Latar Belakang Karakteristik Pasien Batu Saluran Kemih yang Dilakukan Tindakan Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL) di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit batu saluran kemih adalah penyebab nyeri ketiga tersering pada saluran kemih setelah infeksi dan gangguan patologis pada prostat. Penyakit ini merupakan penyakit umum yang sering ditemukan baik pada hewan maupun manusia. Penamaan yang menyangkut penyakit batu saluran kemih dipengaruhi oleh berbagai disiplin ilmu Stoller, 2008. Batu saluran kemih adalah bentuk agregat polycrystalline yang dibentuk oleh berbagai macam kristaloid dan matriks organik. Terdapat beberapa jenis batu saluran kemih yang utama berdasarkan komponen pembentuknya yaitu: batu kalsium oksalat, batu kalsium fosfat, batu struvit, batu asam urat, dan batu sistin. Batu saluran kemih dapat berada dimanapun dalam saluran kemih seperti di ginjal, ureter dan kandung kencing Stoller et al, 2009. Pembentukan batu dipengaruhi oleh kepekatan urin yang bergantung pada pH urin, kandungan ion dalam urin, konsentrasi zat terlarut dan lain- lain. Beberapa faktor lain yang mempengaruhi pembentukan batu pada manusia seperti faktor usia, jenis kelamin, ras, letak geografis, diet dan konsumsi cairan, penggunaan obat obatan dan ada tidaknya penyakit penyerta. Riwayat keluarga juga menjadi salah satu faktor dimana 25 penderita memiliki keluarga dengan riwayat penyakit batu saluran kemih Stoller et al, 2009. Diperkirakan 10 pria dan 5 wanita di Amerika Serikat akan mengalami penyakit batu saluran kemih dalam hidupnya Pearle et al, 2007. Prevalensi kejadian penyakit ini telah bertambah dua kali lipat dari periode 1964 sampai 1972 dan cenderung stabil sejak tahun 1990an Romero et al, 2010. Pada tahun 2000, insiden kejadian batu saluran kemih di Amerika Serikat dilaporkan 116 individu per 100.000 populasi. Populasi tersebut berusia 18-64 tahun dari 2 perusahaan asuransi terbesar. Insiden ini Universitas Sumatera Utara cenderung meningkat secara signifikan dari studi yang dilakukan sebelumnya. Romero et al, 2010 Di Jepang, insiden kejadian batu saluran kemih telah meningkat dua kali lipat dalam periode 40 tahun baik pada pria maupun wanita. Pada tahun 1965, insidennya berkisar 54 individu per 100.000 populasi. Kenaikan ini terjadi secara signifikan pada 10 tahun terakhir sehingga pada tahun 2005 insiden batu di Jepang mencapai 115 individu per 100.000 populasi. Insiden pada pria meningkat secara drastis sejak tahun 1990an, sementara pada wanita peningkatan terjadi lebih perlahan Yasui et al, 2005. Di Indonesia penyakit batu saluran kemih masih menempati porsi terbesar dari jumlah pasien di klinik urologi. Dari data yang pernah dipublikasi didapatkan peningkatan jumlah penderita batu ginjal yang mendapat tindakan di RSUPN-Cipto Mangunkusumo dari tahun ke tahun mulai 182 pasien pada tahun 1997 menjadi 847 pasien pada tahun 2002. Peningkatan ini sebagian besar disebabkan mulai tersedianya alat pemecah batu ginjal non-invasif Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy ESWL yang secara total mencakup 86 dari seluruh tindakan bidang urologi Rahardjo, 2004. Terdapat beberapa cara dalam penatalaksanaan batu saluran kemih. Hal ini bergantung pada ukuran, bentuk, dan lokasi batu serta ada tidaknya edema pada ureter. Batu dengan ukuran 4-5 mm memiliki kemungkinan 40- 50 untuk dapat keluar secara spontan, sementara batu dengan ukuran diatas 6 mm kemungkinannya dibawah 5 untuk dapat keluar secara spontan. Modalitas lain yang dapat dilakukan seperti penggunaan obat yang dapat melarutkan batu, dan tindakan seperti ESWL, PCNL dan URS Stoller, 2008. Penatalaksanaan dengan menggunakan konsep gelombang kejut pada ESWL diperkenalkan pada tahun 1950an di Rusia. Tindakan ESWL membutuhkan sumber energi untuk membentuk gelombang kejut, mekanisme coupling untuk mengirimkan gelombang dari luar ke dalam tubuh, dan moda untuk mengidentifikasi dan menentukan posisi batu pada sebuah fokus. Perbedaan bergantung pada nyeri dan anastesi yang Universitas Sumatera Utara digunakan, ukuran, mobilitas dan durability Stoller, 2008. Tingkat keberhasilan suatu tindakan ESWL ditentukan oleh jenis kelamin, ukuran dan letak batu serta pelaksanaan tindakan ESWL Farrands et al, 2011.

1.2 Rumusan Masalah