Pengaruh Durasi Pemberian ASI dengan Kejadian Obesitas pada Murid PG dan TK A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Tahun 2010
Pengaruh Durasi Pemberian ASI dengan Kejadian Obesitas pada Murid PG dan TK A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Tahun 2010
Oleh :
MARGHERITA S SUMARDI 070100340
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2010
(2)
Pengaruh Durasi Pemberian ASI dengan Kejadian Obesitas pada Murid PG dan TK A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Tahun 2010
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
MARGHERITA S SUMARDI 070100340
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2010
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
Pengaruh Durasi Pemberian ASI dengan Kejadian Obesitas pada Murid PG dan TK A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Tahun 2010
NAMA : MARGHERITA S SUMARDI NIM : 070100340
_________________________________________________________________
Pembimbing Penguji
(dr. Rina Amelia, MARS) (dr. Fidel Ganis Siregar, Sp.OG)
NIP : 197604202003122002 NIP : 196305301989031019
(dr. Tetty Aman Nasution,M. Med, Sc)
NIP : 197001091997022001
Medan, Desember 2010 Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH) NIP : 195402201981101001
(4)
ABSTRAK
Prevalensi obesitas pada anak semakin meningkat dengan cepat. Hal ini merupakan peringatan karena kebanyakan anak yang mengalami obesitas akan menjadi orang dewasa yang obesitas juga, kondisi obesitas dapat berkaitan dengan timbulnya penyakit. Pencegahan obesitas sejak masa anak-anak merupakan masalah yang penting. Pemberian ASI memiliki banyak keuntungan, sedikit efek samping dan murah, hal itu bisa dijadikan sebagai sebuah cara yang efektif dalam mengurangi prevalensi obesitas pada anak-anak.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara durasi pemberian ASI dengan resiko obesitas pada murid PG dan TK-A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah tahun 2010. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh murid PG dan TK-A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah tahun 2010 yang berjumlah 30 orang dan seluruhnya dijadikan sampel ( total sampling), data dianalisa dengan menggunakan Uji Chi Square dan diolah dengan program SPSS 17.0.
Prevalensi obesitas yang paling tinggi sebanyak 20% ditemukan pada kelompok durasi ASI selama lahir-3 bulan, diikuti 10% untuk kelompok 4-6 bulan, 3.3% untuk kelompok ≥ 10 bulan, dan tidak ditemukan anak yang obesitas pada kelompok 7-9 bulan. Setelah dianalisis dengan Chi Square ditemukan terdapat hubungan antara durasi pemberian ASI dengan resiko obesitas ( p = 0.021) sehingga, dari hasil ini ditemukan bahwa ASI penting untuk mencegah obesitas pada anak.
Promosi pemberian ASI yang lama akan membantu menurunkan resiko obesitas pada anak-anak karena diketahui bahwa anak yang mengalami obesitas memiliki resiko yang tinggi menjadi orang dewasa yang obesitas.
(5)
ABSTRACT
The prevalence of obesity in children is increasing rapidly. This incidence is alarming due to the increased risk of these children of becoming obese adults and obtaining several obesity related comorbid conditions. The prevention of obesity since childhood has become an important issue. One of the many ways proposed is breastfeeding. Since the act of breastfeeding itself has many benefits, less adverse effect and low cost, it may be an effective way to reduce the prevalence of obesity in childhood.
This research was conducted to investigate the relationship between duration of breastfeeding and risk of being obesity among PG and TK-A students in Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah 2010. This analytic research was conducted with a cross sectional approach and the samples used in this research was collected with a total sampling techniques. Datas from the total 30 samples were analyzed using a Chi Square study with the SPSS 17.0 program.
The highest prevalence of obesity was found in the birth-3-months-duration breastfeeding groups summing up to 20% of the total students followed by the 4-6-months-duration breastfeeding groups summing upto 10% of the total students. No obesity incidence was found in the 7-9-months-duration breastfeeding groups. The Chi Square analysis showed a remarkable relationship between duration of breastfeeding and risk of being obesity (p = 0.021) which translates into the significant effect of prolonged breastfeeding in preventing obesity in children.
Promoting prolonged breastfeeding may help to decrease the risk of obesity in childhood and in concert, it will help to reduce the risk of these children from becoming obese adults.
(6)
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan dokter dan memperoleh gelar sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Judul Karya Tulis Ilmiah ini adalah “Pengaruh Durasi Pemberian ASI dengan Kejadian Obesitas pada Murid PG dan TK A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Tahun 2010”. Dalam menulis karya tulis ilmiah ini, penulis telah memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :
1. Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. dr. Rina Amelia, MARS, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan masukan kepada penulis, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.
3. dr. Fidel Ganis Siregar, Sp.OG, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan untuk menyempurnakan karya tulis ilmiah ini. 4. dr. Tetty Aman Nasution, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan
petunjuk serta nasihat dalam menyempurnakan karya tulis ilmiah ini. 5. Kepala sekolah PG dan TK serta staf-staf pengajar di Yayasan Pendidikan
Shafiyyatul Amaliyyah yang telah banyak membantu dan izin melakukan penelitian di sekolah tersebut.
6. Seluruh dosen dan pegawai di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara untuk jasa-jasanya selama masa perkuliahan.
7. Orang tua penulis, yang telah memberikan doa, motivasi baik secara moril dan materil sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan baik.
(7)
8. Rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak memberikan masukan dan bantuan untuk penelitian ini.
Akhir kata, penulis sadar bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna, disebabkan berbagai keterbatasan yang penulis miliki. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk dijadikan perbaikan di masa yang akan datang dan penulis juga mengharapkan semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua yang membacanya.
Medan, 17 November 2010
(8)
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Persetujuan ………... ii
Abstrak ……….. iv
Abstract ………. v
Kata Pengantar ………. vi
Daftar Isi ……… viii
Daftar Tabel ……….. x
Daftar Lampiran ……….. xi
BAB 1 PENDAHULUAN ……… 1
1.1 . Latar Belakang ……….…………. 1
1.2 . Rumusan Masalah ……….……….…... 3
1.3 .Tujuan Penelitian ………... 3
1.3. 1 Tujuan Umum……….……….… 3
1.3. 2 Tujuan Khusus………. 3
1.4 . Manfaat Penelitian ……… 4
1.4.1 Bagi Peneliti……… 4
1.4.2 Bagi Masyarakat……….…. 4
1.4.3 Bagi Ibu dan Anak……….. 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ………..… 6
2.1 . Obesitas ……….…… 6
2.2 . Air Susu Ibu ……….. 8
2.3 . ASI dengan Obesitas ……… 13
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL … 16 3.1 . Kerangka Konsep Penelitian ………. 16
3.2 . Defenisi Operasional ………. 16
3.2.1. Variabel Independen……… 16
3.2.2. Variabel Dependen……….. 17
3.3 . Hipotesis………. 17
BAB 4 METODE PENELITIAN ……… 18
4.1 . Jenis Penelitian ………....18
4.2 . Waktu dan Tempat Penelitian ………... 18
4.3 . Populasi dan Sampel ……….….. 18
4.4 . Teknik Pengumpulan Data ……….…. 19
(9)
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 20
5.1 . Hasil Penelitian ……….. 20
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ………....………. 20
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ………. 21
5.1.3. Hasil Analisa Data ………... 23
5.2 . Pembahasan ………...………. 26
5.2.1. Pengaruh Durasi Pemberian ASI dengan Kejadian Obesitas pada Murid PG dan TK A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Tahun 2010…. 26 5.2.2. Pengaruh Tingkat Pendidikan Akhir Ibu dengan Kejadian Obesitas pada Murid PG dan TK A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Tahun 2010 ………. 28
5.2.3. Pengaruh Berat Badan Lahir Anak dengan Kejadian Obesitas pada Murid PG dan TK A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Tahun 2010 ………. 29
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 30
6.1. Kesimpulan ………..…… 30
6.2. Saran ……… 30
DAFTAR PUSTAKA ………... 32 LAMPIRAN
(10)
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Perbandingan komposisi ASI, susu formula dan
susu sapi………... 13
Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin……….….. 21
Tabel 5.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan
Berat Badan Lahir Murid...………..………... 21
Tabel 5.3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan
Pendidikan Terakhir Orang Tua Murid……….…... 22
Tabel 5.4 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Durasi Pemberian ASI……… 22
Tabel 5.5 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Status
BMI Murid……….. 23
Tabel 5.6 Pengaruh Durasi Pemberian ASI dengan Kejadian
Obesitas pada Murid PG dan TK A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Tahun 2010………. 24
Tabel 5.7 Pengaruh Tingkat Pendidikan Akhir Ibu dengan Kejadian Obesitas pada Murid PG dan TK A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah tahun 2010………. 25
Tabel 5.8 Pengaruh Berat Badan Lahir Anak dengan Kejadian
Obesitas pada Murid PG dan TK A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah tahun 2010………. 26
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2 Lembar Survey Awal Lokasi Penelitian
Lampiran 3 Lembar Izin Penelitian dan Pengumpulan Data Lampiran 4 Lembar Penjelasan Pengisian Kuesioner Lampiran 5 Lembar Persetujuan Pengisian Kuesioner Lampiran 6 Lembar Kuesioner
Lampiran 7 Lembar Persetujuan Komisi Etik Tentang Pelaksanaan Penelitian Bidang Kesehatan
Lampiran 8 CDC BMI-for-age growth charts:
− 2 to 20 years : Boys Body mass index-for-age percentiles
− 2 to 20 years : Girls Body mass index-for-age percentiles
(12)
ABSTRAK
Prevalensi obesitas pada anak semakin meningkat dengan cepat. Hal ini merupakan peringatan karena kebanyakan anak yang mengalami obesitas akan menjadi orang dewasa yang obesitas juga, kondisi obesitas dapat berkaitan dengan timbulnya penyakit. Pencegahan obesitas sejak masa anak-anak merupakan masalah yang penting. Pemberian ASI memiliki banyak keuntungan, sedikit efek samping dan murah, hal itu bisa dijadikan sebagai sebuah cara yang efektif dalam mengurangi prevalensi obesitas pada anak-anak.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara durasi pemberian ASI dengan resiko obesitas pada murid PG dan TK-A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah tahun 2010. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh murid PG dan TK-A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah tahun 2010 yang berjumlah 30 orang dan seluruhnya dijadikan sampel ( total sampling), data dianalisa dengan menggunakan Uji Chi Square dan diolah dengan program SPSS 17.0.
Prevalensi obesitas yang paling tinggi sebanyak 20% ditemukan pada kelompok durasi ASI selama lahir-3 bulan, diikuti 10% untuk kelompok 4-6 bulan, 3.3% untuk kelompok ≥ 10 bulan, dan tidak ditemukan anak yang obesitas pada kelompok 7-9 bulan. Setelah dianalisis dengan Chi Square ditemukan terdapat hubungan antara durasi pemberian ASI dengan resiko obesitas ( p = 0.021) sehingga, dari hasil ini ditemukan bahwa ASI penting untuk mencegah obesitas pada anak.
Promosi pemberian ASI yang lama akan membantu menurunkan resiko obesitas pada anak-anak karena diketahui bahwa anak yang mengalami obesitas memiliki resiko yang tinggi menjadi orang dewasa yang obesitas.
(13)
ABSTRACT
The prevalence of obesity in children is increasing rapidly. This incidence is alarming due to the increased risk of these children of becoming obese adults and obtaining several obesity related comorbid conditions. The prevention of obesity since childhood has become an important issue. One of the many ways proposed is breastfeeding. Since the act of breastfeeding itself has many benefits, less adverse effect and low cost, it may be an effective way to reduce the prevalence of obesity in childhood.
This research was conducted to investigate the relationship between duration of breastfeeding and risk of being obesity among PG and TK-A students in Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah 2010. This analytic research was conducted with a cross sectional approach and the samples used in this research was collected with a total sampling techniques. Datas from the total 30 samples were analyzed using a Chi Square study with the SPSS 17.0 program.
The highest prevalence of obesity was found in the birth-3-months-duration breastfeeding groups summing up to 20% of the total students followed by the 4-6-months-duration breastfeeding groups summing upto 10% of the total students. No obesity incidence was found in the 7-9-months-duration breastfeeding groups. The Chi Square analysis showed a remarkable relationship between duration of breastfeeding and risk of being obesity (p = 0.021) which translates into the significant effect of prolonged breastfeeding in preventing obesity in children.
Promoting prolonged breastfeeding may help to decrease the risk of obesity in childhood and in concert, it will help to reduce the risk of these children from becoming obese adults.
(14)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak yang abnormal atau berlebihan sehingga dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Obesitas ditentukan dengan menggunakan Indeks Masa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI), yaitu perbandingan berat badan (dalam kilogram) dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter). Pada tahun 2005, sekitar 1,6 miliar orang dewasa di seluruh dunia mengalami overweight dan sekurang-kurangnya 400 juta diantaranya mengalami obesitas. Pada tahun 2015, diperkirakan 2,3 miliar orang dewasa akan mengalami overweight dan 700 juta di antaranya obesitas. Pada tahun 2005, sekurang-kurangnya 20 juta anak-anak usia di bawah 5 tahun di dunia mengalami overweight (World Health Organization, 2006).
Obesitas merupakan epidemik yang terus berkembang di Amerika Serikat. Sejak tahun 1960 sampai 2006, persentase obesitas pada orang dewasa berumur di atas 20 tahun bertambah menjadi dua kali lipat, meningkat dari 13% menjadi 34% (Center for Disease Control, 2009). Data dari survey The National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) menunjukkan bahwa prevalensi obesitas telah meningkat, yaitu dari 5.0% menjadi 12.4% untuk anak-anak usia 2-5 tahun, 6.2-5% sampai 17% untuk anak-anak usia 6-11 tahun, dan 2-5% sampai 17,6% untuk anak-anak usia 12-19 tahun (Center for Disease Control, 2006).
Peningkatan prevalensi obesitas tidak saja menjadi masalah di negara yang pendapatannya tinggi tetapi juga telah terjadi pada negara berpendapatan sedang dan rendah terutama di daerah perkotaan (World Health Organization, 2006). Berkaitan dengan obesitas pada tahun pertama kehidupan sampai usia 5-6 tahun, menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada tahun 1989 di perkotaan terdapat 4,6% anak laki-laki dan 8% anak perempuan yang menderita obesitas. Bila menurut Yussac et al (2007), prevalensi obesitas pada tahun 1997 di 27 propinsi adalah 4,6%. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, prevalensi nasional obesitas umum pada penduduk berusia ≥ 15
(15)
tahun pada laki-laki sebesar 13,9% dan pada perempuan sebesar 23,8%, sedangkan prevalensi berat badan berlebih anak-anak usia 6-14 tahun pada laki-laki 9,5% dan pada perempuan 6,4%. Angka ini hampir sama dengan estimasi
World Health Organization sebesar 10% pada anak usia 5-17 tahun (Depkes, 2007).
Obesitas pada anak berpotensi untuk mengalami berbagai penyebab kesakitan dan kematian menjelang dewasa (World Health Organization, 2006). Banyak penelitian yang menyatakan bahwa anak-anak yang mengalami obesitas akan menjadi orang dewasa yang obesitas juga (Yussac et al, 2007). Whitaker et al (1997) dalam Grummer-Strawn dan Mei (2004) menemukan sekitar 80% anak-anak usia 10-15 tahun yang overweight akan menjadi obesitas pada umur 25 tahun.
Obesitas akan menimbulkan konsekuensi kesehatan yang serius dan merupakan resiko mayor untuk mengalami penyakit-penyakit kronik seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, gangguan muskuloskeletal dan beberapa kanker (World Health Organization, 2006). Obesitas berhubungan dengan berbagai macam masalah kesehatan pada masa anak-anak dan merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang penting pada masa dewasa.
Masalah kesehatan yang paling sering terjadi pada anak-anak dan remaja obesitas adalah gangguan kardiovaskular (hiperkolestolemia, dislipidemia dan hipertensi), gangguan sistem endokrin (hiperinsulin, resistensi insulin, diabetes mellitus tipe 2, gangguan menstruasi) dan gangguan status mental (depresi, rasa percaya diri yang rendah) (American Academy of Pediatrics, 2003). Maka pencegahan obesitas pada anak-anak sangat penting untuk pencegahan jangka panjang penyakit kronis.
Keadaan lingkungan dan perilaku sangat berperan penting dalam mencegah obesitas, maka pencegahan sedini mungkin merupakan cara yang penting dalam mencegah obesitas (Miller et al, 2004). Program pencegahan dengan menggalakkan pemberian ASI (Air Susu Ibu) dan aktivitas fisik serta mengurangi konsumsi minuman yang manis dan waktu menonton televisi sangatlah menjanjikan (Gillman, 2002). Gillman (2001) dalam Grummer-Strawn
(16)
dan Mei (2004) mendapatkan angka overweight yang sangat tinggi ditemukan pada anak-anak usia 4 tahun yang tidak diberi ASI atau yang hanya diberi ASI selama kurang dari 1 bulan, kejadian overweight semakin menurun dengan bertambahnya pemberian ASI dalam durasi yang lama. Pemberian ASI menunjukkan penurunan resiko obesitas yang bermakna pada anak-anak usia 39 sampai 42 bulan (Armstrong dan Reilly, 2002). Nguyen (2005) mengatakan hipotesis bahwa ASI dapat memberikan efek protektif terhadap obesitas telah didukung oleh banyak bukti epidemiologik.
Menurut Birch dan Fisher (1998) dalam Grummer-Strawn dan Mei (2004) ada beberapa kemungkinan mekanisme biologik yang berhubungan dengan lama durasi pemberian ASI dengan menurunnya resiko terjadinya obesitas. Von kries,
et al (1999) menyimpulkan bahwa pemberian ASI menurunkan resiko obesitas pada anak-anak usia sekolah, efek ini lebih disebabkan kepada komposisi ASI dibandingkan dengan gaya hidup. Pemberian ASI merupakan cara yang sederhana serta memiliki efek samping yang rendah dalam mencegah obesitas yang paling memungkinkan untuk digalakkan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan judul penelitian di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian yaitu apakah durasi pemberian ASI berpengaruh terhadap kejadian obesitas pada murid PG dan TK A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah tahun 2010.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3. 1 Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh durasi pemberian ASI dengan kejadian obesitas pada murid PG dan TK A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah.
1.3. 2 Tujuan Khusus
(17)
1. Mengetahui lama pemberian ASI pada murid PG dan TK A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah.
2. Mengetahui jumlah murid PG dan TK A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah yang mengalami obesitas berdasarkan IMT menurut kurva CDC 2000.
1.4 Manfaat penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti :
1. Memperoleh pengalaman belajar dan pengetahuan dalam melakukan penelitian.
2. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat. 3. Meningkatkan kemampuan statistik di bidang kedokteran dan
mengaplikasikannya ke dalam penelitian.
4. Menerapkan ilmu kedokteran yang dimiliki dan didapat selama pendidikan di Fakultas Kedokteran Sumatera Utara.
5. Mengembangkan daya nalar, minat dan kemampuan meneliti dalam bidang penelitian.
1.4.2 Bagi Masyarakat :
1. Memberikan wawasan mengenai keuntungan pemberian ASI dalam mencegah obesitas pada anak.
2. Sebagai masukan bagi instansi pendidikan, kesehatan, media informasi dan komunikasi serta pihak-pihak lain yang terkait dalam melaksanakan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai manfaat pemberian ASI dalam mengurangi tingkat kejadian obesitas pada anak.
1.4.3 Bagi Ibu dan Anak :
1. Memberikan informasi dan pengetahuan mengenai manfaat ASI dalam mencegah kejadian obesitas pada anak.
2. Menumbuhkan kepedulian dan kepekaan ibu dalam mencari informasi yang benar mengenai manfaat ASI dalam mencegah kejadian obesitas pada anak.
(18)
3. Menumbuhkan kesadaran ibu akan bahaya obesitas pada anak agar dapat mencegahnya.
1.4.4 Bagi Pihak Sekolah :
Memberikan informasi bahwa ASI dapat memberikan efek protektif terhadap obesitas apabila diberikan dalam durasi yang lama (≥ 4 bulan).
(19)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Obesitas
Obesitas didefinisikan sebagai kandungan lemak berlebihan di simpanan jaringan adiposa. Obesitas terjadi jika selama periode waktu tertentu, kilokalori yang masuk melalui makanan lebih banyak daripada yang digunakan untuk menunjang kebutuhan energi tubuh dan kelebihan energi tersebut disimpan sebagai trigliserida di jaringan lemak. Sebagian faktor yang mungkin berperan adalah gangguan emosi dengan makan berlebihan yang menggantikan rasa puas lainnya, pembentukan sel-sel lemak dalam jumlah berlebihan akibat pemberian makanan berlebihan, gangguan endokrin tertentu, gangguan pusat pengatur kenyang-selera makan (satiety-appetite center) di hipotalamus, kecenderungan herediter, kelezatan makanan yang tersedia dan kurang berolahraga (Sherwood, 2001).
Obesitas terjadi karena adanya kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Gangguan keseimbangan energi ini dapat disebabkan oleh faktor eksogen (obesitas primer) sebagai akibat nutrisional (90%) dan faktor endogen (obesitas sekunder) akibat adanya kelainan hormonal, sindrom atau defek genetik (meliputi 10%).
Pengaturan keseimbangan energi diperankan oleh hipotalamus melalui 3 proses fisiologis, yaitu pengendalian rasa lapar dan kenyang, mempengaruhi laju pengeluaran energi dan regulasi sekresi hormon. Proses dalam pengaturan penyimpanan energi ini terjadi melalui sinyal-sinyal eferen (yang berpusat di hipotalamus) setelah mendapatkan sinyal aferen dari perifer (jaringan adiposa, usus dan jaringan otot).
Sinyal-sinyal tersebut bersifat anabolik (meningkatkan rasa lapar serta menurunkan pengeluaran energi) dan dapat pula bersifat katabolik (anoreksia, meningkatkan pengeluaran energi) dan dibagi menjadi 2 kategori, yaitu sinyal pendek dan sinyal panjang. Sinyal pendek mempengaruhi porsi makan dan waktu makan, serta berhubungan dengan faktor distensi lambung dan peptida
(20)
gastrointestinal, yang diperankan oleh kolesistokinin (CCK) sebagai stimulator dalam peningkatan rasa lapar. Sinyal panjang diperankan oleh fat-derived
hormon leptin dan insulin yang mengatur penyimpanan dan keseimbangan energi.
Apabila asupan energi melebihi dari yang dibutuhkan, maka jaringan adiposa meningkat disertai dengan peningkatan kadar leptin dalam peredaran darah. Kemudian, leptin merangsang anorexigenic center di hipotalamus agar menurunkan produksi Neuro Peptida Y (NPY) sehingga terjadi penurunan nafsu makan. Demikian pula sebaliknya bila kebutuhan energi lebih besar dari asupan energi, maka jaringan adiposa berkurang dan terjadi rangsangan pada orexigenic
center di hipotalamus yang menyebabkan peningkatan nafsu makan. Pada sebagian besar penderita obesitas terjadi resistensi leptin, sehingga tingginya kadar leptin tidak menyebabkan penurunan nafsu makan.
Berdasarkan distribusi jaringan lemak, gejala klinis pada obesitas dibedakan menjadi apple shape body (distribusi jaringan lemak lebih banyak dibagian dada dan pinggang) dan pear shape body/gynecoid (distribusi jaringan lemak lebih banyak dibagian pinggul dan paha). Apple shape body sering terjadi pada laki-laki sedangkan pear shape body sering terjadi pada perempuan. Secara klinis kedua tipe ini mudah dikenali, karena mempunyai ciri-ciri yang khas, antara lain wajah bulat dengan pipi tembem dan dagu rangkap, leher relatif pendek, dada membusung dengan payudara membesar, perut membuncit (pendulous abdomen) dan striae abdomen. Lain halnya pada anak laki-laki, dapat ditemukan burried penis, gynaecomastia, pubertas dini, genu valgum
(tungkai berbentuk X) dengan kedua pangkal paha bagian dalam saling menempel dan bergesekan yang dapat menyebabkan laserasi kulit (Hidajat, Siti Nurul Hidayati dan Roedi Irawan, 2006).
Obesitas pada anak merupakan masalah yang sangat kompleks, yang antara lain berkaitan dengan kualitas makanan yang dikonsumsi oleh seseorang, perubahan pola makan menjadi makanan cepat saji yang memiliki kandungan kalori dan lemak yang tinggi, waktu yang dihabiskan untuk makan, waktu
(21)
pertama kali anak mendapat asupan berupa makanan padat, kurangnya aktivitas fisik, faktor genetik, hormonal dan lingkungan (Yussac et al, 2007).
Jumlah lemak tubuh dipengaruhi sejak masa gestasi oleh berat badan dan kenaikan berat badan maternal selama periode antenatal. Selanjutnya, perilaku makan mulai terkondisi dan terlatih oleh asupan dan pola makan sejak bulan-bulan pertama kehidupan. Kenaikan berat badan pada anak kemudian juga dipengaruhi kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mengandung energi tinggi, maupun kebiasaan mengkonsumsi makanan ringan. Keluaran energi rendah dapat disebabkan oleh rendahnya metabolisme tubuh, aktivitas fisik dan efek termogenesis makanan yang ditentukan oleh komposisi makanan. Lemak memberi efek termogenesis lebih rendah (3% dari total energi dihasilkan oleh lemak) dibandingkan dengan karbohidrat (6-7% dari total energi dihasilkan oleh karbohidrat) dan protein (25% dari total energi dihasilkan protein). Hal tersebut menunjukkan pentingnya peranan pola dan asupan makanan dalam terjadinya obesitas (Yussac et al, 2007).
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), obesitas merupakan keadaan Indeks Massa Tubuh (IMT) anak yang berada di atas persentil ke-95 pada grafik tumbuh kembang anak sesuai jenis kelaminnya. Definisi ini relatif sama dengan Institute of Medicine (IOM) di AS, sementara Center for Disease Control (CDC) AS berargumen bahwa seorang anak dikategorikan obesitas jika mengalami kelebihan berat badan di atas persentil ke-95 dengan proporsi lemak tubuh yang lebih besar dibanding komponen tubuh lainnya , kategori Overweight apabila sebesar 85 sampai <95 persentil , berat normal apabila sebesar 5 persentil sampai <85 persentil dan Underweight apabila < 5 persentil, (Farmacia, 2007).
2.2 Air Susu Ibu
Keuntungan yang dapat diperoleh dari ASI sangat banyak. Bagi bayi, pemberian ASI dapat mencegah infeksi. Bagi ibu, pemberian ASI dapat memulihkan diri dari proses persalinan dan dapat mencegah kehamilan selama 6 bulan ke depan. Selama masa kehamilan, hormon estrogen dan progesterone
(22)
serta merangsang produksi kolostrum. Produksi ASI tidak berlangsung sampai masa sesudah kelahiran bayi ketika kadar hormon estrogen menurun. Penurunan kadar estrogen ini memungkinkan naiknya kadar prolaktin dan produksi ASI. Produksi prolaktin yang berkesinambungan disebabkan oleh menyusunya bayi pada payudara ibu.
Pelepasan ASI berada di bawah kendali neuro-endokrin. Rangsang sentuhan pada payudara (bayi menghisap) akan merangsang produksi oksitosin yang menyebabkan kontraksi sel-sel myoepithel. Proses ini disebut sebagai “refleks prolaktin” atau milk production reflect yang membuat ASI tersedia bagi bayi. Dalam hari-hari dini, laktasi refleks ini tidak dihambat oleh keadaan emosi ibu bila ia merasa takut, lelah, malu, merasa tidak pasti, atau bila merasakan nyeri.
Hisapan bayi memicu pelepasan ASI dari alveolus mamae melalui duktus ke sinus lactiferous. Hisapan merangsang produksi oksitosin oleh kelenjar hypofisis posterior. Oksitosin memasuki darah dan menyebabkan kontraksi sel-sel khusus (sel-sel-sel-sel myoepithel) yang mengelilingi alveolus mamae dan duktus
lactiferous. Kontraksi sel-sel khusus ini mendorong ASI keluar dari alveoli melalui duktus lactiferous menuju sinus lactiferous, tempat ASI di dalam sinus tertekan keluar, ke mulut bayi. Gerakan ASI dari sinus ini dinamakan let down reflect atau “pelepasan”. Pada akhirnya, let down dapat dipacu tanpa rangsangan hisapan. Pelepasan dapat terjadi bila ibu mendengar bayi menangis atau sekedar memikirkan tentang bayinya.
Cairan pertama yang diperoleh bayi dari ibunya sesudah dilahirkan adalah kolostrum, mengandung campuran yang kaya akan protein, mineral, dan antibodi, daripada ASI yang telah “matur”. ASI mulai ada kira-kira pada hari 3 atau ke-4 setelah kelahiran bayi dan kolostrum berubah menjadi ASI yang matur kira-kira 15 hari sesudah bayi lahir. Bila ibu menyusui sesudah bayi lahir dan bayi diperbolehkan sering menyusu maka proses produksi ASI akan meningkat. Komposisi gizi dalam ASI antara lain adalah protein, lemak, vitamin, zat besi, zat anti infeksi, laktoferin, faktor bifidus, lisozim dan taurin. Dibandingkan dengan komposisi protein susu mamalia lain, protein ASI paling rendah, berkisar 1,3
(23)
g/ml pada bulan pertama dengan rata-rata 1,15 g/100ml dihitung berdasarkan total nitrogen x 6,25.
ASI mengandung whey protein dan casein. Casein adalah protein yang sukar dicerna dan whey protein adalah protein yang membantu menyebabkan isi pencernaan bayi menjadi lebih lembut atau mudah dicerna oleh usus bayi. Rasio
whey – casein yang tinggi pada ASI membantu pencernaan bayi dengan pembentukan hasil akhir pencernaan bayi yang lebih lembut dan mengurangi waktu pengosongan gaster bayi. Rasio casein : whey pada ASI adalah 60 : 40, sedangkan pada susu sapi dan susu formula adalah 20 : 80 dan 18 : 82. Di sini, tampak bahwa casein dalam ASI hanya setengah dari susu sapi. Meskipun kedua susu tersebut sama-sama mengandung whey protein yang baik untuk pencernaan, namun whey ASI terdiri dari alpha-lactalbumin, ASI juga mengandung 4 unsur penting lainnya, yaitu serum albumin, laktoferin, immunoglobulin, dan lisozim.
Lemak ASI terdiri dari trigliserida (98-99%) yang dengan enzim lipase akan terurai menjadi trigliserol dan asam lemak. Enzim lipase tidak hanya terdapat pada sistem pencernaan bayi, tetapi juga dalam ASI. Lemak ASI lebih mudah dicerna karena sudah dalam bentuk emulsi. Salah satu keunggulan lemak ASI adalah kandungan asam lemak esensial, docosahexaenoic acid (DHA) dan
arachnoid acid (AA) yang berperan penting dalam pertumbuhan otak sejak trimester I kehamilan sampai 1 tahun usia anak. Yang merupakan asam lemak esensial sebenarnya adalah kelompok omega-3 yang dapat diubah menjadi DHA dan omega-6 yang dapat diubah menjadi AA.
Kelebihan ASI yaitu selain mengandung n-3 dan n-6, juga mengandung DHA dan AA. Konsentrasi lemak meningkat dari 2.0 g/100ml pada kolostrum menjadi sekitar 4-4.5 g/100ml pada hari ke-14 setelah persalinan. Kadar lemak juga bervariasi pada saat baru mulai menyusui (fore milk) menjadi 2 – 3 kali lebih tinggi pada akhir menyusui (hind milk). Dibandingkan dengan lemak yang bervariasi konsentrasinya, asam lemak lebih stabil. Dalam ASI, asam lemak terdiri dari 42% asam lemak jenuh dan 57% asam lemak tak jenuh, termasuk DHA dan AA yang sangat dibutuhkan untuk perkembangan otak bayi dan anak kecil.
(24)
Di dalam ASI terdapat vitamin yang larut dalam lemak dan yang larut dalam air. Vitamin yang larut lemak antara lain adalah vitamin A, D, E dan K sedangkan vitamin yang larut dalam air adalah vitamin C, asam nikotinik, B12, B1(tiamin), B2 (riboflavin), B6 (piridoksin). Vitamin A adalah salah satu vitamin penting yang tinggi kadarnya dalam kolostrum dan menurun pada ASI biasa. ASI adalah sumber vitamin A yang baik dengan konsentrasi sekitar 200 IU/dl. Vitamin D dan K sedikit dalam ASI. Untuk negara tropis yang terdapat cukup sinar matahari, vitamin D tidak jadi masalah. Vitamin K akan terbentuk oleh bakteri di dalam usus bayi beberapa waktu kemudian. Vitamin C, asam nikotinik, B12, B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B6 (piridoksin) sangat dipengaruhi oleh makanan ibu, namun untuk ibu dengan status gizi normal, tidak perlu diberi suplemen.
Meskipun ASI mengandung sedikit zat besi (0.5 – 1.0 mg/liter), namun bayi yang menyusui jarang terkena anemia. Bayi lahir dengan cadangan zat besi dan zat besi dari ASI diserap dengan baik (>70%) dibandingkan dengan penyerapan 30% dari susu sapi dan 10% dari susu formula.
ASI mengandung anti infeksi terhadap berbagai macam penyakit, seperti penyakit saluran pernafasan atas, diare, dan penyakit saluran pencernaan. ASI sering disebut juga “darah putih” yang mengandung enzim, immunoglobulin, dan lekosit. Lekosit terdiri atas fagosit 90% dan limfosit 10%, yang meskipun sedikit tetap dapat memberikan efek protektif yang signifikan terhadap bayi. Immunoglobulin merupakan protein yang dihasilkan oleh sel plasma sebagai respon terhadap adanya imunogen atau antigen (zat yang menstimulasi tubuh untuk memproduksi antibodi).
Ada 5 macam immunoglobulin, yaitu IgA, IgM, IgE, IgD, dan IgG. Dari kelimanya, secretory IgA (sIgA) disekresi oleh makrofag (disintesa dan disimpan dalam payudara), yang berperan dalam fungsi antibodi ASI melalui alur limfosit
(lymphocyte pathway). Antibodi IgA yang terbentuk dalam payudara ibu (melalui ASI) setelah ibu terekspos terhadap antigen di saluran pencernaan dan saluran pernafasan disebut BALT (bronchus associated immunocompetent lymphoid tissue) dan GALT (gut associated immunocompetent lymphoid tissue).
(25)
Bayi baru lahir mempunyai cadangan IgA sedikit dan karena itulah ia sangat memerlukan tambahan proteksi sIgA dalam ASI terhadap penyakit infeksi.
Laktoferin banyak dalam ASI (1-6 mg/ml), tapi tidak terdapat dalam susu sapi. Laktoferin bekerja sama dengan IgA untuk menyerap zat besi dari pencernaan sehingga menyebabkan terhindarnya suplai zat besi yang dibutuhkan organisme patogenik, seperti Eschericia coli ( E. coli) dan Candida albikans. Oleh karena itu, pemberian suplemen zat besi kepada bayi menyusui harus lebih dipertimbangkan.
Faktor bifidus dalam ASI meningkatkan pertumbuhan bakteri baik dalam usus bayi (Lactobacillus bifidus) yang melawan pertumbuhan bakteri pathogen seperti Shigella, Salmonella dan E.coli yang ditandai dengan pH rendah (5-6), bersifat asam dari tinja bayi.
Lisozim termasuk whey protein yang bersifat bakterisidal dan antiinflamasi dapat melawan serangan mikroorganisme. Taurin adalah asam amino dalam ASI yang terbanyak kedua dan tidak terdapat dalam susu sapi. Berfungsi sebagai neurotransmitter dan berperan penting dalam maturasi otak bayi (Sulistyawati, 2009). Berikut ini adalah tabel perbandingan kompsisi antara ASI, susu formula dan susu sapi ( Kraus, 1998).
(26)
Tabel 2.1
Perbandingan Komposisi ASI, Susu Formula dan Susu Sapi
Sumber : American Academy of Pediatrics (2005). Breastfeeding and the use of human milk. Pediatrics J;115(2):496-506.
2.3 ASI dengan Obesitas
Hubungan antara lamanya durasi pemberian ASI dengan menurunnya risiko obesitas mungkin disebabkan oleh berbagai mekanisme biologik. Menurut Birch dan Fisher (1998) dalam Grummer-Strawn dan Mei (2004) ada beberapa kemungkinan mekanisme biologik yang berhubungan dengan lama durasi pemberian ASI dengan menurunnya risiko terjadinya obesitas yaitu yang pertama, anak-anak yang diberi ASI dapat mengatur jumlah susu yang mereka konsumsi, kemampuan mengatur sendiri pemasukan energi ini berhubungan dengan respons internal mereka untuk menyadari rasa kenyang yang lebih baik daripada anak-anak yang diberi susu botol.
Kemungkinan kedua adalah kadar insulin dalam darah pada anak-anak yang diberikan susu formula lebih tinggi dan memiliki respon insulin yang lebih
(27)
panjang daripada anak-anak yang diberi ASI, hal ini menstimulasi lebih banyak deposisi jaringan lemak, yang mengakibatkan bertambahnya berat badan, obesitas dan resiko Diabetes Melitus tipe 2.
Kemungkinan yang ketiga adalah konsentrasi leptin (hormon yang berfungsi untuk menghambat nafsu makan dan mengatur lemak dalam tubuh) ditemukan dalam konsentrasi yang lebih seimbang pada anak-anak yang diberikan ASI daripada anak-anak yang diberi susu formula. Hipotesis mengenai pemberian ASI dapat menimbulkan efek protektif terhadap obesitas banyak didukung oleh bukti-bukt i epidemiologi, namun masih kontorversial.
Menurut Lucas et al dalam Nguyen (2005), neonatus yang diberi susu botol memiliki perubahan konsentrasi insulin, motilin, enteroglucagon,
neurotensin, dan pancreatic polypeptide dalam plasma yang signifikan setelah pemberian susu botol. Tingkat basal polipeptida inhibitorik lambung, motilin, neurotensin dan peptida vasoaktif intestinal meningkat pada bayi yang diberikan susu botol. Hal ini mungkin dapat menjelaskan perbedaan deposisi lemak subkutan dan frekuensi buang air besar antara bayi yang diberikan ASI dan yang diberikan susu botol.
Menurut Hirai et al dalam Nguyen (2005) Banyak faktor pertumbuhan yang terdapat dalam ASI, seperti EGF, IGF-1, FGF, HGF, dan TGH-alfa, hal ini memiliki pengaruh yang kuat terhadap sel intestinal imatur dan akan berpengaruh dalam adaptasi saluran cerna perinatal. Faktor-faktor pertumbuhan ini akan menghambat diferensiasi adiposity in vitro.
Leptin memiliki fungsi regulatorik pada balita dengan menghambat nafsu makan dan jalur anabolik serta menstimulasi jalur katabolik (Casabiel et al dalam Nguyen, 2005). Pemberian ASI menunjukkan penurunan resiko obesitas yang bermakna pada anak-anak usia 39 sampai 42 bulan (Julie Armstrong, John J Reilly, and the Child Health Information Team, 2003). Pemberian ASI yang memiliki banyak keuntungan, efek sampingnya rendah, dan murah, sangatlah berguna untuk melawan tingkat obesitas yang terus meningkat di negara maju maupun negara berkembang. Namun, teori mengenai ini masih perlu
(28)
dikonfirmasi dan diperjelas mekanismenya, maka masih diperlukan penelitian-penelitian lebih lanjut.
(29)
BAB 3
KERANGKA KONSEP
3.1Kerangka Konsep
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :
Variabel Independen Variabel Dependen
3.2Definisi Operasional
3.2.1 Variabel Independen : Durasi pemberian ASI
Definisi :durasi pemberian ASI adalah lamanya pemberian ASI eksklusif tanpa makanan dan minuman pendamping yang dimulai sejak bayi baru lahir sampai selama 6 bulan, lalu dilanjutkan dengan pemberian ASI sampai 2 tahun bersama makanan pendamping ASI.
Cara ukur :wawancara Alat ukur :kuesioner Kategori :tidak pernah
lahir - 3 bulan 4 – 6 bulan 7 – 9 bulan ≥10 bulan Skala pengukuran :ordinal
Kejadian obesitas pada anak
(30)
3.2.2 Variabel Dependen: Obesitas pada anak
Definisi :obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak yang abnormal atau berlebihan sehingga dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Kategori obesitas apabila berada di atas persentil ke-95. Cara ukur :menghitung BMI anak yaitu menimbang berat
badan dengan menggunakan timbangan dan tinggi badan dengan menggunakan meteran, hasil yang diperoleh dihitung dengan menggunakan rumus BMI yaitu perbandingan berat badan (dalam kilogram) dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter), kemudian memplotkan hasil perhitungan tersebut ke CDC BMI-for-age growth charts yang dibedakan untuk perempuan dan laki-laki (CDC BMI-for-age growth chart
dapat dilihat pada bagian lampiran).
Alat ukur : timbangan, meteran dan CDC BMI-for- age growth charts.
Kategori :underweight = 5 persentil
normal weight = 5 → <85 persentil overweight = 85 → <95 persentil obese = ≥ 95 persentil Skala pengukuran :ordinal
3.3Hipotesis
Ada hubungan antara durasi pemberian ASI dengan kejadian obesitas pada murid PG dan TK A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Tahun 2010.
(31)
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1Jenis Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik, dimana akan dicari mengenai pengaruh durasi pemberian ASI dengan kejadian obesitas pada murid PG dan TK A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah. Variabel independen adalah durasi pemberian ASI dan variabel independen adalah kejadian obesitas pada murid PG dan TK di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara cross sectional dimana pengambilan data hanya dilakukan sekali pada setiap responden.
4.2Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September 2010 dan dilakukan di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah, Medan. Lokasi ini dipilih berdasarkan evaluasi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti dan karena ada penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa prevalensi obesitas di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah ditemukan cukup tinggi disana.
4.3Populasi dan Sampel
Pemilihan sampel dalam penelitian ini diambil secara total sampling. Populasi murid PG dan TK A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah yang secara keseluruhan berjumlah 50 orang beserta dengan ibunya masing-masing akan diikutsertakan menjadi sampel penelitian. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah seluruh murid PG dan TK A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah dan kuesioner yang lengkap diisi oleh ibu mereka masing-masing. Kriteria eksklusi yaitu murid yang tidak hadir pada saat penelitian dan tidak bersedia mengikuti penelitian ini.
(32)
4.4Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan berupa data primer yaitu data yang dikumpulkan langsung dari sampel penelitian dengan metode wawancara dan pengukuran BMI. Durasi pemberian ASI akan diperoleh melalui wawancara terhadap ibu, sedangkan digunakan penghitungan BMI untuk mengetahui kejadian obesitas pada murid PG dan TK A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan total sampling.
4.5Pengolahan dan Analisa Data
Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dengan menggunakan uji statistik analitik yaitu Pearson Chi Square (x2) dengan Cl=95%. Dimana pengolahan data tersebut akan dilakukan dengan program (Statistic Package for the Social Sciences)SPSS 17.0.
(33)
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diperoleh dari pengukuran berat badan dan tinggi badan murid PG dan TK A pada 30 orang di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah serta kuesioner yang dibagikan kepada Ibu setiap murid yang telah diukur berat badan dan tinggi badannya untuk diisi di rumah. Hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan serta hasil kuesioner akan dianalisa, sehingga dapat disajikan hasil penelitian sebagai berikut ini.
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah (YPSA) yang berlokasi di jalan Setia Budi No. 191 / Jl. Kemuning No.8 Kecamatan Medan Sunggal, Medan, Indonesia. YPSA adalah sebuah yayasan yang bergerak dalam bidang Pendidikan dari PG (Play Group), Taman Kanak-kanan (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
YPSA merupakan sekolah "Islamic Full Day School" yang pertama di Kurikulum yang dipakai merupakan paduan antara Departemen pendidikan nasional (Depdiknas), Departemen agama (Depag), dan kurikulum lokal, sehingga anak didik memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan pendidikan yang ada di sekolah umum maupun agama. YPSA didirikan pada tanggal 20 Desember 1997 dan dibangun di atas tanah seluas 3,5 Ha dengan lingkungan yang asri dan mudah terjangkau kendaraan umum.
Sarana dan prasarana yang ada di YPSA meliputi gedung kantor, ruang belajar full AC, masjid, ruang multiguna, laboratorium komputer, bahasa, matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), perpustakaan, ruang audiovisual, sarana olahraga dan seni indoor dan outdoor, ruang bermain Indoor dan Outdoor, studio music, ruang makan siswa, klub sepak bola, klinik pemeriksaan kesehatan “ Mitra Bunda “, konsultasi psikolog, kantin sekolah” Almaidah “, supermarket
(34)
Qraz, kebun bunga “Florien” dan pembibitan, outbond dan homestay, bus antarjemput, asuransi kecelakan dan lingkungan yang islami, nyaman, dan aman.
5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden
Responden di dalam penelitian ini meliputi seluruh murid PG dan TK-A di YPSA yang berjumlah 30 orang beserta orang tua mereka masing-masing. Dari keseluruhan responden yang ada, akan diperoleh karakteristik yang meliputi jenis kelamin murid, berat badan lahir murid, pendidikan terakhir orang tua murid tersebut, durasi pemberian ASI dan status BMI murid. Data lengkap mengenai karakteristik responden tersebut dapat dilihat pada tabel-tabel berikut di bawah ini.
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (orang) %
Laki-laki 13 43.3
Perempuan 17 56.7
Total 30 100
Pada tabel 5.1 di atas ditunjukkan bahwa mayoritas jenis kelamin pada penelitian ini adalah perempuan, yaitu sebanyak 17 orang (56.7%) diikuti dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 13 orang (43.3%).
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Berat Badan Lahir Murid
Berat Badan Lahir f (Frekuensi) %
≤2500 gram 2 6.7
2500-3999 gram 27 90
≥4000 gram 1 3.3
(35)
Karakteristik responden berdasarkan berat badan lahirnya dibagi menjadi 3 kelompok yaitu ≤2500 gram, 2500 -3999 gram dan ≥ 4000 gram. Didapatkan bahwa berat badan lahir paling banyak adalah pada kelompok 2500-3999 gram yaitu sebanyak 27 orang (90 %), diikuti oleh kelompok berat badan lahir ≤ 2500 gram sebanyak 2 orang (6.7 %) dan kemudian berat badan lahir ≥ 4000 gram sebanyak 1 orang (3.3 %).
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Orang Tua Murid
Pendidikan Terakhir Ibu f (Frekuensi) %
SMP 1 3.3
SMA 5 16.7
S1 22 73.3
S2 1 3.3
Diploma 1 3.3
Total 30 100
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir orang tua murid didapatkan bahwa kebanyakan orang tua siswa adalah tamatan S1 yaitu sebanyak 22 orang (73.3 %) dan tingkat pendidikan yang paling sedikit adalah pada tingkat SMP, S2 dan diploma yaitu masing-masing sebanyak 1 orang (3.3%).
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Durasi Pemberian ASI
Durasi Pemberian ASI f (Frekuensi) %
Lahir-3 Bulan 10 33.3
4 - 6 Bulan 6 20
7 - 9 Bulan 5 16.7
≥10 Bulan 8 26.7
Tidak Ada 1 3.3
(36)
Dari tabel di atas, durasi pemberian ASI terbanyak adalah pada kelompok lama pemberian ASI lahir sampai 3 bulan, yaitu sebanyak 10 orang (33.3%), diikut i oleh kelompok ≥10 bulan yaitu sebanyak 8 orang (26.7 %) dan hanya 1 orang (3.3 %) yang tidak memberikan ASI pada anaknya.
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Status BMI Murid
Status BMI f (Frekuensi) %
Underweight 4 13.3
Normal Weight 11 36.7
Overweight 5 16.7
Obese 10 33.3
Total 30 100
Tabel distribusi karakteristik responden berdasarkan status BMI murid didapatkan bahwa mayoritas berada pada status BMI normal weight, yaitu sebanyak 11 orang (36.7 %), anak yang obese sebanyak 10 orang (33.3 %), anak yang mengalami overweight sebanyak 5 orang (16.7 %) dan anak yang
underweight sejumlah 4 orang (13.3 %).
5.1.3 Hasil Analisa Data
a. Pengaruh Durasi Pemberian ASI dengan Kejadian Obesitas pada Murid PG dan TK A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Tahun 2010
Berikut ini akan dihubungkan antara durasi pemberian ASI dengan kejadian obesitas pada murid PG dan TK-A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Tahun 2010.
(37)
Tabel 5.6
Pengaruh Durasi Pemberian ASI dengan Kejadian Obesitas pada Murid PG dan TK A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Tahun 2010
Lama ASI
Lahir-3
Bulan 4-6 Bulan 7-9 Bulan ≥10 Bulan Tidak Ada
Status BMI f % f % f % f % f %
Underweight 0 0 0 0 1 3.3 3 10 0 0
Normal Weight 1 3.3 3 10 4 13.3 3 10 0 0
Overweight 3 10 0 0 0 0 1 3.3 1 3.3
Obese 6 20 3 10 0 0 1 3.3 0 0
Total 10 33.3 6 20 5 16.7 8 26.7 1 3.3
x2= 23,922 df = 12 p = 0.021
Dari tabel 5.6 yang menghubungkan antara pengaruh durasi pemberian ASI dengan kejadian obesitas menunjukkan bahwa murid dengan status BMI
obese paling banyak ditemukan pada kelompok durasi pemberian ASI lahir sampai 3 bulan yaitu sebanyak 6 orang (20%), diikuti selanjutnya oleh kelompok pemberian ASI 4 sampai 6 bulan dengan murid yang obese adalah sebanyak 3 orang (10%) dan pada kelompok pemberian ASI ≥10 bulan ditemukan 1 murid (3.3%) yang mengalami obese.
b. Pengaruh Tingkat Pendidikan Akhir Ibu dengan Kejadian Obesitas pada Murid PG dan TK A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah tahun 2010
Berikut ini akan dihubungkan antara pengaruh tingkat pendidikan akhir ibu dengan kejadian obesitas pada murid PG dan TK-A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah tahun 2010.
(38)
Tabel 5.7
Pengaruh Tingkat Pendidikan Akhir Ibu dengan Kejadian Obesitas pada Murid PG dan TK A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah tahun
2010
Status Pendidikan Ibu
SMP SMA S1 S2 Diploma
Status BMI f % f % f % f % f %
Underweight 0 0 0 0 4 13.3 0 0 0 0
Normal Weight 1 3.3 1 3.3 9 30 0 0 0 0
Overweight 0 0 2 6.7 3 10 0 0 0 0
Obese 0 0 2 6.7 6 20 1 3.3 1 3.3
Total 1 3.3 5 16.7 22 73.3 1 3.3 1 3.3 x2 = 9.332 df = 12 p = 0.674
Pada tabel 5.7 yang menghubungkan antara pengaruh tingkat pendidikan akhir ibu dengan kejadian obesitas menunjukkan kejadian obesitas paling banyak terjadi pada tingkat pendidikan S1, yaitu sebanyak 6 orang (20%), diikuti sebanyak 2 orang (6.7%) pada tingkat pendidikan SMA, masing-masing 1 orang (3.3%) pada tingkat pendidikan S2 dan diploma, sedangkan tidak ditemukan anak yang mengalami obesitas pada tingkat pendidikan SMP.
c. Pengaruh Berat Badan Lahir Anak dengan Kejadian Obesitas pada Murid PG dan TK A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah tahun 2010
Berikut ini akan dihubungkan antara pengaruh berat badan lahir dengan kejadian obesitas pada murid PG dan TK-A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah tahun 2010.
(39)
Tabel 5.8
Pengaruh Berat Badan Lahir Anak dengan Kejadian Obesitas pada Murid PG dan TK A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah tahun 2010
Berat Badan Lahir
≤2500 gram 2500-3999 gram ≥4000 gram
Status BMI F % f % f %
Underweight 0 0 4 13.3 0 0
Normal Weight 1 3.3 10 3.3 0 0
Overweight 0 0 4 13.3 1 3.3
Obese 1 3.3 9 30 0 0
Total 2 6.7 27 90 1 3.3
x2 = 5.965 df = 6 p = 0.427
Pada tabel 5.8 yang menghubungkan antara pengaruh berat badan lahir anak dengan kejadian obesitas menunjukkan kejadian obesitas paling banyak terjadi pada kelompok berat badan lahir 2500-3999 gram, yaitu sebanyak 9 orang (30%), diikuti oleh kelompok berat badan lahir ≤2500 gram sebanyak 1 orang (3.3 %),sedangkan pada kelompok berat badan lahir ≥4000 gram tidak ditemukan anak yang mengalami obesitas.
5.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada murid PG dan TK A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah tahun 2010 diperoleh data melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan murid serta kuesioner yang dibagikan kepada orang tua murid. Data tersebut dijadikan dasar dalam melakukan pembahasan dan dijabarkan sebagai berikut.
5.2.1 Pengaruh Durasi Pemberian ASI dengan Kejadian Obesitas pada Murid PG dan TK A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Tahun 2010
Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa sebagian besar murid yang mengalami obesitas adalah murid yang berada pada kelompok durasi pemberian ASI lahir sampai 3 bulan yaitu sebanyak 6 orang (20%), diikuti selanjutnya oleh
(40)
kelompok pemberian ASI 4 sampai 6 bulan dengan murid yang obese adalah sebanyak 3 orang (10%) dan pada kelompok pemberian ASI ≥10 bulan ditemukan 1 murid (3.3%) yang mengalami obese.
Setelah dilakukan uji analisis statistik dengan Pearson Chi Square antara durasi pemberian ASI dengan kejadian obesitas diperoleh nilai p ≤ 0.05 (p = 0.021) sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara durasi pemberian ASI dengan kejadian obesitas.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Von Kries R,et al
(1999) tentang Breast feeding and obesity, hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa prevalensi anak yang mengalami obesitas pada anak yang tidak pernah diberi ASI adalah sebanyak 4.5% dibandingkan dengan anak yang diberikan ASI.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Grummer-Strawn LM, Mei ZG ( 2004) menyatakan bahwa durasi pemberian ASI mempunyai hubungan dose-response, yaitu semakin lama durasi pemberian ASI maka semakin rendah resiko obesitas pada anak, mereka tidak menemukan efek protektif terhadap obesitas pada kelompok pemberian ASI dengan durasi yang pendek, yaitu <3 bulan.
5.2.2 Pengaruh Tingkat Pendidikan Akhir Ibu dengan Kejadian Obesitas pada Murid PG dan TK A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah tahun 2010
Berdasarkan pada tabel 5.7 yang menghubungkan antara pengaruh tingkat pendidikan akhir ibu dengan kejadian obesitas di atas ditunjukkan kejadian obesitas paling banyak terjadi pada tingkat pendidikan S1, yaitu sebanyak 6 orang (20%), diikuti sebanyak 2 orang (6.7%) pada tingkat pendidikan SMA, masing-masing 1 orang (3.3%) pada tingkat pendidikan S2 dan diploma, namun anak yang normal weight juga paling tinggi ditemukan pada tingkat pendidikan akhir S1 yaitu sebanyak 9 orang (30%). Tingkat pendidikan akhir ibu dikaitkan dengan status sosial ekonomi.
Setelah dilakukan uji analisis statistik dengan Pearson Chi Square antara pengaruh tingkat pendidikan akhir ibu dengan kejadian obesitas diperoleh nilai p ≥ 0.05 (p = 0.674) sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan yang
(41)
bermakna secara statistik antara kejadian obesitas dengan tingkat pendidikan ibu. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang ditemukan oleh CL Araujo, CG Victora, PC Hallal and DP Gigante (2005) bahwa tingkat pendidikan yang semakin tinggi (≥10 tahun) dikatakan tidak berhubungan dengan obesitas.
Menurut Elsie (2006) bahwa pemberian ASI oleh ibu yang berasal dari sosial ekonomi tinggi ditemukan lebih lama dan tingkat kejadian obesitas pada anak ditemukan rendah, hal ini mungkin disebabkan oleh tingginya pengetahuan ibu terhadap manfaat ASI. Namun, pada ibu yang berasal ekonomi tinggi juga bisa ditemukan durasi pemberian ASI yang singkat karena kebanyakan ibu tersebut sibuk bekerja dan mengalami kesulitan dalam memberikan ASI kepada anaknya.
5.2.3 Pengaruh Berat Badan Lahir Anak dengan Kejadian Obesitas pada Murid PG dan TK A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah tahun 2010
Berdasarkan pada tabel 5.8 yang menghubungkan antara pengaruh berat badan lahir anak dengan kejadian obesitas menunjukkan kejadian obesitas paling banyak terjadi pada kelompok berat badan lahir 2500-3999 gram, yaitu sebanyak 9 orang (30%), dan kelompok berat badan lahir ≤2 500 gram sebanyak 1 orang (3.3 %).
Setelah dilakukan uji analisis statistik dengan Pearson Chi Square antara pengaruh berat badan lahir anak dengan kejadian obesitas diperoleh nilai p≥ 0.05 (p = 0.427) sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara berat badan lahir anak dengan kejadian obesitas. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang ditemukan oleh Von Kries R, et al (1999) yaitu didapatkan bahwa berat badan lahir anak dikatakan tidak berhubungan dengan obesitas. Berat badan lahir tidak mempengaruhi kejadian obesitas pada anak di kemudian hari mungkin oleh karena gaya hidup dan aktivitas fisik anaklah yang lebih mempengaruhi kejadian obesitas.
Von Kries R, et al (1999) menyatakan bahwa efek protektif dari pemberian ASI terhadap obesitas lebih disebabkan oleh komposisi ASI. Menurut
(42)
Armstrong J, et al (2002) pemberian ASI mungkin memberikan efek protektif terhadap obesitas dari beberapa mekanisme, namun bukti yang diperoleh masih tidak jelas dan perlu penelitian lebih pasti tentang efek ini.
Berat badan lahir anak yang besar dan berat badan lahir anak yang kecil tidak menentukan apakah anak tersebut akan mengalami obesitas atau tidak di kemudian hari, hal ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti pola makan, aktivitas fisik dan kebiasaan-kebiasaan hidup dalam keluarga anak tersebut.
(43)
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian, maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Murid PG dan TK-A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah yang mengalami obesitas adalah sebanyak 10 orang (33.3%)
2. Durasi pemberian ASI terbanyak adalah pada kelompok lama pemberian ASI lahir-3 bulan, yaitu sebanyak 10 orang (33.3%), diikuti oleh kelompok ≥10 bulan yaitu sebanyak 8 orang (26.7 %) dan hanya 1 orang (3.3 %) yang tidak memberikan ASI pada anaknya.
3. Terdapat hubungan antara durasi pemberian ASI dengan kejadian obesitas (p = 0.021) pada murid PG dan TK-A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Tahun 2010.
6.2 Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
6.2.1 Bagi Peneliti :
Diharapkan bagi peneliti di masa yang akan datang dapat melakukan penelitian lanjutan mengenai faktor utama yang menyebabkan ASI dapat memberikan efek protektif terhadap obesitas pada anak.
6.2.2 Bagi Masyarakat :
Perlu diberikan penyuluhan bagi masyarakat bahwa mencegah obesitas sejak dini sangatlah bermanfaat untuk melawan penyakit-penyakit degeneratif yang dapat timbul di masa depan apabila seseorang mengalami obesitas yang akibatnya akan mempengaruhi kualitas kerja dan kualitas hidup. Maka perlu dilakukan tindakan-tindakan yang dapat mencegah terjadinya obesitas sejak dini.
(44)
6.2.3 Bagi Ibu dan Anak :
Perlu diberikan penyuluhan bahwa pemberian ASI penting untuk ditingkatkan karena memiliki keuntungan bagi ibu maupun anak. Keuntungan yang dapat diperoleh dari ASI sangat banyak. Bagi bayi, pemberian ASI dapat mencegah infeksi, merupakan sumber makanan yang paling cocok, dapat mencegah obesitas di kemudian hari dan lain-lain. Bagi ibu, pemberian ASI dapat memulihkan diri dari proses persalinan dan dapat mencegah kehamilan selama 6 bulan ke depan.
6.2.4 Bagi Pihak Sekolah :
Pihak sekolah dapat memberikan penyuluhan atau informasi bahwa ASI dapat memberikan efek protektif terhadap obesitas apabila diberikan dalam durasi yang lama (≥4 bulan).
(45)
DAFTAR PUSTAKA
American Academy of Pediatrics, 2003. Prevention of Pediatric Overweight and Obesity. Pediatrics J;112;424-430.
American Academy of Pediatrics, 2005. Breastfeeding and the use of human milk. Pediatrics J;115(2):496-506.
Armstrong J, Reilly JJ , 2002. Breastfeeding and lowering the risk of childhood obesity. Lancet 359 (9322): 2003–4.
Center for Disease Control, 2009. About BMI for Children and Teens. Available from:
Center for Disease Control, 2009. Health United States. Available from:
Center for Disease Control, 2006. NHANES data on the Prevalence of Overweight Among Children and Adolescents. United States: CDC National Center for Health Statistics. Available from:
[Accesed 5 March 2010]
CL Araujo, CG Victora, PC Hallal, DP Gigante, 2005. Breastfeeding and Overweight in Childhood: Evidence from the Pelotas 1993 birth cohort study. International Journal of Obesity (2006) 30, 500-506. doi: 10.1038/sj.ijo.0803160.
(46)
DepKes, 2007. Obesitas Dan Kurang Aktivitas Fisik Menyumbang 30% Kanker. Available from: http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&tas
Elsie M. Taveras, et al. 2006. To What Extent Is the Protective Effect of Breastfeeding on Future Overweight Explained by Decreased Maternal Feeding Restriction?. Pediatrics J;118;2341-2348.
Gillman M. Breast-feeding and obesity. Pediatrics J. 2002; 141(6):749-50.
Grummer-Strawn LM, Mei ZG, 2004. Does Breastfeeding Protect Against Pediatric Overweight? Analysis of Longitudinal Data From the Centers for Disease Control and Prevention Pediatric Nutrition Surveillance System.Pediatrics J;113;e81-e86.
Haase, K.E., Hasenfeld, H, 1958. Zur Fettsucht im Kindesalter. Available from: March 2010]
Hidajat,Boerhan, Siti Nurul Hidayati, Roedi Irawan, 2006. Obesitas. Bag/ SMF Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran UNAIR Surabaya. Available from:
Kraus ,Donna M., Pharm.D, 1998. Pediatrics nutrition, The University of Illnois at Chicago. Available from: http://www.uic.edu/classes/pmpr
Miller J, Rosenbloom A, et al (2004). Childhood obesity. Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism; 89(9):4211-8.
(47)
Nguyen, Phuong T, 2005. Breast-Feeding Lowers Childhood Obesity. Nutrition Bytes, 10(1).
Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. Ed.2. Jakarta: EGC.
Sulistyawati, Ari, 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Ed.1. Yogyakarta: ANDI.
Von Kries R, Koletzko B, Sauerwald T, von Mutius E, Barnert D, Grunert V, von Voss H, 1999. Breast Feeding and Obesity: cross sectional study. BMJ
319; 147-150.
World Health Organization, 2006. Obesity and Overweight. Available from: 2010]
Yussac, MAA et al, 2007. Prevalensi Obesitas pada Anak Usia 4-6 Tahun dan Hubungannya dengan Asupan Serta Pola Makan. Maj Kedokt Indon, Volume :57,Nomor;2Februari2007.
(48)
Lampiran 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Margherita Suppini Sumardi
Tempat/Tanggal lahir : Singapura/22 Juli 1989
Alamat : Jln. Abdullah Lubis, No. 37/54 Medan
Riwayat Pendidikan : 1. TK : PKMI-3 (Perguruan Kristen Methodist Indonesia-3)
2. SD : PKMI-3 (Perguruan Kristen Methodist Indonesia-3)
3. SMP : PKMI-3 (Perguruan Kristen Methodist Indonesia-3)
4. SMA : SMA Santo Thomas-1
Riwayat Pelatihan : Peserta :
1. Penyambutan Mahasiswa Baru 2007
2. Sosialisasi Ethical Clearance SCORE 2010
3. Pengabdian Masyarakat Keluarga Mahasiswa Buddhis Universitas Sumatera Utara 2010
(49)
(50)
(51)
Lampiran 4
LEMBAR PENJELASAN
Saya, Margherita S Sumardi (NIM: 070100340) adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Durasi Pemberian ASI dengan Kejadian Obesitas pada Murid PG dan TK A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Tahun 2010”. Adapun tujuan dilakukannya penelitian tersebut adalah untuk memenuhi salah satu salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan dokter dan memperoleh gelar sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Di dalam penelitian tersebut, akan diadakan pengumpulan data melalui kuesioner yang dibagikan kepada orang tua murid (Ibu) dan pengukuran BMI terhadap anak dengan menggunakan timbangan dan meteran.
Kerahasiaan data-data yang diperoleh dalam penelitian akan menjadi tanggung jawab peneliti. Data-data yang diperoleh dari penelitian hanya akan digunakan untuk kepentingan pendidikan semata, presentasi dan publikasi hasil penelitian hanya akan dilakukan di kalangan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Apabila terdapat pertanyaan lebih lanjut, silahkan hubungi peneliti di nomor 081375144462. Atas perhatian dan kesediaan Ibu menjadi partisipan dalam penelitian ini, peneliti mengucapkan terima kasih.
Medan, Partisipan, Peneliti,
(52)
Lampiran 5
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN “Informed Consent”
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ……….
Umur : ……….
Pekerjaan : ……….
Alamat : ……….
Menyatakan bersedia dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan untuk menjadi partisipan dan mengizinkan peneliti untuk mengukur BMI anak saya dan mengisi kuesioner yang dilampirkan dengan jujur dan apa adanya dalam penelitian dengan judul “Pengaruh Durasi Pemberian ASI dengan Kejadian Obesitas pada Murid PG dan TK A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Tahun 2010” setelah mendapat penjelasan dan keterangan secara lengkap.
Medan, ………..….2010 Yang membuat pernyataan
(53)
Lampiran 6 Kuesioner
Nomor Kuesioner :
Pengaruh Durasi Pemberian ASI dengan Kejadian Obesitas pada Murid PG dan TK A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Tahun 2010 Tanggal Pengisian :
Nama Orang tua (Ibu) :
Umur (Ibu) :
Pendidikan terakhir (Ibu) :
Nama anak :
Tanggal lahir :
Umur :
Kelas :
Jenis Kelamin anak :
Berikut ini merupakan pertanyaan yang ditujukan kepada Ibu Berilah tanda (√) pada satu jawaban yang paling sesuai.
1. Apakah Ibu memberikan ASI pada anak ibu yang tersebut di atas? Ya
Tidak
2. Jika Ya, berapa lamakah anda memberikan ASI pada anak ibu tersebut? Lahir - 3 bulan
4 – 6 bulan 7 – 9 bulan ≥10 bulan
(54)
3. Berapakah berat lahir anak anda tersebut? < 2500 g
2500-3999 g
≥4000 g
Hasil pengukuran BMI di bawah ini akan diisi oleh peneliti Hasil pengukuran BMI anak :
BMI anak
underweight = 5 persentil
normal weight = 5 → <85 persentil
overweight = 85 → <95 persentil
(55)
(56)
Lampiran 8
CDC BMI-for-age growth charts:
− 2 to 20 years : Boys Body mass index-for-age percentiles
(57)
(58)
(59)
Lampiran 9
Data Induk dan Hasil Output
Responden Tanggal Lahir Berat Badan Tinggi Badan Lama ASI Berat Badan Lahir
Kelas Pendidikan Akhir Ibu
Jenis
Kelamin BMI Usia
Status BMI
1 15.10.2007 24 99.5 1 2 1 3 1 24.24 3 4
2 16.06.2007 14 95.8 4 2 1 2 1 15.25 3 2
3 06.08.2007 11.5 91.9 4 2 1 4 1 13.62 3 1
4 17.04.2007 17 97 1 2 1 4 1 18.07 3 3
5 05.06.2007 16 96.2 1 2 1 3 2 17.29 3 3
6 04.04.2007 13 95.7 3 2 1 4 1 14.19 3 1
7 22.12.2006 20 99.5 1 1 2 4 1 20.2 3 4
8 05.09.2006 19 102 1 2 2 4 2 18.44 4 4
9 02.08.2006 21 105 1 2 2 4 2 19.23 4 4
10 09.07.2006 19 104 4 2 2 3 2 17.74 4 3
11 17.10.2006 13.5 97.8 2 2 2 4 2 14.11 4 2
12 04.01.2007 19 104 1 2 2 4 2 17.63 3 3
13 18.10.2006 13.5 95 4 2 2 4 2 14.96 4 2
14 09.11.2006 13.5 95.9 3 2 2 4 2 14.68 4 2
15 18.10.2006 21 110 5 3 2 4 1 17.51 4 3
16 14.06.2006 15 101 1 2 2 4 2 14.85 4 2
17 19.05.2006 19 107 3 2 2 4 2 16.69 4 2
18 25.05.2006 13.5 94 3 2 2 4 2 15.28 4 2
19 21.02.2007 18 106 2 2 2 4 2 15.9 3 2
20 07.11.2006 19 101 2 2 2 5 1 18.74 4 4
21 06.02.2006 16 109 4 2 2 4 1 13.57 4 1
22 04.04.2006 14.5 101 3 2 2 3 2 14.19 4 2
23 18.12.2006 23 105 1 2 2 6 1 20.86 3 4
24 16.02.2007 18.5 100 2 2 2 4 1 18.35 3 4
25 22.07.2006 17.5 105 2 2 2 4 2 15.9 4 2
26 07.11.2006 19 100 1 2 2 4 2 18.96 4 4
27 18.01.2007 14 102 4 2 2 4 1 13.4 3 1
28 02.07.2006 17 105 4 1 2 4 2 15.42 4 2
29 15.10.2006 21 108 4 2 2 3 1 18.14 4 4
(60)
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Murid JenisKel
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Laki-laki 13 43.3 43.3 43.3
Perempuan 17 56.7 56.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Berat Badan Lahir Murid
BBLahir
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid < 2500 g 2 6.7 6.7 6.7
2500-3999 g 27 90.0 90.0 96.7
> 4000 g 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Orang Tua Murid
PendAkhrIbu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid SMP 1 3.3 3.3 3.3
SMA 5 16.7 16.7 20.0
S1 22 73.3 73.3 93.3
S2 1 3.3 3.3 96.7
Diploma 1 3.3 3.3 100.0
(61)
PendAkhrIbu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid SMP 1 3.3 3.3 3.3
SMA 5 16.7 16.7 20.0
S1 22 73.3 73.3 93.3
S2 1 3.3 3.3 96.7
Diploma 1 3.3 3.3 100.0
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Durasi Pemberian ASI Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Status BMI Murid
StatusBMI
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Underweight 4 13.3 13.3 13.3
Normal Weight 11 36.7 36.7 50.0
Overweight 5 16.7 16.7 66.7
Obese 10 33.3 33.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Pengaruh Durasi Pemberian ASI dengan Kejadian Obesitas pada Murid PG dan TK A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Tahun 2010
StatusBMI * LamaASI Crosstabulation
LamaASI
Total Lahir-3 Bulan 4-6 Bulan 7-9 Bulan > 10 Bulan Tidak Ada
StatusBMI Underweight Count 0 0 1 3 0 4
% of Total .0% .0% 3.3% 10.0% .0% 13.3%
(62)
% of Total 3.3% 10.0% 13.3% 10.0% .0% 36.7%
Overweight Count 3 0 0 1 1 5
% of Total 10.0% .0% .0% 3.3% 3.3% 16.7%
Obese Count 6 3 0 1 0 10
% of Total 20.0% 10.0% .0% 3.3% .0% 33.3%
Total Count 10 6 5 8 1 30
% of Total 33.3% 20.0% 16.7% 26.7% 3.3% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 23.922a 12 .021
Likelihood Ratio 26.713 12 .008
Linear-by-Linear Association 8.885 1 .003
N of Valid Cases 30
a. 20 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .13.
Hubungan Tingkat Pendidikan Akhir Ibu dengan Status BMI Anak StatusBMI * PendAkhrIbu Crosstabulation
PendAkhrIbu
Total
SMP SMA S1 S2 Diploma
StatusBMI Underweight Count 0 0 4 0 0 4
% of Total .0% .0% 13.3% .0% .0% 13.3%
Normal Weight Count 1 1 9 0 0 11
% of Total 3.3% 3.3% 30.0% .0% .0% 36.7%
Overweight Count 0 2 3 0 0 5
% of Total .0% 6.7% 10.0% .0% .0% 16.7%
(63)
% of Total .0% 6.7% 20.0% 3.3% 3.3% 33.3%
Total Count 1 5 22 1 1 30
% of Total 3.3% 16.7% 73.3% 3.3% 3.3% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 9.332a 12 .674
Likelihood Ratio 10.260 12 .593
Linear-by-Linear Association .492 1 .483
N of Valid Cases 30
a. 18 cells (90.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .13.
Pengaruh Berat Badan Lahir Anak dengan Kejadian Obesitas pada Murid PG dan TK A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah
tahun 2010
StatusBMI * BBLahir Crosstabulation
BBLahir
Total < 2500 g 2500-3999 g > 4000 g
StatusBMI Underweight Count 0 4 0 4
% of Total .0% 13.3% .0% 13.3%
Normal Weight Count 1 10 0 11
% of Total 3.3% 33.3% .0% 36.7%
Overweight Count 0 4 1 5
% of Total .0% 13.3% 3.3% 16.7%
Obese Count 1 9 0 10
% of Total 3.3% 30.0% .0% 33.3%
Total Count 2 27 1 30
(64)
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 5.965a 6 .427
Likelihood Ratio 5.116 6 .529
Linear-by-Linear Association .026 1 .873
N of Valid Cases 30
a. 10 cells (83.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .13.
(1)
Lampiran 9
Data Induk dan Hasil Output
Responden
Tanggal
Lahir
Berat
Badan
Tinggi
Badan
Lama
ASI
Berat
Badan
Lahir
Kelas
Pendidikan
Akhir Ibu
Jenis
Kelamin
BMI
Usia
Status
BMI
1
15.10.2007
24
99.5
1
2
1
3
1
24.24
3
4
2
16.06.2007
14
95.8
4
2
1
2
1
15.25
3
2
3
06.08.2007
11.5
91.9
4
2
1
4
1
13.62
3
1
4
17.04.2007
17
97
1
2
1
4
1
18.07
3
3
5
05.06.2007
16
96.2
1
2
1
3
2
17.29
3
3
6
04.04.2007
13
95.7
3
2
1
4
1
14.19
3
1
7
22.12.2006
20
99.5
1
1
2
4
1
20.2
3
4
8
05.09.2006
19
102
1
2
2
4
2
18.44
4
4
9
02.08.2006
21
105
1
2
2
4
2
19.23
4
4
10
09.07.2006
19
104
4
2
2
3
2
17.74
4
3
11
17.10.2006
13.5
97.8
2
2
2
4
2
14.11
4
2
12
04.01.2007
19
104
1
2
2
4
2
17.63
3
3
13
18.10.2006
13.5
95
4
2
2
4
2
14.96
4
2
14
09.11.2006
13.5
95.9
3
2
2
4
2
14.68
4
2
15
18.10.2006
21
110
5
3
2
4
1
17.51
4
3
16
14.06.2006
15
101
1
2
2
4
2
14.85
4
2
17
19.05.2006
19
107
3
2
2
4
2
16.69
4
2
18
25.05.2006
13.5
94
3
2
2
4
2
15.28
4
2
19
21.02.2007
18
106
2
2
2
4
2
15.9
3
2
20
07.11.2006
19
101
2
2
2
5
1
18.74
4
4
21
06.02.2006
16
109
4
2
2
4
1
13.57
4
1
22
04.04.2006
14.5
101
3
2
2
3
2
14.19
4
2
23
18.12.2006
23
105
1
2
2
6
1
20.86
3
4
24
16.02.2007
18.5
100
2
2
2
4
1
18.35
3
4
25
22.07.2006
17.5
105
2
2
2
4
2
15.9
4
2
26
07.11.2006
19
100
1
2
2
4
2
18.96
4
4
27
18.01.2007
14
102
4
2
2
4
1
13.4
3
1
28
02.07.2006
17
105
4
1
2
4
2
15.42
4
2
29
15.10.2006
21
108
4
2
2
3
1
18.14
4
4
(2)
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Murid
JenisKelFrequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Laki-laki 13 43.3 43.3 43.3
Perempuan 17 56.7 56.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Berat Badan Lahir
Murid
BBLahir
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid < 2500 g 2 6.7 6.7 6.7
2500-3999 g 27 90.0 90.0 96.7
> 4000 g 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Orang Tua Murid
PendAkhrIbu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid SMP 1 3.3 3.3 3.3
SMA 5 16.7 16.7 20.0
S1 22 73.3 73.3 93.3
S2 1 3.3 3.3 96.7
Diploma 1 3.3 3.3 100.0
(3)
PendAkhrIbu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid SMP 1 3.3 3.3 3.3
SMA 5 16.7 16.7 20.0
S1 22 73.3 73.3 93.3
S2 1 3.3 3.3 96.7
Diploma 1 3.3 3.3 100.0
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Durasi Pemberian ASI
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Status BMI Murid
StatusBMI
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Underweight 4 13.3 13.3 13.3
Normal Weight 11 36.7 36.7 50.0
Overweight 5 16.7 16.7 66.7
Obese 10 33.3 33.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Pengaruh Durasi Pemberian ASI dengan Kejadian Obesitas pada Murid PG
dan TK A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Tahun 2010
StatusBMI * LamaASI Crosstabulation
LamaASI
Total
Lahir-3 Bulan
4-6 Bulan
7-9 Bulan
> 10 Bulan
Tidak Ada
StatusBMI
Underweight
Count
0
0
1
3
0
4
% of Total
.0%
.0%
3.3%
10.0%
.0%
13.3%
(4)
% of Total
3.3%
10.0%
13.3%
10.0%
.0%
36.7%
Overweight
Count
3
0
0
1
1
5
% of Total
10.0%
.0%
.0%
3.3%
3.3%
16.7%
Obese
Count
6
3
0
1
0
10
% of Total
20.0%
10.0%
.0%
3.3%
.0%
33.3%
Total
Count
10
6
5
8
1
30
% of Total
33.3%
20.0%
16.7%
26.7%
3.3%
100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 23.922a 12 .021
Likelihood Ratio 26.713 12 .008
Linear-by-Linear Association 8.885 1 .003 N of Valid Cases 30
a. 20 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .13.
Hubungan Tingkat Pendidikan Akhir Ibu dengan Status BMI Anak
StatusBMI * PendAkhrIbu Crosstabulation PendAkhrIbu
Total
SMP SMA S1 S2 Diploma
StatusBMI Underweight Count 0 0 4 0 0 4
% of Total .0% .0% 13.3% .0% .0% 13.3%
Normal Weight Count 1 1 9 0 0 11
% of Total 3.3% 3.3% 30.0% .0% .0% 36.7%
Overweight Count 0 2 3 0 0 5
% of Total .0% 6.7% 10.0% .0% .0% 16.7%
(5)
% of Total .0% 6.7% 20.0% 3.3% 3.3% 33.3%
Total Count 1 5 22 1 1 30
% of Total 3.3% 16.7% 73.3% 3.3% 3.3% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 9.332a 12 .674
Likelihood Ratio 10.260 12 .593 Linear-by-Linear Association .492 1 .483
N of Valid Cases 30
a. 18 cells (90.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .13.
Pengaruh Berat Badan Lahir Anak dengan Kejadian Obesitas pada
Murid PG dan TK A di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah
tahun 2010
StatusBMI * BBLahir Crosstabulation BBLahir
Total < 2500 g 2500-3999 g > 4000 g
StatusBMI Underweight Count 0 4 0 4
% of Total .0% 13.3% .0% 13.3%
Normal Weight Count 1 10 0 11
% of Total 3.3% 33.3% .0% 36.7%
Overweight Count 0 4 1 5
% of Total .0% 13.3% 3.3% 16.7%
Obese Count 1 9 0 10
% of Total 3.3% 30.0% .0% 33.3%
Total Count 2 27 1 30
(6)
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 5.965a 6 .427
Likelihood Ratio 5.116 6 .529 Linear-by-Linear Association .026 1 .873
N of Valid Cases 30
a. 10 cells (83.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .13.