Perempuan Sebagai Daya Tarik dalam Iklan Berak di Instagram

34

4.2. Perempuan Sebagai Daya Tarik dalam Iklan Berak di Instagram

Sejak pertama kali tahun 2012-red menggunakan Instagram hingga kini, akun Berak_ sering mengungah model-model perempuan untuk mengenalkan produknya. Bahkan tidak jarang mereka mengekspos bagian tubuh pribadi model seperti dada, paha atau kaki, perut, punggung, dan pinggul. Lisdianto megungkapkan jika Berak tidak berminat menggunakan model laki-laki. Baginya, Berak merupakan wujud dari imajinasi laki-laki pada umumnya. Hal yang paling menarik bagi laki-laki adalah perempuan, terutama yang menampilkan bagian pribadinya. Sehingga Lisdianto selaku pendiri dan pemilik Berak mewujudkan imajinasi tersebut dalam bentuk iklan produknya. Perempuan dianggapnya sebagai penarik perhatian konsumen terutama laki-laki. Pada awalnya, mereka menggunakan endorser model perempuan yang juga merupakan musisi. Adalah Gania Alianda, seorang vokalis band beraliran poppunk ternama yang berasal dari Bandung, Billfold, yang menjadi model pertama mereka. Gambar 4.3 Gania, vokalis band yang menjadi model pertama Berak Sumber: http:www.InstagramBerak_ Gambar di atas adalah iklan produk pertama Berak di Instagram dengan menggunakan model perempuan. Gania dipilih menjadi model pertama Berak karena popularitas Billfold yang sedang tinggi dianggap mampu mewakili 35 konsumen Berak waktu itu, anak muda. Ia mengenkan produk-produk Berak ketika tampil di pangung bersama band-nya. Gambar 4.4 Gania mengenakan kaus Berak saat tampil di panggung dan diunggah oleh akun Berak_ di Instagram Sumber: http:www.InstagramBerak_ Alasan lain pengunaan endorser perempuan untuk memperkenalkan produk ini karena pada awal kemunculannya, Gania dianggap menarik bagi laki-laki karena pada 2012 tidak banyak band beraliran poppunk hardcore dengan vokalis perempuan. Sehingga Gania dianggap mampu mewakli Berak. Bagi Berak, menggunakan endorser perempuan adalah cara yang paling efektif untuk memperkenalkan produk mereka mengingat posisi Berak pada tahun 2012 adalah pemain baru di dunia bisnis clothing. Sosok perempuan yang diwakili oleh Gania Alianda dianggap mampu menjadi magnet bagi calon konsumen terutama laki-laki. Selain itu, alasan mengapa Gania menjadi model karena pada awalnya Berak adalah sebuah sebutan untuk kru Billfold. Gania juga menungkapkan jika ia bersedia menggunakan kaus tersebut karena pada awal kemunculannya, Berak adalah bagian dari Billfold. Tetapi setelah Berak berdiri menjadi sebuah clothing dengan konsep iklan yang berbeda menggunakan model perempuan dengan busana minim 36 ia mengaku tidak lagi bersedia menjadi model Berak. Menurutnya, hal iu akan mepengaruhi citra dirinya dan band-nya. Seiring berkembangnya konsumen, Berak juga melakukan beberapa penyesuaian berkaitan dengan iklan yang diunggah di Instagram. Berak mulai menggunakan model yang mau difoto dengan memperlihatkan bagian tubuh vitalnya. Bahkan tidak jarang mereka menggunakan model dari luar negeri baik yang berasal dari Asia maupun model dari Amerika dan Eropa. Yang menarik dari model-model tersebut adalah sebagian besar merupakan model profesional yang sering berpose terbuka. Maka mereka tidak terlihat canggung ketika diminta untuk berpose menampilan bagian tubuh pribadi saat mengiklankan produk Berak. Penggunaan perempuan sebagai magnet dalam iklan produk sudah bukan hal yang tabu dalam dunia iklan. Perempuan yang dipakai sebagai model dalam iklan lazimnya adalah model yang mampu mencerminkan citra produk tersebut. Atau perempuan yang dianggap memiliki daya tarik tersendiri sehingga mampu menarik perhatian calon konsumen. Daya tarik terbesar perempuan terletak pada tubuhnya. Maka tidak jarang para pelaku bisnis memanfaatkan tubuh perempuan untuk menaikkan kuantitas penjualan produk. Tubuh perempuan diperlakukan sebagai komoditas dengan cara menonjolkan sisi sensualitas perempuan dan menggunakannya untuk menjual produk yang lain. Seperti diakui oleh Whitney, salah satu model Berak yang berpose terbuka gambar 4.12. Ketika diminta menjadi model Berak dan berpose terbuka ia langsung setuju. Karena menurutnya banyak keuntungan yang diperoleh dengan menjadi model brand tersebut. Selain mendapat uang, ia mengaku jadi semakin terkenal terutama di kalangan fotografer. Apalagi dengan posenya yang sensual dan menampilkan bagian tubuh privatnya. Whitney merasa tubuhnya adalah aset yang bisa menghasilkan keuntungan melalui profesinya sebagai model. “Karena kalau badan bagus tidak dipamerkan sayang kan Kak, Sudah olahraga susah-susah. Hahahaha,” ungkapnya dalam wawancara dengan penulis. 37 Lain halnya dengan Judith, salah satu model Berak asal Magelang yang mau menjadi model karena alasan pertemanan. Ia menerima tawaran tersebut karena pemilik Berak adalah temannya sehingga sulit baginya untuk menolak. Tetapi pose yang dilakukan oleh Judith tidak seperti Whitney yang berani mengekspos bagian tubuh terentu. Meski pose Judith juga terbuka karena hanya mengenakan hem tanpa celana, tetapi tidak menonjolkan bagian tubuh tertentu seperti yang dilakukan Whitney pada gambar 4.12. Baik Whitney maupun Judith, keduanya sama-sama menyadari jika tubuhnya memiliki daya tarik dan digunakan untuk mengiklankan produk. Tetapi keduanya sama sekali tidak keberatan akan hal tersebut, bahkan merasa diuntungkan. Hal yang sama juga terjadi pada perempuan yang menjadi model di iklan Berak. Salah satu model majalah pria dewasa, FHM, dari Filipina yaitu Jahziel Manabat juga menjadi model iklan Berak di Instagram. Berikut akun dan pose Jahziel di akun pribadi dan iklan Berak. Gambar 4.5 Tampilan akun Jahziel, pemilik akun zajruiz, salah satu model Berak dari Filipina Sumber: http:www.Instagramzajruiz 38 Gambar 4.6 Jahziel, ketika menjadi model Berak Sumber: http:www.InstagramBerak_ Dalam foto tersebut, Jahziel berpose menggunakan topi Berak yang telah enam kali produksi ulang. Dan pada iklan edisi tersebut, sosok Jahziel dianggap mampu menarik kembali minat konsumen untuk membeli produk tersebut. Tujuannya tidak lain adalah untuk meningkatkan kuantitas penjualan produk. Dalam hal ini, perempuan digunakan untuk menarik minat konsumen terhadap produk meskipun produk tersebut bukanlah produk yang diperuntukkan khusus untuk perempuan. Menurut Lono Simatupang, seorang pemerhati dan peneliti perilaku budaya, di dalam budaya populer yang menampilkan seksualitas, membawa suatu pesan seperti pesan kemodernan. Misalnya tampil modern itu tampil seksi, sehingga menimbulkan bergesernya nilai-nilai tentang keindahan tubuh. Hal yang demikian tidak menutup kemungkinan dapat menimbulkan pergeseran dalam menilai tubuh dalam masyarakat. Tubuh yang seharusnya bersifat privat berangsur menjadi sesuatu yang publik. Dengan kata lain seksualitas perempuan yang digunakan dalam iklan terutama dengan target audiens laki-laki menjadi sesuatu yang lumrah atau dapat menjadi ide utama. 23 ________________________ 23 Lono Simatupang, “Seksualitas, Budaya Populer dan Media Massa” dalam Jurnal Politik Lokal dan Sosial, edisi Tahun IV No 2, April-Mei 2004, hal 140 39 Lono menambahkan, budaya populer adalah budaya yang terbatas pada masyarakat perkotaan. Itupun terbatas pada masyarakat perkotaan yang terjangkau oleh media massa. Menurutnya, di dalam budaya populer, seksualitas menjadi bagian dari budaya populer yang diproduksi dan dikonsumsi dimana-mana. Di dalam masyarakat perkotaan, seksualitas dianggap sebagai hal yang biasa, namun tidak dengan masyarakat luas. Pun demkian dengan iklan-iklan Berak di akun Instagram Berak_ yang sering menampilkan sisi sensual perempuan. Citra sebagai produk modern melekat pada produk-produk Berak melalui iklannya. Tetapi iklan-iklan tersebut juga tidak serta merta dapat diterima oleh masyarakat luas. Terbukti dari komentar-komentar yang mengkritisi tampilan model dengan pose terbuka. Gambar 4.7 Komentar sebagian pengguna Instagram terhadap tampilan model Berak Sumber: http:www.InstagramBerak_ Dalam sebuah waancara dengan Djito Kasilo, praktisi dan konsultan periklanan, menyatakan jika iklan yang memanfaatkan tubuh perempuan untuk menarik calon konsumen adalah hal yang sah. Lebih lanjut, Kasilo, juga menjelaskan jika pada iklan produk Berak di Instagram masih terjadi bukan hanya karena perusahaan yang menginginkan tetapi juga karena publik memang menyukai iklan yang mengekspos bagian pribadi tubuh perempuan. Dalam hal ini, Djito menegaskan jika consumer insight target audiens Berak adalah mereka yang suka dengan hal-hal berbau seksualitas. 40

4.3. Bentuk-bentuk Komodifikasi Tubuh Perempuan dalam Iklan Berak di Instagram

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komodifikasi Tubuh Perempuan dalam Iklan Komersial: Studi Kasus Iklan Berak di Media Sosial Instagram T1 362012063 BAB I

0 1 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komodifikasi Tubuh Perempuan dalam Iklan Komersial: Studi Kasus Iklan Berak di Media Sosial Instagram T1 362012063 BAB II

0 0 14

T1 362012063 BAB III

0 1 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komodifikasi Tubuh Perempuan dalam Iklan Komersial: Studi Kasus Iklan Berak di Media Sosial Instagram T1 362012063 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komodifikasi Tubuh Perempuan dalam Iklan Komersial: Studi Kasus Iklan Berak di Media Sosial Instagram

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komodifikasi Tubuh Perempuan dalam Iklan Komersial: Studi Kasus Iklan Berak di Media Sosial Instagram

0 0 34

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komodifikasi Tubuh Perempuan dalam Media Sosial: Studi Kasus Aksi Vulgar di Media Sosial Bigo Live T1 BAB II

0 0 5

T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komodifikasi Tubuh Perempuan dalam Media Sosial: Studi Kasus Aksi Vulgar di Media Sosial Bigo Live T1 BAB V

0 0 2

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komodifikasi Tubuh Perempuan dalam Media Sosial: Studi Kasus Aksi Vulgar di Media Sosial Bigo Live T1 BAB IV

0 6 26

T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komodifikasi Tubuh Perempuan dalam Media Sosial: Studi Kasus Aksi Vulgar di Media Sosial Bigo Live T1 BAB III

0 0 4