Tujuan Kegiatan Magang PENDAHULUAN

commit to user

B. Tujuan Kegiatan Magang

Tujuan umum Kegiatan Magang mahasiswa di PT. Perkebunan Nusantara IX Semarang ini antara lain: 1. Meningkatkan pemahaman mengenai hubungan antara teori dan penerapannya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga dapat menjadi bekal untuk terjun ke masyarakat setelah lulus. 2. Memperoleh pengalaman dan sikap yang berharga dengan mengenali kegiatan-kegiatan dilapangan kerja dalam bidang perbanyakan Kopi Robusta secara vegetatif yang ada di PT. Perkebunan Nusantara IX Semarang. 3. Memperoleh ketrampilan kerja dan pengalaman kerja yang praktis, yaitu secara langsung dapat menjumpai, merumuskan, serta memecahkan permasalahan yang ada dalam kegiatan di PT. Perkebunan Nusantara IX Semarang. 4. Meningkatkan hubungan antara perguruan tinggi, pemerintah, instansi swasta, perusahaan dan masyarakat, sehingga dapat meningkatkan mutu pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Secara khusus, tujuan kegiatan magang ini adalah untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa antara teori dan aplikasi lapangan mengenai: 1. Bagaimana persiapan lahan yang dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara IX. 2. Bagaimana cara memperbanyak tanaman kopi secara vegetatif yang benar. 3. Bagaimana pemilihan bibit atau bahan tanam yang baik, yang dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara IX. 4. Bagaimana teknik atau cara menyambung tanaman kopi yang baik dan benar yang dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara IX. commit to user 4 AB II TINJAUAN PUSTAKA Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor yang potensial bagi Indonesia. Perkebunan kopi di Indonesia sebagian besar diusahakan oleh rakyat. Umumnya jenis kopi yang ditanam adalah jens kopi Robusta. Dalam hal produksi, Indonesia menempati urutan ke tiga dunia setelah Brazil dan Vietnam untuk jenis Kopi Robusta dengan jumlah produksi 5,82 juta karung pada tahun 2008 AEKI, 2009. Kopi termasuk genus yang merupakan genus terpenting dalam famili Rubiceae . klasifikasi tanaman kopi adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub Divisio : Angiospermae Classis : Dikotiledonae Ordo : Rubiales Familia : Rubiceae Genus : Coffea Species : Coffea arabicaKopi Arabika Coffea caneporaKopi Robusta Coffea libericaKopi Liberika Anonim, 2010. Tanaman kopi dibawa ke pulau Jawa pada tahun 1696 oleh orang Belanda, karena tanaman tersebut dapat berkembang dan berproduksi baik. Bibit kopi Indonesia didatangkan dari Yaman. Pada waktu itu jenis yang didatangkan adalah kopi Robusta. Tanaman Kopi merupakan tanaman yang sangat familiar di lahan penduduk pedesaan di Indonesia. Komoditas Kopi mempunyai potensi dan Nilai ekonomi tinggi yang dapat diandal dalam usaha Agribisnis dan untuk budidaya tanaman tersebut adalah tidak sulit dan merupakan komoditas ekspor yang dapat memenuhi kebutuhan domistik dan Nasional di sektor kebun AAK, 2006. commit to user Kopi adalah produk dari suatu jenis tanaman yang dapat tumbuh didaerah tropis, dan tidak dapat tumbuh baik pada tempat yang terlalu tinggi atau temperatur yang sangat rendah. Kopi ditemukan pertama kali adalah di Arabia pertengahan abad XV dan pada tahun 1510 -1550 menyebar luas di negara Kairo dan Turkey-Timur Tengah, dan pada tahun 1616 kopi ini mulai masuk di Eropa. Pada mulanya Kultivar kopi yang terpenting ialah Coffea arabica = Kopi Arabika yang menghasilkan 90 dari kopi dunia pada waktu sebelum Robusta Purseglove; Coffea Canephora 9 dan Coffea liberica kurang dari 1 dalam pengembangan dan produksi kopi Nazaruddin, 1993. Baik perkembangan kopi dunia maupun di Indonesia pada khususnya, Kopi Robusta inilah yang paling banyak dan paling dahulu dikembangkan. Tetapi karena jenis ini sangat tidak tahan terhadap penyakit Nematoda, kemudian jenis tersebut banyak digantikan dengan jenis lain yang tahan. Kopi Robusta mempunyai ciri-ciri dan sifat-sifat sebagai berikut: a. Daun kecil, halus dan mengkilat, panjang daun 12 cm-15 cm, lebar 6 cm. b. Biji buah lebih besar, berbau harum dan rasanya lebih enak. c. Bila batang tak dipangkas, tinggi pohon bisa mencapai lebih dari 5 m dengan bentuk pohon yang ramping. d. Bila jenis ini ditanam pada dataran tinggi yang beriklim kering sekitar 1.350 - 1.850 m dpl, produksinya bagus. Di Indonesia, Kopi Robusta ini dapat berproduksi baik pada ketinggian 300 - 800 m dpl. e. Jenis ini tidak menghendaki suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, karena bila suhu terlalu tinggi pertumbuhan tanaman akan terlalu cepat, begitu pula masa berbunganya menjadi terlalu awal. Akibatnya tanaman lekas mati, dan sangat mudah diserang Nematoda. Bila suhu terlalu rendah pertumbuhannya lambat, banyak tumbuh cabang-cabang sekunder dan tersier, yang sangat menganggu pembentukan bunga. f. Curah hujan yang optimal sekitar 2000 - 3000 mm tiap tahun, tetapi harus ada musim kering yang tegas 2 - 3 bulan untuk perkembangan bunga. commit to user g. Tidak menghendaki angin kencang, tetapi diperlukan angin yang tenang. PTPN XII, 1997. Kopi Robusta pertama kali ditemukan di Kongo pada tahun 1898. Beberapa pohon ditanam sebagai tanaman koleksi dikebun koleksi tanaman tropis di Brussel. Bentuk tanaman tersebut kekar, maka itu disebut Robusta. Beberapa tanaman dari jenis ini dari kebun terseut berhasil dipindahkan di kebun milik perusahaan perkebunan kopi di Sumber Agung Malang. Ternyata pertumbuhan ditempat yang baru lebih baik dan memiliki beberapa sifat yang menguntungkan. Kopi Robusta dapat dikatakan sebagai kopi kelas 2, karena rasanya yang lebih pahit, sedikit asam, dan mengandung kafein dalam kadar yang jauh lebih banyak. Selain itu, cakupan daerah tumbuh Kopi Robusta lebih luas daripada Kopi Arabika yang harus ditumbuhkan pada ketinggian tertentu. Kopi Robusta dapat ditumbuhkan dengan ketinggian 800 m di atas permuakaan laut. Selain itu, kopi jenis ini lebih resisten terhadap serangan hama dan penyakit. Hal ini menjadikan kopi robusta lebih murah. Kopi Robusta banyak ditumbuhkan di Afrika Barat, Afrika Tengah, Asia Tenggara, dan Amerika Selatan Soetedjo, 1980. Stek merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dengan menggunakan sebagian batang, akar, atau daun tanaman untuk ditumbuhkan menjadi tanaman baru. Sebagai alternarif perbanyakan vegetatif buatan, stek lebih ekonomis, lebih mudah, tidak memerlukan keterampilan khusus dan cepat dibandingkan dengan cara perbanyakan vegetatif buatan lainnya. Cara perbanyakan dengan metode stek akan kurang menguntungkan jika bertemu dengan kondisi tanaman yang sukar berakar, akar yang baru terbentuk tidak tahans tress lingkungan dan adanya sifat plagiotrop tanaman yang masih bertahan Rochiman, 1973. commit to user Telah dijelaskan dalam jurnal PT. Perkebunan Nusantara IX 2007:3 bibit yang digunakan untuk setek berasal dari kebun entres yang dilakukan pemurnian dengan pemeliharaan yang intensif. Kebun entres perlu mendapat perhatian yang serius dalam pengelolaannya. Kebun entres yang ideal harus memiliki identitas jelas dan tidak terkontaminasi dengan klon lain, sumber bibit dengan setek, rutin dilakukan peremajaan sesuai kebutuhan, dan dekat dengan sumber air dam mudah pengawasannya. Klon yang dikembangkan oleh kebun antara lain BP 308 sebagai batang bawah, BP 534, BP 939, BP 936, BP 42 dan BP 409. Ketinggian tempat berpengaruh terhadap waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan bibit. Semakin tinggi tempat pembibitan, semakin lama waktu yang diperlukan. Semakin lamanya waktu pembibitan akan mengakibatkan makin mahalnya biaya pemeliharaan, karena biaya pemeliharaan merupakan fungsi dari lama pemeliharaan dan banyaknya bahan tanam yang harus dipelihara. Akan tetapi jika pembibitan dilakukan di dataran rendah masalah waktu bisa teratasi, sedangkan pada saat penanamannya dilaksanakan di dataran tinggi maka diperlukan biaya transport untuk menyalurkan bibit ke lokasi penanaman. Keputusan untuk menentukan lokasi penyetekan dan pembibitan akan dilakukkan di dataran tinggi atau dataran rendah ditentukan pertimbangan antara tambahan biaya pemeliharaan dengan biaya penyaluran. PTPN IX, 2010. Cara perbanyakan Kopi Robusta dan Kopi Arabika berbeda, sehingga penggunaan bahan tanam Kopi Robusta berbeda dengan Kopi Arabika. Kopi Robusta diperbanyak secara vegetatif, sehingga bahan tanaman yang digunakan berupa klon. Sedangkan Kopi Arabika biasanya diperbanyak dengan benih sehingga bahan tanam anjurannya berupa varietas Mawardi, 1986. commit to user Pohon pelindung atau penaung yang tetap, harus sesuai dengan tanaman pokok dan tidak boleh menghisap terlalu banyak air dan zat makanan. Mereka harus tahan lama dan berakar dalam dan kuat, sehingga tak mudah jatuh karena goncangan angin kencang. Cabang-cabangnya harus lebar dan cukup tinggi diatas kopi, sehingga keadaannya tidak terlalu teduh dan cabang-cabangnya tak boleh mudah patah. Pohon pelindung yang sering dipergunakan didalam perkebunan ialah jenis-jenis: a. Dadap b. Sengon laut c. Lamotoro AAK, 2006. Pembuatan teras langsung adalah untuk mencegah terjadinya erosi diwaktu hujan atau sekurang-kurangnya untuk menghambat aliran air. Adapun cara pengerjaan teras tersebut adalah : - Teras dibuat miring yang berlawanan dengan miringnya tirai tanah. - Tanah atas disendirikan kelak dipergunakan untuk menutup lubang atau mengisi bagian-bagian yang lebih rendah. - Dibagian depan teras atau dibawah garis pematang dibuat gondang-gandung guna menampung kotoran dan sisa tumbuhan-tumbuhan dimana kelak dapat digunakan sebagai mulch. AAK, 2006. Pembentukan kebun Kopi Robusta secara poliklonal dapat juga dilakukan pada kebun kopi yang sudah ada tidak menanam baru. Batang bawah kopi disambung dengan batang atas entres dari klon-klon Kopi Robusta anjuran yang dipilih. Hasil sambungan dikatakan berhasil baik jika setelah 2 minggu penyambungan bahan masih tetap segar. Hartoyo, 2011. commit to user 9

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN