Landasan Teori TINJAUAN PUSTAKA

4. Terdapat perbedaan faktor dominan yang mempengaruhi pemilihan profesi akuntan publik dan non akuntan publik antara mahasiswa regular dan mahasiswa ekstensi. 5. Terdapat perbedaan faktor dominan yang mempengaruhi pemilihan profesi akuntan publik dan non akuntan publik antara mahasiswa PTN dan mahasiswa PTS.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Persepsi

Dalam melihat suatu masalah setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda-beda. Persepsi orang tersebut timbul dari dalam masing- masing individu. Menurut Ikhsan dan Ishak 2005: 57 persepsi adalah bagaimana orang-orang melihat atau menginterpestasikan peristiwa, objek, objek, serta manusia. Definisi yang formal adalah proses dengan mana seseorang memilih berusaha, dan menginterprestasikan rangsangan ke dalam suatu gambaran yang terpadu dan penuh arti. Pengertian persepsi menurut Thoha 2002: 141 adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Pengertian persepsi menurut Tim penyusun Kamus Pusat Pengembangan Bahasa Indonesia 2002: 863 mendefinisikan persepsi sebagai sebagai tanggapan penerima langsung dari suatu serapan atau merupakan proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya. Sedangkan dalam lingkup yang lebih luas persepsi merupakan suatu proses yang melibatkan pengetahuan-pengetahuan yang sebelumnya dalam memperoleh dan menginteprestasikan stimulus yang ditunjukan dengan oleh panca indera. Dengan kata lain, persepsi merupakan kombinasi antara faktor utama dunia luar dan diri manusia itu sendiri.

2.2.2. Pengertian Profesi

Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian http:etikaprofesidanprotokoler.blogspot.com. “Profesi berdasarkan pengertian yang sempit adalah suatu jenis pekerjaan yang dipangku oleh jabatan khusus tertentu dalam masyarakat dengan memenuhi syarat dan ciri tertentu” Carey, 1970: Loeb, 1978 dalam Regar 1993: 8. Syarat dan ciri tersebut antara lain : 1. Pengetahuan yang diperoleh dengan cara mengikuti pendidikan yang teratur dan dibuktikan dengan tanda atau ijazah keahlian dan memiliki kewenangan dalam keahliannya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2. Jasa yang diberikan dibutuhkan oleh masyarakat dan memiliki monopoli dalam memberikan pelayanan. 3. Memiliki organisasi yang mendapat pengakuan masyarakat atau perintah dengan perangkat kode etik untuk mengatur anggotanya serta memiliki budaya profesi. 4. Suatu ciri yang membedakannya dengan perusahaan yakni tidak mengejar keuntungan yang sebesar-besarnya, tetapi lebih mengutamakan pelayanan dengan memberikan jasa yang setimpal. Pada dasarnya ciri profesi ini berlaku untuk semua profesi seperti kedokteran, pengacara, akuntan publik dan lain- lain.

2.2.3. Profesi Akuntan

Menurut Internasional Federation of Accountants dalam Regar 2003: 3 yang dimaksud profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlian di bidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern yang bekerja pada perusahaan industri, keuangan dagang, akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik. Dalam arti sempit, profesi akuntan lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan sebagai akuntan publik yang lazimya terdiri dari pekerjaan audit, akuntansi, pajak dan konsultan manajemen. Regar, 1993: 8 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Profesi Akuntan biasanya dianggap sebagai salah satu bidang profesi seperti organisasi lainnya, misalnya Ikatan Dokter Indonesia IDI. Supaya dikatakan profesi, maka harus memiliki beberapa syarat sehingga masyarakat sebagai objek dan sebagai pihak yang memerlukan profesi, mempercayai hasil kerjanya.

2.2.3.1. Pengertian Profesi Akuntan Publik

Menurut Mulyadi 2002: 47, mendefinisikan akuntan publik adalah akuntan yang berpraktek dalam kantor dalam Kantor Akuntan Publik KAP yang menyediakan berbagai jasa yang diatur dalam SPAP auditing, atestasi, akuntansi dan review, dan jasa konsultasi. Akuntan publik adalah profesi yang menjual jasa kepada masyarakat umum terutama dalam bidang pemeriksaan laporan keuangan yang disajikan klien. Pemeriksaan tersebut terutama ditujukan untuk memenuhi kebutuhan para kreditor, investor, calon kreditor, calon investor, dan instansi pemerintah. Akuntan publik melaksanakan empat jenis jasa utama yaitu atestasi, perpajakan, konsultasi manajemen, serta jasa akuntansi dan pembukuan. Kurtinah, 2003: 186. Dalam keputusan Menteri No. 423 KMK 06 2002, yang dimaksud dengan Akuntan Publik adalah akuntan yang telah memperoleh Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. izin dari Menteri untuk memberikan jasa sebagaimana diatur dalam keputusan Menteri ini. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa akuntan publik merupakan akuntan profesional yang memberikan jasanya pada masyarakat umum dan memiliki sifat independen. Seseorang baru dapat menjadi akuntan publik jika telah melewati proses pendidikan dan sertifikasi terlebih dahulu. Pendidikan yang diisyaratkan untuk dapat menjadi seorang akuntan publik adalah sarjana Strata-1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi yang kemudian dilanjutkan dengan pendidikan profesi Akuntan PPAk. Untuk proses sertifikasi diwajibkan untuk lulus Ujian Sertifikasi Akuntan Publik USAP.

2.2.3.2. Pengertian Profesi Non Akuntan Publik

Profesi non akuntan publik adalah profesi diluar dari akuntan publik. Banyak sekali pilihan pada profesi non akuntan publik bahkan bagi sarjana akuntansi. Pilihan tersebut antara lain Benny dan Yuskar, 2006 : 8 : 1. Pemeriksa Intern Internal Auditor Dengan bekerja di bagian pemeriksa Intern internal audit Departement suatu perusahaan swasta atau badan Usaha Milik Negara BUMN, di BUMN biasanya disebut Satuan Pengawas Intern SPI. 2. Auditor Pemerintah Government Auditor Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dengan bekerja di BPKP Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, BPK Badan Pemeriksa Keuangan atau Inspektorat di suatu Departemen Pemerintah. 3. Financial Accountant Dengan bekerja di bagian akuntansi keuangan suatu perusahaan. 4. Cost Accountant Dengan bekerja di bagian akuntansi biaya suatu perusahaan. 5. Management Accountant Dengan bekerja dibagian akuntansi manajemen suatu perusahaan 6. Tax Accountant Dengan bekerja di bagian perpajakan suatu perusahaan atau Direktorat Jenderal Pajak. 7. Akuntan Pendidik Dengan bekerja sebagai dosen baik di perguruan Tinggi Negeri PTN maupun perguruan tinggi swasta PTS. Akuntan pendidik banyak merangkap sebagai akuntan publik, internal auditor maupun akuntan manajemen yang bekerja di suatu perusahaan atau sebagai government accountant akuntan pemerintah yang bekerja di instansi pemerintah.

2.2.4. Faktor- faktor yang mempengaruhi pemilihan profesi

Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan profesi dikelompokkan dalam empat kelompok, yaitu :

2.2.4.1. Nilai intrinsik pekerjaan

Pengertian dari nilai intrinsik pekerjaan adalah sifat yang diukur di dalam dan dari diri mereka sendiri dan berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan, misalnya perasaan berprestasi dan berhasil. Nilai intrinsik suatu pekerjaan merupakan hasil dari persepsi seseorang karyawan mengenai seberapa baik pekerjaan tersebut memberikan hal yang dinilai penting. Gibson, dkk, 1987: 170. Nilai intrinsik pekerjaan dalam hal ini memiliki hubungan dengan kepuasan yang diterima oleh individu saat atau sesudah pekerjaan. Faktor- faktor ini meliputi penghargaan, kesempatan mendapatkan promosi, tanggung jawab pekerjaan, tantangan intelektual, dan pelatihan, Hinch dan Mischid, 1967 dalam Nilam 2008: 19. Kepuasan kerja Robbin, 2002: 36 adalah suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang selisih antara banyaknya ganjaran yang diterima seorang pekerja dan banyaknya yang seharusnya mereka terima. Menurut Thoha 2002: 230 kepuasan pekerjaan selalu dihubungkan dengan isi jenis pekerjaan, dan ketidakpuasan bekerja selalu disebabkan karena hubungan pekerjaan tersebut dengan aspek-aspek di sekitar yang berhubungan dengan pekerjaan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.4.2. Teori yang melandasi pengaruh faktor Nilai Intrinsik pekerjaan

terhadap pemilihan profesi. Teori jalan-tujuan Path-Goal Theory yang dikemukakan oleh Robert J. House 1971 dalam buku “A Path-Goal of Leadership Effectiveness”, teori ini memuasatkan pehatian pada cara pemimpin mempengaruhi persepsi pengikut tentang tujuan pekerjaan, tujuan pengembangan diri sendiri, dan jalan untuk mencapai tujuan. Menurut teori ini, para pemimpin adalah efektif karena mereka dapat mempengaruhi motivasi para pengikut, kemampuan mereka untuk bekerja, dan kepuasan mereka. Gibson, dkk, 1984: 300-301 Dua dalil dalam pengembangan teori jalan-tujuan : 1. Perilaku pemimpin dapat diterima dan memuaskan sejauh bawahan menganggap perilaku semacam ini merupakan sumber langsung dari kepuasan alat untuk mendapatkan kepuasan di waktu yang akan datang. 2. Perilaku pemimpin dapat memotivasi bawahan sampai sejauh perilaku itu memuaskan kebutuhan bawahan yang digantungkan pada hasil karya yang efektif, dan perilaku tersebut melengkapi lingkungan bawahan dengan memberikan bimbingan, kejelasan pengarahan, dan imbalan yang perlu bagi hasil karya yang efektif. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dapat disimpulkan bahwa pemimpin harus memberikan bimbingan dan nasihat, membantu bawahan menjelaskan harapan yang realistis dan mengurangi hambatan tercapainya tujuan yang dihargai. Pemimpin merintis jalan menuju tercapainya tujuan bagi bawahan sampai sejelas mungkin Gambar 2.1 : Model Path-Goal Luthans, 2006: 650 Nilai intrinsik pekerjaan berhubungan dengan kepuasan kerja job satisfaction yang mengacu pada sikap individu secara umum terhadap pekerjaanya dan pencapaian tujuan, karena seseorang memasuki suatu organisasi dengan membawa suatu bakat, kemampuan dan ketrampilan tertentu. Pada umumnya seseorang yang memiliki kemampuan dan ketrampilan menginginkan pekerjaan yang memiliki banyak tantangan. Karakteristik Bawahan Locus of control dan atau kemampuan PerilakuGaya kepemimpinan Dukungan Lingkungan Karakteristik tugas Sistem otorisasi formal Kelompok kerja primer Bawahan persepsi Motivasi Hasil Kepuasan Kejelasan Peran Kejelasan tujuan Kinerja Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Mereka yang tidak puas dan merasa tidak tercapai tujuannya dengan melakukan kegiatan sederhana dan terus menerus akan menyebabkan frustasi, dan perusahaan gagal mengembangkan potensi yang dimiliki karyawan sehingga dapat menyebabkan kerugian perusahaan. Nilam, 2008: 21 Seseorang akan memilih pekerjaan yang sesuai dengan apa yang diinginkannya, yaitu pekerjaan yang menantang yang mempunyai kesempatan untuk berprestasi, penghargaan, tanggung jawab, kemajuan, dan pertumbuhan yang akan memotivasi karyawan. Luthans, 2006: 283

2.2.4.3. Gaji

Gaji adalah sejumlah upah yang diterima dan tingkat dimana hal ini bisa dipandang sebagai hal yang dianggap pantas dibandingkan dengan orang lain dalam organisasi Luthans, 2005: 243 Gaji yang diperoleh sebagai kontraprestasi dari pekerjaan, telah diyakini secara mendasar untuk memberikan kepuasan bagi karyawannya. Menurut Reha dan Lu 1985 kompensasi finansial yang rasional menjadi kebutuhan mendasar bagi kepuasan kerja. Kurtinah, 2003 : 183 Upah Upah, gaji, bonus telah lama dipandang sebagai penghargaan untuk beberapa orang hal tersebut lebih penting dari apapun yang diberikan perusahaan. Sebagai contoh, Newman dan Hodgetts menyelidiki motivasi dalam industri rumah sakit, dan menemukan bahwa Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. telah menempatkan gaji bagus pada urutan paling atas pada faktor memilih pekerjaan yang penting. Luthans, 2005: 153

2.2.4.4. Teori yang melandasi pengaruh faktor Gaji terhadap pemilihan profesi.

Teori Ekuitas diberikan oleh psikolog social J. Stacy Adams 1963 dalam Luthans 2006 : 290. Teori tersebut berpendapat bahwa input utama dalam kinerja dan keputusan adalah tingkat ekuitas inekuitas yang diterima seseorang dalam pekerjaan mereka. Input dan output hasil kerja seseorang dan orang lain didasarkan pada persepsi seseorang. Usia jenis kelamin, status sosial, posisi organisasi, kualifikasi dan seberapa keras bekerja merupakan contoh variabel input yang dinilai. Hasil meliputi berbagai penghargaan seperti gaji, status, promosi dan minat intrinsik seseorang atas apa yang diberikan input, dan apa yang dia terima hasil versus rasio antara apa yang diberikan orang lain dan yang mereka terima. Luthans, 2006: 290 Rencana upah untuk berprestasi, karyawan terbaik melaksanakan pekerjaan menerima kenaikan terbesar, karyawan yangterburuk menerima kenaikan terkecil atau tidak menerima kenaikan sama sekali, jadi manajemen menyediakan pemikat atau pemotong untuk memotivasi prestasi yang lebih baik, dan pemotong diterapkan untuk pelaksana yang lamban. Gibson, dkk, 1987: 167. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Sasaran utama program imbalan menurut Gibson, dkk 1987: 167 adalah : 1. Menarik orang yang berkualitas 2. Mempertahankan karyawan agar tetap datang bekerja 3. Memotivasi karyawan untuk mencapai tingkat prestasi yang tinggi. Karena upah gaji, upah, bonus telah lama dipandang sebagai penghargaan untuk beberapa orang hal tersebut lebih penting dari apapun yang diberikan perusahaan. Menurut Luthans 2005: 153 uang juga dihubungkan dengan empat atribut simbiolis penting yang diperjuangkan manusia yaitu : prestasi, penghargaan, status, rasa hormat, kebebasan, control, dan kekuasan, sehingga upah yang ditawarkan menjadi daya tarik mahasiswa untuk memilih suatu profesi.

2.2.4.5. Pertimbangan Pasar Kerja

Semakin bertambahnya jumlah penduduk dan semakin sempitnya lapangan pekerjaan, kemudahan memperoleh pekerjaan merupakan salah satu faktor yang mendasari dalam memilih profesi. Nilam, 2008: 24 Pertimbangan pasar kerja yang meliputi faktor jangka pendek seperti jumlah lapangan kerja yang tersedia dan faktor jangka panjang seperti keamanan kerja Kurtinah, 2003: 183 dalam nilam 2008: 24. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.4.6. Teori yang melandasi pengaruh Faktor Pertimbangan Pasar Kerja

terhadap pemilihan proefsi. Istilah motivasi motivation berasal dari bahasa latin yaitu movere, yang berarti menggerakkan. Motivasi adalah kesediaan untuk melaksanakan upaya tinggi, untuk mencapai tujuan-tujuan keorganisasian yang dikondisi oleh kemampuan upaya demikian untuk memenuhi kebutuhan individual tertentu Robbin et. Al, 1999: 50 dalam Winardi 2001: 1-2 Orang yang satu berbeda dengan yang lainnya selain terletak pada kemampuannya untuk bekerja juga tergantung pada keinginan mereka untuk bekerja atau tergantung pada motivasinya. Karena prinsip kuno hedonism menyatakan bahwa seseorang itu mempenyai kecenderungan mencari keenakan atau kesenangan dan menghindari ketidakenakkan atau kesusahan. Thoha, 2002: 203 Maslow 1954 menemukakan bahwa kebutuhan manusia diatur dalam suatu seri tingkatan suatu hirarki menurut pentingnya masing-masing kebutuhan. Segera setelah kebutuhan-kebutuhan pada tingkatan lebih rendah, kurang lebih terpenuhi, maka muncullah kebutuhan-kebutuhan pada tingkat berikut yang lebih tinggi, yang menuntut kepuasan. Handoko, 2003 : 256 Teori hirarki kebutuhan Maslow menyatakan bahwa di dalam setiap individu ada suatu jenjang untuk lima kebutuhan yaitu Winardi, 2001: 12- 16 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 1. Kebutuhan-kebutuhan fisiologikal sandang, pangan, papan, sex, dan kebutuhan jasmani lainnya. 2. Kebutuhan akan keamanan. Tingkatan yang lebih tinggi yakni kebutuhan akan keamanan security needs dapat dinyatakan dalam wujud keinginan akan proteksi terhadap bahaya fiskal bahaya kebakaran, atau serangan kriminal, keinginan untuk mendapatkan kepastian ekonomi economic security atau berkurangnya pendapatan. 3. Kebutuhan-kebutuhan sosial kasih sayang, rasa dimiliki, dan persahabatan. 4. Kebutuhan-kebutuhan akan penghargaan harga diri, otonomi, dan prestasi, status, pengakuan, perhatian. 5. Kebutuhan untuk merealisasikan diri pencapaian potensi diri dan pemenuhan diri. Penjelasan di atas disimpulkan bahwa seseorang dalam memilih suatu profesi dipengauhi juga oleh tingkat kebutuhan yang harus mereka penuhi. Faktor pertimbangan pasar kerja seperti jumlah lapangan kerja yang tersedia, keamanan kerja, fleksibilitas karir, kesempatan promosi merupakan salah satu pemenuhan kebutuhan yaitu kebutuhan akan keamanan. Seseorang akan memilih satu diantara berbagai jenis pekerjaan jika orang tersebut telah merasa akan mendapatkan kepastian ekonomi dari pekerjaan yang dipilihnya. Karena seseorang akan menghindari ketidakpastian yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. berkaitan dengan dimana orang merasa terancam oleh situasi yang tidak jelas atau tidak aman. Nilam, 2008 : 26 Semakin banyak dan luasnya jenis pekerjaan yang ditawarkan maka semakin besar pula peluang kepastian seseorang untuk mendapatkan pekerjaan tersebut, maka hal tersebut dapat menciptakan suasana atau rasa aman dalam diri seseorang, sehingga pertimbangan pasar kerja yang ditawarkan, dan keamanan kerja menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi mahasiswa untuk memilih suatu profesi.

2.2.4.7. Persepsi mahasiswa akuntansi tentang seorang akuntan publik

Wheeler 1983 dalam Andriati 2004 menemukan bahwa profesi akuntan publik merupakan profesi yang dipandang menjanjikan prospek yang cerah karena profesi ini memberikan tantangan intelektual dan pengalaman belajar yang tidak ternilai. Akuntan publik juga merupakan penasehat bisnis yang terpercaya dan profesi akuntan publik banyak menjadi manajer, hal ini membentuk persepsi positif terhadap profesi akuntan publik. Akuntan publik juga menghadapi banyak masalah dan tantangan berat seperti peningkatan resiko dan tanggung jawab , adanya batasan waktu, standar overload, persaingan sesama KAP, teknologi yang semakin canggih yang harus selalu diikuti. Collins, 1993 dalam Andriati, skandal-skandal akuntansi yang melibatkan profesi akuntan publik, dan peraturan yang semakin ketat. Keadaan ini membentuk persepsi negatif terhadap profesi akuntan publik. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Wheeler 1983 dalam Andriati 2004 menyimpulkan bahwa persepsi individu terhadap kelebihan dan kelemahan suatu profesi merupakan faktor yang sangat menentukan pilihan profesi.

2.2.4.8. Teori yang melandasi pengaruh faktor Persepsi mahasisawa akuntansi

tentang seorang akuntan publik terhadap pemilihan profesi. Teori persepsi diri menganggap bahwa orang-orang mengembangkan sikap berdasarkan bagaimana mereka mengamati dan menginterprestasikan perilaku mereka sendiri. Dengan kata lain, teori ini mengusulkan fakta bahwa sikap tidak menentukan perilaku tetapi sikap itu dibentuk setelah perilaku berubah, dalam rangka mengubah sikap, manusia harus menemukan rangsangan terhadap apa yang akan dikembangkan berdasarkan pada kebutuhannya. Ikhsan dan Ishak, 2005: 48, oleh karena itu kita harus mengetahui unsur-unsur yang merangsang atau mempengaruhi bentuk persepsi mahasiswa akuntansi terhadap persepsi akuntan publik. Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan tentang persepsi mahasiswa akuntansi terhadap profesi akuntan publik adalah salah satu faktor penting dalam pemilihan profesi sebagai akuntan publik dan non akuntan publik.

2.2.5. Premis dan Diagram Kerangka Pemikiran

Berdasarkan teori serta penelitian yang terdahulu yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat diambil premis-premis yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. kemudian dari premis tersebut akan disimpulkan, sehingga menjadi dasar dalam mengemukakan hipotesis, maka premis-premis tersebut adalah : Premis 1 : Jenis pekerjaan yang dapat memberi kesempatan untuk menggunakan ketrampilan dan kemampuan yang dimiliki sehingga memperoleh kepuasan akan mempengaruhi mahasiswa akuntansi dalam memilih profesi. Andriati 2004: 2 Premis 2: Sifat pekerjaan, kesempatan yang diberikan untuk mengembangkan kemampuan merupakan nilai intrinsik pekerjaan, merupakan faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan profesi mahasiswa. Isworo, 2007: 19 Premis 3: Perilaku pimpinan dapat mempengaruhi motivasi para pengikut, seperti tujuan pekerjaan, tujuan pengembangan diri untuk memperoleh kepuasan sehingga dapat mencapai tujuan. path-goal theory yang dikemukakan oleh Robert J. House, 1971 dalam Gibson, dkk, 1984: 300-301 Premis 4 : Gaji atau penghasilan yang diperoleh merupakan daya tarik utama sesorang dalam memilih pekerjaan. Kurtinah, 2003: 183 Premis 5 : Terdapat hubungan antara gaji atau penghasilan dengan pemilihan profesi. Karena input utama dalam bekerja adalah tingkat ekuitas yang diterima gaji harus dibanding atau lebih besar dari hasil output hasil kerja. Teori ekuitas yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dikemukakan oleh J. Stacy Adams, 1963 dalam Luthans 2006 : 290. Premis 6 : Pertimbangan pasar kerja meliputi faktor jangka pendek seperti jumlah lapangan yang tersedia dan faktor jangka panjang seperti keamanan kerja. Kurtinah, 2003 : 183 Premis 7 : Gaji dipertimbangkan dalam keinginan berkarir karena memang tujuan utama seseorang bekerja adalah penghargaan finansial. Prayogo, 2006: 24 Premis 8 : Teori Hirarki Maslow menyatakan bahwa ada jenjang kebutuhan yang akan dipenuhi diantaranya kebutuhan akan keamanan seperti mendapatkan kepastian ekonomi dengan memperoleh pekerjaan. Abraham Maslow, 1954 Dalam Winardi 2001 : 14 Premis 9 : wheeler 1983 menyimpulkan bahwa persepsi individu terhadap kelebihan dan kelemahan suatu profesi merupakan faktor yang sangat menentukan pilihan profesi Andriati, 2004 Premis 10 : Andriati 2004 menyimpulkan bahwa faktor persepsi secara signifikan mempengaruhi mahasiswa akuntansi dalam memilih karier sebagai akuntan publik dan non akuntan publik. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Berdasarkan penelitian yang terdahulu maka kerangka pemikiran teori dapat dibangun dalam gambar dibawah ini : Gambar 2.2 : Diagram Kerangka Pikir Regresi Logistik 2.2.6. Hipotesis Penelitian ini akan melihat mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa akuntansi dalam pemilihan profesi. Nilai intrinsik pekerjaan X 1 Persepsi mahasisawa akuntansi tentang seorang akuntan publik X 4 Pertimbangan pasar kerja X 3 Gaji X 2 Pemilihan Profesi Y Akuntan publik Y 1 Non Akuntan publik Y Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Berdasarkan perumusan masalah dan landasan teori yang telah dikemukakan, maka dapat disusun hipotesis yang merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang harus diteliti dan dibuktikan. Faktor nilai intrinsik pekerjaan, gaji, pertimbangan pasar kerja, dan persepsi mahasiswa akuntansi tentang seorang akuntan publik berpengaruh terhadap pemilihan profesi bagi mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB III METODE PENELITIAN

Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA KEPUTUSAN PEMILIHAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

0 0 8

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN PROFESI SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK PADA MAHASISWA AKUNTANSI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.

0 2 99

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PEMILIHAN PROFESI SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK (Studi Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur ).

0 1 86

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA AKUNTANSI DALAM PEMILIHAN KARIR SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK (Studi Empiris pada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur).

1 4 110

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JATIM DALAM PEMILIHAN PROFESI SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK.

1 7 100

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JATIM DALAM PEMILIHAN PROFESI SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK

0 0 19

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PEMILIHAN PROFESI MAHASISWA AKUNTANSI SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK (Studi Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur)

0 0 25

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA AKUNTANSI DALAM PEMILIHAN KARIR SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK (Studi Empiris pada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur).

0 0 26

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN PROFESI SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK PADA MAHASISWA AKUNTANSI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

0 1 21

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PEMILIHAN PROFESI SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK (Studi Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur )

0 0 16