Pembuktian Asumsi Pengambilan Data

Sebagai pembahasan suatu penduga, untuk mengomentari atau menanggapi kecocokan penduga yang diperoleh ada dua hal yang dipertimbangkan yakni: a. Pertimbangan berdasarkan Koefisien Determinasi � 2 Suatu penduga sangat baik digunakan apabila persentase variasi yang dijelaskan sangat besar atau bila � 2 mendekati 1. b. Analisa Residu sisa Suatu regresi adalah berarti dan model regresinya cocok sesuai berdasarkan data observasi apabila kedua asumsi pada 2.1 dipenuhi. Kedua asumsi ini dibuktikan dengan analisa residu. Untuk langkah ini awalnya dihitung residu sisa dari penduga yaitu selisih dari respon observasi terhadap hasil keluaran oleh penduga berdasarkan prediktor observasi. Dengan rumus: � � = � � − �� � , ditunjukkan pada tabel 2.3: Tabel 2.3Residu No Residu Respon � � Penduga �� � Residu � � 1 � 1 �� 1 � 1 − �� 1 2 � 2 �� 2 � 2 − �� 2 3 � 3 �� 3 � 3 − �� 3 . . . . . . . . . . . . n � � �� � � � − �� � Jumlah � � � Rata-rata � � � �

i. Pembuktian Asumsi

Asumsi : a. Rata-rata residu sama dengan nol �̅ = 0. Kebenaran keadaan ini akan terlihat pada tabel 2.4. b. Varian � � = varian � � = � 2 . Universitas Sumatera Utara Keadaan ini dibuktikan dengan uji statistik dengan menggunakan uji Korelasi Rank Spearman Spearman’s Rank Correlation Test. Untuk uji ini, data yang diperlukan adalah Rank � � dan Rank � � , dimana: � � = Rank � � − Rank � � . Hal ini ditunjukkan dengan tabel 2.4: Tabel 2.4Rank Spearman No Observasi Penduga � � Residu e Rank � Rank e � � � − � � � 2 1 � 1 � 1 � 1 � � 1 � 1 � 1 2 2 � 2 � 2 � 2 � � 2 � 2 � 2 2 3 � 3 � 3 � 3 � � 3 � 3 � 3 2 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . n � � � � � � � � � � � � � � 2 Jumlah Σ � � � � � 2 Koefisien Korelasi Rank Spearman � � : � � = 1 − 6 � ∑ � � 2 �� 2 −1 � 2.18 Pengujian menggunakan uji t dimana: � ℎ����� = � � √ �−2 � 1 −� � 2 2.19 � ����� = � �−2,1−� dimana � − 2 adalah derajat kebebasan dan � adalah taraf signifikan hipotesa. Dengan membandingkan � ℎ����� � ����� , maka varian � � = varian � � dengan kata Universitas Sumatera Utara lain bila � ℎ����� � ����� , maka varian seluruh residu adalah sama. Bila terbukti varian � � = varian � � , maka model yakni model linier adalah cocok. Universitas Sumatera Utara BAB 3 PEMBAHASAN

3.1 Pengambilan Data

Data yang akan diolah adalah datasekunder yang diperoleh dari Kantor Badan Pusat Statistik yaitu data jumlah pendapatan 1.000 Jutaan Rupiah dan PDRB Kabupaten Tapanuli Utara yang terdiri dari 9 sembilan sektor yakni Sektor Pertanian 1.000 Ton, Sektor Pertambangan dan Penggalian 1.000 Hektar, Sektor Industri Pengolahan 1.000 Pabrik, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih 1.000 Jutaan Kwh, Sektor Bangunan 1.000 Jenis Bangunan, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran 1.000 Jenis Usaha, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 1.000 Unit, Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 1.000 Cabang, Sektor Jasa-jasa 1.000 Pelayanan dari tahun 2000 – 2011. 1. Sektor Pertanian Sektor pertanian merupakan sektor yang dapat diandalkan dalam pemulihan perekonomian suatu daerah, mengingat sektor pertanian terbukti masih dapat memberikan kontribusi pada perekonomian daerah walaupun krisis ekonomi terjadi. Hal ini dikarenakan terbukanya penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian dan tingginya sumbangan devisa yang dihasilkan. Selain itu, dapat dilihat peranan sektor pertanian dalam perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara pada tahun 2011 sebesar 53,19 persen yang merupakan penyumbang terbesar terhadap total PDRB Atas Dasar Harga Berlaku. Sektor pertanian ini mencakup sub sektor tanaman bahan makanan tabama, tanaman perkebunan, peternakan, dan hasil-hasilnya, kehutan dan perikanan. PDRB Kabupaten Tapanuli Utara 2011 Universitas Sumatera Utara 2. Sektor Pertambangan dan Penggalian Sumbangan sektor pertambangan dan penggalian terhadap PDRB tahun 2011 0,14 persen. Nilai distribusi ini tidak mengalami kenaikan bila dibanding tahun 2010 yaitu 0,14 persen juga. Sektor ini merupakan kontributor terkecil dalam pembentukan PDRB Kabupaten Tapanuli Utara 2011. Sektor pertambangan dan penggalian dikelompokkan dalam tiga sub sektor, yaitu: pertambangan minyak dan gas bumi migas, pertambangan tanpa migas dan penggalian.PDRB Kabupaten Tapanuli Utara 2011 3. Sektor Industri Pengolahan Sektor ini mengalami pertumbuhan sebesar 3,60 persen pada tahun 2011, jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun 2010, sektor ini mengalami perlambatan pertumbuhan yaitu sebesar 3,91 persen pada tahun 2010 menjadi 3,60 persen pada tahun 2011. Sektor industri pengolahan diberikan oleh sub sektor industri makanan, minuman dan tembakau dan kontribusi terkecil diberikan oleh sub sektor pupuk, kimia dan barang dari karet. PDRB Kabupaten Tapanuli Utara 2011 4. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Sektor ini merupakan sektor penunjang seluruh kegiatan ekonomi, dan sebagai infrastruktur yang mendorong aktivitas proses produksi sektoral maupun pemenuhan masyarakat. Produksi listrik sebagian besar dihasilkan aleh Perusahaan Listrik Negara PLN dan sebagian oleh non PLN. Produksi gas dihasilkan oleh Perusahaan Gas Negara PGN dan air bersih dihasilkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum PDAM. Kontributor sektor ini selalu diberikan oleh sub sektor listrik pada tahun 2011 sebesar 0,82 persen, sedangkan sub sektor air bersih pada tahun 2011 memiliki kontribusi hanya sebesar 0,07 persen.PDRB Kabupaten Tapanuli Utara 2011 Universitas Sumatera Utara 5. Sektor Bangunan Pada tahun 2011 sektor bangunan mengalami pertumbuhan sebesar 8,61 persen, pertumbuhan ini cukup tinggi, hal ini bisa terjadi dikarenakan ada penambahan nilai tambah pada bangunan masyarakat dan pemerintah dibandingkan pada tahun 2010 yang cukup besar. PDRB Kabupaten Tapanuli Utara 2011 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran Sektor ini berperan sebagai penunjang kegiatan ekonomi yang menghasilkan produk barang dan jasa. Jika dilihat kontribusinya terhadap PDRB, sektor ini masih bisa mempertahankan peringkatnya pada tahun 2011, yaitu nomor dua terbesar setelah sektor pertanian. PDRB Kabupaten Tapanuli Utara 2011 7. Pengangkutan dan Komunikasi Sektor pengangkutan dan komunikasi memiliki kontribusi sebagai pendorong aktivitas di setiap sektor ekonomi. Dalam era globalisasi kontribusi sektor ini sangat vital dan menjadi indikator kemajuan suatu bangsa, terutama jasa telekomunikasi menjadikan dunia tanpa batas. Sub sektor transportasi memiliki peran sebagai jasa pelayanan bagi mobilitas perekonomian.PDRB Kabupaten Tapanuli Utara 2011 8. Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Sektor ini mencakup sub sektor Bank, sub sektor Lembaga Keuangan Bukan Bank, sub sektor Jasa Penunjang Keuangan, sub sektor Real Estate, dan sub sektor Jasa Perusahaan. Laju pertumbuhan sektor ini pada tahun 2011 mengalami percepatan pertumbuhan dibanding tahun 2010 dari 3,43 persen tahun 2010 menjadi 4,14 persen pada tahun 2011 sedangkan kontribusinya mengalami penurunan dari 3,70 persen tahun 2010 menjadi 3,64 persen tahun 2011.PDRB Kabupaten Tapanuli Utara 2011 Universitas Sumatera Utara 9. Sektor Jasa-jasa Sektor jasa-jasa mencakup sub sektor pada jasa pemerintahan umum dan pertahanan, jasa sosial kemasyarakatan, jasa hiburan dan rekreasi, jasa perorangan dan rumah tangga. Sektor ini mengalami percepatan pertumbuhan pada tahun 2011 dari 8,86 persen tahun 2010 menjadi 10,30 persen tahun 2011, sektor ini sebagai penyumbang laju terbesar kedua terhadap pembentukan laju pertumbuhan total PDRB Kabupaten Tapanuli Utara, yang membuat percepatan laju tersebut adalah sub sektor jasa pemerintahan. PDRB Kabupaten Tapanuli Utara 2011 Universitas Sumatera Utara Tabel Jumlah Pendapatan dan PDRB Kabupaten Tapanuli Utara 2000 - 2011 NO TAHUN Jumlah Pendapatan 1000 Jutaan Rupiah Pertanian 1000 Ton Pertambangan Penggalian 1000 Hektar Industri Pengolahan 1000 Pabrik Listrik, Gas Air Bersih 1000 Jutaan Kwh Bangunan 1000 Jenis Bangunan Perdagangan, Hotel Restauran 1000 Jenis Usaha Pengangkutan Komunikasi 1000 Unit Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan 1000 Cabang Jasa-jasa 1000 Pelayanan 1 2000 0,131 0,924 0,002 0,012 0,007 0,089 0,214 0,059 0,040 0,180 2 2001 0,101 0,638 0,001 0,013 0,007 0,063 0,124 0,038 0,029 0,136 3 2002 0,294 0,758 0,001 0,016 0,009 0,075 0,148 0,046 0,036 0,162 4 2003 0,198 0,904 0,001 0,019 0,010 0,090 0,179 0,056 0,045 0,194 5 2004 0,210 0,981 0,001 0,032 0,014 0,102 0,241 0,073 0,082 0,218 6 2005 0,228 1,208 0,002 0,042 0,018 0,121 0,297 0,093 0,099 0,269 7 2006 358,308 1,334 0,002 0,044 0,020 0,164 0,332 0,103 0,108 0,326 8 2007 435,403 1,519 0,003 0,050 0,024 0,201 0,372 0,112 0,115 0,371 9 2008 485,050 1,738 0,004 0,057 0,027 0,217 0,439 0,127 0,123 0,419 10 2009 537,837 1,857 0,004 0,059 0,030 0,230 0,488 0,142 0,129 0,472 11 2010 563,641 2,072 0,005 0,064 0,033 0,256 0,558 0,156 0,141 0,545 12 2011 676,187 2,212 0,006 0,064 0,037 0,269 0,624 0,172 0,151 0,618 3.057,588 16,145 0,032 0,472 0,236 1,877 4,016 1,177 1,098 3,910 Sumber: BPS Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

3.2 Pengolahan Data