Latar Belakang Penggunaan Metode Stepwise Forward Untuk Menentukan Persamaan Regresi Linier Berganda (Studi Kasus: Jumlah Pendapatan Di Kabupaten Kabupaten Tapanuli Utara)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri lebih dari 17.508 pulau yang membentang luas sekitar 9,8 juta �� 2 dimana seluas 7,9 �� 2 81 persen diantaranya berupa lautan sedangkan sisanya seluas 1,9 juta �� 2 19 persen berupa daratan. Indonesia terletak di garis khatulistiwa memiliki lima pulau besar yang menjadi tempat tinggal mayoritas penduduk yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan pulau terbesar ketiga di dunia, Sulawesi, dan Papua. Masing-masing daerah mempunyai perbedaan ciri khas tersendiri meliputi sumberdaya alam, ekonomi, sosial budaya, adat-istiadat, jumlah dan kepadatan penduduk, mutu sumberdaya manusia, letak geografis, serta sarana dan prasarana yang tersedia di setiap daerah BPS, 1996. Perbedaan karakteristik tersebut berpengaruh pada kemampuan tumbuh masing-masing daerah, sehingga membuat pembangunan di sebagian daerah tumbuh lebih cepat dari pada pembangunan daerah lainnya. Kemampuan tumbuh yang berbeda ini juga diikuti oleh perbedaan pola pembangunan ekonomi yang kemudian menyebabkan terjadinya ketimpangan pendapatan antar wilayah. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi daerah. Pembangunan ekonomi dilakukan dengan mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada. Namun perbedaan karakteristik dan keragaman yang tinggi di Indonesia berpengaruh terhadap perbedaan kemampuan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di suatu daerah sehingga menimbulkan ketimpangan pendapatan. Pembangunan pada masa orde baru kurang memperhitungkan kemerataan, hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Pada masa itu Universitas Sumatera Utara sektor tradisional sektor pertanian seakan-akan termarginalkan, digantikan oleh sektor modern sektor industri. Sektor tradisional yang masih kuat salah satunya adalah pertanian di Kabupaten Tapanuli Utara. Untuk mengukur maju daerah sebagai hasil dari program pembangunan daerah yaitu dengan mengamati seberapa besar laju pertumbuhan ekonomi yang dicapai daerah tersebut yang tercermin dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto PDRB. Produk Domestik Regional Bruto PDRB adalah total nilai produksi barang dan jasa yang diproduksi di suatu wilayah regional tertentu dalam waktu biasanya satu tahun. Struktur suatu wilayah sangat ditentukan oleh besarnya peranan sektor – sektor yang menjadi faktor– faktor yang sangat berpengaruh dalam memproduksi barang dan jasa. Struktur yang terbentuk dari nilai tambah diciptakan oleh masing – masing sektor. PDRB menurut lapangan usaha dibagi menjadi 9 sembilan sektor yaitu sektor pertanian, sektor petambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa. Dalam kurun waktu tahun 2007-2011, sektor jasa-jasa mengalami peningkatan rata-rata pertumbuhan pertahun yang paling tinggi dibanding sektor-sektor yang lainnya yaitu sebesar 10,42 persen pertahun. Kemudian diikuti sektor bangunan yaitu sebesar 7,54 persen pertahun, sektor listrik, gas, dan air bersih yaitu sebesar 6,16 persen pertahun, sektor perdagangan yaitu sebesar 5,81 persen pertahun dan sektor pertambangan dan penggalian yaitu sebesar 5,53 persen pertahun. Sementara itu, pertumbuhan sektor yang lain kurang dari 5,50 persen pertahun, sektor-sektor tersebut adalah sektor pertanian 4,15 persen pertahun, sektor industri 4,50 persen pertahun, sektor pengangkutan dan komunikasi 5,08 persen pertahun, dan sektor keuangan 2,80 persen pertahun. Sektor yang mengalami percepatan pertumbuhan tahun 2011 dibanding tahun 2010 adalah sektor pertambangan dan penggalian, sektor bangunan, sektor keuangan, dan sektor jasa-jasa. Sedangkan sektor yang mengalami perlambatan pertumbuhan yang Universitas Sumatera Utara lebih lambat dibanding tahun 2010 adalah sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Hal ini menggambarkan bahwa tidak selamanya sektor pertanian dan sektor lainnya yang dianggap unggul memberikan kontribusi yang cukup besar dalam perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara. Dan kemungkinan besar sektor pertambangan dan penggalian, sektor bangunan, sektor keuangan, dan sektor jasa-jasa bisa menjadi sumber pendapatan Kabupaten Tapanuli Utara di tahun-tahun berikutnya.PDRB Kabupaten Tapanuli Utara 2011 Tabel 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara Menurut Lapangan Usaha Tahun 2007- 2011 Persen No. SEKTOR 2007 2008 2009 2010 2011 Rata-rata pertumbuhan 1 2 3 4 5 6 7 8 1. Pertanian 4,38 4,40 3,65 4,53 3,79 4,15 2. Pertambangan Penggalian 5,41 4,39 5,66 5,38 6,79 5,53 3. Industri Pengolahan 8,01 4,75 2,24 3,91 3,60 4,50 4. Listrik, Gas Air Bersih 9,92 5,65 5,31 6,04 3,89 6,16 5. Bangunan 8,74 8,44 6,01 5,90 8,61 7,54 6. Perdagangan, Hotel Restauran 5,91 5,56 5,41 6,29 5,88 5,81 7. Pengangkutan Komunikasi 5,50 4,24 5,51 5,34 4,82 5,08 8. Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan 2,89 1,65 1,89 3,43 4,14 2,80 9. Jasa-jasa 11,98 11,25 9,72 8,86 10,30 10,42 Jumlah 6,03 5,74 4,98 5,56 5,54 5,57 Sumber : BPS diolah 2011

1.2 Perumusan Masalah