dalam setiap 2 minggu. Dengan latar belakang demikian, peneliti ingin mengkaji karakteristik pasien penderita leukorea di RSUP. H. Adam Malik.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Dengan memperhatikan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
Terdapat variasi karakteristik penderita leukorea di RSUP. H. Adam Malik pada tahun 2012.
1.3. TUJUAN PENELITIAN
1.3.1. TUJUAN UMUM
Mengetahui karakteristik pasien penderita leukorea di RSUP. H. Adam Malik.
1.3.2. TUJUAN KHUSUS
1. Mengetahui distribusi frekuensi umur berdasarkan kejadian leukorea.
2. Mengetahui tingkat pendidikan pasien
yang menderita leukorea. 3.
Mengetahui sosio ekonomi pasien yang menderita leukorea.
4. Mengetahui pemakaian alat kontrasepsi pada pasien yang menderita
leukorea.
1.4. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk: 1. Bagi Masyarakat: Sebagai bahan informasi tentang keluhan keputihan.
2. Bagi petugas: Dapat merencanakan suatu promkes untuk menindaklanjuti segala hal yang berkaitan dengan keputihan.
3. Bagi peneliti: Dapat mengembangkan kemampuan di bidang penelitian serta mengasah kemampuan analisis penelitian sekaligus menambah ilmu
penelitian tentang topik penelitian.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. DEFINISI
Keputihan leukorea, fluor albus merupakan gejala keluarnya cairan dari vagina selain darah haid. Keputihan fluor albus ada yang fisiologik normal
dan ada yang patologik tidak normal. Keputihan tidak merupakan penyakit melainkan salah satu tanda dan gejala dari suatu penyakit organ reproduksi wanita
Mansjoer, 2001.
Pada umumnya, orang menganggap keputihan pada wanita sebagai hal yang normal. Pendapat ini tidak sepenuhnya benar, karena ada berbagai sebab
yang dapat mengakibatkan keputihan. Keputihan yang normal memang merupakan hal yang wajar. Namun, keputihan yang tidak normal dapat menjadi
petunjuk adanya penyakit yang harus diobati Djuanda, Adhi. dkk, 2005.
2.2. ETIOLOGI
2.2.1. Menurut Ababa 2003, penyebab paling sering dari keputihan tidak normal
adalah infeksi. Organ genitalia pada perempuan yang dapat terkena infeksi adalah vulva, vagina, leher rahim, dan rongga rahim. Infeksi ini dapat disebabkan oleh:
2.2.1.a. Bakteri kuman a Gonococcus
: Bakteri ini menyebabkan penyakit akibat hubungan seksual, yang paling sering ditemukan yaitu gonore. Pada laki-laki penyakit ini menyebabkan
kencing nanah, sedangkan pada perempuan menyebabkan keputihan.
Universitas Sumatera Utara
b Chlamydia trachomatis : Keputihan yang ditimbulkan oleh bakteri ini tidak
begitu banyak dan lebih encer bila dibandingkan dengan penyakit gonore.
c Gardnerella vaginalis : Keputihan yang timbul oleh bakteri ini berwarna putih
keruh keabu-abuan, agak lengket dan berbau amis seperti ikan, disertai rasa gatal dan panas pada vagina.
2.2.1.b. Jamur Candida : Keputihan fluor albus dapat juga terjadi oleh karena
penderita atau suaminya kukunya terinfeksi kandida. Dengan demikian ada hubungan timbal balik antara vulvo-vaginitis yang menyebabkan fluor albus
dengan infeksi pada kuku. Disamping itu dari penelitian M. Nasution, dkk pada tahun 2002, wanita dengan simptom keputihan lebih banyak dijumpai pada wanita
yang suaminya tidak disirkumsisi. Jadi berarti bahwa pasangan seksualnya itu sebagai pembawa candida. Bila jamur candida di vagina terdapat dalam jumlah
banyak dapat menyebabkan keputihan yang dinamakan kandidiasis vaginalis.
2.2.1.c. Parasit : Trichomonas vaginalis, parasit ini menimbulkan penyakit yang
dinamakan trikomoniasis.
2.2.1.d. Virus:
Keputihan akibat infeksi virus sering disebabkan oleh Virus Herpes Simplex VHS tipe 2 dan Human Papilloma Virus HPV.
2.2.2. Penyebab lain keputihan selain infeksi Katharini, 2009 antara lain :
2.2.2.a. Benda asing dalam vagina
Benda asing di vagina akan merangsang produksi cairan yang berlebihan. Pada anak–anak, benda asing dalam vagina berupa biji–bijian atau kotoran yang berasal
dari tanah. Pada perempuan dewasa benda asing dapat berupa tampon, kondom yang tertinggal didalam akibat lepas saat melakukan senggama, cincin pesarium
yang dipasang pada penderita hernia organ kandungan.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2.b. Penyakit organ kandungan
Keputihan juga dapat timbul jika ada penyakit di organ kandungan, misalnya peradangan, tumor ataupun kanker.
2.2.2.c. Penyakit menahun atau kelelahan kronis
Kelelahan, anemia kurang darah, sakit yang telah berlangsung lama, perasaan cemas, kurang gizi, usia lanjut,terlalu lama berdiri di lingkungan yang panas,
peranakan turun prolaps uteri dan dorongan seks tidak terpuaskan dapat juga menimbulkan keputihan. Keputihan juga berhubungan dengan keadaan lain
seperti penyakit kencing manis diabetes mellitus, kehamilan, memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen–progesteron seperti pil KB atau memakai
obat steroid jangka panjang.
2.2.2.d. Gangguan keseimbangan hormon
Hormon estrogen diperlukan untuk menjaga keasaman vagina, kehidupan Lactobacilli doderleins dan proliferasi ketebalan sel epitel skuamosa vagina
sehingga membrane mukosa vagina membentuk barier terhadap invasi bakteri. Dengan demikian tidak mudah terkena infeksi.
2.2.2.e. Fistel di vagina
Terbentuknya fistel saluran patologis yang menghubungkan vagina dengan kandung kemih atau usus, bisa terjadi akibat cacat bawaan, cedera persalinan,
kanker atau akibat penyinaran pada pengobatan kanker serviks.Ramayanti,2004
2.3. KLASIFIKASI 2.3.1. Keputihan Fisiologis
Leukorea fisiologis adalah cairan yang keluar dari vagina yang bukan darah dengan sifat yang bermacam-macam baik warna, bau, maupun jumlahnya.
Leukorea fisiologis terdapat pada bayi yang baru lahir sampai umur kira-kira 10
Universitas Sumatera Utara
hari, karena pengaruh estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin, saat menars, karena pengaruh estrogen dan biasanya akan hilang dengan sendirinya,
rangsangan seksual sebelum dan pada waktu koitus akibat transudasi dinding vagina, saat ovulasi, berasal dari sekret kelenjar serviks uteri yang menjadi lebih
encer, saat kehamilan, mood perasaan hati, stress, saat pemakaian kontrasepsi hormonal, pembilasan vagina secara rutin.
Pada keadaan normal, cairan yang keluar dari vagina wanita dewasa sebelum menopause terdiri dari epitel vagina, cairan transudasi dari dinding
vagina, sekresi dari endoserviks berupa mukus, sekresi dari saluran yang lebih atas dalam jumlah yang bervariasi serta mengandung berbagai mikroorganisme
terutama laktobasilus doderlein. Basil doderlein mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjaga suasana vagina dengan menekan pertumbuhan
mikroorganisme patologis karena basil doderlein mempunyai kemampuan mengubah glikogen dari epitel vagina yang terlepas menjadi asam laktat, sehingga
vagina tetap dalam keadaan asam dengan pH 3,0 ± 4,5 pada wanita dalam masa reproduksi. Suasana asam inilah yang mencegah tumbuhnya mikroorganisme
patologis. Apabila terjadi suatu ketidakseimbangan suasana flora vagina yang disebabkan oleh beberapa faktor maka terjadi penurunan fungsi basil doderlein
dengan berkurangnya jumlah glikogen karena fungsi proteksi basil doderlein berkurang maka terjadi aktivitas dari mikroorganisme patologis yang selama ini
ditekan oleh flora normal vagina. Progresivitas mikroorganisme patologis secara kinis akan memberikan suatu reaksi inflamasi di daerah vagina. Sistem imun
tubuh akan bekerja membantu fungsi dari basil doderlein sehingga terjadi pengeluaran lekosit PMN maka terjadilah leukorea.
2.3.2. Keputihan Patologis
Leukorea patologis disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, parasit, virus, benda asing, menopause, neoplasmakeganasan pada alat genitalia, dan erosi.
Infeksi oleh bakteri diantaranya gonokokkus, klamidia trakomatis, gardnerella vaginalis, treponema pallidum. Leukorea patologis oleh jamur biasanya
Universitas Sumatera Utara
disebabkan oleh spesies kandida, cairan yang keluar dari vagina biasanya kental, berwarna putih susu, dan sering disertai rasa gatal, vagina tampak kemerahan
akibat peradangan. Etiologi terbanyak leukorea karena parasit biasanya disebabkan trikomonas vaginalis. Cara penularan penyakit ini melalui senggama,
walaupun jarang dapat juga ditularkan melalui perlengkapan mandi, seperti handuk atau bibir kloset. Cairan yang keluar dari vagina biasanya banyak,
berbuih, menyerupai air sabun dan berbau. Leukorea oleh parasit ini tidak selalu gatal, tetapi vagina tampak kemerahan dan timbul rasa nyeri bila ditekan atau
perih bila berkemih. Leukorea akibat infeksi virus sering disebabkan oleh kondiloma akuminata dan herpes simpleks tipe 2. Cairan di vagina sering berbau,
tanpa rasa gatal.
Adanya benda asing seperti tertinggalnya kondom atau benda tertentu yang dipakai pada waktu senggama, adanya cincin pesarium yang digunakan
wanita dengan prolapsus uteri dapat merangsang pengeluaran cairan vagina yang berlebihan. Jika rangsangan ini menimbulkan luka akan sangat mungkin terjadi
infeksi penyerta dari flora normal yang berada di dalam vagina sehingga timbul keputihan.
Kanker akan menyebabkan leukorea patologis akibat gangguan pertumbuhan sel normal yang berlebihan sehingga menyebabkan sel bertumbuh
sangat cepat secara abnormal dan mudah rusak, akibatnya terjadi pembusukan dan perdarahan akibat pecahnya pembuluhdarah yang bertambah untuk memberikan
makanan dan oksigen pada sel kanker tersebut. Pada keadaan seperti ini akan terjadi pengeluaran cairan yang banyak disertai bau busuk akibat terjadinya proses
pembusukan tadi dan seringkali disertai oleh adanya darah yang tidak segar. Leukorea pada menopause tidak semua patologis. Pada saat menopause sel-sel
pada serviks uteri dan vagina mengalami hambatan dalam pematangan sel akibat tidak adanya hormon pemacu, yaitu estrogen. Vagina menjadi kering dan lapisan
sel menjadi tipis, kadar glikogen menurun dan basil doderlein berkurang. Keadaan
Universitas Sumatera Utara
ini memudahkan terjadinya infeksi karena tipisnya lapisan sel epitel sehingga mudah menimbulkan luka dan akibatnya timbul leukorea.
Pada masa reproduksi wanita, umumnya epitel kolumnar endoserviks lebih keluar ke arah porsio sehingga tampak bagian merah mengelilingi ostium uteri
internum. Bila daerah merah ini terkelupas akan memudahkan terjadinya infeksi penyerta dari flora normal di vagina sehingga timbul leukorea. Selain itu,
meningkatnya produksi duh vagina pada wanita hamil dapat mengalami leukorea patologis, selama belum terjadi persalinan dan selaput ketuban masih utuh,
dimana janin masih terlindungi oleh selaput ketuban dan air ketuban yang steril, umumnya tidak ada efek langsung infeksi vagina yang menyebabkan terjadinya
keputihan pada janin. Namun bila saat persalinan masih terdapat infeksi, maka dampak keputihan yang terjadi tergantung penyebabnya, dimana bayi akan
terkontak dengan penyebab keputihan tersebut. Greer, IA,2003
2.4. DIAGNOSIS
2.4.1. Anamnesis 1. Sejak kapan mengalami keputihan.
2. Bagaimana konsistensi, warna, bau, jumlah dari keputihannya. 3. Riwayat penyakit sebelumnya.
4. Riwayat penggunaan obat antibiotik atau kortikosteroid. 5. Riwayat penggunaan bahan-bahan kimia dalam membersihkan alat genialia
6. Higienis alat genitalia
2.4.2. Pemeriksaan Fisis- Pemeriksaan fisis harus dapat diarahkan diagnosis apabila dijumpai:
1. Inspeksi : kekentalan, bau dan warna leukore 2. Warna kuning kehijauan berbusa:parasit
3. Warna kuning, kental : GO 4. Warna putih : jamur
Universitas Sumatera Utara
5. Warna merah muda : bakteri non spesifik 6. Palpasi : pada kelenjar bartolini
2.4.3. Pemeriksaan ginekologi 1. Inspekulo
2. Pemeriksaan bimanual 3. Laboratorium
4. Pemeriksaan pH normal vagina : 3,8 – 4,5 • Pulasan dengan pewarnaan gram
• Pemeriksaan dengan larutan garam fisiologis dan KOH 10 • Kultur
2.5. DIAGNOSIS BANDING