Hubungan Antar Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Obesitas Pada Balita di TK Yayasan pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan Pada tahun 2013

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA BALITA DI TK YAYASAN PENDIDIKAN

SHAFIYYATUL AMALIYYAH (YPSA) MEDAN TAHUN 2013

125102140 RISKA SILVIANA

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA BALITA DI TK YAYASAN PENDIDIKAN

SHAFIYYATUL AMALIYYAH MEDAN TAHUN 2013

ABSTRAK Riska Silviana

Latar belakang :Angka kejadian obesitas di Indonesia terus meningkat hal ini disebabkan oleh perubahan pola makan anak sertaa dan pandangan masyarakat yang keliru bahwa anak-anak yang sehat itu adalah anak yang identik dengan gemuk dan serta masih kurangnya pengetahuan orangtua tentang gizi yang seimbang bagi anak. Jadi tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana hubungan pengetahuan ibu tentang gizi dengan kejadian obesitas pada balita.

MetodePeneletiaN : Jenis penelitian ini adalah rancangan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Metode ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang gizi dengan obesitas pada balita di TK Yayasan Shaffiyatul Amaliyah Medan sebanyak 92 orng yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS.

Hasil Penelitian :Pengetahuan ibu tentang gizi sebagian besar responden dengan kategori cukup yaitu 47 orang (51,1%) diantaranya memiliki anak berat badan normal 15 orang (31,9%) berat badan ideal 14 orang (29,8%) ,dan obesitas 18 orang (38,3%), responden dengan kategori baik yaitu 34 orang (36,9%) diantaranya memiliki dan sebagian kecil responden dengan kategori kurang yaitu 11 responden (12%).

Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentanggiziterhadap obesitaspada balita dengan p value 0,08. Diharapkan ibu dapat meningkatkan pemahaman dan pengetahuanibutentangobesitasdanfaktor-faktoor yang mempengaruhiterjadinyaobesitaspadaanak.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat tuhan yang maha esa atas rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan judul “Hubungan Antar Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Obesitas Pada Balita di TK Yayasan pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan Pada tahun 2013” yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada program D-IV bidan pendidik fakultas keperawatan universitas sumatera utara.

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini peneliti mendapatkan bimbingan, masukan dan arahan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku ketua Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

3. Farida Linda Sari Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Dosen Pembimbing dan Penguji III

4. Kepala Sekolah TK Yayasan Pendidikan Shaffiyatul Amaliyah Medan.

5. Seluruh Staff dan Dosen Pengajar di Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

6. Orangtua yang peneliti cintai yang telah memberikan dukungan dan doa yang tiada henti-hentinya kepada peneliti dalam membuat karya tulis ilmiah ini.


(5)

7. Rekan-rekan mahasiswa Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan dukungan dan masukan kepada peneliti.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan pada peneliti dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Peneliti menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah inimasih terdapat kekurangan, untuk itu masukan dan saran yang membangun sangatlah diharapkan demi perbaikan dimasa yang akan datang.

Akhirnya Peneliti mengharapkan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya peneliti

Medan, 4 Januari 2013


(6)

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PERSETUJUAN ... ABSTRAK ...

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

DAFTAR SKEMA ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 3

1.3Tujuan Penelitian ... 3

1.4Manfaat Penelitian ………...…………..………. .. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……….. . 5

2.1 Pengetahuan ………..5

2.1.1 Defenisi……… 5

2.1.2 Proses yang mempengaruhi pengetahuan………...….. 5

2.1.3 Fakor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan... 6

2.1.4 Tingkat Pengetahuan ... 7

2.2Status gizi ... 9

2.2.1 Pengertian ... 9

2.2.2 Macam-macam status gizi ... 9

2.2.3 Penilaian status gizi ... 10


(7)

2.2.5 Kebiasaan makan pada anak ... 13

2.2.6 Pola makan ... 14

2.3 Obesitas ... 15

2.3.1 Defenisi Obesitas ... 15

2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi obesitas ... 15

2.3.3 Klasifikasi Obesitas ... 17

2.3.4 Dampak Obesitas ... 18

2.3.5 Pencegahan Obesitas ... 19

BAB III KERANGKA PENELITIAN ... 21

3.1Kerangka Konsep ……….21

3.2Hipotesa ... 18

3.3Defenisi Operasional ... 22

BAB IV METODE PENELITIAN ... 23

4.1 Desain Penelitian ... 23

4.2 Populasi dan Sampel ... 23

4.3 Tempat Penelitian ... 23

4.4 Waktu penelitian ... 23

4.5 Etika Penelitian ... 24

4.6 Alat pengumpul data ... 24

4.7 Uji validitas dan reabilitas ... 25

4.8 Prosedur pengumpulan data ... 25

4.9 Rencana analisa data ... 25

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 28

5.1 Hasil Penelitian ... 28


(8)

5.1.2 Analisa Data ... 29

5.2 Pembahasan ... 32

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 35

6.1 Kesimpulan ... 35

6.2 Saran ... 35 DAFTAR PUSTAKA


(9)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA BALITA DI TK YAYASAN PENDIDIKAN

SHAFIYYATUL AMALIYYAH MEDAN TAHUN 2013

ABSTRAK Riska Silviana

Latar belakang :Angka kejadian obesitas di Indonesia terus meningkat hal ini disebabkan oleh perubahan pola makan anak sertaa dan pandangan masyarakat yang keliru bahwa anak-anak yang sehat itu adalah anak yang identik dengan gemuk dan serta masih kurangnya pengetahuan orangtua tentang gizi yang seimbang bagi anak. Jadi tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana hubungan pengetahuan ibu tentang gizi dengan kejadian obesitas pada balita.

MetodePeneletiaN : Jenis penelitian ini adalah rancangan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Metode ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang gizi dengan obesitas pada balita di TK Yayasan Shaffiyatul Amaliyah Medan sebanyak 92 orng yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS.

Hasil Penelitian :Pengetahuan ibu tentang gizi sebagian besar responden dengan kategori cukup yaitu 47 orang (51,1%) diantaranya memiliki anak berat badan normal 15 orang (31,9%) berat badan ideal 14 orang (29,8%) ,dan obesitas 18 orang (38,3%), responden dengan kategori baik yaitu 34 orang (36,9%) diantaranya memiliki dan sebagian kecil responden dengan kategori kurang yaitu 11 responden (12%).

Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentanggiziterhadap obesitaspada balita dengan p value 0,08. Diharapkan ibu dapat meningkatkan pemahaman dan pengetahuanibutentangobesitasdanfaktor-faktoor yang mempengaruhiterjadinyaobesitaspadaanak.


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nutrisi yang seimbang hendaknya diberikan sejak bayi masih didalam kandungan dengan memberi nutrisi yang memadai pada ibu hamil. Pemberian nutrisi setelah bayi lahir dilakukan dengan pemberian ASI secara eksklusif hingga anak berumur 6 bulan. Setelah anak berumur 6 bulan maka hendaknya diberikan MPASI atau Makanan Pendamping ASI yang sangat penting diberikan guna melatih kebiasaan makan yang baik. MPASI ini hendaknya diberikan pada anak usia dini dan masa pra sekolah karena pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan pada anak sangat pesat, terutama pertumbuhan pada otak (Nursalam,dkk.2005).

Dalam kehidupan sehari-hari, orang tidak akan pernah terlepas dari makanan karena makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Agar makanan-makanan yang dicerna dapat berfungsi dengan baik maka makanan-makanan yang kita makan merupakan makanan yang kaya akan gizi.

Seorang anak yang sehat dan normal akan tumbuh sesuai dengan potensi yang dimiliki jika anak tersebut mengkonsumsi makanan yang bergizi dan makanan yang bernutrisi. Tetapi pemberian nutrisi pada anak tidak selamanya dapat terpenuhi secara seimbang karena terkadang pemberian makan yang dilakukan kepada anak tidak diberikan sesuai kebutuhan tubuh. Pemberian makan yang tidak sesuai dengan yang dibutuhkan tubuh dapat mengakibatkan kelebihan dan kekurangan gizi pada anak. Kekurangan gizi dapat mengakibatkan gizi buruk sedangkan kelebihan gizi yang tidak sesuai kebituhan tubuh dapat mengakibatkan kelebihan berat badan pada anak atau sering disebut obesitas.


(11)

Obesitas merupakan kelainan atau penyakit yang ditandai dengan penimbunan pada jaringan lemak tubuh secara berlebihan di dalam tubuh (Damayanti, 2004). Pada umumnya obesitas disebabkan oleh tidak seimbangnya gizi dan energi dari makanan yang diperoleh dengan kalori yang dikeluarkan. Banyak faktor yang menyebabkan obesitas pada anak beberapa diantaranya adalah genetik, lingkungan dan saraf pada anak.

Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari WHO melalui ITF suatu badan yang mengurusi masalah kegemukan pada anak bahwa 99% anak obesitas dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan yang dianggap genetik adalah genetik yang berasal dari lingkungan. Menurut Darmono (2006) faktor lingkungan itu biasanya didapat dari orang tua anak misalnya orang tua yang makan tidak teratur maka pola makan sang anak juga tidak akan teratur.

Menurut Fauzin (2006) pada anak yang mengalami obesitas akan mudah mengalami komplikasi penyakit seperti diabetes tipe 2 yang resisten terhadap insulin, sindrom metabolisme, muncul tekanan darah tinggi dan kolestrol tinggi. Obesitas yang dialami oleh anak pada masa balita akan dapat menjadi cikal bakal terjadinya penyakit degenartif kordivaskuler, diabetes melitus dan penyakit lainnya yang dapat timbul sesudah atau sebelum dewasa ( Roskit dan Clair, 2006 ).

Angka kejadian obesitas di Indonesi terus meningkat hal ini disebabkan oleh perubahan pola makan anak serta adanya pandangan masyarakat yang keliru bahwa anak-anak yang sehat itu adalah anak yang identik dengan gemuk. Pola makan anak yang berlebihan juga dapat menjadi kegemukan yang berlebihan pada anak. Salahnya persepsi tersebut dan oleh karena kurangnya pengetahuan orang tua dan masyarakat tentang pemenuhan kebutuhan makanan dan nilai gizi makanan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang. Anak yang mengalami


(12)

obesitas yang terjadi pada umur sebelum 5 tahun maka mempunyai kecenderungan tetap gemuk pada waktu dia dewasa ( Budiyanto, 2004).

Prevalensi obesitas terus meningkat di Negara maju maupun berkembang. Menurut Damayanti (2004) prevalensi obesitas pada anak usia 6-17 tahun di Amerika Serikat dalam tiga dekade terakhir naik dari 7,6 % sampai 10% menjadi 13-14%. Sedangkan anak di singapura naik dari 9% menjadi 19%.

Berdasarkan hasil yang dikutip dari data Survey Kesehatan Nasional, di Indonesia prevalensi obesitas pada balita juga naik dari 1,26 % menjadi 4,58%. Sedangkan data yang diperoleh dari RSU Dr. Soetomo Surabaya bagian anak menyebutkan jumlah kegemukan dari 8% menjadi 11,5%.

Berdasarkan uraian masalah diatas yang terjadi adalah obesitas yang terus meningkat pada anak dan balita, serta kurangnya pengetahuan orang tua tentang pemberian makan kepada anak. Kurangnya pengetahuan orang tua dalam pemberian asuhan pola makan kepada anak dapat menyebabkan perilaku yang salah dalam pemberian dan pengawasan pola makan anaknya. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang “ Hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi dengan kejadian obesitas pada balita di TK Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan pada Tahun 2013”

1.2. Rumusan Masalah

Apakah ada Hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi dengan kejadian obesitas pada balita di TK Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan pada Tahun 2013?


(13)

1.3. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi dengan kejadian obesitas pada balita di TK Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang gizi

b. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang gizi dengan obesitas c. untuk mengetahui berapa prevalensi obesitas

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Pelayanan Kebidanan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi bidan maupun keperawatan khususnya tentang hubungan pengetahuan ibu tentang gizi dan obesitas sekaligus sebagai masukan bagi praktek kebidanan dalam memberikan intervensi yang tepat untuk mengatasi masalah obesitas pada balita.

2. Bagi Pendidikan Kebidanan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu masukan kepada bidan dalam pemberian asuhan kepada balita dalam menangani obesitas pada balita dan dapat memberikan edukasi yang tepat kepada orang tua tentang gizi yang tepat untuk balita

3. Bagi Responden

Untuk menambah pengetahuan orang tua bagaimana cara memberikan pola asuh yang baik kepada anak dalam masa anak-anak.


(14)

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan masukan dan sebagai data tambahan bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan gizi pada balita terhadap kejadian obesitas pada balita.


(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan

2.1.1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba (Notoatmodjo, 2007).

2.1.2. Proses yang Mempengaruhi Pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Menurut (Notoatmodjo, 2007) pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas yang berbeda-beda. Sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru maka akan terjadi proses yang berkelanjutan dalam diri orang tersebut. Adapun proses itu adalah :

1. Awareness (kesadaran)

Yang mana orang tersebut terlebih dulu menyadari arti mengetahui terhadap rangsangan (objek).

2. Interest (ketertarikan),

Disini sudah adanya sikap k etertarikan subjek terhadap stimulus atau pun objek tersebut.

3. Evaluation ( menimbang-nimbang)

Apakah stimulus (objek) itu baik atau tidak terhadap dirinya. Dan ini berarti sikap responden sudah lebh baik lagi.


(16)

4. Trial (mencoba)

Melakukan sesuatu seperti apa yang diharapkan oleh stimulus (objek). 5. Adaption (beradaptasi)

Subjek sudah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadarn, dan sikapnya terhadap stimulus.

Tapi tidak semua perilaku melewati tahap-tahap seperti yang di uraika di atas tersebut. Kesadaran dan sikap positif perilaku tersebut akan bersifat langgeng jika pengetahuan dapat mendasari setiap penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku yang melalui tahap tersebut. Dan jika perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama. 2.1.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut (Notoatmojo, 2003) faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah : 1. Umur

Semakin cukup umur seseorang maka akan lebih tinggi kematangan dan kekuatan seseorang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari orang yang belum cukup tinggi dewasanya, hal ini sebagai akibat dari kematangan dan pengalaman jiwa. Sehingga, semakin cukup umur seseorang dia akan semakin matang untuk mengetahui bagaimana pola pemberian makan kepada anak terhadap kejadian obesitas.

2. Pendidikan

Tugas dari pendidikan adalah memberikan dan meningkatkan pengetahuan, menimbulkan sifat positif, serta memberikan atau meningkatkan kemampuan masyarakat dan individu tentang aspek-aspek yang bersangkutan, sehingga dicapai suatu masyarakat yang berkembang. Sistem pendidikan yang berjenjang diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan melalui pola tertentu, jadi tingkat pengetahuan


(17)

seseorang terhadap ketidaknyamanan pada saat kehamilan juga sangat dipengaruhi oleh pendidikan, semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin luas pengetahuannya tentang pola pemberian makan kepada anak terhadap kejadian obesitas.

3. Pekerjaan

Seseorang yang bekerja di luar rumah akan mendapatkan pengetahuan yang berbeda-beda. Pengetahuan yang diperolehnya tergantung di lingkungan seperti apa dia bekerja. Contohnya jika dia berada di lingkungan medis maka pengetahuan nya tentang ilmu kesehatan akan luas khususnya dalam pengetahuan tentang pola pemberian makan kepada anak terhadap kejadian obesitas.

4. Sumber Informasi

Disebutkan bahwa media massa dianggap sebagai sistem informasi yang memiliki peranan penting dalam proses pemeliharaan, perubahan, dan konflik dalam tatanan masyarakat, kelompok atau individu dalam aktifitas sosial dimana media massa ini nantinya akan mempengaruhi fungsi kognitif, aktif. Pada fungsi kognitif, diantaranya adalah berfungsi untuk menciptakan atau menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap, perluasan sistem, keyakinan masyarakat dan penegasan atau penjelasan nilai-nilai tertentu. Jika seseorang mendapat sering mendapat informasi seputar masalah kesehatan khususnya kehamilan maka dia akan mengerti cara menghadapi pola pemberian makan kepada anak terhadap kejadian obesitas.

2.1.4. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang dikategorikan dalam domain kognitif mencakup enam tingkatan, yakni : (Notoatmodjo, 2007)


(18)

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu ‘tahu’ ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraiakan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelasskan secara benara tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi rill (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks dan situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.


(19)

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusuri formulasi baru dan formulasi-formulasi yang ada. Misalnya : dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya, terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada.

2.2 Status Gizi 2.2.1. Pengertian

Zat gizi merupakan ikatan kimia yang diperlukan oleh tubuh yang mana berfungsi menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan. Karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral merupakan bagian dari zat gizi. Sedangkan zat gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat dari konsumsi makanan dan zat-zat gizi.

2.2.2. Macam-macam status gizi

Menurut Depkes status gizi terbagi atas 4 yaitu status gizi lebih, status gizi baik, status gizi kurang dan status gizi buruk.

1. Status gizi lebih

Gizi lebih pada umumnya dikaitkan dengan obesitas yaitu adanya penimbunan lemak yang berlebih di dalam tubuh.


(20)

2. Status gizi baik

Gizi baik adalah apabila jumlah asupan zat gizi didalam tubuh sesuai dengan yang dibutuhkan. Gizi yang baik atau gizi seimbang tidak hanya penting bagi pertumbuhan yang normal tapi juga berfungsi bagi proses perkembangan anak, kecerdasan, pemeliharaan kesehatan, dan untuk melakukan kegiatan sehari-hari.

3. Status gizi kurang

Gizi kurang adalah apabila asupan gizi untuk tubuh kurang dari yang dibutuhkan. Gizi kurang pada umumnya disebakan oleh faktor primer dan faktor sekunder. Faktor primer merupakan jika susunan makanan seseorang salah dalam kuantitas dan kualitas disebabkan oleh kurangnya penyediaan pangan, kurang baiknya distribusi pangan, keniskinan, ketidaktahuan, kebiasaan makan yang salah dan sebagainya. Faktor sekunder meliputi semua faktor yang menyediakan zat-zat gizi tidak sampai ke sel-sel tubuh setelah makanan dikonsumsi.

4. Status gizi buruk

Gizi buruk adalah kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi.

2.2.3. Penilaian status gizi

Menurut (Supariasa, 2002) penilaian status gizi dapat dilakukan dengan dua cara

1. Secara langsung

a. Antropometri yaitu suatu macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.


(21)

Antropometri sangat lazim digunakan untuk mengukur status gizi. Adapun jenis ukuran tubuh yang lazim digunakan antara lain adalah berat badan, tinggi badan, lila dan lingkar kepala.

b. Klinik, yaitu pemeriksaan yang dilakukan atas dasar-dasar perubahan yang terjadi yang dihubungkan atas ketidakcukupan zat gizi, seperti tanda, gezala dan riwayat.

c. Biokimia, yaitu pemeriksaan yang diuji secara laboratorium yang dilakukan pada berbagi macam jaringan tubuh.

d. Biofisik, yaitu penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi dan melihat perubahan struktur jaringan.

2. Secara tidak langsung

1. Survei konsumsi makanan

Penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi.

2. Statistik vital

Dengan menganalisa data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian, angka kesakitan yang berhubungan dengan gizi.

3. Faktor ekologi

Untuk mengetahui penyebab dari status gizi seperti malnutrisi, jumlah makanan yang tersedia yang tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dan lain-lain.

2.2.4. Beberapa penjelasan tentang gizi pada balita

Zat makanan bahan dasar menurut ilmu gizi atau nutrient yang kita kenal ialah karbohidrat, vitamin, mineral,protein dan lemak.


(22)

Makanan yang diberikan kepada anak harus mengandung energi dari semua zat gizi yang dibutuhkan pada tingkat umur, susunan hidangan dan pola makan yang seimbang. Gizi yang diberikan kepada anak berasal dari kebiasaan makan yang diberikan oleh orang tuanya. Kebiasaan pemberian makan kepada anaak akan membentuk pola perilaku umum. Ini disebabkan oleh ekspresi dan pola pandang setiap individu dalam memilih makanan yang berbeda satu dengan yang lain (khomsan dkk, 2004).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan pemberian makan kepada anak adalah (Lisdiana,1998)

1. Pengaruh Sosial Budaya

pada zaman globalisasi ini, berbagai macam menu makanan dari seluruh dunia semakin gampang untuk didapatkan seperti makanan cepat saji atau fast food dan junk food yang semakin marak dipasaran di masyarakat luas. Hal ini berpengaruh tinggi kepada masyarakat terutama kepada anak muda dan keluarga yang sibuk sehingga tidak punya waktu untuk memasak dirumah. Mereka akan terpen

garuh dan ketagihan. Ini sangat mempengaruhi obesitas karena fast food merupakan makanan yang memiliki susunan tidak seimbang yaitu berkalori tinggi namun rendah lemak

2. Pengaruh Agama

Agama berpengaruh dalam pemilihan makanan karena banyak agama yang menganjurkan pantangan-pantangan. Oleh karena itu, nilai gizi tidak dapat dijadikan pertimbangan dalam agama jika makanan yang dijadikan pantangan dilarang dikonsumsi.


(23)

3. Pengaruh Psikologis

Pada dasarnya rsepon seseorang dalam memilih makanan dipengaruhi dalam pemberian makan ketika dia masih anak-anak. Apakah dia memperoleh pengalaman yang menyenangkan atau tidak menyenangkan. Ini menyebabkan ada orang yang suka atau tidak suka kepada suatu makanan. Hal tersebut bisa berdampak nilai negatif atau positif terhadap suatu makanan.

2.2.5 Kebiasaan Makan Pada Anak

Kebiasaan makan yang berbeda pada orang yang mengalami obesitas sering didapat pada orang yang bekerja di dapur dan senang masak. Selain itu kebiasaan makan malam dan sukar makan diwaktu pagi.

Terkadang ada anggapan orang gemuk adalah orang yang suka makan. Tetapi orang kurus juga banyak makan dan tetap kurus (Misnadiarty, 2007).

1. Kebiasaan sarapan

Menurut hayati (2009) kebiasaan mengkonsumsi sarapan pada anak dapat meningkatkan tingkah laku dan prestasi belajar anak yang lebih baik darpida tidak mengkonsumsi sarapan di pagi hari.

Sarapan bersifat mempengaruhi pengaruh terhadap ritme, pola dan siklus waktu makan. Orang yang tidak makan pada pagi hari pada umumnya kan cenderung merasa lapar pada malam hari dan dapat melakukan penimbunan lemak disebakan pada malam hari tidka ada aktivitas yang berarti. Sarapan biasanya dpat mengenyangkan sehingga dapat mengurangi rasa lapar pada siang dan malam hari ( Albiner, 2003 ).

2. Konsumsi Fast Food

Peningkatan obesitas juga banyak dipengaruhi oleh keniasaan seseorang dalam mengkonsumsi makanan yang cepat saji karena makanan cepat saji banyak


(24)

mengandung energi dari lemak, karbohidrat dan gula yang mempengaruhi kualitas diet. Meningkatnya konsumsi fastfood diyakini dengan suatu masalah karena obesitas biasanya meningkat pada keluarga yang banyak mencari makanan cepat saji. Anak-anak yang mengkonsumsi makanan cepat saji lebih dari tiga kali seminggu cenderung menjadi tidak menyukai makanan yang lebih sehat mislanya buah, sayur, susu. Hal ini sangat tinggi dalam mempengaruhi kejadian obesitas pada anak karena makanan cepat saji banyak mengandung lemak dan kolestrol ( Hayati, 2009 ).

3. Kebiasaan Jajan

Pada umumnya anak-anak sangat menyukai jajanan berupa kue-kue yang sebagian besar terbuat dari tepung dna gula. Sesudah nak tersebut jajan maka selera maka tidak akan mengkonsumsi makannya. Jika seorang anak dibiasakan untuk jajan maka anak akan menangis jika kebiasaannya jajan tidak dipenuhi. Jajan boleh saja tapi orangtua hendaknya memperhatikan jajanan anaknya ( Hayati, 2009) .

4. Konsumsi sayur dan buah-buahan

Pada hakikatnya buah dan sayuran dapat mencegah terjadinya obesitas pada tubuh karena setelah kita mengkonsumsi buah dan sayuran kita akan merasa kenyang. Selain itu buah dan sayur tidak menimbulkan kelebihan lemak, kolestrol dan sebagainya. Sayur dan buah juga banyak mengandung serat kasar yang dapat membantu melancarkan pencernaan yang dapat mencegah konstipasi. Pada umumnya anak banyak yang tidak suka sayuran dan buah sehingga ini dpaat menyebabkan kejadian obesitas akan semakin tinggi. Untuk itu orangtua perlu mengajarkan kepada anak untuk mengkonsumsi buah dan sayuran ( Hayati, 2009). 2.2.6 Pola Makan

Pola makan adalah gambaran tentang makanan apa yang dikonsumsi, dari mana sumber dan berapa banyak jumlah makanan yang dikonsumsi setiap hari yang


(25)

telah menjadi kebiasaan yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat tertentu ( Suhardjo, 1992)

Ada tiga pola makan utama yaitu pagi, siang dan malam dan ada dua pola makan selingan yaitu snack. Waktu yang diberikan untuk selingan ada di dua waktu yaitu diantara waktu makan pagi dan makan siang serta di waktu antara makan siang dan makan malam yaitu pada pukul 10 pagi dan pukul 4 sore. Selain itu diperhatikan menu pola makan harus menagndung nutrisi yang seimbang bukan tinggi kalori tetapi rendah nutrisi (wikipedia, 2009).

2.3 Obesitas

2.3.1 Defenisi Obesitas

Obesitas merupakan suatu keadaan patologis yang terdapat pada tubuh yaitu penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan tubuh secara normal (Soetjiningsih, 1995). Menurut WHO (2000) obesitas merupakan suatu kondisi tubuh yang abnormal atas timbunan lemak yang ekstrim pada jaringan adipose. Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori yang berlebih dari yang dibutuhkan tubuh.

2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Obesitas Obesitas dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : 2.4.1. Faktor Genetik

Pada dasarnya obesitas sudah terjadi sejak bayi. Bila kedua orang tua menderita obesitas maka 80% akan menurun kepada anak. Hal tersebut disebabkan oleh pengaruh gen atau faktor lingkungan dalam keluarga. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata2 faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.


(26)

a. Faktor Lingkungan

Gen merupakan salah satu faktor yang paling mempengaruhi pada obesitas tetapi faktor lingkungan juga punya peranan yang sangat tinggi. Lingkungan berarti pola hidup seseorang diaman dia tidak mengubah pola genetiknya tetapi pola hidupnya misalnya pola makan dan aktivitasnya sehari-hari. Pada umumnya jika pola hidup orangtua anak tidak teratur maka akan menurun kepada anak, jika orangtua pola makannya teratur maka anak juga akan menjadi sehat dan tidak hanya memakan makanan yang mebuat timbunan lemak didalam tubuh.

b. Faktor Psikis

Pikiran pada umumnya dapat mempengaruhi pola makan seseorang. Tidak sedikit orang yang meluapkan emosinya kepada kebiasaan mengkonsumsi makanan. Persepsi diri yang negatif terhadap makanan merupakan salah satu bentuk gangguan emosi. Gangguan seperti ini biasanya cenderung terjadi kepada wanita muda. Ada dua pola makan yang abnormal yang dapat menjadi penyebab obesitas yaitu makan pada malam hari dna makan dalam jumlah yang banyak.. biasanya pola makan yang seperti ini disebabkan oleh stres dan kekecewaan.

c. Faktor Kesehatan

Faktor kesehatan juga berperan penting dalam obesitas karena terdapat beberapa penyakit yang menyebabkan obesitas, diantaranya hipoteroidisme, sindroma Chusing, sindroma prader will dan beberapa keadaan saraf yang dapat menyebabkan seseorang banyak mengkonsumsi makan.

d. Penderita Faktor perkembangan

Bertambahnya ukuran atau jumlah sel-sel lemak dapat menyebabkan bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh. Penderita yang mengalami obesitas dalam tubuh terutama pada masa anak-anak bisa memiliki sel lemak dampai


(27)

lima kali lebih banyak daripada anak yang normal. Jumlah sel lemak tidak dapat dikurangi, karena itu penurunan berat badan hanya dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah lemak di dalam setiap sel.

Penyebab utama dari meningkatnya angka kejadian obesitas ditengah masyarakat yang makmur kemungkinan adalah kurangnya aktivitas fisik. Orang yang tidak aktif memerlukan kalori yang lebih sedikit untuk keperluan tubuhnya itu sebabnya orang yang banyak mengkonsumsi makanan yang kaya lemak dan sedikit aktifitas akan mengalami obesitas ( Adriani, 2012).

e. Jenis kelamin

Jenis kelamin merupakan salah satu faktor internal yang menentukan kebutuhan gizi pada anak. Anak perempuan biasa lebih cenderung memperhatikan penampilan sehingga tidak sembarang makan dibandingkan dengan laki-laki. Selain itu anak perempuan juga mempunyai aktifitas fisik yang lebih rendah dibandingkan laki-laki ( Hayati, 2009).

2.5. Klasifikasi Obesitas

Jika seseorang memiliki berat badan 20% lebih tinggi daripada berat badan normal maka dia dianggap obesitas. Jika kelebihan lebih dari 100% maka disebut superobese dan obesitas yang menimbulkan kelainan-kelainan dan gejala penyakit pada tubuh disebut morbidly obese. Pada dasarnya seseorang yang kegemukan sudah pasti kelebihan berat badan namun orang yang kelebihan berat bedan belum tentu menderita kegemukan.

Menghitung Berat Badan Ideal (BBI) dapat dilakukan dengan cara berikut : a. Menghitung berat Badan Ideal (BBI) Bayi (umur 0-12 Bulan)

BBI= 2


(28)

b. BBI anak ( umur 1-10 tahun) BBI = (umur(tahun) x 2 + 8 c. Remaja dan Dewasa

BBI = (TB-100)-n(TB-100) x 100% Menghitung berat badan normal anak

Berat badan normal diperoleh dengan cara menambah dan mengurangi 10% dari BBI

BB normal = -10% BBI sampai dengan + 10% BBI

Bentuk indeks masa tubuh (IMT) obesitas secara klinis dinyatakan dalam ≥ 30 kg/m². Jika lemak tubuhnya lebih dari 27% berat badannya maka wanita dikatan obese dan jika lebih dari 25% maka laki-laki dikatan obese.

Obesitas digolongkan menjadi tiga kelompok a. Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%. b. Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100% c. Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% 2.6. Dampak Obesitas

Penimbunan lemak berdasarkan distribusinya dibagi atas 2 yaitu penimbuan lemak dibagian tubuh dan penimbunan lemak dibagian perut. Untuk penyebab kematian obesitas meningkatkan resiko kematian. Orang yang mempunyai berat badan lebih dari 40% dari berat badan rata-rata mempunyai resiko kematian dua kali lebih besar dibandingkan dengan yang normal. Orang obesitas mempunyai resiko lebih besar untuk penyakit yang mengancam.

Pada anak-anak obesitas biasanya menyebabkan beberapa penyakit kronis, meliputi gangguan metabolisme glukosa, resistensi insulin, diabetes type 2 pada


(29)

remaja, hipertensi, disiplidemia, steatosis hepatic, gangguan gastro, dan obstrukti pernapasan pada waktu tidur.

Obesitas atau kegemukan pada anakpada umumnya dapat menurunkan angka kecerdasan anak, akrena aktivitas dan kreativitas anak menajdi menurun dan cenderung pemalas. Bahkan, anak yang kegemukan pada waktu tidur akan mengalami kondisi tidak bernapas, kondisi dimana pada waktu tidur ada gelombang pernapasan yang berhenti.

Obesitas bukan hanya tidak enak dipandang mata melainkan merupakan dilema kesehatan yang mengerikan. Obesitas meningkatkan resiko terjadinya sejumlah penyakit menahun seperti :

a.Diabetes tipe 2 b.Stroke

c.Tekanan darah tinggi d.Serangan jantung e.Kanker jenis tertentu f. Batu kandung empedu g.Osteoartritis

h.Tidur apnea

i. Sindroma Pckwickian ( obesitas disertai wajah kemerahan) ( Adriani, 2012) Selain dampak penykait tersebut terdapat tiga dampak ekonomi akibat obesitas. Yaitru terdapat tiga jenis ongkos pertama ongkos langsung, termasuk didalamnya ongkos penobatan atau terapi obesitas, kedua ongkos yang tidak diraba yaitu ongkos yang ada karena dampak obesitas pada spek umum dan kesehatan. Ketiga ongkos tidak langsung, termsuk didalamnya ialah absentisme anak kesekolah dan kegiatan


(30)

lainnya ( Hayati, 2009). Secara tidak langsung keadaan ini akan menyebabkan bertambah pula budget yang harus dikeluarkan dalam penanganan obseitas

2.7. Pencegahan Obesitas

Menurut Hayati (2009) untuk mencegah obesitas secara dini dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut :

a.Memperhatikan makanan pendamping ASI yang diberikan kepada bayi sejak dini

b.Memperhatikan kebiasaan makan. Cukup memenuhi kebutuhan kalori yang dibutuhkan tubuh.

c.Membiasakan sarapan yang bergizi.

d.Mengurangi mengkonsumsi makanan Fast Food dan Junk Food. e.Memperhatikan jajanan anak.

f. Jangan membiasakan kepada anak untuk mengemil pada saat menonton TV g.Mengkonsumsi susu sesuain kebutuhan tubuh.

h.Banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan.


(31)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN 3.1. Kerangka Konseptual

Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah Pengetahuan ibu tentang gizi dan variabel terikat adalah kejadian obesitas pada balita. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini :

Gambar 3.1 Kerangka Konsep 3.2. Hipotesa

Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi dengan kejadian obesitas pada balita di TK Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan Tahun 2013.

Pengetahuan ibu tentang gizi


(32)

3.3. Definisi Operasional No. Variabel Defenisi

Operasional

Alat Ukur Cara Ukur Hasil ukur Skala 1. Independen:

Pengetahuan orangtua tentang gizi Merupakan gambaran ekspresi dan pola pandang setiap individu dalam memilih dan mengatur gizi yang seimbang pada anak.

Kuesioner Dengan menghitung jawaban kuesioner

1.baik bila responden menjawab benar >11 soal 2.cukup bila responden menjawab benar 6-10 soal 3.kurang bila responden menjawab benar <5 soal ordinal

2. Dependen: Obesitas Suatu keadaan patologis yang terdapat pada tubuh yaitu penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan tubuh secara normal. - Pengukur tinggi badan - Timbangan berat badan - Standard Harvard Menghitung tinggi badan dan berat badan. 1. Berat badan normal 2. Berat badan ideal 3. Obesitas Ordinal


(33)

BAB IV

METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah rancangan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Metode ini untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang gizi dengan kejadian obesitas pada balita di TK Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan tahun 2013 dimana pengumpulan data atau observasi terhadap variabel diamati pada waktu yang sama dengan menyebarkan kuesioner pada responden penelitian (Suyanto & Salamah, 2008).

4.2. Populasi dan sampel 4.2.1.Populasi

Populasi dalam penelitian adalah seluruh orangtua murid dan murid TK yang ada di TK Yayasan Pendidikan Shaffiyatul Amaliyah Medan yaitu sebanyak 92 orang.

4.2.2.Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi dengan karakteristik yang dianggap dapat mewakili populasi dalam penelitian (Zaluchu, 2011). Sampel yang akan diteliti adalah seluruh orang tua yang mempunyai anak balita di TK Yayasan Pendidikan Shaffiyatul Amaliyah Medan yaitu sebanyak 92 orang.

4.3. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di TK Yayasan Pendidikan Shaffiyatul Amaliyah Medan karena di TK ini banyak anak yang memiliki tubuh gemuk sehingga diharapkan dapat memenuhi karakteristik yang diharapkan.

4.4. Waktu Penelitian


(34)

4.5. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat rekomendasi dari pendidikan D-IV Universitas Sumatera Utara dan mengajukan proposal penelitian kepada pimpinan TK Methodist Berastagi . dalam hal ini peneliti akan melaksanakan penelitian yang berhubungan dengan masalah etik, yaitu memberikan penjelasan kepada responden penelitian tentang tujuan, manfaat, dan prosedur pelaksanaan penelitian.

Setelah mendapat persetujuan dari responden maka peneliti meminta responden untuk menandatangani informed consent, kemudian penelitian dilakukan. Responden juga berhak mendapat kerahasiaan berdasarkan datanya dan mengatakan kepada responden bahwa semua data digunakan hanya untuk kepentingan penelitian dan identitas responden cukup hanya di tulis dengan inisial.

4.6. Alat Pengumpul Data

Alat pengumpul data dibuat peneliti sesuai dengan literature yaitu kuesioner dan tabel pengukuran. Kuesioner ini terbagi dari dua bagian yaitu data demografi dan instrument penelitian yang berisikan pertanyaan pengetahuan dan pemberian makan kepada anak. Data demografi responden meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan, jumlah anak, umur anak. Data demografi tidak diukur karena hanya mengetahui karakteristik reponden.

Kuesioner pengetahuan ini terdiri dari pertanyan tertutup sebanyak 15 soal dengan pilihan multiple choise yang disusun oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka. Jika pertanyaan dijawab benar diberi nilai 1 dan jika pertanyaan dijawab salah diberi nilai 0. Kuesioner terdiri dari 2 pertanyaan yaitu TB dan BB.


(35)

4.7. Uji Validitas dan Reabilitas

Pada Instrumen penelitian peneliti mengadopsi dari hasil penelitian Khairani (2006) yang telah diuji validitas dan uji reabilitas dengan nilai alpha cronbach yaitu 0,86.

4.8. Prosedur Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat rekomendasi dari pendidikan D-IV Universitas Sumatera Utara terlebih dahulu dan mengajukan proposal penelitian kepada pimpinan TK Yayasan Pendidikan Shaffiyatul Amaliyah Medan. Setelah mendapat izin peneliti melakukan pengumpulan data kepada responden.

Jenis data yang digunakan adalah data primer dengan angket tertutup pada orangtua dan data skunder yaitu daftar nama orangtua yang diperoleh dari Kepala sekolah TK Yayasan Pendidikan Shaffiyatul Amaliyah Medan Berastagi dan data-data yang dianggap perlu untuk penelitian, dikumpulkan dengan mencatat dokumen yang tersedia di TK Yayasan Pendidikan Shaffiyatul Amaliyah Medan.

Peneliti mengumpulkan data dari orangtua yang memiliki anak dengan ciri-ciri obesitas berdasarkan jawaban tes yang diberikan. Responden diberikan kesempatan untuk bertanya tentang hal yang tidak mereka mengerti yang berghubungan dengan pertanyaan. Jumlah pertanyaan sebanyak 15 butir dalam bentuk pilihan ganda dengan pilihan jawaban a,b,c. Setelah responden mengisi kuesioner, peneliti terlebih dahulu memeriksa kelengkapan jawaban responden sesuai dengan pertanyaan responden sesuai dengan pertanyaan kuesioner. Kemudian seluruh data yang didapat dikumpulkan untuk dianalisa.

4.9. Rencana Analisa Data

Dalam menggunakan kuesioner data yang diambil harus melalui langkah langkah sebagai berikut :


(36)

a. Proses Editing (pemeriksaan data)

Hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan penyuntingan atau editing terlebih dahulu. Secara umum editing adalah merupakan kegiatan untyk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner tersebut.

b. Coding (Pemberian Kode)

Merupakan pengklasifikasian mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Dimana jawaban-jawaban dari responden diklasifikasikan kedalam kategori-kategori dengan cara pemberian tanda atau kode yang sangat berguna dalam memasukkan data.

c. Tabulating (penyusunan data)

Memperoleh analisa dan pengolahan data serta mengambil kesimpulan data dan dimasukkan ke dalam bentuk tabel distribusi dan frekuensi yaitu dalam karakteristik (umur,pendidikan,pekerjaan), skor pengetahuan dan kategori pengetahuan.

Metode statistik untuk analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Statistik Univariat

Analisis yang digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel adalah no rseponden, umur, pendidikan, pekerjaan, jumlah anak, umur anak. Data bersifat kategorik digunakan untuk menganalisis distribusi frekuensi.

2. Statistik Bivariat

Analisis ini digunakan untuk menerangkan keeratan antara dua variabel yaitu hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi dengan kejadian obesitas pada balita. Dalam menganalisa data secara bivariat, pengujian data dilakukan untuk menguji statistik chi square dengan taraf nilai α = 0,05. Pedoman yang


(37)

dilakukan dalam menerima hipotesa : apabila nilai probabilitas <0,05 maka Ho diterima dan data yang diperoleh disajikan dalam tabel.


(38)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian mengenai hubungan pengetahuan ibu tentang status gizi dengan obesitas pada balita di TK Yayasan Pendidikan Safiyatul Amaliyah Medan pada tahun 2013.

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang gizi dengan obesitas peneliti menggunakan lembar kuesioner yang berisikan 10 pertanyaan sedangkan untuk mengetahui apakah anak obesitas atau tidak akan dilakukan pengukaran kepada anak menggunakan pengukur tinggi badan dan penimbang berat badan.

5.1.1. Karakteristik Responden

Penelitian ini telah dilaksanakan mulai buran maret hingga bulan mei 2013 dengan jumlah responden sebanyak 92 orang. Data tersebut meliputi karakteristik ibu yang terdiri dari umur, pendidikan, pekerjaan, jumlah anak dan umur anak yang akan diuraikan sebagai berikut :


(39)

Tabel 5.1

Distribusi Responden berdasarkan karakteristik TK Yayasan Pendidikan Safiyatul Amaliyah Medan Tahun 2013

No. Karakteristik F %

1. Umur Ibu (Tahun)  20-25 tahun  26-35  >35 26 48 18 28,2 52,2 19,6 2. Pendidikan

 SMA

 Perguruan Tinggi

43 49

46,7 53,3 3. Pekerjaan

 IRT

 Pegawai swasta

 PNS  Wiraswasta 28 4 39 21 30,3 4,4 42,3 22,9 4. Jumlah Anak

 1  2  3  4 16 40 26 10 17,3 43,5 28,3 10,9 5. Umur Anak (bulan)

 48-60 bulan  61-72 bulan

44 48

47,8 52,2

Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa sebagian besar reponden mayoritas berusia 26-35 tahun sebanyak 48 orang (52,2%) dan minoritas berusia >35 tahun sebanyak 18 orang (19,6%), pendidikan mayoritas tamat perguruan tinggi sebanyak 49 orang (53,3%) dan minoritas pendidikan tamat SMA sebanyak 43 orang (46,7%), pekerjaan mayoritas PNS sebanyak 39 orang (42,3%) dan minoritas bekerja sebagai pegawai swasta sebanyak 4 orang (4,4%), mayoritas yang memiliki anak 2 orang sebanyak 40 orang (43,5%) dan minoritas yang memiliki anak 4 orang sebanyak 10 orang (10,9%), mayoritas yang memiliki anak berumur 61-72 bulan sebanyak 48 orang (52,2%) dan minoritas memiliki anak berumur 48-60 sebanyak 44 orang (47,8%).


(40)

5.1.2.Analisa Data a. Analisa Univariat

Setelah data diolah, dilakukan analisa univariat untuk melihat distribusi frekuensi pengetahuan ibu tentang gizi balita di TK Yayasan Pendidikan Safiyatul Amaliyah Medan Tahun 2013.

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Balita Di TK Yayasan Pendidikan Safiyatul Amaliyah Medan

Tahun 2013

No Pengetahuan Frekuensi %

1 Baik 23 36,9

2 Cukup 48 51,1

3 Kurang 21 12

Jumlah 92 100

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.2, diperoleh distribusi frekuensi bahwa pengetahuan ibu tentang gizi sebagian besar responden dengan kategori cukup yaitu 48 orang (51,1%), baik yaitu 23 orang (36,9%) dan sebagian kecil responden dengan kategori kurang yaitu 21 responden (12%).

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tinggi Badan Anak Balita Di TK Yayasan Pendidikan Safiyatul Amaliyah Medan Tahun 2013

No Pengetahuan Tinggi Badan (cm) Total

90-100 % 100-110 % F %

1 Baik 20 58,8 14 41,2 34 36,9

2 Cukup 26 55,3 21 44,7 47 51,2

3 Kurang 5 45,5 6 54,5 11 11,9

Jumlah 51 55,5 41 45,5 92 100,0

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.3 menunjukkan bahwa mayoritas ibu yang berpengetahuan cukup sebanyak 47 orang dengan tinggi badan anak 90-100 cm sebanyak 26 orang (55,3%) dan 100-110 cm sebanyak 21 orang (44,7%) yang akan dijelaskan dalam tabel 5.3 dibawah ini :


(41)

Tabel 5.4

Distribusi frekuensi responden berdasarkan berat badan anak balita di TK Yayasan Pendidikan Safiyatul Amaliyah Medan Tahun 2013

No Pengetahuan Berat Badan (Kg) Total

10-20 % 20-30 % F %

1 Baik 5 14,7 29 85,3 34 36,9

2 Cukup 15 31,9 32 68,1 47 51,2

3 Kurang 6 54,6 5 45,4 11 11,9

jumlah 26 28,2 66 81,8 92 100,0

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.4 menunjukkan bahwa mayoritas ibu yang berpengetahuan cukup sebanyak 47 orang dengan berat badan anak 20-30 kg sebanyak 32 orang (68,1%) dan berat badan anak antara 10-20 kg sebanyak 15 orang (31,9%).

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan tingkat obesitas anak balita di TK Yayasan Pendidikan Saffiyatul Amaliyah Medan Tahun

2013

No Tingkat Obesitas Frekuensi %

1 Berat badan normal 26 33,7

2 Berat badan ideal 38 31,5

3 Obesitas 28 34,8

Jumlah 92 100

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.5 diperoleh distribusi frekuensi bahwa sebagian besar responden yang obesitas sebanyak 32 orang (34,8%), berat badan normal 31 orang (33,7%) dan sebagian kecil respenden memiliki berat badan ideal sebanyak 29 orang (31,5%).

b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan dengan menggunakan program SPSS. Analisa bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi dengan kejadian obesitas pada balita dengan menggunakan tabel silang 3x3, dengan hasil sebagai berikut :


(42)

Tabel 5.6

Distribusi frekuensi hubungan pengetahuan ibu tentang gizi dengan kejadian obesitas pada balita di TK Yayasan Pendidikan Safiyatul

Amaliyah Medan Tahun 2013

No Pengetahuan Jenis obesitas Total

Berat badan normal

Berat badan ideal Obesitas

F % F % F % F %

1 Baik 7 41,2 11 20,5 5 38,2 23 100

2 Cukup 14 31,9 24 29,8 10 38,3 48 100

3 Kurang 5 18,3 3 72,7 13 9 21 100

26 33,7 38 31,4 28 34,8 92 100 Hasil penelitian pada tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 34 responden yang berpengetahuan baik mayoritas memiliki berat badan normal sebanyak 14 orang (41,2%) dan minoritas berat badan ideal sebanyak 7 orang (20,5%), dari 47 responden yang berpengetahuan cukup mayoritas anak obesitas sebanyak 18 orang (38,3%) dan minoritas anak memiliki berat badan ideal sebanyak 14 orang (29,8%) sedangkan dari 11 responden yang berpengetahuan kurang memiliki mayoritas anak memiliki badan ideal sebanyak 8 orang (72,7%) dan minoritas obesitas yaitu 1 orang (9%).

Hasil uji chi-square pada penelitian ini menunjukkan bahwa nilai p value adalah 0,08 sehingga Ho ditolak berarti ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi dengan obesitas di TK YPSA Medan Tahun 2013.

5.2Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh distribusi frekuensi bahwa pengetahuan ibu tentang gizi sebagian besar responden dengan kategori cukup yaitu 47 orang (51,1%) diantaranya memiliki anak berat badan normal 15 orang (31,9%) berat badan ideal 14 orang (29,8%) ,dan obesitas 18 orang (38,3%), responden dengan kategori baik yaitu 34 orang (36,9%) diantaranya memiliki anak dengan berat badan normal 14 orang (41,2%), berat badan ideal 7 orang (20,5%) , obesitas 13 orang (38,2%) dan sebagian kecil responden dengan kategori kurang yaitu 11 responden


(43)

(12%) diantaranya memiliki anak dengan berat badan normal 2 orang (18,3%) , berat badan ideal 8 orang (72,7%), dan obesitas 1 orang (9%).

Menurut Notoadmodjo (2003), faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah umur. Asumsi peneliti, rata-rata ibu yang berumur 20-35 tahun. Dengan demikian, semakin bertambahnya umur tersebut maka semakin banyak pengetahuan yang diperoleh tentang gizi yang akan diberikan kepada anak. Sehingga ibu yang berpengetahuan cukup lebih memiliki anak yang obesitas.

Umur adalah pertumbuhan pada fisik secara garis besara yang dipengaruhi oleh kategori yaitu perubahan ukur, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru yang terjadi akibat pematangan fungsi organ . semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang maka akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja ( Nursalam, 2003 ). Umur sangat mempengaruhi tingkat pengetahuan, semakin cukup umur seseorang maka akan lebih tinggi kematangan dan kekuatan seseorang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari orang yang belum cukup tinggi dewasanya, hal ini sebagai akibat dari kematangan dan pengalaman jiwa. Sehingga, semakin cukup umur seseorang dia akan semakin matang untuk mengetahui hubungan antara gizi dengan obesitas.

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang mempengaruhi pengetahuan dan pengalaman baik secara langsung maupun tidak langsung (Mubarak, 2007). Seseorang yang bekerja di luar rumah akan mendapatkan pengetahuan yang berbeda-beda. Pengetahuan yang diperolehnya tergantung di lingkungan seperti apa dia bekerja. Contohnya jika dia berada di lingkungan medis maka pengetahuan nya tentang ilmu kesehatan akan luas khususnya tentang gizi yang baik bagi balita dan hubungannya dengan obesitas.


(44)

Menurut (Supradi, 2007), pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan tersebut mempengaruhi proses belajar dan mempelajari, jika semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin mudah seseorang untuk menerima informasi.

Tugas dari pendidikan adalah memberikan dan meningkatkan pengetahuan, menimbulkan sifat positif, serta memberikan atau meningkatkan kemampuan masyarakat dan individu tentang aspek-aspek yang bersangkutan, sehingga dicapai suatu masyarakat yang berkembang. Sistem pendidikan yang berjenjang diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan melalui pola tertentu, jadi tingkat pengetahuan ibu tentang gizi dengan obesitas juga sangat dipengaruhi oleh pendidikan, semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin luas pengetahuannya tentang gizi dan obesitas.

Berdasarkan penelitian bahwa sebagian besar responden yang obesitas sebanyak 32 orang (34,8%), berat badan normal 31 orang (33,7%) dan sebagian kecil respenden memiliki berat badan ideal sebanyak 29 orang (31,5%).

Berdasarkan penelitian bahwa dari 34 responden yang berpengetahuan baik mayoritas memiliki berat badan normal sebanyak 14 orang (41,2%) dan minoritas berat badan ideal sebanyak 7 orang (20,5%), dari 47 responden yang berpengetahuan cukup mayoritas anak obesitas sebanyak 18 orang (38,3%) dan minoritas anak memiliki berat badan ideal sebanyak 14 orang (29,8%) sedangkan dari 11 responden yang berpengetahuan kurang memiliki mayoritas anak memiliki badan ideal sebanyak 8 orang (72,7%) dan minoritas obesitas yaitu 1 orang (9%).

Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa mayoritas ibu yang berpengetahuan cukup sebanyak 47 orang dengan tinggi badan anak 90-100cm sebanyak 26 orang


(45)

(55,3%) dan 100-110cm sebanyak 21 orang (44,7%). mayoritas ibu yang berpengetahuan cukup sebanyak 47 orang dengan berat badan anak 20-30kg sebanyak 32 orang (68,1%) dan berat badan anak antara 10-20 sebanyak 15 orang (31,9%).

Hasil penelitian ini juga memperkuat pernyataan Lawrence Green dalam Notoatmodjo yaitu perilaku kesehatan dipengaruhi oleh 3 faktor salah satunya adalah faktor predisposisi, merupakan faktor-faktor yang mempermudah dan mendasari untuk terjadinya perilaku seseorang. pengetahuan merupakan salah satu faktor predisposisi dengan adanya pengetahuan yang tinggi maka mendorong orang untuk berperilaku sehat mengenai dirinya.

Menurut Sediaoetama bahwa semakin banyak pengetahuan ibu tentang gizi semakin diperhitungkan jenis, cara mengolah dan memasak bahan makanan yang dipilih untuk dikonsumsinya, lebih banyak mempergunakan peertimbangan nasional tentang nilai gizi makanan tersebut.

Jadi menurut peneliti dapat disimpulkan bahwa dari penelitian ini mayoritas ibu berpengetahuan cukup lebih banyak memiliki anak yang obesitas karena ibu kurang mengetahui makanan seperti apa yang bagus untuk menyeimbangkan gizi anaknya. Walaupun ibu yang memiliki anak balita di yayasan tersebut memiliki pendidikan yang tinggi tetapi mungkin pengetahuan mereka tentang gizi tidak terlalu memahami makanan yang seperti apa yang bagus buat anak mereka, bisa saja mereka berfikir bahwa makanan yang berlemak itu makanan yang bagus buat anak karena bisa membuat anak gemuk. Selain itu banyaknya anak yang obesitas di TK tersebut disebabkan bahwa gaya hidup mereka yang modern yang memiliki kebiasaan makan di Fast Food seperti kentucky, burger, pizza, spaghetty dan lainnya yang mungkin menjadi makanan sehari-hari mereka. Kita tahu bahwa makanan makanan tersebut


(46)

mengandung lemak dan kalori yang sangat tinggi, yang nantinya akan sangat mempengaruhi tinggi nya kandungan lemak didalam tubuh yang akan terus ditimbun dan lama kelamaan akan menyebabkan obesitas pada anak tersebut. jd jika seorang anak yang mengkonsumsi makanan yang mengandung kalori dan lemak yang tinggi minimal dua kali dalam seminggu ini akan berdampak tidak baik untuk kesehatannya dan menyebabkan obesitas. Dan kita tahu bahwa anak yang mengidap obesitas pada saat dia balita akan lebih beresiko memiliki penyakit Diabetes Melitus dan Hipertensi pada saat dia dewasa. Sehingga dari hasil penelitian kita perlu melakukan lenih banyak pendekatan kepada masyarakat tentang gizi serta dampaknya.


(47)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Hasil penelitian hubungan pengetahuan ibu tentang gizi dengan kejadian obesitas pada balita di TK Yayasan Pendidikan Safiyatul Amaliyah Medan Tahun 2013 yang dilakukan terhadap 92 responden, maka dapat disimpulkan bahwa hasil uji chi – square yang dilakukan secara manual didapatkan nilai p value adalah 0,08 Yang menunjukkan Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi dengan kejadian obesitas ;pada balita di TK Yayasan Pendidikan Shaffiyatul Amaliyah Medan Pada Tahun 2013.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, ada beberapa hal yang dapat disarankan penulis, yaitu :

1. Bagi Responden

Diharapkan kepada ibu untuk meningkatkan pengetahuannya terhadap masalah-masalah dalam memilih gizi yang seimbang bagi anak dengan cara banyak bertanya seputar masalah kesehatan anak kepada ahlinya misalnya ahli gizi dan tenaga kesehatan lainnya, serta mendapatkan informasi dari media cetak atau media elektronik.

2. Bagi Pelayanan Kesehatan

Diharapkan kepada pelayanan kesehatan untuk memeberikan ibu pendidikan kesehatan yang berguna untuk meningkatkan pengetahuannya terhadap penilaian gizi pada anak terutama pemberian makan dengan banyak


(48)

mengajarkan ibu untuk membaca buku tentang gizi pada anak dan bertanya kepada tenaga kesehatan.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan kepada institusi pendidikan untuk lebih memperbanyak buku yang membahsa tentang gizi terutama gizi pada balita dan anak agar mahasiswa lebih mempunyai wawasan lebih luas mengenai gizi

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk lebih menyempurnakan penelitian selanjutnya dengan cara memperbanyak jumlah sampel dan lebih memperdalam bahasannya.


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Adriani M dan Wirjatmadi B, (2012). Pengantar Gizi Masyarakat, Jakarta: Kencana Arikunto S, (2002). Prosedur Penelitian, Jakarta : PT. Asdi Mahasatya

Damayanti, D, (2004). Tips Memberi Makan Balita, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Darmono, (2006). Obesitas Pada Anak Bisa Turunkan Tingkat Kecerdasan,

Depkes RI, (1999). Bahan Kuliah Ilmu Gizi Dasar. Depkes RI, (2002). Pemantauan Pertumbuhan Balita. Hayati, (2008). Gizi Bayi, Jakarta: EGC

Khairani, (2006). Hubungan Pengetahuan Ibu dan Status Gizi Anak Balita di Kelurahan Perdamaian Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat, Medan

Khomsan, A (2004). Peran Pangan dan Gizi untuk kualitas hidup, Jakarta: PT. Grasindo

Misnadiarly, (2007). Obesitas sebagai faktor resiko beberapa penyakit, Jakarta: Pustaka Obor Populer

Nirwana, A, (2012). Obesitas Anak dan Pencegahannya, Yogyakarta: Nuha Medika Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

(2003). Pendidikan dan Perilaki kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Nursalam, (2005). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawata, Jakarta: Salemba Medika

Santoso, S, dkk. (2004). Kesehatan dan Gizi. Jakarta : PT. Rineka Cipta Soetjiningsih, (1995). Tumbuh Kembang Anak, Jakarta: EGC

Supariasa IDY, dkk (2002). Penilaian Status Gizi, Jakarta : EGC

Wikipedia Indonesia, (2007). Obesitas. GNU Free

Documentation License


(50)

LAMPIRAN I

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Salam sejahtera Dengan hormat,

Nama saya Riska Silviana Bukit, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Kejadian Obesitas Pada Balita Di Tk Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan Pada Tahun 2013“

Obesitas merupakan salah satu keadaan patologis pada tubuh dengan ditandai adanya penimbunan lebih yang berlebihan atau biasa disebut dengan kegemukan. Pada umumnya obesitas disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya. Salah satunya pemberian makan. Pemberian makan kepada anak membentuk perilaku umum karena didasari pola fikir yang berbeda-beda (Adriani, 2012).

Pada umumnya pengetahuan orangtua sangat berpengaruh terhadap pemberian makan kepada anak. Karena pemberian makan yang tidak sesuai pola makan dan kebiasaan makan anak dapat memberikan efek samping yang kurang baik pada anak. Misalnya obesitas. ( Adriani, 2012).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan sorang tua tentang pemberian makan kepada anak dengan kejadian obesitas pada balita.

Kami akan melakukan wawancara terstruktur kepada bapak/ibu sdra/sdri tentang :

a. Data demografi seperti usia orang tua, pekerjaan orang tua,usia anak, berat badan anak, tinggi badan anak.

b. Melakukan penimbangan berata badan dan mengukur tinggi badan anakj. Partisipasi Bapak/Ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan untuk kepentingan peneliti. Untuk penelitian ini orangtua tidak dikenakan biaya apapun. Bila Bapak/ibu membutuhkan penjelasan maka dapat menghubungi saya :

Nama : Riska Silviana

Alamat : Jalan Jamin Ginting No. 326 Tongkoh-Berastagi No. Hp : 087748403036


(51)

Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak/Ibu Sdra/Sdri yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan Bapak/Ibu Sdra/Sdrri dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan Bapak/Ibu Sdra/Sdri bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami periapkan.

Medan, 2013

Peneliti


(52)

LAMPIRAN II

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :

Umur : Alamat : Telp/HP :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian “Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Kejadian Obesitas Pada Balita Di Tk Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan Pada Tahun 2013“, maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, 2013


(53)

Lampiran III

KUESIONER PENELITIAN 1. Yang dimaksud dengan pola makan adalah

a. Kebiasaan mengkonsumsi makanan dalam sehari b. Jenis makanan yang dikonsumsi dalam sehari

c. Gambaran tentang makanan apa yang dikonsumsi,dari mana sumbernya dan berapa banyak dalam sehari

2. Pola makan yang benar dalam sehari kepada anak adalah? a. Tiga pola makan utama dan satu pola makan selingan b. Tiga pola makan utamadan dua pola makan selingan c. Tiga pola makan utama dan tiga pola makan selingan 3. Bahan makanan yang banyak mengandung karbohidrat adalah?

a. Tempe b. Singkong c. Nasi

4. Junkfood dan fastfood adalah jenis makanan yang memiliki susunan tidak seimbang yaitu...

a. Berkalori tinggi namun rendah lemak b. Berkalori tinggi namun rendah energi c. Berkalori rendah namun tinggi lemak

5. Bahan makanan yang banyak mengandung lemak adalah? a. Jeruk

b. Kacang kedelai c. Daging gemuk


(54)

6. Bahan makanan yang banyak mengandung protein hewani adalah? a. Kacang-kacangan

b. Susu c. Ayam

7. Bahan makanan yang banyak mengandung protein nabati adalah? a. Daging

b. Tempe c. Jagung

8. Bahan makanan yang banyak mengandung vitamin adalah? a. Daging

b. Alpokat c. Jeruk

9. Makanan lembek sebaiknya diberikan pada usia a. 4 bulan

b. 6 bulan c. 9 bulan

10.Selain daging untuk memenuhi zat protein adalah ? a. Bayam

b. Tempe c. Telur


(55)

11.Dalam menyajikan menu seimbang sebaiknya : a. 2 macam menu

b. 3 macam menu

c. Beraneka ragam ( 4 sehat 5 sempurna)

12.Dalam menyajikan makanan pada anak sehari-hari sebaiknya? a. Makanan terlalu banyak rempah

b. Buah-buahan yang merangsang c. Makanan yang mudah dan praktis

13.Diperoleh dari makanan yang bagaimanakah energi seorang anak a. Memiliki karbohidrat dan lemak

b. Memiliki protein yang tinggi c. Memiliki lemak berlebih

14.Makanan yang mengandung nutrisi yang seimbang adalah makanan a. Tinggi kalori rendah nutrisi

b. Rendah kalori tinggi nutrisi c. Tinggi kalori tinggi nutrisi

15.Seperti apakah kebiasaan makan yang buruk itu? a. Kebiasaan makan di pagi hari

b. Kebiasaan ngemil disiang hari c. Kebiasaan makan dimalam hari


(56)

(57)

(58)

(1)

Lampiran III

KUESIONER PENELITIAN

1. Yang dimaksud dengan pola makan adalah a. Kebiasaan mengkonsumsi makanan dalam sehari b. Jenis makanan yang dikonsumsi dalam sehari

c. Gambaran tentang makanan apa yang dikonsumsi,dari mana sumbernya dan berapa banyak dalam sehari

2. Pola makan yang benar dalam sehari kepada anak adalah? a. Tiga pola makan utama dan satu pola makan selingan b. Tiga pola makan utamadan dua pola makan selingan c. Tiga pola makan utama dan tiga pola makan selingan 3. Bahan makanan yang banyak mengandung karbohidrat adalah?

a. Tempe b. Singkong c. Nasi

4. Junkfood dan fastfood adalah jenis makanan yang memiliki susunan tidak seimbang yaitu...

a. Berkalori tinggi namun rendah lemak b. Berkalori tinggi namun rendah energi c. Berkalori rendah namun tinggi lemak

5. Bahan makanan yang banyak mengandung lemak adalah? a. Jeruk

b. Kacang kedelai c. Daging gemuk


(2)

6. Bahan makanan yang banyak mengandung protein hewani adalah? a. Kacang-kacangan

b. Susu c. Ayam

7. Bahan makanan yang banyak mengandung protein nabati adalah? a. Daging

b. Tempe c. Jagung

8. Bahan makanan yang banyak mengandung vitamin adalah? a. Daging

b. Alpokat c. Jeruk

9. Makanan lembek sebaiknya diberikan pada usia a. 4 bulan

b. 6 bulan c. 9 bulan

10.Selain daging untuk memenuhi zat protein adalah ? a. Bayam

b. Tempe c. Telur


(3)

11.Dalam menyajikan menu seimbang sebaiknya : a. 2 macam menu

b. 3 macam menu

c. Beraneka ragam ( 4 sehat 5 sempurna)

12.Dalam menyajikan makanan pada anak sehari-hari sebaiknya? a. Makanan terlalu banyak rempah

b. Buah-buahan yang merangsang c. Makanan yang mudah dan praktis

13.Diperoleh dari makanan yang bagaimanakah energi seorang anak a. Memiliki karbohidrat dan lemak

b. Memiliki protein yang tinggi c. Memiliki lemak berlebih

14.Makanan yang mengandung nutrisi yang seimbang adalah makanan a. Tinggi kalori rendah nutrisi

b. Rendah kalori tinggi nutrisi c. Tinggi kalori tinggi nutrisi

15.Seperti apakah kebiasaan makan yang buruk itu? a. Kebiasaan makan di pagi hari

b. Kebiasaan ngemil disiang hari c. Kebiasaan makan dimalam hari


(4)

(5)

(6)