HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini, akan dibahas hasil-hasil penelitian yang telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Adapun data yang diperoleh yakni tes kemampuan tim lesson study dalam menerapkan lesson study pada materi suhu dan kalor, aktivitas guru dan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung di kelas dan hasil belajar siswa pada materi suhu dan kalor melalui penerapan lesson study . Adapun masing-masing data yang diperoleh akan dibahas setiap siklusnya.

4.2 Penerapan Lesson Study

Untuk mengetahui seberapa jauh tim lesson study dalam menerapkan lesson study , dilakukan observasi terhadap semua tahapan yang meliputi plan-do-see. Semua kegiatan lesson study dilakukan secara berulang selama 3 siklus dengan jumlah butir pertanyaan yang berbeda untuk masing-masing tahapan.

4.2.1 Tahap Plan

Penerapan lesson study pada tahap plan diperoleh dari hasil observasi PTK yang dilakukan selama 3 siklus. Masing-masing siklus berisi 17 pertanyaan yang dalam setiap siklusnya harus dilaksanakan. Adapun data perolehan yang diperoleh oleh dua pengamat dapat dilihat pada tabel lampiran 15. Untuk lebih jelasnya perhatikan grafik berikut ini :

Penerapan Lesson Study Tahap Plan

lan 92 p

ap 91 91,1% tah

less 87 an

Siklus I

Siklus II

Siklus III

Grafik 4.1.1 Hasil Penerapan lesson study tahap plan Berdasarkan tabel hasil penelitian dilampiran 15 dan grafik di atas, dapat diketahui bahwa total perolehan aktivitas penerapan lesson study pada tahap plan yang dilaksanakan untuk siklus I diperoleh sebesar 85,2%, siklus II 88,2% dan siklus

III 91,1% artinya berdasarkan metode penafsiran sebagaimana yang dikemukakan oleh Supardi dalam Prahatmaja (2004:84). Jika persentase yang diperoleh berada pada rentang 75% - 99,99% pada umumnya penerapan lesson study dilaksanakan. Dengan demikian akan diperoleh dampak yang baik bagi prestasi belajar siswa.

4.2.2 Tahap do

Penerapan lesson study pada tahap do diperoleh dari hasil observasi PTK yang dilakukan selama 3 siklus. Masing-masing siklus berisi 21 pertanyaan yang dalam

setiap siklusnya harus dilaksanakan. Adapun data perolehan yang diperoleh oleh dua pengamat dapat dilihat pada tabel lampiran 16. Untuk lebih jelasnya perhatikan grafik berikut ini :

Penerapan Lesson Study Tahap Do

lan 88 p ap

86 y tah

85,7% d tu

tase 76 sen

er P

Siklus I

Siklus II

Siklus III

Grafik 4.1.2 Hasil Penerapan lesson study tahap do Berdasarkan tabel hasil penelitian dilampiran 16 dan grafik di atas, dapat diketahui bahwa total perolehan aktivitas penerapan lesson study pada tahap do yang dilaksanakan untuk siklus I diperoleh sebesar 78,5%, siklus II 80,9% dan siklus III 85,7% artinya berdasarkan metode penafsiran sebagaimana yang dikemukakan oleh Supardi dalam Prahatmaja (2004:84). Jika persentase yang diperoleh berada pada rentang 75% - 99,99% pada umumnya penerapan lesson study pada tahap do dilaksanakan. Dengan demikian akan diperoleh dampak yang baik bagi prestasi belajar siswa.

4.2.3 Tahap See

Penerapan lesson study pada tahap see diperoleh dari hasil observasi PTK yang dilakukan selama 3 siklus. Masing-masing siklus berisi 21 pertanyaan yang dalam setiap siklusnya harus dilaksanakan. Adapun data perolehan yang diperoleh oleh dua pengamat dapat dilihat pada tabel lampiran 17. Untuk lebih jelasnya perhatikan grafik berikut ini :

Penerapan Lesson Study Tahap See

lan 84 p ap

83,3% 82 y tah d

tase sen

er P

Siklus I

Siklus II

Siklus III

Grafik 4.1.2 Hasil Penerapan lesson study tahap see Berdasarkan tabel hasil penelitian dilampiran 17 dan grafik di atas, dapat diketahui bahwa total perolehan aktivitas penerapan lesson study pada tahap see yang dilaksanakan untuk siklus I diperoleh sebesar 76,1%, siklus II 78,5% dan siklus III 83,3% artinya berdasarkan metode penafsiran sebagaimana yang dikemukakan oleh Supardi dalam Prahatmaja (2004:84). Jika persentase yang diperoleh berada pada

rentang 75% - 99,99% pada umumnya penerapan lesson study pada tahap see dilaksanakan. Dengan demikian akan diperoleh dampak yang baik bagi prestasi belajar siswa.

4.3 Aktivitas Guru dan Siswa

Sesuai dengan plan yang telah disusun oleh tim lesson study, maka dilakukan skenario pembelajaran. Adapun skenario pembelajaran yang akan dilakukan harus sesuai dengan apa direncanakan pada tahap plan. Hal ini dikarenakan keberhasilan lesson study terletak bagaimana guru model dan siswa saling berinteraksi sehingga tercipta suasana kelas yang menyenangkan dan semua tujuan pembelajaran tercapai dengan baik. Dalam hal ini, peneliti juga ikut serta melihat langsung proses belajar mengajar sekaligus menjadi guru model dalam beberapa siklus. Setiap siklus tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan pada siklus sebelumnya akan diterapkan pada siklus selanjutnya, sedangkan kekurangan pada siklus sebelumnya akan diperbaiki untuk siklus selanjutnya. Untuk mengetahui bagaimana aktivitas guru dan siswa dilakukan observasi pada saat proses belajar berlangsung. Observasi ini merupakan laporan dari para pengamat mengenai aktivitas guru dan siswa yang terjadi pada saat proses belajar berlangsung.

4.3.1 Siklus I

Pada siklus I atau pertemuan pertama, beberapa observer memberikan catatan mengenai proses belajar yang dilaksanakan. Adapun aktivitas guru dan siswa berdasarkan catatan yang diperoleh dari para pengamat sebagai berikut :

1. Guru model telah memberikan motivasi dan apersepsi yang tepat, sehingga siswa terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran

2. Pada kegiatan inti siswa telah dibentuk menjadi 6 kelompok menurut posisi duduk yang berdekatan.

3. Jika guru menjelaskan dengan cara ceramah dalam waktu yang cukup lama maka siswa menjadi bosan dan bersikap pasif dalam pembelajaran.

4. Pada saat kerja kelompok masih di jumpai siswa yang pasif.

5. Masih terlihat siswa kurang senang mengerjakan soal-soal, terlihat dari lembar LKS yang kosong.

6. Pada saat siswa presentasi di depan kelas, guru masih mendominasi dalam menjelaskan

7. Pada saat guru mengajukan pertanyaan, masih sedikit siswa yang merespon. Ternyata siswa perempuan lebih banyak merespon pertanyaan guru dari pada siswa laki-laki.

8. Pada saat penarikan kesimpulan Siswa aktif dalam membuat kesimpulan, hal tersebut dikarenakan guru memberikan nilai pada siswa yang mau memberikan kesimpulannya.

Adapun tambahan yang harus dilakukan menurut catatan para observer untuk pertemuan selanjutnya ialah :

1. Kelompok yang dibentuk di acak berdasarkan tingakat kemampuan siswa yang berbeda. Sehingga setiap kelompok memiliki siswa yang pintar dan tidak pasif.

2. Guru model sebaiknya tidak melakukan metode ceramah terlalu lama.

3. Guru model hendaknya lebih memperhatikan siswa laki-laki daripada perempuan, Hal ini dikarenakan siswa laki-laki terlihat pasif saat proses belajar berlangsung.

4. Siswa hendaknya diberikan pujian, hadiah atau nilai dalam setiap kegiatan jika ia berhasil melakukannya dengan baik.

5. Sebaiknya siswa diberikan kesempatan secara individual dalam menjawab pertanyaan sehingga saat dibentuk kelompok seluruh siswa dalam setiap kelompok aktif. Untuk itu pertemuan selanjutnya jangan dibentuk kelompok

4.3.2 Siklus II

Pada siklus II atau pertemuan kedua, beberapa observer memberikan catatan mengenai proses belajar yang dilaksanakan. Adapun aktivitas guru dan siswa berdasarkan catatan yang diperoleh dari para pengamat sebagai berikut :

1. Guru model telah memberikan motivasi dan apersepsi yang tepat, sehingga siswa terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran.

2. Guru model telah mengarahkan pembelajaran siswa dengan tanya jawab dan menjanjikan skor nilai kepada seluruh siswa.

3. Siswa sangat aktif ketika diberikan metode bermain sambil belajar.

4. Bahan belajar yang digunakan telah menarik perhatian siswa, media yang digunakan juga tepat.

5. Siswa terkendala saat menyelesaikan permasalahan fisika dengan menggunakan rumus. Adapun tambahan yang harus dilakukan menurut catatan para observer untuk pertemuan selanjutnya ialah :

1. Siswa antusias, akan tetapi peran guru sesungguhnya lebih membuat siswa antusias dalam belajar.

2. Untuk pertemuan selanjutnya siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing karateristik yang berbeda dan tentunya dalam setiap kelompok memiliki siswa yang aktif berdasarkan nilai individu pada siklus II serta menjanjikan nilai bukan hanya untuk individu melainkan juga untuk kelompok.

3. Untuk memahami soal yang menerapkan rumus, hendaknya dicari soal yang bersifat pemahaman dan sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

4.3.3 Siklus III

Pada siklus ke-II, beberapa observer memberikan catatan mengenai proses belajar yang dilaksanakan. Pendapat tersebut berisi kekurangan dan kelebihan pada saat proses belajar dilaksanakan disiklus ke-II. Adapun hasil pengamatan yang dilakukan oleh tim lesson study sebagai berikut

1. Guru model telah memberikan motivasi dan apersepsi yang tepat, sehingga siswa terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran.

2. Guru model telah memberikan bahan yang tepat untuk didiskusikan sehingga setiap kelompok memiliki pendapat yang berbeda..

3. Guru model juga memberikan permainan namun masih berkaitan dengan tujuan pembelajaran hari ini.

4. Menjanjikan skor nilai sangat efektif, sehingga setiap individu berusaha menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Adapun catatan para observer mengenai proses belajar pada siklus ke-III ialah:

1. Pembelajran yang dilaksanakan hari ini jauh lebih baik dari pertemuan sebelumnya. Akan tetapi pada pertemuan ini permasalahan siswa mengenai penerapan rumus pada soal belum terselesaikan

4.4 Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa diperoleh dari hasil pre test dan pos tes yang dilakukan selama lesson study diterapkan. Adapun bentuk soal yang digunakan ialah multiuple- choise sebanyak 10 butir yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya. Pada dasarnya setiap sekolah memiliki nilai ketuntasan yang berbeda namun secara umun nilai KKM yang ditetapkan sebagai indikator ketuntasan materi sudah ditentukan yaitu ≥ 65% secara individual dan ≥ 85% secara klasikal (Mulyasa, 2004: 99).

Pada siklus I seluruh siswa hadir mengikuti pre tes dan pos tes, pada siklus II siswa yang hadir ialah 22 orang sedangkan 3 orang lainnya berhalangan untuk hadir mengikuti pembelajaran seperti biasa, pada siklus III siswa yang hadir ialah 23 orang,

1 siswa merupakan siswa yang tidak hadir pada pertemuan sebelumnya. Untuk itu diperoleh 21 siswa yang mengikuti kegiatan belajar secara kontinu.dari 25 siswa yang ada pada kelas X-1.

Berdasarkan tabel pada lampiran 16,17 dan 18 dapat kita lihat bahwa hasil belajar siswa pada siklus I, untuk ketuntasan individual dari 21 siswa hanya 13 orang dianggap tuntas dan 8 orang lainnya tidak tuntas. Ketuntasan klasikal diperoleh 61,9% dari 21 siswa yang telah mengikuti tes.

Pada siklus II ada sedikit peningkatan dari siklus pertama yaitu untuk ketuntasan individual yang diperoleh dari 21 siswa, ada 15 siswa yang di anggap tuntas dan 6 siswa di anggap belum tuntas. Sedangkan ketuntasan klasikal pada siklus

II diperoleh persentase sebesar 71,4%. Pada siklus III untuk ketuntasan individual dari 21 siswa yang mengikuti pretes dan postes, ada 18 siswa yang tuntas sedangkan 3 siswa lain belum tuntas. Sedangkan untuk ketuntasan klasikal diperoleh 85,7 %.

iswa S 60

ar aj 50

bel 40 individu il

has 30 klasikal e as 20 nt se 10

Per 0

Jenis ketuntasan Hasil Belajar siswa

Grafik 4.1.4 Hasil belajar Siswa pada Siklus I,II, dan III Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data menunjukkan bahwa adanya peningkatan dari 13 siswa yang tuntas menjadi 18 siswa yang tuntas pada siklus I sampai siklus III untuk ketuntasan individu. Sedangkan untuk ketuntasan klasikal meningkat dari 61,9% sampai 89%. Tingkat ketuntasan yang meningkat ini menunjukkan bahwa pendekatan lesson study cocok untuk diterapkan.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25