Permasalahan Perekonomian

3.3 Permasalahan Perekonomian

Permasalahan perekonomian terjadi di berbagai bidang. Pada bidang pertanian pada saat ini yang menjadi distributor terbesar terhadap PDRB Kabupaten Ponorogo,belum mendapatkan perhatian yang cukup serius. Langkanya pupuk pada saat musim tanam serta minimnya infrastruktur irigasi menyebabkan lambatnya perkembangan pada sektor pertanian. Selain itu, kurang adanya upaya pemerintah untuk memberikan berbagai pengetahuan kepada masyarakat petani menjadikan para petani di Kabupaten Ponorogo banyak yang masih berpola tradisional. Begitu juga dengan harga hasil bumi yang terkadang dimonopoli oleh tengkulak menjadikan para petani semakin terjepit.

Pada bidang infrastruktur, lambatnya pembangunan infrastruktur untuk semua kepentingan ekonomi menjadi kendala lain lambatnya pertumbuhan ekonomi di Ponorogo. Pertumbuhan ekonomi di Ponorogo antara tahun 2005 hingga tahun 2009 mengalami naik turun dan tidak stabil dan kurang merata. Dengan kondisi tersebut diperlukan perhatian pemerintah Pada bidang infrastruktur, lambatnya pembangunan infrastruktur untuk semua kepentingan ekonomi menjadi kendala lain lambatnya pertumbuhan ekonomi di Ponorogo. Pertumbuhan ekonomi di Ponorogo antara tahun 2005 hingga tahun 2009 mengalami naik turun dan tidak stabil dan kurang merata. Dengan kondisi tersebut diperlukan perhatian pemerintah

Pada bidang sosial, angka kemiskinan yang ada di Ponorogo dalam kurun lima tahun (tahun 2005-2010) masih cukup besar. Kondisi ini menjadi permasalahan yang mendasar bagi pemerintah Kabupaten Ponorogo. Selain itu, masalah padatingginya angka pengangguran yang dapat dilihat dari TPAK dan TPT. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). TPAK merupakan perbandingan jumlah angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja. Melalui indikator TPAK dapat ditunjukkan persentase penduduk yang telah siap terlibat dalam kegiatan ekonomi (aktif secara ekonomis). Secara umum TPAK Kabupaten Ponorogo selama 5 (lima tahun) terakhir mengalami penurunan yang cukup signifikan. TPAK tahun 2008 sebesar 69,89 persen, yang menunjukkan sekitar 70 persen penduduk usia kerja aktif secara ekonomis mengalami penurunan dari tahun 2007 sebesar 75,70% .Perubahan besaran TPAK tersebut menggambarkan adanya fluktuasi jumlah angkatan kerja yang antara lain dipengaruhi oleh usia penduduk, status perkawinan dan tentunya kesempatan kerja yang ada. Indikator lainnya dalam bidang ketenagakerjaan adalah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengangguran terbuka di kalangan angkatan kerja. Terlihat bahwa angka TPT di Kabupaten Ponorogo tahun 2009 sekitar 3.45 persen, yang berarti dari 100 angkatan kerja secara rata-rata terdapat antara 3 sampai 4 orang yang sedang mencari pekerjaan. Kondisi lapangan kerja di Ponorogo dalam lima tahun ini masih besar jumlah pengganggurannya, hal ini dapat dilihat dari angka angkatan kerja terbuka yang mencapai sekitar 4,087 persen, karena usia angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada. Kondisi ini tentunya akan menyebabkan jumlah pengangguran semakin meningkat. Dengan angka pengangguran yang tinggi, maka tingkat kerawanan sosial juga akan semakin meningkat.

Permasalahan perekonomian di Kabupaten Ponorogo yang dihadapi dan akan menjadi perhatian serius antara lain:

1. Elemen pemberdayaan ditingkat masyarakat miskin masih rendah

2. Belum optimalnya sinergi dan integrasi berbagai program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat dari berbagai sektor, lintas sektor maupun lintas wilayah.

3. Belum optimalnya harmonisasi pengelolaan program-program penanggulangan kemiskinan, baik yang didanai oleh APBN, APBD maupun sumber yang lain.

4. Masih rendahnya pengawasan (Monev) dan sangsi ketat terhadap implementasi program kemiskinan.

5. Belum maksimalnya upaya-upaya Percepatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ponorogo melalui pengembangan sektor unggulan berbasis sumber daya lokal melalui agro industri

6. Belum optimalnya pelaksanaan program penguatan akses UMKM dan Koperasi terhadap sumber daya produktif.

7. Masih terbatasnya informasi pasar kerja dan pemberdayaan bursa kerja.

8. Masih rendahnya kualitas dan kuantitas pembangunan infrastruktur di perdesaan maupun perkotaan.

9. Masih rendahnya pemanfaatan pembangunan kehutanan yang diarahkan pada optimalisasi manfaat ekologi dan ekonomi; Rehabilitasi hutan dan lahan yang diperlukan untuk mengurangi laju degradasi hutan dan lahan; Penanggulangan pencemaran dan pengembangan sumber energi baru yang ramah.

10. Masih terbatasnya sumberdaya manusia yang kompeten dan profesional sebagai instrumen pembangunan

11. Masih rendahnya kemampuan fiskal daerah dalam penyediaan sumber sumber pembiayaan yang memadai untuk mendukung program dan kegiatan pembangunan dan pelayanan publik baik yang berasal dari kemampuan daerah (internal) maupun sumber dana dari luar (eksternal).

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ORANG TUA MENIKAHKAN ANAK PEREMPUANYA PADA USIA DINI ( Studi Deskriptif di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember)

12 105 72

Hubungan Antara Kompetensi Pendidik Dengan Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini di PAUD As Shobier Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember

4 116 4

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Identifikasi Jenis Kayu Yang Dimanfaatkan Untuk Pembuatan Perahu Tradisional Nelayan Muncar Kabupaten Banyuwangi dan Pemanfaatanya Sebagai Buku Nonteks.

26 327 121