(2) Untuk meninggalkan keadaan-keadaan tidak bajik yang sudah muncul

(2) Untuk meninggalkan keadaan-keadaan tidak bajik yang sudah muncul

Di sini pengikutnya membangun tekadnya untuk mengatasi keadaan- keadaan yang jahat, yang tidak bajik, yang sudah muncul dan ia melakukan usaha, membangkitkan energinya, mengerahkan pikirannya dan berjuang. [41]

Meskipun telah melakukan usaha pada kontrol indra, kekotoran-kekotoran batin mungkin masih muncul. Mereka membesar dari kedalaman kontinum mental, dari lapisan akumulasi masa lalu yang terpendam, untuk kemudian mengental menjadi pemikiran-pemikiran dan emosi-emosi tidak bajik. Ketika ini terjadi, sebuah jenis usaha yang baru menjadi perlu, yakni usaha untuk meninggalkan keadaan-keadaan tidak bajik yang muncul, disebut secara singkat sebagai usaha untuk meninggalkan (pahanappadhana):

Ia tidak mempertahankan pemikiran apapun dari hawa nafsu indra, niat buruk, atau sifat menyakiti, atau keadaan-keadaan yang jahat dan tidak bajik lainnya yang mungkin sudah muncul; ia meninggalkan mereka, mengusir mereka, menghancurkan mereka, menyebabkan mereka untuk menghilang. [42]

Ibarat seperti seorang dokter yang ahli mempunyai obat-obatan yang bermacam-macam untuk penyakit-penyakit yang berbeda, demikian pula Buddha mempunyai penawar yang bermacam-macam untuk rintangan- rintangan yang berbeda, beberapa penawar dapat diterapkan pada semua rintangan, beberapa ditujukan untuk rintangan tertentu. Dalam sebuah khotbah penting, Buddha menjelaskan lima teknik untuk mengusir pemikiran-pemikiran yang mengganggu. [43] Yang pertama adalah mengusir pemikiran yang terkotori dengan suatu pemikiran bajik yang persis merupakan kebalikannya, analoginya seperti tukang kayu yang mungkin menggunakan pasak baru untuk membuang yang sudah tua. Untuk masing- masing dari lima rintangan, terdapat obat yang spesifik, sederetan meditasi yang didesain dengan jelas untuk mengempiskan rintangan-rintangan ini dan kemudian menghancurkannya. Obat ini dapat diterapkan secara terputus- putus atau berselang, ketika sebuah rintangan muncul dan mengganggu meditasi pada subjek utama; atau rintangan itu dapat dijadikan sebagai subjek utama itu sendiri yang digunakan untuk melawan balik kekotoran batin yang berulang-ulang tampak sehingga menjadi suatu hambatan tetap bagi praktik seseorang. Namun supaya penawar tersebut menjadi efektif dalam menjalankan fungsi awalnya yakni sebagai suatu obat sementara yang dibutuhkan untuk menangani pelonjakan secara tiba-tiba yang tinggi Ibarat seperti seorang dokter yang ahli mempunyai obat-obatan yang bermacam-macam untuk penyakit-penyakit yang berbeda, demikian pula Buddha mempunyai penawar yang bermacam-macam untuk rintangan- rintangan yang berbeda, beberapa penawar dapat diterapkan pada semua rintangan, beberapa ditujukan untuk rintangan tertentu. Dalam sebuah khotbah penting, Buddha menjelaskan lima teknik untuk mengusir pemikiran-pemikiran yang mengganggu. [43] Yang pertama adalah mengusir pemikiran yang terkotori dengan suatu pemikiran bajik yang persis merupakan kebalikannya, analoginya seperti tukang kayu yang mungkin menggunakan pasak baru untuk membuang yang sudah tua. Untuk masing- masing dari lima rintangan, terdapat obat yang spesifik, sederetan meditasi yang didesain dengan jelas untuk mengempiskan rintangan-rintangan ini dan kemudian menghancurkannya. Obat ini dapat diterapkan secara terputus- putus atau berselang, ketika sebuah rintangan muncul dan mengganggu meditasi pada subjek utama; atau rintangan itu dapat dijadikan sebagai subjek utama itu sendiri yang digunakan untuk melawan balik kekotoran batin yang berulang-ulang tampak sehingga menjadi suatu hambatan tetap bagi praktik seseorang. Namun supaya penawar tersebut menjadi efektif dalam menjalankan fungsi awalnya yakni sebagai suatu obat sementara yang dibutuhkan untuk menangani pelonjakan secara tiba-tiba yang tinggi

Obat yang bisa diterapkan secara umum untuk keinginan adalah meditasi pada ketidakkekalan, yang mana meditasi ini menghancurkan penyangga di balik kemelekatan, yakni keyakinan yang tersirat bahwa objek-objek yang dilekati adalah stabil dan awet. Untuk keinginan dalam bentuk spesifik dari nafsu indra, penawar yang paling ampuh adalah perenungan mengenai sifat tidak menarik dari tubuh yang mana akan dibahas lebih jauh dalam bab berikutnya. Niat jahat bertemu dengan penawarnya yang tepat dalam meditasi pada cinta kasih (metta), yang melenyapkan semua jejak dari kejahatan dan kemarahan melalui pemancaran metodis harapan yang tidak egois agar semua makhluk hidup sehat dan bahagia. Pengusiran ketumpulan dan kantuk membutuhkan suatu usaha khusus untuk membangkitkan energi, dan untuknya terdapat beberapa metode yang disarankan: visualisasi dari sebuah bola cahaya yang cemerlang, bangkit berdiri dan melakukan suatu periode meditasi jalan dalam tempo cepat, refleksi pada kematian, atau sesederhana membuat tekad yang bulat untuk terus berjuang. Kegelisahan dan kekhawatiran paling efektif dilawan dengan mengalihkan pikiran pada suatu objek sederhana yang cenderung dapat menenangkan pikiran; metode yang biasa direkomendasikan adalah perhatian pernapasan, perhatian pada masuk-dan-keluarnya aliran napas. Dalam kasus keraguan, obat spesialnya adalah penyelidikan: membuat pertanyaan-pertanyaan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mempelajari ajaran sampai poin-poin yang kabur menjadi jelas. [44]

Meski metode yang pertama dari kelima metode untuk mengusir rintangan- rintangan tersebut melibatkan hubungan satu-satu antara rintangan dan obatnya, keempat metode sisanya menggunakan pendekatan umum. Metode di urutan kedua adalah kekuatan dari rasa malu (hiri) dan rasa takut secara moral (ottappa) untuk meninggalkan pemikiran yang tidak diinginkan: seseorang berefleksi pada pemikiran tersebut sebagai jahat dan hina atau mempertimbangkan konsekuensi-konsekuensi yang tidak Meski metode yang pertama dari kelima metode untuk mengusir rintangan- rintangan tersebut melibatkan hubungan satu-satu antara rintangan dan obatnya, keempat metode sisanya menggunakan pendekatan umum. Metode di urutan kedua adalah kekuatan dari rasa malu (hiri) dan rasa takut secara moral (ottappa) untuk meninggalkan pemikiran yang tidak diinginkan: seseorang berefleksi pada pemikiran tersebut sebagai jahat dan hina atau mempertimbangkan konsekuensi-konsekuensi yang tidak

Dengan menerapkan kelima metode ini dengan keahlian dan kebijaksanaan, Buddha berkata, seseorang menjadi master dari semua jalan pemikiran. Seseorang tidak lagi menjadi subjek dari pikiran, melainkan menjadi masternya. Apapun pemikiran yang ia ingin pikirkan, pemikiran itulah yang akan orang tersebut pikirkan. Apapun pemikiran yang ia tidak ingin dipikirkan, pemikiran itulah yang tidak akan orang tersebut pikirkan. Meski apabila pemikiran-pemikiran tidak bajik kadang-kadang muncul, seseorang dapat mengusir pemikiran-pemikiran tersebut dengan cepat, secepat penggorengan panas yang akan mengubah beberapa tetesan air yang mungkin jatuh menjadi uap.