Persaingan dengan Misi Katolik sebagai Ukuran Posisi Tawar Misi C&MA
3.3.1. Persaingan dengan Misi Katolik sebagai Ukuran Posisi Tawar Misi C&MA
Posisi tawar misi C&MA dalam pekerjaan mereka di Wisselmeren secara khusus dan di seluruh wilayah Nieuw Guinea Belanda di bawah otoritas pemerintah kolonial sangat bertolak belakang dengan posisi misi Katolik. Pada masa-masa sebelumnya kerja misi Katolik sulit karena dihambat oleh sifat dinamis pemerintah Hindia Belanda. Pada saat misi C&MA bekerja di Wisselmeren keadaan ini sudah berubah. Misi Katolik di Nieuw Guinea Belanda Posisi tawar misi C&MA dalam pekerjaan mereka di Wisselmeren secara khusus dan di seluruh wilayah Nieuw Guinea Belanda di bawah otoritas pemerintah kolonial sangat bertolak belakang dengan posisi misi Katolik. Pada masa-masa sebelumnya kerja misi Katolik sulit karena dihambat oleh sifat dinamis pemerintah Hindia Belanda. Pada saat misi C&MA bekerja di Wisselmeren keadaan ini sudah berubah. Misi Katolik di Nieuw Guinea Belanda
Kuatnya posisi misi Katolik dalam hubungan mereka dengan pemerintah Belanda dapat dilihat dalam setidaknya dua kasus. Yang pertama adalah
pengalaman Pim Schoorl ketika bekerja sebagai kepala Onderafdeling Muyu 124 dan harus menghadapi tekanan dari Pastor W. Putman yang berasal dari misi
Katolik. 125 Intinya adalah bahwa misi Katolik berada dalam posisi yang cukup untuk bisa memberikan tekanan kepada para pegawai pemerintah Belanda. Hal ini
makin meruncing pada kasus kedua yang berhubungan langsung dengan zending C&MA.
Di Wisselmeren hubungan misi C&MA dengan pemerintah Belanda terjadi di tengah konteks yang agak lebih parah: persaingan dalam karya penginjilan antara misi Katolik dengan zending. Di Muyu tadi, hubungan antar agen misi tidak terlalu digarisbawahi karena di wilayah itu misi Katolik tidak memiliki saingan. Hingga hari ini wilayah Merauke dan sekitarnya masih didominasi oleh pemeluk agama Katolik, menunjukkan hasil kerja misi Katolik di daerah ini.
Wisselmeren merupakan ‘zona perang’ penginjilan yang diperebutkan antara misi Katolik dan C&MA. Pada awal tahun 1939, pernah ada kesepakatan
124 Onderafdeling Muyu berada di bawah Afdeling Zuid Nieuw Guinea, dan beribukota di Merauke. Dari nama Afdeling ini saja sudah dapat ditebak bahwa
onderafdeling ini berada dekat pantai selatan Nieuw Guinea Belanda, dan sisi barat Onderafdeling ini berbatasan langsung dengan wilayah negara yang dewasa ini dikenal dengan nama Papua New Guinea, pada saat itu namanya adalah Australian New Guinea.
125 Lihat Pim Schoorl, Kontrollir BB… dalam Schoorl, op.cit., hlm. 9 125 Lihat Pim Schoorl, Kontrollir BB… dalam Schoorl, op.cit., hlm. 9
Selatan dan C&MA di Utara Danau Paniai. 126 Perjanjian ini ketika itu dibuat untuk mencegah konflik antara misi Katolik dan C&MA. 127 Pada tahun 1950,
setelah sebuah pertemuan antara misi Katolik dan C&MA diputuskan bahwa kesepakatan yang ada sebelumnya dan batas ini dicabut. 128
Pertemuan ini ternyata justru merupakan awal dari persaingan antara misi Katolik dan C&MA, hingga akhir tahun 1952 (dalam C&MA Annual Report tahun itu), berita yang berhubungan dengan ‘gangguan’ Misi Katolik disebut setidaknya
7 kali dalam surat menyurat resmi dan laporan tahunan para pekerja zending C&MA. 129 Dalam surat menyurat itu tampak bahwa hubungan antara kedua agen
penginjilan ini pada hakikatnya antagonis, termasuk paling parah di antaranya adalah ketika pada bulan September 1951 Zakheus Pakage, seorang Mee pekerja C&MA ditangkap karena tuduhan dari seorang guru Katolik bahwa ia menyuruh
saudaranya membakar rumah misi Katolik. 130 Tuduhan tersebut dalam narasi C&MA kemudian dikatakan sebagai tuduhan
palsu, dan karenanya pekerja zending dari C&MA mengungkapkan protes mereka. Protes ini kemudian melempem karena sehubungan dengan berkuasanya Partai Katolik seperti yang telah disebutkan tadi, petugas pemerintah lokal dikatakan
126 Smalley, op.cit., hlm. 4-5 127 Ibid., 128 K. E. Troutman, C&MA Annual Report – 1950 dimuat dalam Ibid., hlm.
11 129 Smalley, op.cit., hlm. 16, 17, 23, 61, 64, 71, dan 82
130 Troutman dalam Ibid., hlm. 64 130 Troutman dalam Ibid., hlm. 64
kolonial Belanda. Misi Katolik memiliki posisi tawar yang kuat dalam hubungan mereka dengan pemerintah Belanda, dan karenanya bisa memastikan bahwa keperluan mereka dipenuhi oleh pemerintah. Zending C&MA, di pihak lain, merupakan lembaga asing yang bekerja di wilayah sebuah negara lain tidak memiliki privilege yang sama dan dalam semua karyanya berada di bawah otoritas pemerintah kolonial Belanda.
Posisi C&MA tersebut mempengaruhi kerja mereka di Nieuw Guinea Belanda dan Wisselmeren khususnya. Di bagian berikutnya akan dibahas posisi zending di bawah pemerintah dan karya mereka diijinkan selama sejalan dan tidak bertentangan dengan kepentingan serta peraturan pemerintah yang berkuasa.