13 5.
pH balance untuk menetralkan reaksi basa yang terjadi dalam penyampoan rambut, misalnya asam sitrat.
6. Warna dan bau untuk memberi kesan nyaman pada pemakaian
Wasitaatmadja, 1997.
2.4.3 Sampo antijamur sampo antiketombe
Sampo antijamur adalah sampo yang digunakan selain untuk membersihkan juga untuk mencegah dan menghilangkan jamur penyebab infeksi kulit kepala.
Kandungan dan persyaratan dari sampo antijamur tidak berbeda dengn sampo biasa, hanya pada sampo antijamur, mengandung zat untuk menghilangkan jamur
pada kulit kepala. Menurut Ditjen POM 1985,persyaratan umum yang harus dimiliki dari
sediaan sampo antijamur adalah sebagai berikut. 1. Membersihkan rambut dan kulit kepala tanpa menjadikan rambut berlemak atau
kering serta menjadi mudah diatur. 2. Tidak boleh merangsang kelenjar lemak
3.Efektif sebagai germisidum atau fungisidum, sehingga dapat mencegah peningkatan pertumbuhan bakteri dan jamur, bahkan dapat mencegah infeksi.
2.5 Zink pirition
2.5.1 Uraian zink pirition
Zink pirition merupakan senyawa dengan rumus bangun sebagai berikut C
10
H
8
N
2
S
2
O
2
Z
n
:
Universitas Sumatera Utara
14
Gambar 2.1 . Struktur kimia Zink Pirition Rusmalirin, 2003.
Mempunyai sifat antijamur, antibakteri dan anti seboreik sehingga efektif mengontrol ketombe. Selain itu juga memiliki sifat sitostatika dengan cara
menekan aktivitas profilerasi sel epitel. Zink pirition adalah turunan,tioksi-1,2, dan dihidro piridin dengan rumus molukelnya C
10
H
8
N
2
O
2
S
2
ZN sering dikenal dengan nama dagang Zinc omadine atau Vancide ZP Rooder NL,2011. Zink
pirition digunakan sebagai antijamur. Efek antijamurnya berasal dari kemampuannya dalam mengganggu transportasi membran sel dengan
memblokade pompa proton sehingga tidak ada lagi energi dikeluarkan untuk digunakan pada mekanisme transportasi sel dari sel jamur itu sendiri. Sifatnya
sebagai antijamur, zink pirition dipakai untuk perawatan ketombe ditemukan di dalam sampo . Pemberian zink pirition secara topikal merupakan terapi yang
aman dan efektif untuk menghambat pertumbuhan jamur Stecher,1980. Menurut Brock dan Madigan 1991, zat antijamur merupakan bahan
yang dapat membasmi jamur pada umumnya, khususnya yang bersifat patogen bagi manusia.
Berdasarkan sifat toksisitas selektif, senyawa antifungi dibagi atas fungisida dan fungistatik. Fungisida yaitu senyawa antijamur yang mempunyai
kemampuan untuk membunuh jamur sehingga dinding sel jamur menjadi hancurkarena lisis, akibatnya jamur tidak dapat diproduksi kembali, meskipun
kontak dengan obat dihentikan. Fungistatik yaitu senyawa antijamur yang
Universitas Sumatera Utara
15 mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan jamur sehingga jumlah
sel jamur yang hidup relatif tetap. Pertumbuhan jamur akan berlangsung kembali bila kontak dengan obat dihentikan.
Menurut Pelczer
dan Reid
1979, berdasarkan
mekanisme penghambatannya, obat antijamur dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :
a. Zat antijamur yang bekerja dengan merusak dinding sel jamur, sehingga
menyebabkan dinding sel lisis. Zat antijamur berikatan kuat dengan sterol yang terdapat pada membran sel jamur. Ikatan ini mengakibatkan kebocoran membran
sel, sehingga terjadi kehilangan beberapa bahan intrasel dan menyebabkan kerusakan yang tetap pada dinding jamur.
b. Zat antijamur yang bekerja dengan menggangu permebilitas sitoplasma, sehingga
terjadi kebocoran zat nutrisi dari dalam sel. Permebialitas dinding sel dirusak dengan mengganggu proses sintesis asam nuklat atau dengan menimbun senyawa
peroksida dalam sel jamur sehingga terjadi kerusakan dinding dinding sel yang mengakibatkan permebialitas terhadap berbagai zat intrasel meningkat.
Dalam peraturan Kepala Badan POM No. HK. 00. 05. 42. 1018, kadar zinc pirition sebagai antiketombe dibatasi 2 untuk dibilas dan 0,1 produk non bilas,
yang dinyatakan efektif dan aman oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan Ditjen POM, 2009.
2.6 Uji aktivitas antimikroba