Percik Percik

30 Percik 30 Percik

Pertemuan dihadiri oleh 25 orang yang terdiri dari pejabat terkait tingkat propinsi dan pimpinan daerah kabupa- ten. Pertemuan diawali dengan laporan pelaksanaan kebijakan di Gorontalo oleh Kepala Bappeda dan dilanjutkan dengan sambutan Gubernur, Fadel Mu- hamad, mengenai situasi pembangunan AMPL di Gorontalo. Selanjutnya dilaku- kan presentasi Kebijakan AMPL oleh Oswar Mungkasa (Pokja AMPL) yang diakhiri dengan diskusi serta penutup- an oleh kepala Bappeda Propinsi.

Beberapa hal penting yang dicatat dari pertemuan itu adalah: CARE International Indonesia sedang mengembangkan pembangunan AMPL, berbasis masyarakat di 61 desa (pada tahap awal) bersama dengan pernerin- tah daerah. Dukungan dana untuk ke- giatan fisik berjumlah USD 192.769 (sekitar 1,9 Milliar rupiah). Alokasi dana untuk sektor AMPL, tahun 2005 adalah sebesar 13,3 Miliar rupiah yang bersumber dana APBN dan APBD. Permasalahan utama dalam sektor sanitasi adalah rendahnya kesadaran masyarakat dalam PHBS. Hal ini ditunjukkan oleh banyaknya sarana jamban yang dibangun namun tidak digunakan, dengan berbagai alasan termasuk akibat tidak berfungsinya kelembagaan yang dibentuk. Juga oleh faktor lain, yaitu kurang tepatnya perencanaan dan rendahnya pelibat- an masyarakat dalam proses pem- bangunan.

Sementara itu kunjungan lapangan dilaksanakan ke PDAM Kota Gorontalo, Desa Dembe 1 dan salah satu desa yang mengembangkan teknologi hydraulic ram untuk mengairi ladang jagung yang saat ini menjadi sektor unggulan di Propinsi Gorontalo. Inisiatif penyediaan air bersih di Desa Dembe dilakukan oleh masyarakat, tahun 2002. Setelah sistem berfungsi, pada tahun 2002

masyarakat membentuk Badan Pengelola Air Bersih (BPAB), membangun 75 kran umum dan mengajukan bantuan kepada Pemda serta kerjasama dengan PDAM. Tahun 2003 sarana air bersih dan BPAB diresmikan oleh walikota dan mendapat bimbingan teknis dari PDAM. Sampai tahun 2005, BPAB ini yang dipimpin oleh Umar Latif, telah membangun 188 kran umum, total pelanggan 2800 KK dan debit produksi 12 L/detik. Harga air saat ini adalah Rp. 4800/m3.

Acara road show diakhiri dengan talk show yang ditayangkan oleh di TVRI Gorontalo dengan narasumber Minami (Kepala Bappeda Propinsi), Oswar Mungkasa (Pokja AMPL), Sofyan Iskandar (WASPOLA). Beberapa hal didiskusikan pada acara ini meliputi: kondisi pemba- ngunan AMPL di Gorontalo, latar belakang disusunnya Kebijakan Nasional Pemba- ngunan AMPL Berbasis Masyarakat.

Banten, 28-29 Agustus 2005

Road show berlangsung di kantor Sekda Propinsi Banten. Pertemuan ini dibuka oleh Ketua Bappeda Banten. Pe- serta pertemuan sebanyak 13 orang dari Pokja AMPL Banten dan 5 orang dari Pokja AMPL Pusat dan WASPOLA.

Beberapa isu yang dapat diidenti- fikasi dalam road show ini adalah seba- gai berikut:

Dalam rangka mencapai target MDG, Propinsi Banten menargetkan cakupan layanan air minum menjadi 74 persen dan 73 persen untuk layanan pe- nyehatan lingkungan. Namun kendala utama yang dihadapi adalah kurangnya peran aktif masyarakat dan tidak efi- siennya investasi di sektor AMPL. Pelaksanaan Kebijakan Nasional AMPL Berbasis Masyarakat di Pro- pinsi Banten dimulai dari Kab. Lebak dan saat ini akan dilanjutkan di Kab. Pandeglang dan Kota Tangerang. Masalah yang teridentifikasi :

Perlunya mengembangkan program sektor AMPL yang terintegrasi de- ngan pengembangan ekonomi rakyat.

Sebagian besar sekolah dasar di Banten belum memiliki fasilitas sa- nitasi. Perlu mulai dilakukan sosialisasi mengenai pentingnya air dan sani- tasi kepada anak-anak usia sekolah. Lemahnya sistem basis data AMPL di Propinsi Banten. Perlu dilakukan pengorganisasian data dan pening- katan koordinasi antar instansi di tingkat pusat, propinsi hingga kabu- paten. Upaya-upaya pemeliharaan kesehat- an dan pencegahan penyakit di Ban- ten kurang menjadi prioritas diban- dingkan dengan upaya-upaya peng- obatan/penanggulangan penyakit.

Jawa Tengah, 21-22 September 2005

Lokakarya Operasionalisasi dan Si- nergi pembangunan air minum dan pe- nyehatan lingkungan (AMPL) berbasis masyarakat di propinsi Jawa Tengah diikuti oleh 51 orang, berasal dari Pokja AMPL Propinsi Jawa Tengah, Pokja AMPL Kabupaten Kebumen, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Pekalongan, Pokja AMPL Pusat, dan WASPOLA. Ke- giatan ini dibuka oleh Kabid Fispra Bap- peda Jawa Tengah.

Kegiatan diisi dengan pemaparan oleh Direktur Permukiman dan Peru- mahan Bappenas, Basah Hernowo. Ia menguraikan kondisi AMPL dan target yang harus dicapai sesuai dengan MDGs. Menurutnya, pada masa lalu AMPL dipandang hanya masalah tek- nis, pemerintah sebagai penyedia se- hingga bila ada kebutuhan langsung di- penuhi dan dianggap sudah selesai per- soalannya.

Ke depan, lanjutnya, pemba- ngunan AMPL perlu dilakukan secara berkelanjutan, dengan kriteria pela- yanan efisien dan reliable terus menerus, dengan cakupan membesar, kontinuitas, kualitas dan kuantitas yang baik, serta biaya yang terjangkau. „ (MJ/AK)