PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit batu saluran kemih adalah penyebab nyeri ketiga tersering pada saluran kemih setelah infeksi dan gangguan patologis pada prostat.
Penyakit ini merupakan penyakit umum yang sering ditemukan baik pada hewan maupun manusia. Penamaan yang menyangkut penyakit batu saluran
kemih dipengaruhi oleh berbagai disiplin ilmu Stoller, 2008. Batu saluran kemih adalah bentuk agregat polycrystalline yang
dibentuk oleh berbagai macam kristaloid dan matriks organik. Terdapat beberapa jenis batu saluran kemih yang utama berdasarkan komponen
pembentuknya yaitu: batu kalsium oksalat, batu kalsium fosfat, batu struvit, batu asam urat, dan batu sistin.
Batu saluran kemih dapat berada dimanapun dalam saluran kemih seperti di ginjal, ureter dan kandung kencing
Stoller et al, 2009.
Pembentukan batu dipengaruhi oleh kepekatan urin yang bergantung pada pH urin, kandungan ion dalam urin, konsentrasi zat terlarut dan lain-
lain. Beberapa faktor lain yang mempengaruhi pembentukan batu pada manusia seperti faktor usia, jenis kelamin, ras, letak geografis, diet dan
konsumsi cairan, penggunaan obat obatan dan ada tidaknya penyakit penyerta. Riwayat keluarga juga menjadi salah satu faktor dimana 25
penderita memiliki keluarga dengan riwayat penyakit batu saluran kemih Stoller et al, 2009.
Diperkirakan 10 pria dan 5 wanita di Amerika Serikat akan mengalami penyakit batu saluran kemih dalam hidupnya Pearle et al, 2007.
Prevalensi kejadian penyakit ini telah bertambah dua kali lipat dari periode 1964 sampai 1972 dan cenderung stabil sejak tahun 1990an Romero et al,
2010. Pada tahun 2000, insiden kejadian batu saluran kemih di Amerika
Serikat dilaporkan 116 individu per 100.000 populasi. Populasi tersebut berusia 18-64 tahun dari 2 perusahaan asuransi terbesar. Insiden ini
Universitas Sumatera Utara
cenderung meningkat secara signifikan dari studi yang dilakukan sebelumnya. Romero et al, 2010
Di Jepang, insiden kejadian batu saluran kemih telah meningkat dua kali lipat dalam periode 40 tahun baik pada pria maupun wanita. Pada tahun
1965, insidennya berkisar 54 individu per 100.000 populasi. Kenaikan ini terjadi secara signifikan pada 10 tahun terakhir sehingga pada tahun 2005
insiden batu di Jepang mencapai 115 individu per 100.000 populasi. Insiden pada pria meningkat secara drastis sejak tahun 1990an, sementara pada
wanita peningkatan terjadi lebih perlahan Yasui et al, 2005. Di Indonesia penyakit batu saluran kemih masih menempati porsi
terbesar dari jumlah pasien di klinik urologi. Dari data yang pernah dipublikasi didapatkan peningkatan jumlah penderita batu ginjal yang
mendapat tindakan di RSUPN-Cipto Mangunkusumo dari tahun ke tahun mulai 182 pasien pada tahun 1997 menjadi 847 pasien pada tahun 2002.
Peningkatan ini sebagian besar disebabkan mulai tersedianya alat pemecah batu ginjal non-invasif Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy ESWL
yang secara total mencakup 86 dari seluruh tindakan bidang urologi Rahardjo, 2004.
Terdapat beberapa cara dalam penatalaksanaan batu saluran kemih. Hal ini bergantung pada ukuran, bentuk, dan lokasi batu serta ada tidaknya
edema pada ureter. Batu dengan ukuran 4-5 mm memiliki kemungkinan 40- 50 untuk dapat keluar secara spontan, sementara batu dengan ukuran
diatas 6 mm kemungkinannya dibawah 5 untuk dapat keluar secara spontan. Modalitas lain yang dapat dilakukan seperti penggunaan obat yang
dapat melarutkan batu, dan tindakan seperti ESWL, PCNL dan URS Stoller, 2008.
Penatalaksanaan dengan menggunakan konsep gelombang kejut pada ESWL diperkenalkan pada tahun 1950an di Rusia. Tindakan ESWL
membutuhkan sumber energi untuk membentuk gelombang kejut, mekanisme coupling untuk mengirimkan gelombang dari luar ke dalam
tubuh, dan moda untuk mengidentifikasi dan menentukan posisi batu pada sebuah fokus. Perbedaan bergantung pada nyeri dan anastesi yang
Universitas Sumatera Utara
digunakan, ukuran, mobilitas dan durability Stoller, 2008. Tingkat keberhasilan suatu tindakan ESWL ditentukan oleh jenis kelamin, ukuran
dan letak batu serta pelaksanaan tindakan ESWL Farrands et al, 2011.
1.2 Rumusan Masalah