Aktivitas Ekstrak Daun Jatropha multifida L. Terhadap

terkandung di dalamnya akan semakin banyak sehingga memberikan pengaruh terhadap diameter zona bening yang terbentuk . Ratnawati dalam Isnaini 2010 menyatakan bahwa pengaruh ekstrak metanol daun Jarak Tintir menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus subtilis. Dibuktikan dengan terbentuknya zona hambat sebesar 17,44 mm- 23, 99mm. Efektivitas kerja antibakteri dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya konsentrasi antibakteri, jumlah bakteri, spesies bakteri, bahan organik, suhu, dan pH lingkungan Cowan 1999 dalam Silvikasari 2011. Karena nilai MIC tidak bisa didapatkan maka nilai MBC Minimum Bacteredical Concentration atau KBM Kadar Bunuh Minimal pun tidak bisa didapatkan, karena dasar dari pengujian MBC adalah hasil dari uji MIC. Hal serupa juga dikemukakan oleh Junairiah 2012 pada uji nilai MIC dan MBC ekstrak Dumortiera hirsuta terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus. Nilai MIC dan MBC dari ekstrak Dumortiera hirsuta belum bisa ditemukan hal ini diduga karena tidak terjadinya penurunan nilai koloni pada ekstrak hingga mencapai 90. MIC bisa ditetapkan jika bakteri yang tumbuh kurang dari 90. Aktivitas dri konsentrasi yang diberikan hanya bersifat bakteriostatik.

3. Aktivitas Getah Jarak Tintir Jatropha multifida L. Terhadap

Pertumbuhan Staphylococcus aureus Hasil dari uji aktivitas getah Jarak Tintir Jatropha multifida L. , menunjukkan bahwa getah mempunyai aktivitas penghambatan pertumbuhan Staphylococcus aureus. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya zona bening atau yang disebut dengan zona hambat pada sekitar paper disc. Temuan ini membuktikan bahwa dalam getah Jarak Tintir terdapat senyawa aktif yang mempunyai aktivitas dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Anonym I,2006 dalam Sulaiman 2013 mengungkapkan beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan menyebutkan bahwa getah Jarak Tintir dapat digunakan untuk membantu pengobatan luka karena adanya kandungan zat-zat kimia antara lain alkaloida, saponin, flavonoida dan tanin. Dalam Ummah 2010: 79-80 “Tanin diduga berperan sebagai antibakteri karena memiliki kemampuan membentuk senyawa kompleks dengan protein melalui ikatan hydrogen. Jika terbentuk ikatan hidrogen antara tanin dengan protein kemungkinan protein akan terdenaturasi sehingga metabolisme bakteri menjadi terganggu” Metabolime bakteri terganggu diduga karena ikatan hidrogen antara tanin dan protein enzim akan mendenaturasi dinding sel. Maka dengan adanya tanin maka akan terjadi penghambatan metabolisme sel, mengganggu sintesa dinding sel, dan protein dengan mengganggu aktivitas enzim. Kerusakan pada membran sel dapat mencegah masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi Ummah,2010. Akibatnya bakteri akan mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian Volk and Wheller, 1988 dalam Ummah 2010. Rahayu 2007 dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa stabilitas saponin mampu menekan aktivitas mikroorganisme. Kemampuan saponin dalam mempertahankan pH, absorbansi, warna dan persen kelarutan dan kadar air, secara interaktif mampu menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus. Senyawa golongan flavonoid dari beberapa bahan alam dilaporkan memiliki aktivitas antibakteri. Aglikon epigenin, quersetin, kaempferol, dan luteolin-7,3- O’diglukosida pada tanaman Mentha Longifolia dilaporkan mampu menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif Akroum, 2009 dalam Silvikasari 2011. Agestia dalam Isnaini 2010 menjelaskan Alkaloid mengandung racun yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri atau dapat menyebabkan sel bakteri menjadi lisis. Berdasarkan data yang diperoleh diameter zona hambat paling besar adalah perlakuan getah pada konsentrasi 100 dengan rata-rata zona hambat 20,33 mm. Berdasarkan kriteria zona hambat menurut Davis Stout , getah yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus yaitu ekstrak dengan konsentrasi 10, 25 , 50 dan 100. Pada konsentrasi 5 getah tidak memiliki daya penghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus ,hal ini dilihat dari ketiga pengulangan konsentrasi 5 paper disc kertas dapat ditumbuhi bakteri. Sedangkan pada konsentrasi 10 dengan rata-rata zona hambat 2,33 mm daya hambat pertumbuhan bakteri berkekuatan lemah. Pada konsentrasi 25 dan 50 dengan rata-rata zona hambat berturut turut 10,67 mm dan 16,67 mm konsentrasi tersebut berkekuatan kuat dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Sedangkan pada konsentrasi 100 berkekuatan sangat kuat dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus . Dari uji normalitas diketahui data berditribusi tidak normal dan pada diagram Q-Q plot data tidak menyebar disekitar diagram. Selanjutnya dilakukan Uji Kruskal-Walis hasilnya tidak signifikan, maka didapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang berkmakna antara kelompok perlakuan. Hal ini diduga disebabkan oleh kurangnya efektifitas senyawa metabolit dalam menghambat pertumbuhan bakteri uji. Pada uji regresi liner didapatkan bahwa konsentrasi getah tidak berpengaruh terhadap besar diameter zona hambat bakteri. Namun berdasarkan kriteria Davis Stout terdapat perbedaan kekuatan, hal ini menunjukkan kekuatan konsentrasi getah tidak sebanding dengan besarnya konsentrasi perlakuan. Tetapi besarnya konsentrasi menentukan kekuatan daya hambat getah terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus. Karya ilmiah Sulaiman 2013 mengungkapkan bahwa getah Jarak Cina dapat membantu mempercepat proses penyembuhan luka baru. Itu disebabkan adanya kandungan zat kimia yang dapat mencegah berkembangnya bakteri dan memperlambat proses inflamasi luka. Begitu juga dengan hasil penelitian Apriani 2010 dalam Isnaini 2010 diungkapkan bahwa larutan getah batang yodium memiliki aktivitas antibakteri yang bermakna pada Eshcerichia coli secara in vitro mulai dari konsentrasi 10.

4. MIC Minimum Inhibitory Concentration Getah Daun Jarak

Tintir Jatropha multifida Nilai MIC ekstrak daun belum bisa didapatkan. Hal ini terlihat dari Tabel 4.3 dan Tabel 4.4, semua media kultur pada semua konsentrasi

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN JARAK TINTIR (Jatropha multifida L.) TERHADAP Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) terhadap Peningkatan Volume Urin Tikus.

0 2 14

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL TANAMAN YODIUM (Jatropha multifida L.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus ATCC Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Tanaman Yodium (Jatropha Multifida L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Atcc 6538 D

0 10 13

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL TANAMAN YODIUM (Jatropha multifida L.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus ATCC Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Tanaman Yodium (Jatropha Multifida L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Atcc 6538 D

0 6 15

Uji aktivitas antibakteri ekstrak daun kenikir (Cosmos caudatus Kunth.) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus secara in-vitro.

7 51 128

Uji aktivitas antibakteri ekstrak jarak tintir (jatropha multifida l.) terhadap pertumbuhan staphylococcus aureus secara in vitro.

3 27 151

Uji aktivitas antibakteri ekstrak jarak tintir (jatropha multifida l.) terhadap pertumbuhan staphylococcus aureus secara in vitro.

2 25 151

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN JARAK PAGAR (JATROPHA CURCAS L) TERHADAP STAPHYLOCOCCUS EPIDERMIDIS DAN STAPHYLOCOCCUS AUREUS SECARA IN VITRO Susilo Yulianto, Sunarmi

0 0 7

EFEKTIVITAS GETAH POHON YODIUM (Jatropha Multifida Linn) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO

0 0 21

ISOLASI DAN KARAKTERISASI FUNGI ENDOFIT YANG MEMPUNYAI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI DAUN TANAMAN JARAK TINTIR (JATROPHA MULTIFIDA L.) TERHADAP STAPHYLOCOCCUS AUREUS

0 0 15

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK JARAK TINTIR (Jatropha multifida L.) TERHADAP PERTUMBUHAN

0 0 149