commit to user 50
Dengan koreksi atau
error
sebesar 5 maka nilai densitas hasil pengukuran dan perhitungan menunjukan hasil yang sesuai. Nilai densitas menurut Shelby, 2005,
ditentukan oleh bahan penyusunnya yang dituliskan dalam persamaan � =
� �
4.2 Dimana
� adalah
molecula r weight
, � adalah molar volume, persamaan 4.2
sesuai dengan rumus empiris densitas pada persamaan 4.1. Berdasar persaman 4.1 dan 4.2 sesuai dengan komposisi 55TeO
2
-2Bi
2
O
3
-43-
x
ZnO-
x
Er
2
O
3
dimana
x= 0,5-2,5,
perbandingan mol Er
2
O
3
naik berarti meningkatkan nilai
molecular weight
sehingga tentunya penambahan Er
2
O
3
meningkatkan densitas sampel, sesuai dengan
trend
peningkatan densitas pada penelitian ini. Hal ini menunjukan bahwa penambahan Erbium meningkatkan nilai
densitas bahan.
3. Indeks Bias
Indeks bias merupakan salah satu sifat yang penting dalam karakterisasi kaca, banyak
peneliti yang
sudah melakukan
penelitian tentang
kaitan komposisikonsentrasi bahan tertentu dalam perubahan indeks bias kaca J. Singh,
2006. Dalam penelitian ini pengukuran nilai indeks bias dilakukan dengan mengunakan prinsip sudut Brewster, seperti yang dinyatakan dalam persamaan
�
2
= ��
4.3
commit to user 51
Persamaan 4.3 didapatkan dari persamaan dasar �� =
�
2
�
1
dimana �
1
= 1 karena cahaya datang dari udara menuju ke kacasampel dengan indeks bias
� �
2
= �.
Sedangkan nilai � merupakan sudut kritis hasil pengukuran. Hasil pengukuran
indeks bias ditunjukan dengan grafik � � untuk mode
T
m
transversemagnetic
. Contoh grafik hasil pengukuran indeks bias disajikan dalam Gambar 4.5 pada
komposisi 55TeO
2
-2Bi
2
O
3
-43-
x
ZnO-
x
Er
2
O
3
dimana
x= 0,5,
masing-masing sampel dilakukan pengukuran tiga kali dimana hasil yang digunakan dalam penelitian
ini adalah rata-rata dari ketiga pengukuran tersebut.
61,0 61,5
62,0 62,5
63,0 4,8
5,0 5,2
5,4 5,6
5,8 6,0
in te
n si
ta s
,5 mo
l Er2
O 3
sudut
Gambar 4.5 Grafik Hasil Pengukuran Indeks Bias � �� � untuk mode
T
m
pada
� = � , �
Sudut kritis � pada grafik Gambar 4.5 ditunjukan pada intensitas terendah.
Dari nilai � tersebut kemudian di substitusikan pada persamaan 4.3 sehingga
commit to user 52
didapatkan nilai indeks bias masing-masing kaca. Nilai indeks bias hasil perhitungan ditunjukan Tabel. 4.3, dari penelitian ini didapatkan nilai indeks bias antara 1,9013
sampai 1,9833. Hasil ini menunjukan
trend
yang naik dengan penambahan nilai konsentrasi Er
2
O
3,
trend
kenaikan indeks bias tersebut bisa di lihat pada Gambar 4.6. Beberapa penelitian lain terkait nilai indeks bias pernah dilakukan Rosmawati, 2007
pada kaca TeO
2 1-x
ZnO
x
dengan nilai
x
=0 sampai dengan
x
=4 dengan kenaikan nilai
x
=0,5 didapatkan nilai indeks bias 1,991-2,074. Hasil peneliti lain Weeranut, 2010 kaca 25Na
2
O-10CaO-65-
x
SiO
2
-
x
Er
2
O
3
dengan
x
= 0,00; 0,02; 0,05; 0,10; 0,30 and 0,50 mol didapatkan nilai indeks bias kaca 1,5247-1,5301.
Tabel. 4.3 Indeks Bias Kaca Pada
� = � , �
Sampel Er
2
O
3
mol Indeks Bias
1 0,5
1,9013 ± 0,0098 2
1,0 1,9240 ± 0,0052
3 1,5
1,9500 ± 0,0000 4
2,0 1,9600 ± 0,0000
5 2,5
1,9833 ± 0,0058
commit to user 53
0,5 1,0
1,5 2,0
2,5 1,88
1,90 1,92
1,94 1,96
1,98 2,00
in d
e ks
b ia
s
konsentrasi Er2O3 mol
Gambar 4.6
Trend
Kenaikan Nilai Indeks Bias Kaca pada
� = � , �
4. Energi Gap