Dikatakan neo-patrimonalistik karena negara memiliki atribut atau kelengkapan yang sudah modern dan rasional, tetapi juga masih
memperhatikan atribut yang patrimonial. Negara masih dianggap milik pribadi atau kelompok pribadi sehingga diperlakukan layaknya sebuah
keluarga. Menurut Max Weber, dalam negara yang patrimonalistik penyelenggaraan pemerintah berada di bawah kontrol langsung pimpinan
negara. Adapun menurut Affan Gaffar, negara patrimonalistik memiliki sejumlah karakteristik sebagai berikut.
a. Penguasa politik seringkali mengaburkan antara kepentingan umum
dan kepentingan publik. b.
Rule of law lebih bersifat sekunder apabila dibandingkan dengan kekuasaan penguasa.
c. Kebijakan seringkali bersifat partikularistik daripada bersifat
universalistik. d.
Kecenderungan untuk mempertukarkan sumber daya yang dimiliki seorang penguasa kepada teman-temannya lebih besar Rini
Setyani dan Dyah Hartati, 2011:8-10.
D. Faktor-faktor berkembangnya budaya politik
Budaya politik yang berkembang dalam masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Tingkat pendidikan masyarakat sebagai kunci utama perkembangan budaya
politik masyarakat. b.
Tingkat ekonomi masyarakat, yaitu makin tinggi tingkat ekonomi atau kesejahteraan masyarakat, partisipasi masyarakat pun makin besar.
c. Reformasi politikpolitical will, yaitu semangat merevisi dan mengadopsi
sistem politik yang lebih baik. d.
Supremasi hukum, yaitu adanya penegakan hukum yang adil, independen, dan bebas.
e. Media komunikasi yang independen, yaitu media tersebut berfungsi sebagai
kontrol sosial, bebas, dan mandiri Suyatmi dan Henny Hendrastuti, 2011:12.
E. Budaya Politik yang Berkembang di Indonesia
Berdasarkan sikap, nilai-nilai, informasi, dan kecakapan politik yang dimiliki, orientasi warga negara terhadap kehidupan politik memengaruhi
penggolongannya ke dalam kebudayaan politik. Suatu model budaya politik
tertentu tidak dapat dihubungkan secara kasar dengan sistem politik, apalagi hal itu menyangkut budaya politik yang lingkupnya luas, terutama bila subkultur
disertakan. Agar diperoleh pendekatan dan gambaran yang relatif tepat mengenai orientasi individu terhadap budaya politik, perlu dikumpulkan
informasi mengenai objek pokok orientasi politik. Adapun objek-objek orientasi politik tersebut meliputi keterlibatan seseorang terhadap sistem politik secara
keseluruhan, proses masukan, dan diri sendiri.
1. Berbagai Pendapat mengenai Budaya Politik di Indonesia
Secara umum, terdapat tiga macam budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia yaitu budaya politik tradisional, budaya politik Islam,
dan budaya politik modern. a.
Budaya politik tradisional Budaya politik tradisional ialah budaya politik yang mengedepankan satu
budaya dari etnis tertentu yang ada di Indonesia. Sebagai contoh budaya politik yang berangkat dari paham masyarakat Jawa. Budaya politik
tradisional juga ditandai oleh hubungan yang bersifat patron-klien, seperti hubungan antara tuan dan pelayannya. Budaya politik semacam
ini masih cukup kuat di beberapa daerah, khususnya dalam masyarakat etnis yang sangat konservatif. Masyarakat tradisional seperti ini biasanya
berafi liasi pada partai-partai sekuler bukan partai agama. b.
Budaya politik Islam Budaya politik Islam adalah budaya politik yang lebih mendasarkan
idenya pada suatu keyakinan dan nilai agama Islam. Islam di Indonesia menjadi agama mayoritas. Karenanya, Indonesia menjadi negara
berpenduduk muslim terbesar di dunia. Hal tersebut menjadikan Islam sebagai salah satu budaya politik yang cukup mewarnai kebudayaan
politik di Indonesia. Orientasi budaya politik yang mendasarkan pada nilai agama Islam mulai tampak sejak para pendiri bangsa membangun
negeri ini. Budaya politik Islam biasanya dipelopori oleh kelompok santri. Kelompok ini identik dengan pendidikan pesantren atau sekolah-
sekolah Islam. Kelompok masyarakat Islam terdiri dari dua kelompok, yaitu tradisional dan modern. Kelompok tradisional biasanya diwakili
oleh masyarakat santri yang berasal dari organisasi NU Nahdlatul Ulama. Sementara kelompok modern diwakili oleh masyarakat santri
dari organisasi Muhammadiyah. Perbedaan karakter Islam ini juga turut