Analisis Kurikulum Analisis Karakteristik Peserta Didik

78 materi program linier berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika di SMK Muhammadiyah 1 Sleman yang menyatakan bahwa, materi program linier berisi langkah-langkah penyeleseian yang tidak sedikit. Peneliti berharap, LKS berbasis pendekatan saintifik ini dapat memfasilitasi peserta didik untuk berperan aktif selama proses pembelajaran dan mengkonstruksi sendiri pengetahuannya dalam memecahkan permasalahan program linier.

b. Analisis Kurikulum

Pada tahap ini, diperoleh hasil berupa analisis kurikulum matematika kelompok wajib pada materi program linier untuk SMK kelas X yang mengacu pada kurikulum KTSP. Analisis yang dilakukan meliputi identifikasi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, standar kompetensi lulusan SKL, silabus, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar yang digunakan. Analisis kurikulum dilakukan dengan menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar terkait materi program linier yang tertuang dalam lampiran Permendiknas nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Kurikulum KTSP. Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian memperhatikan standar proses dan standar penilaian. Selain mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar, peneliti juga mengidentifikasi silabus yang dibuat oleh guru matematika SMK Muhammadiyah 1 Sleman untuk merumuskan indikator-indikator pencapaian hasil 79 belajar dengan memperhatikan karakteristik peserta didik dan hasil analisis kebutuhan. Hasil analisis kurikulum dapat dilihat pada Lampiran A.2.

c. Analisis Karakteristik Peserta Didik

Analisis karakteristik peserta didik dilakukan di kelas X TKR 2 SMK Muhammadiyah 1 Sleman sebagai pengguna LKS yang akan dikembangkan. Analisis karakteristik pesera didik dilakukan dengan cara observasi selama proses pembelajaran dan wawancara dengan guru matematika maupun peserta didik secara langsung. Peserta didik SMK berada pada kisaran umur 15 – 18 tahun yang pada umumnya bertepatan dengan fase perkembangan manusia masa remaja. Pada fase ini, merupakan fase transisi atau peralihan kehidupan dari anak-anak menjadi dewasa. Berdasarkan teori perkembangan kognitif menurut Piaget, peserta didik SMK berada pada tahap operasional formal. Peserta didik telah mampu untuk berfikir abstrak. Peserta didik juga dapat melakukan perumusan teori, membuat dan menguji hipotesis. Peserta didik juga mampu untuk mengambil kesimpulan dari sebuah pertanyaan atau berfikir secara deduktif dan induktif, serta mampu berargumentasi menggunakan implikasi. Selama observasi pembelajaran dan wawancara dengan guru matematika maupun pesera didik diperoleh analisis peserta didik SMK Muhammadiyah 1 Sleman kelas X sebagai berikut. 1 Peserta didik terbiasa dengan pola pengajaran “dijelaskan-contoh soal- mencatat- latihan soal”. Hal ini menyebabkan siswa cenderung kurang aktif dan 80 jika diberi soal lain yang konteksnya berbeda siswa akan mengalami kebingungan dalam mengerjakannya dan mudah lupa akan materi yang dipelajarinya. 2 Sebagian besar peserta didik SMK tidak menyukai istilah matematika yang rumit ataupun rumus-rumus yang membingungkan. Peserta didik lebih menyukai hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dan hal-hal yang ada di sekelilingnya atau berhubungan dengan kompetensi kejuruannya. 3 Selama ini peserta didik hanya menghafalkan rumus-rumus tanpa disertai pemahaman konsep mengenai materi yang dipelajari. 4 Peserta didik belum terbiasa dan merasa bingung dalam mengerjakan soal, terutama soal cerita dengan langkah-langkah pemecahan masalah yang banyak. 5 Peserta didik lebih suka melakukan aktivitas secara berkelompok dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. 6 Peserta didik sebenarnya aktif, kreatif, dan berani dalam pembelajaran apabila diberikan kesempatan.

2. Perancangan Design