commit to user
penaung
dengan cara pemangkasan, agar tidak menimbulkan atau sebagai sarang hama dan penyakit yang bertahan hidup ditempat yang lembab. Akan tetapi ada
juga yang berbeda dengan teori dalam hal pembuatan lubang tanam. Pada dasarnya ukuran lubang tanam telah ditentukan oleh pusat penelitian tanaman kopi yang
berada di Jember. Karena melihat terdapat lahan yang masih sisa, maka tetap dilakukan pembuatan lubang tanam meskipun ukurannya berbeda. Akan tetapi
selama ini hasil yang diperoleh sama dengan tanaman kopi yang ditanam di lubang yang berukuran semestinya. Yang mempengaruhi adalah kandungan unsur hara
yang terpenuhi melalui pemupukan yang tepat, baik dosis maupun cara pemupukannya sehingga unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk bertahan
hidup dapat terpenuhi.
2. Pembibitan
A. Kebun Induk
Bibit yang digunakan untuk stek, berasal dari kebun Induk. Kebun Induk merupakan kebun yang telah mendapatkan perlakuan intensif
sehingga hasil kebun tersebut merupakan bahan-bahan yang nantinya akan digunakan dalam perbanyakan stek. Kebun induk perlu mendapatkan
perhatian yang serius dalam pengelolaannya. Kebun induk yang ideal adalah sebagai berikut :
a.
Identitas jelas dan tidak terkontaminasi dengan klon yang lain. b. Rutin dilakukan peremajaan sesuai dengan kebutuhan.
c. Dekat dengan sumber air dan mudah pengawasannya Klon yang dikembangkan oleh PT Perkebunan Nusantara IX pada
bagian pembibitan adalah BP 308 sebagai batang bawah, BP 534, BP 939, BP 936, BP 42 dan BP 409. Akan tetapi klon yang sering digunakan dalam
penyambungan adalah BP 308 sebagai batang atasnya dan BP 42 sebagai batang atas. Klon ini harus dikembangkan karena klon tersebut tahan akan
Nematoda dan hasil sambungan batang atas dan batang bawah pada klon tersebut dapat membentuk batang kopi yang kuat dan menghasilkan kopi
seperti yang diharapkan. Kriteria batang bawah yang digunakan untuk bahan stek antara lain
batang sehat atau tidak terkena serangan hama dan penyakit, ukuran
commit to user
kurang lebih sebesar pensil, batang berwarna cokelat. Kemudian kriteria untuk batang atas adalah batang sehat atau tidak terkena hama dan
penyakit, ukuran kurang lebih sebesar pensil, tekstur tidak terlalu keraslunak, memiliki 2-3 ruas pada setiap tangkainya.
Entres mempunyai waktu dimana entres setelah dipangkas dari tanaman kopi kurang lebih enam jam, apabila melebihi enam jam entres
akan layu dan tentunya daya tumbuh akan berkurang. Pada tahun tanam yang akan datang PT. Perkebunan Nusantara IX Persero mempunyai
target untuk pengadaan 12.000 bibit.
B. Pembuatan Bedengan
Pembuatan bedengan dibuat untuk perbanyakan tanaman kopi secara vegetatif dengan cara stek dalam bedengan. Tanah bedengan ditinggikan
setinggi 15-20 cm dengan menggunakan tanah yang subur dan gembur. Sisa-sisa akar, batu, atau benda lainnya harus dibuang dari bedengan agar
tidak mengganggu pertumbuhan tanaman stek. Setelah permukaannya diratakan, di lapisan paling atas dilapisi pasir halus, yang diayak dengan
ayakan 0,5x0,5 cm dengan tujuan untuk meresap air dan menjaga kelembaban tanah. Dibagian pinggir bedengan diberi dinding penahan
yang terbuat dari pipa peralon berdiameter 15 cm agar tidak mudah longsor. Bedengan diberi atap dari paranet dan ketinggian atap disebelah
timur 180 cm dan disebelah barat 120 cm. Tiang penyangga atas terbuat dari tanaman lamtoro dengan jarak 1x2 m. Membuat bedengan memanjang
dengan ukuran 5 m x 1,5 m atau sesuai dengan kondisi lahan. Jarak antar bedengan yaitu 1 m, yang digunakan sebagai jalan untuk pengawasan,
pengendalian hama penyakit, pengangkutan pupuk dan penyiraman. Lihat gambar 4.8.
Untuk mencegah gangguan nematoda parasit, bedengan difumigasi dengan menggunakan furadan 3G dengan dosis 10 gram. Selanjutnya
commit to user
menutup dengan campuran tanah lapisan atas dan pupuk kandang yang sebelumnya diayak dengan ayakan berukuran 0,5x0,5 cm dan menutup
dengan pasir pada lapisan paling atas hingga mencapai ketinggian 15 cm. Perbandingan antara tanah : pupuk kandang : pasir adalah 1:1:1.
Gambar 4.8 Media tanam untuk pembibitan di bedengan Dalam pembuatan bedengan, PT Perkebunan Nusantara IX tidak
sesuai dengan apa yang ada. Hal ini ditunjukkan dengan adanya ukuran bedengan yang berbeda. Ketersediaan lahan yang dimanfaatkan untuk
membuat bedengan masih belum cukup menampung bedengan dengan ukuran yang sebagai mana mestinya. Penyesuaian kondisi lahan yang
mendasari pihak PT. Perkebunan Nusantara IX membuat bedengan dengan ukuran yang berbeda. Akan tetapi kualitas tanaman yang dihasilkan rata-
rata sama dengan yang berada dalam bedengan dengan ukuran yang semestinya. Yang membedakan adalah jumlah bibit kopi yang ditanam
dalam bedengan dan cara perawatan yang benar akan berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh.
C. Penyetekan