d Maksud tuturan : perintahinstruksi
e Situasi : formal dalam medan perang
f Tingkat tutur : ngoko dan krama.
3.2. Wacana Perintah Halus
Wacana perintah halus pada dasarnya sama dengan wacana instruksi. Hanya terdapat perbedaan pada pemilihan verbanya. Jika pada
wacana instruksi verbanya selalu mendapat akhiran [-a-na], dalam wacana perintah halus itu dengan memilih kata-kata tertentu, seperti paring
dhawuh, njaluk tulung dan sebagainya. Untuk jelasnya perhatikan wacana 2 berikut.
2 + Bangsa Walanda pancen tansaya ngambra-ambra. Dhimas Koja, ingsun paring
dhawuh marang sliramu yen bangsa Walanda puguh dirampungi, budi
disembadani.
Menawi ngaten, kula namung sendika dhawuh, Njeng Pangeran.
+ Bangsa Belanda itu memang semakin menjadi-jadi banyak tingkahnya. Adinda
Koja, saya memberi tugas kepada anda jika bangsa Belanda tidak mau diajak baik,
sebaiknya kita layani apa saja maunya.
‘
Kalau begitu, saya hanya siap mengemban tugas, Kanjeng Pangeran.
Dalam wacana 2 di atas, tampak bahwa bentuk wacana perintah halus itu berisi suatu perintah yang dituturkan oleh penutur yang
mempunyai aspirasi atau pandangan hidup yang luas. Hal itu tercermin pada wujud wacananya menggunakan bahasa Jawa yang halus, indah, dan
santun. Misalnya pemilihan kata dhimas adinda, paring dhawuh memberi tugas, sliramu ‘anda merupakan kata-kata yang halus dan hanya
diucapkan oleh panutur yang mempunyai kemampuan berbahasa Jawa yang tinggi. Semuanya itu merupakan cerminan dari latar belakang
penutur sebagai seorang bangsawan atau orang yang dihormati. Keindahan wacana itu juga dapat diketahui dari pemilihan idium yang
bangga dirampungi, budi disembadani segala tindakannya baik atau buruk harus kita hadapi.
7
Adapun komponen tutur yang terkandung dalam wacana 2 tersebut adalah sebagai berikut.
a Penutur 1 usia
: tua 2 emosi
: agak marah 3 aspirasi
: postfiguratif 4 kemampuan berbahasa : lengkap dan baik
5 status sosial : tinggi
6 watak : tegas
b Mitra tutur 1 usia
: lebih muda netral 2 hubungan
: netraltidak akrab 3 status sosial
: rendah c Maksud tuturan
: perintah halus d Tempatsuasana
: formal e Tingkat tutur
: ngoko dan krama
3.3. Wacana Ajakan