Remaja 1 Definisi remaja TINJAUAN TEORITIS

Rehabilitasi keagamaan masih perlu di lanjutkan karena waktu detoksifikasi tidak cukup untuk memulihkan klien rehabilitasi menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan agamanya masing-masing Purba, Wahyuni, Nasution Daulay, 2008. 2.2. Remaja 2.2.1 Definisi remaja Menurut Invensionis dengan mempertimbangkan konteks sosio-historis, kami mendefinisikan remaja adolescence sebagai periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan- perubahan biologis, kognitif, dan sosio - emosional Santrock, 2007. Menurut Hall, masa remaja yang usianya berkisar antara 12 hingga 23 tahun diwarnai oleh pergolakan. Pandangan badai - dan - stres storm – and - stress view adalah konsep dari Hall yang menyatakan bahwa remaja merupakan masa pergolakan yang dipenuhi oleh konflik dan perubahan suasana hati Santrock,

2007. 2.2.2 Karakteristik Perkembangan Remaja

Karakteristik perkembangan remaja terdiri dari perkembangan fisik, perkembangan kognitif, perkembangan emosi, perkembangan sosial, perkembangan moral, perkembangan kepribadian, perkembangan kesadaran beragama. Perkembangan fisik pada masa remaja terjadi pertumbuhan yang sangat pesat. Hal ini tampak jelas pada pertambahan tinggi tubuh yang pesat growth spurt yang terkait dengan perkembangan remaja berlangsung kurang lebih dua tahun lebih Universitas Sumatera Utara awal pada perempuan dibanding pada laki-laki Susman Rogol, 2004. Disamping meningkatknya tinggi perubahan lainya ialah perubahan lebar pinggul dan bahu. Pada perempuan, perubahan pinggul yang sangat pesat berkaitan dengan meningkatnya hormon estrogen. pada laki-laki, melebarnya bahu berkaitan dengan hormon testosteron, kematangan seksual pada laki-laki mengikuti urutan tertentu : membesarnya ukuran penis dan testikel; tumbuhnya rambut kemaluan yang halus; perubahan suara yang tidak terlalu kentara; ejakulasi pertama spermarche - hal ini biasanya berlangsung melaluin mimpi basah; tumbuhnya rambut kemaluan yang keriting; tumbuhnya rambut wajah; dimulainya pertumbuhan yang maksimum; tumbuhnya rambut di ketiak; perubahab suara yang lebih ketara. Tiga tanda kematangan seksual yang paling menyolok pada laki-laki adalah panjangnya penis, perkembangan testis, dan tumbuhnya rambut di wajah. Pada perempuan, membesarnya payudara atau terjadinya menstruasi tumbuhnya rambut kemaluan, tumbuhnya rambut diketiak. Seiring dengan perubahan ini, tubuh perempuan bertambah tinggi, pinggul melebar dari pada bahunya Santrock, 2007. Menurut teori Piaget, perkembangan kognitif remaja termotivasi untuk memahami dunianya karena hal ini merupakan suatu bentuk adaptasi biologis. Remaja secarah aktif mengonstruksikan dunia kognitif sendiri; dengan demikian informasi-informasi dari lingkungan tidak hanya sekedar dituangkan ke dalam pikiran mereka. Agar dunia itu dapat dipahami, remaja mengorganisasikan pengalam-pengalamannya, memisahkan gagasan-gagasan pentinga dari gagasan- gagasan yang tidak penting dan menggabungkan gagasan-gagasan itu satu sama Universitas Sumatera Utara lain. Mereka juga mengadaptasikan pemikiran mereka yang melibatkan gagasan - gagasan baru karena informasi tambahan ini dapat meningkatkan pemahaman mereka. Pada remaja tingkat kognitifnya pada tahap operasional dimana karakteristik yang paling menonjol adalah sifatnya yang lebih abstrak dibanding pemikiran operasi konkret. Kualitas abstrak dari pemikiran di tahap operasi formal pada remaja terbukti di dalam kemampuan mereka untuk memecahkan masalah secara verbal Santrock, 2007. Perkembangan emosi, masa remaja dinyatakan sebagai badai emosional Hall, 1904. Meskipun demikian tidak dapat di sangkal bahwa masa remaja awal merupakan suatu masa dimana fluktuasi emosi naik dan turun berlangsung lebih sering Ronsenblum Lewis, 2003. Pertumbuhan fisik, terutama organ – organ seksual mempengaruhi berkembangnya emosi atau perasaan - perasaan dan dorongan - dorongan baru yang dialami sebelumya, seperti perasaan cinta, rindu, dan keinginan untuk berkenalan lebih intim dengan lawan jenis. Pada usia remaja awal, perkembangan emosinya menunjukkan sifat yang sensitif dan reaksi yang sangat kuat terhadap berbagai peristiwa atau situasional. Remaja muda dapat merasa sebagai orang yang bahagia diperistiwa atau situasi yang menyenangkan bagi remaja dan kemudian merasa orang yang paling malang di saat peristiwa dan situasi yang tidak diinginkan. Dalam hal ini banyak remaja tidak dapat mengelola emosinya secara lebih efektif. Sebagai akibatnya, banyak mereka rentan untuk mengalami depresi, kemarahan, kurang mampu meregulasi emosinya, yang selanjutnya dapat memicu munculnya berbagai masalah seperti kesulitan akademis, penyalahgunaan obat, kenakalan remaja atau ganguan makan. Universitas Sumatera Utara Sedangkan remaja akhir sudah mampu mengendaliakan emosinya dengan mengungkapkan emosinya dengan cara-cara yang lebih dapat diterima Santrock, 2007. Perkembangan sosial Pada masa remaja berkembang “social cognition “ yaitu kemampuan untuk memahami orang lain. Remaja memahami orang lain sebagai individu yang unik, baik menyangkut sifat - sifat pribadi, minat nilai-nilai maupun perasaannya. Pemahaman ini mendorong remaja untuk menjalani hubungan sosial yang lebih akrab dengan mereka terutama teman sebaya, baik melalui persahabatan maupun percintaan pacaran Dhalan, 2012. Perkembangan moral menurut Lapsley, 2005, memiliki tiga dimensi yaitu pikiran, perilaku, dan perasaan. Baru-baru ini muncul minat baru terhadap dimensi keempat, yaitu kepribadian. Piaget maupun Kohlberg beranggapan bahwa relasi dengan kawan sebaya merupakan konteks yang penting bagi perkembangan moral. Disamping itu pengalaman remaja di dalam keluarga dan sekolah juga merupakan konteks yang penting bagi perkembangan moral. Pengasuhan orang tua dengan disiplin dan menjelaskan konsekuensi dari tindakan remaja terhadap orang lain serta peraturan-peraturan sekolah dan kelas dapat melahirkan moral yang baik terhadap remaja, oleh karena itu mereka sudah lebih mengenal tentang nilai - nilai moral atau konsep moralitas, seperti kejujuran, keadilan, kesopanan, kedisiplinan Santrock, 2007. Perkembangan kepribadian, kepribadian merupakan sistem yang dinamis dari sifat, sikap dan kebiasaan yang mengasilkan tingkat konsistensi respon individu Universitas Sumatera Utara yang beragam piknus, 1976. Sifat-sifat kepribadian mencerminkan perkembangan fisik, seksual, emosional, sosial, kognitif, dan nilai-nilai Dhalan, 2012. Perkembangan kesadaran beragama, Masa remaja dapat menjadi titik waktu yang secara khusus penting dalam perkembangan religius Oser,Scarlett, Bucher, 2006. Bahkan apabila anak anak diindiktrinasikan kognitifnya sudah maju, mereka dapat mulai mempertanyakan kembali keyakinan-keyakinan religiusnya mana yang benar. Pada tahap ketiga atau usia 14 hingga sisa masa remaja, pemikiran remaja mengungkapkan pemahaman religius yang lebih abstrak, hipotetis. Sebagai contoh, seorang remaja menyatakan bahwa “Tuhan itu suci dan di dunia itu penuh dosa” Santrock, 2007. Universitas Sumatera Utara

BAB III KERANGKA PENELITIAN

3.1. Kerangka Konsep

Kerangka penelitian ini menggambarkan faktor-faktor penyalahgunaan Narkoba pada remaja. Skema 1: Kerangka Konseptual faktor-faktor penyalahgunaan Narkoba pada remaja di Lingkungan XIV Kelurahan Glugur Kota Kecamatan Medan Barat. KETERANGAN Diteliti : Faktor- faktor penyalahgunaan Narkoba Faktor Internal 1. Faktor Kepribadian 2. Faktor Usia 3.Faktor dorongan Kenikmatan dan perasaaningin tahu 4. Pemecahan masalah Faktor Eksternal 1. Faktor Keluarga 2. Faktor Kelompok teman sebaya 3. Faktor Kesempatan Universitas Sumatera Utara