahan iklim. Hasil pemodelan juga merekomendasikan agar kegiatan pengelolaan lahan secara cermat diarahkan ke DAS prioritas, di mana potensi untuk mendapatkan manfaat terbesar dapat diraih. Cakupan luas tingkat pasokan air banjir di wilayah DAS Padang sampai dengan tingkat Sub DAS dapat dilihat pada Tabel 28 berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 28. Tingkat Pasokan Air Banjir DAS Padang Keterangan: luas dalam hektar No. Potensi Pasokan Air Banjir Sub DAS Total Luas di DAS Bah Hilang Bah Kaliat Bah Sumbu Sei Kalembah Sei Padang Sei Padang Hilir Sei Sibarau 1 Agak Rendah 6.331,65 6.136,34 1.619,03 3.555,17 11.266,13 10.417,64 7.200,33 46.526,28 42.04 2 Sedang 2.840,30 6.222,17 9.173,88 614,87 18.725,19 6.923,07 17.439,92 61.939,39 55.97 3 Agak Tinggi 369,17 444,59 216,66 190,41 284,96 336,56 363,83 2.206,18 1.99 Luas Sub DAS 9.541,12 12.803,10 11.009,56 4.360,45 30.276,27 17.677,27 25.004,07 110.671,85 Universitas Sumatera Utara

3.3. Kerawanan Banjir DAS Padang