Wacana Nasihat atau Pesan

Bagaimanapun juga Bapak jangan mempunyai anggapan bahwa saya ini hanya seperti barang mati. Saya tidak memiliki hak untuk memilih pria yang sangat saya cintai dengan tulus. Oh, Bapak. Mengapa Bapak tega melihat saya hidup menderita dengan orang tidak saya cintai. Oleh karena itu, saya mohon semoga Bapak memikirkan hal ini. Wacana 6 di atas merupakan jenis wacana yang berisi suatu pengharapan agar mitra tutur dapat menerima saran atau permohonan si penutur. Hal itu dapat diketahui dari pemakaian unsur kebahasaan seperti mugi-mugi mudah-mudahan, semoga. Namun, yang jelas bahwa wacana 6 di atas berisi tentang sesuatu harapan yang menginginkan mitra tutur bersedia melakukan suatu tindakan dengan didasari rasa kasihan, kasih sayang dan sebagainya. Jadi, wacana 6 itu dapat dinamakan wacana direktif yang berisi bujukan. Berdasarkan unsur komponen tutur, wacana 6 dapat dianalisis dengan hasil sebagai berikut. a Penutur: 1 Usia : lebih muda 2 Watak : pasrah, lemah 3 Aspirasi : kofiguratif 4 Emosi : sedih 5 Kemampuan bahasa : baik b Mitra tutur: 1 Usia : lebih tua 2 Aspirasi : postfiguratif 3 Status : lebih tinggi c Maksud tutur : bujukan d Hubungan : akrab anak dan ayah e Urutan tutur : krama inggil f Tempatsuasana : nonformal

3.6. Wacana Nasihat atau Pesan

Wacana direktif yang berisi nasehat atau suatu pesan banyak dipakai dalam bahasa Jawa. Wacana jenis ini merupakan suatu perintah kepada orang lain agar melakukan tindakan tetapi dengan cara 13 memberikan petujuk, seeperti cara-cara melakukan dan sebagainya. Dengan demikian, mitra tutur itu tidak merasa diperintah tetapi justru mereka itu diberi nasihat atau petujuk dalam melakukan suatu hal. Untuk jelasnya perhatikan wacana 7 berikut. 7 + Ora maido menawa dheweke ora tedhas pusaka lan gegaman landhep liyane. Dak kandhani ya Dhimas, coba wengi iki uga kethoken wit asem ing alun-alun Kabupaten Jepara. Mengko ing tengah-tengah ing glondhongan wit asem bakal kok temokake gada ireng wernane. Ya gada kuwi kang bisa kanggo ningkes satrumu  Iinggih kakangmas, mugi sedaya wau saget kasemabadan. + Memang kita percaya bahwa orang itu kebal terhadap pusaka dan senjata tajam. Saya beri saran ya Dhimas, coba pada malam ini juga potonglah pohon asam di alun- alun Kabupaten Jepara. Nanti di tengah-tengahnya pohon asem itu akan ditemukan gada yang berwarna hitam. Gada tersebut yang dapat dipakai untuk meringkus musuhmu itu. ‘ – Iya Kakanda, semoga semua itu dapat berhasil dengan baik’ Wacana 7 di atas merupakan contoh wacana direktif yang berisi pesan atau nasihat. Hal itu dapat diketahui dari maksud tuturan itu yaitu suatu perintah dengan disertai beberapa cara melaksanakan perintah itu agar berhasil. Pemarkah sebagai tanda wacana direktif adalah pemakaian kata coba cobalah dan afiks -en pada kata kethoken potonglah. kata coba cobalah menyatakan suatu saran atau pesan kepada mitra tutur, sedangkan afiks -en pada kata kethoken potonglah menyatakan suatu perintah. Dengan demikian, wacana 7 tersebut dapat digolongkan sebagai wacana direktif yang berisi pesan atau nasihat. Berdasarkan unsur komponen tuturnya, wacana 7 di atas dapat dianalisis dengan hasil sebagai berikut. a Penutur: 1 Usia : lebih tua 2 Watak : terbuka, bijaksana 3 Aspirasi : postfiguratif 4 Hubungan : kurang akrab 14 5 Kemampuan bahasa : baik b Mitra tutur: 1 Usia : lebih muda 2 Status : sejajar c Maksud tutur : nasihat atau pesan d Urutan tutur : ngoko dan krama e Tempatsuasana : nonformal

3.7. Wacana Larangan