ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JATIM DALAM PEMILIHAN PROFESI SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK.

(1)

SKRIPSI

Diajukan Oleh: Adek Fajar Agustini DS

0613010246/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


(2)

Dengan mengucap Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, hikmat dan anugerah – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Menurunnya Minat Mahasiswa Akuntansi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim Dalam Pemilihan Profesi Sebagai Akuntan Publik”, sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Penyusunan skripsi ini tidak dapat terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak Prof. Dr. H. Soeparlan Pranoto, MM, Ak selaku dosen pembimbing utama karena telah memberikan bimbingan selama penyusunan skripsi dan tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP, selaku Rektor UPN “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur.

3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, Msi, selaku Ketua Program Studi Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UPN “Veteran” Jawa Timur.


(3)

dan tanpa lelah memberikan dukungan secara moril maupun materiil dalam menyelesaikan Kuliah hingga akhir penyusunan Skripsi ini.

6. Saudara tercinta, Kakak dan Adik serta teman – teman kos, Awik dan teman – teman seperjuangan yang telah memberikan dukungan serta do’a yang berguna dalam penyusunan Skripsi ini.

7. Teman – teman angkatan 2006 yang telah membantu dalam pengisian kuisioner sebagai kelengkapan data.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan rahmat dan berkat–Nya kepada semua pihak yang tersebut diatas. Dalam Penyusunan Skripsi ini, penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini dan banyaknya keterbatasan yang dimiliki, sehingga penulis menghargai segala kritik dan saran yang bersifat membangun untuk membantu kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga Skripsi ini dapat berguna bagi para pembaca.

Surabaya, 23 Maret 2010

Penulis


(4)

DAFTAR ISI ...iii

DAFTAR TABEL ...vi

DAFTAR GAMBAR ...vii

DAFTAR LAMPIRAN...viii

ABSTRAKSI ...ix

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1. Latar Belakang Masalah ...1

1.2. Perumusan Masalah ...7

1.3. Tujuan Penelitian ...8

1.4. Manfaat Penelitian. ...9

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN MODEL ...10

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ...10

2.2. Kajian Teori ...17

2.2.1. Persepsi ...17

2.2.2. Pengertian Profesi ...19

2.2.3. Profesi Akuntan...20

2.2.3.1. Perkembangan Profesi Akuntan Di Indonesia ...21

2.2.3.2. Pendidikan Akuntansi ...22

2.2.3.3. Profesi Akuntan Di Indonesia ...23

2.2.3.4. Tantangan Dan Harapan Bagi Profesi Akuntan ...25

2.2.4. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Profesi ...30

2.2.4.1. Nilai Intrinsik Pekerjaan ...30

2.2.4.2. Teori Yang Melandasi Pengaruh Faktor Nilai Intrinsik Pekerjaan Terhadap Pemilihan Profesi ...31

2.2.4.3. Gaji. ...33

2.2.4.4. Teori Yang Melandasi Pengaruh Faktor Gaji Terhadap Pemilihan Profesi ...34

2.2.4.5. Pertimbangan Pasar Kerja ...36

2.2.4.6. Teori Yang Melandasi Pengaruh Faktor Pertimbangan Pasar Kerja Terhadap Pemilihan Profesi ...36

2.2.4.7. Persepsi Mahasiswa Akuntansi Tentang Profesi Akuntan Publik ...38


(5)

2.4. Hipotesis ...42

BAB III METODE PENELITIAN ...43

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ...43

3.1.1. Definisi Operasional ...43

3.1.2. Teknik Pengukuran Variabel ...45

3.2. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel...48

3.2.1. Populasi ...48

3.2.2. Teknik Penentuan Sampel...48

3.3. Teknik Pengumpulan Data ...50

3.3.1. Jenis Data dan Sumber Data ...50

3.3.2. Pengumpulan Data ...50

3.4. Uji Validitas, dan Reliabilitas...51

3.4.1. Uji Validitas ...51

3.4.2. Uji Reliabilitas ...51

3.4.3. Uji Normalitas ...52

3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ...53

3.5.1. Regresi Logistik...53

3.5.2. Uji Srentak ...53

3.5.3. Uji Kesesuaian Model ...54

3.5.4. Uji Hipotesis ...55

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...56

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ...56

4.1.1. Sejarah Umum Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur...56

4.1.2. Falsafah, Visi, Misi dan Tujuan ...57

4.1.2.1. Falsafah ...57

4.1.2.2. Visi ...57

4.1.2.3. Misi ...58

4.1.2.4. Tujuan ...58

4.1.3. Riwayat Progdi Akuntansi ...59

4.1.3.1. Visi Progdi Akuntansi ...60

4.1.3.2. Misi Progdi Akuntansi ...60

4.1.3.3. Tujuan Progdi Akuntansi ...60


(6)

4.2.4. Persepsi Mahasiswa Akuntansi Tentang Profesi Akuntan Publik

(X4)...65

4.2.5. Pemilihan Profesi (Y)... ..67

4.2.6. Uji Validitas...68

4.2.6.1. Hasil Uji Validitas Variabel Nilai Intrinsik Pekerjaan (X1) ...68

4.2.6.2. Hasil Uji Validitas Variabel Gaji (X2)...69

4.2.6.3. Hasil Uji Validitas Variabel Pertimbangan Pasar Kerja (X3) ...69

4.2.6.4. Hasil Uji Validitas Variabel Persepsi Mahasiswa Akuntansi Tentang Profesi Akuntan Publik (X4) ...70

4.2.7. Uji Reliabilitas... ..71

4.2.8. Uji Normalitas ...72

4.3. Analisis Regresi Logistik ...72

4.3.1. Penentuan Model Regresi Logistik ...73

4.3.2. Uji Serentak ...74

4.3.3. Uji Kesesuaian Model ...75

4.3.4. Koefisien Determinasi (R2) ...76

4.3.5. Keakuratan Model ...77

4.4. Uji Hipotesis ...78

4.5. Pembahasan ...79

4.5.1. Implikasi Penelitian ...79

4.5.2. Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu ..83

4.5.3. Keterbatasan Penelitian ...85

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...86

5.1. Kesimpulan ...86

5.2. Saran ...86 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN  

       


(7)

Tabel 4.2. Rata-rata Nilai Intrinsik Pekerjaan (X1)...62

Tabel 4.3. Deskripsi Variabel Gaji (X2)...63

Tabel 4.4. Rata-rata Variabel Gaji (X2) ...63

Tabel 4.5. Deskripsi Variabel Pertimbangan Pasar Kerja (X3) ...64

Tabel 4.6. Rata-rata Variabel Pertimbangan Pasar Kerja (X3) ...65

Tabel 4.7. Deskripsi Variabel Persepsi Mahasiswa Akuntansi Tentang Profesi Akuntan Publik (X4) ...66

Tabel 4.8. Rata-rata Variabel Persepsi Mahasiswa Akuntansi Tentang Profesi Akuntan Publik (X4)...67

Tabel 4.9. Deskripsi Variabel Pemilihan Profesi Sebagai Akuntan Publik ...67

Tabel 4.10. Hasil Uji Validitas Variabel Nilai Intrinsik Pekerjaan (X1) ...68

Tabel 4.11. Hasil Uji Validitas Variabel Gaji (X2) ...69

Tabel 4.12. Hasil Uji Validitas Variabel Pertimbangan Pasar Kerja (X3) ...70

Tabel 4.13. Hasil Uji Validitas Variabel Persepsi Mahasiswa Akuntansi Tentang Profesi Akuntan Publik (X4) ...70

Tabel 4.14. Hasil Uji Reliabilitas ...71

Tabel 4.15. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov ...72

Tabel 4.16. Model Regresi Logistik ...73

Tabel 4.17. Hasil Uji Serentak ...75

Tabel 4.18. Hasil Uji Kesesuaian Model ...76

Tabel 4.19. Nilai R2 ...76

Tabel 4.20. Clasification Table ...77

Tabel 4.21. Model Regresi Logistik ...78

Tabel 4.22. Rangkuman Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu ...84


(8)

Gambar 2.2. Diagram Kerangka Pikir ...41


(9)

Lampiran 2 Output Uji Validitas Dan Reliabilitas Pada Variabel Nilai Intrinsik Pekerjaan (X1)

Lampiran 3 Output uji validitas dan reliabilitas pada Variabel gaji (X2)

Lampiran 4 Output uji validitas dan reliabilitas pada variabel nilai pertimbangan pasar kerja (x3)

Lampiran 5 Output uji validitas dan reliabilitas pada variabel persepsi mahasiswa akuntansi tentang profesi akuntan publik (x4)

Lampiran 6 Output uji normalitas

Lampiran 7 Output analisis regresi logistik binary Lampiran 8 Kuisioner


(10)

ix Oleh

Adek Fajar Agustini DS

ABSTRAK

Akuntan publik atau auditor independen adalah auditor profesional yang menyediakan jasanya kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya. Adapun tujuan dari penelitianadalah mengetahui apakah faktor – faktor seperti nilai intrinsik pekerjaan, gaji, pertimbangan pasar kerja, dan persepsi mahasiswa tentang profesi akuntan publik, berpengaruh terhadap pemilihan profesi sebagai akuntan publik oleh mahasiswa jurusan akuntansi UPN “Veteran” Jatim dan untuk mengetahui Faktor manakah dari faktor nilai intrinsik pekerjaan, gaji, pertimbangan pasar kerja, dan persepsi mahasiswa tentang profesi akuntan publik, yang paling dominan berpengaruh terhadap pemilihan profesi sebagai akuntan publik oleh mahasiswa jurusan akuntansi UPN “Veteran” Jatim.

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran Jawa Timur merupakan obyek dari penelitian dan sampel yang dibutuhkan sebanyak 62 mahasiswa atau responden dengan menggunakan teknik simple random sampling. Untuk menjawab perumusan, tujuan dan hipotesis penelitian maka analisis yang digunakan adalah analisis regresi logistik.

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa hipotesis ke-1 yang menyatakan “Bahwa faktor nilai intrinsik pekerjaan, gaji, pertimbangan pasar kerja dan persepsi mahasiswa akuntansi tentang profesi akuntan publik berpengaruh terhadap pemilihan profesi akuntan publik bagi mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur” tidak teruji kebenarannya. Hipotesis ke-2 yang menyatakan ”Bahwa faktor persepsi mahasiswa akuntansi tentang profesi akuntan publik merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap pemilihan profesi akuntan publik bagi mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur” tidak teruji kebenarannya.

Kata kunci : Nilai intrinsik pekerjaan, gaji, pertimbangan pasar kerja,

persepsi mahasiswa akuntansi tentang profesi akuntan publik dan pemilihan profesi


(11)

1 1.1. Latar Belakang Masalah

Dunia kini makin sulit percaya pada kejujuran para akuntan. Skandal – skandal akuntansi yang sering terjadi saat ini telah menyeret profesi akuntan terkait dengan kompetensi dan indepedensi akuntan, oleh karena itu para akuntan harus menjalankan tugasnya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang ditetapkan organisasi profesi serta mengikuti ketentuan atau peraturan perundang – undangan yang berlaku.

Awal abad 21 yang lalu kita dikejutkan adanya skandal Enron gate dan WorldCom yang menghebohkan kalangan dunia usaha, skandal di Enron dan WorldCom tersebut terjadi karena timbul praktik persekongkolan (kolusi) yang melibatkan profesi akuntan publik, auditor internal dan manajemen, dan yang lebih mengejutkan lagi, akuntan publik yang terlibat dalam skandal tersebut adalah akuntan Arthur Andersen yang masuk dalam The Big Five (lima akuntan terbesar) di Amerika Serikat (www.infoanda.com, 12/07/2002). Kuta (2007: 1) dalam Pasorong (2009) mengatakan bahwa kasus Enron tersebut membuat kepercayaan masyarakat Amerika Serikat khususnya dan masyarakat dunia pada umumnya terhadap profesi di bidang jasa publik ini semakin merosot. Bukti dari kejadian tersebut adalah dengan menurunnya jumlah mahasiswa jurusan akuntansi di Amerika Serikat.


(12)

   

Pada negeri adidaya seperti Amerika Serikat, skandal akuntansi itu bisa terjadi, apalagi di Indonesia, pada tanggal 19 September 2009, Pemerintah melalui menteri keuangan Republik Indonesia (RI) Sri Mulyani telah menetapkan pemberian sanksi pembekuan izin usaha kepada 8 (delapan) Akuntan Publik (AP) dan Kantor Akuntan Publik (KAP). Penetapan sanksi pembekuan izin usaha itu berdasarkan peraturan menteri keuangan NO.17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik. (www.detik.com, 19/09/2009)

Terjadinya beberapa skandal yang melibatkan akuntan, kemudian dibuatkannya rancangan undang – undang akuntan publik dimana rancangan undang – undang tersebut antara lain akan mengatur lingkup jasa Akuntan Publik (AP), perizinan AP, kerjasama KAP dengan KAP asing, regulator profesi AP, asosiasi AP, hak, kewajiban dan larangan bagi AP dan KAP, komite pertimbangan profesi AP, sanksi administrasi dan ketentuan pidana (www.detik.com, 15/12/2007) diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi generasi berikutnya.

Cukup disayangkan, minat generasi muda saat ini terhadap profesi akuntan publik sangat mengkhawatirkan. Dewan Kehormatan Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) Sukrisno agoes mengatakan, profesi akuntan publik tidak diminati kalangan muda dan fresh graduate (sarjana baru), dari 430 KAP dan 2 Koperasi Jasa Audit (KJA) di Indonesia, sebagian besar personelnya di dominasi kalangan tua


(13)

   

(www.kompas.com, 16/03/2009), jumlah ini tidak sebanding dengan

besarnya pasar kerja bagi akuntan publik.

Menurut Sukrisno, sejak disahkannya Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan (UU BHP), akuntan publik harus mengaudit laporan keuangan semua perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS). Sedikitnya ada 87 PTN dan 2.700 PTS yang laporan keuangannya harus diaudit (www.kompas.com, 16/03/2009), sedangkan Guru Besar Fakultas Ekonomi Unpad, Prof. Dr. Ilya Avianti, S.E.,M.Si.,Ak. mengatakan bahwa menurut undang – undang otonomi daerah, dalam waktu dekat Badan Pengawas Keuangan (BPK) akan menyerahkan laporan keuangan 33 propinsi dan lebih dari 580 kabupaten atau kota ke akuntan publik dan kantor akuntan publik. Undang-undang Pemilu, juga mewajibkan adanya laporan keuangan yang harus diaudit oleh akuntan publik, setidaknya ada sekitar 38 partai politik (parpol) nasional dan enam parpol lokal di Nangroe Aceh Darussalam yang memerlukan jasa akuntan publik. (www.unpad.ac.id, 16/03/2009)

Terkait dengan profesi akuntansi, dalam dunia kerja ada beberapa karir yang dapat dijalankan oleh sarjana akuntansi, misalnya sebagai akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pemerintah, dan akuntan pendidik (Wijayanti, 2001). Akuntan publik atau auditor independen adalah auditor profesional yang menyediakan jasanya kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya.


(14)

   

Akuntan perusahaan atau auditor intern adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan negara maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, mementukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi. Akuntan pemerintah atau auditor pemerintah adalah auditor profesional yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit – unit organisasi atau entitas pemerintahan atau pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah (Mulyadi, 2002: 28), sedangkan menurut Sukrisno Agoes (2004: 13), akuntan pendidik adalah akuntan yang bekerja sebagai dosen baik di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS).

Penelitian-penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini antara lain penelitian oleh Wijayanti (2001), Astami (2001), Kunartinah (2003), Andriati (2004), serta Rasmini (2007). Wijayanti (2001) meneliti faktor – faktor yang mempengaruhi pilihan karir mahasiswa akuntansi. Penelitian tersebut dilakukan terhadap mahasiswa di Yogyakarta, dari hasil penelitian Wijayanti diketahui bahwa dalam memilih suatu karir, mahasiswa mempertimbangkan mengenai penghargaan finansial yang


(15)

   

akan mereka terima, pelatihan profesional yang harus mereka jalankan, dan nilai-nilai sosial yang melekat pada karir tersebut.

Astami (2001) melakukan penelitian terhadap mahasiswa akuntansi pada sebuah PTS di Yogyakarta tentang faktor – faktor yang berpengaruh dalam pemilihan profesi akuntan publik dan non akuntan publik bagi mahasiswa jurusan akuntansi, dari hasil penelitian tersebut diketahui terdapat lima faktor pertimbangan pemilihan profesi yaitu faktor sifat (jenis) pekerjaan, gaji, ketersediaan kesempatan kerja, persepsi mahasiswa mengenai profesi akuntan publik, dan persepsi mahasiswa tentang pengorbanan untuk menjadi seorang yang berprofesi akuntan publik.

Kunartinah (2003), melakukan penelitian tentang perilaku mahasiswa akuntansi di STIE Stikubank Semarang dan faktor – faktor yang mempengaruhi pilihan karir sebagai akuntan publik, dari penelitian tersebut diketahui terdapat lima faktor yang mempengaruhi pilihan karir mahasiswa yaitu faktor intrinsik, penghasilan pertama yang tinggi, pertimbangan pasar kerja, persepsi kelebihan profesi akuntan publik, dan persepsi tentang kelemahan sebagai akuntan publik.

Andriati (2004) meneliti tentang faktor – faktor yang mempengaruhi mahasiswa akuntansi dalam memilih karir sebagai akuntan publik pada 8 (delapan) Universitas Negeri di Jawa. Faktor-faktor tersebut dikelompokkan menjadi enam Faktor-faktor yaitu Faktor-faktor intrinsik, penghasilan atau gaji, pertimbangan pasar kerja, persepsi mahasiswa


(16)

   

akuntansi mengenai profesi akuntan publik, personalitas, dan jenis kelamin.

Penelitian lainnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Rasmini (2007) yang meneliti tentang faktor – faktor yang berpengaruh pada keputusan pemilihan profesi akuntan publik dan non akuntan publik pada mahasiswa akuntansi di Bali. Faktor – faktor yang berpengaruh yaitu jenis pekerjaan, gaji, jumlah tawaran lowongan pekerjaan, lingkungan kerja, persepsi mahasiswa terhadap akuntan publik, persepsi mahasiswa terhadap pengorbanan akuntan publik.

Berdasarkan penjelasan dan hasil penelitian sebelumnya, penelitian ini lebih memfokuskan pada profesi akuntan publik, hal ini lebih dikarenakan beberapa pertimbangan berikut : (1). bidang akuntan publik dipandang sebagai bidang yang menjanjikan prospek yang cerah sebagai pilihan karier seseorang yang menempuh studi di jurusan akuntansi. Karier ini juga memberikan kesempatan untuk mengembangkan ketrampilan serta memberikan peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang bervariasi karena dapat ditugaskan di berbagai bagian pada berbagai perusahaan yang memiliki karakteristik yang berbeda (Kunartinah, 2003).

(2). Pada Statement Of Financial Accounting Concepts No.1, Financial Accounting Standards Board menyatakan bahwa akuntan publik mengemban tugas yang strategis yaitu untuk menjamin alokasi modal yang efisien dalam perekonomian. (3). Pihak yang bisa melakukan


(17)

   

audit atas laporan keuangan adalah akuntan publik, akuntan publik akan melaksanakan audit menurut ketentuan yang ada pada standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAI, 2001). (4). Prof. Dr. Ilya Avianti, S.E.,M.Si.,Ak. menyebut bahwa menjadi akuntan  publik berarti memiliki jiwa entrepreneurship yang kuat, sehingga diharapkan mampu membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain. Akuntan publik juga dinilai mampu menjalin networking dengan lebih baik dibanding profesi akuntan biasa. (www.unpad.ac.id, 16/03/09)

Berdasarkan beberapa hal diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil topik penelitian di bidang akuntansi dengan judul :

“Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Mahasiswa Akuntansi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim Dalam Pemilihan Profesi Sebagai Akuntan Publik”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan dapat dirumuskan masalah yaitu :

1. Apakah faktor – faktor seperti Nilai Intrinsik Pekerjaan, Gaji, Pertimbangan Pasar Kerja, dan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Tentang Profesi Akuntan Publik berpengaruh signifikan terhadap pemilihan profesi sebagai akuntan publik oleh mahasiswa jurusan akuntansi UPN “Veteran” Jatim.


(18)

   

2. Faktor manakah dari faktor nilai intrinsik pekerjaan, gaji, pertimbangan pasar kerja, dan persepsi mahasiswa akuntansi tentang profesi akuntan publik, yang paling dominan berpengaruh terhadap pemilihan profesi sebagai akuntan publik oleh mahasiswa jurusan akuntansi UPN “Veteran” Jatim.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian yang hendak dicapai dalam penyusunan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah faktor – faktor seperti nilai intrinsik pekerjaan, gaji, pertimbangan pasar kerja, dan persepsi mahasiswa akuntansi tentang profesi akuntan publik, berpengaruh terhadap pemilihan profesi sebagai akuntan publik oleh mahasiswa jurusan akuntansi UPN “Veteran” Jatim.

2. Untuk mengetahui Faktor manakah dari faktor nilai intrinsik pekerjaan, gaji, pertimbangan pasar kerja, dan persepsi mahasiswa akuntansi tentang profesi akuntan publik, yang paling dominan berpengaruh terhadap pemilihan profesi sebagai akuntan publik oleh mahasiswa jurusan akuntansi UPN “Veteran” Jatim.


(19)

   

1.4. Manfaat Penelitian 1. Bagi Akademisi

Diharapkan dapat memberikan nilai tambah dalam upaya meningkatkan kualitas pengajaran dalam rangka menambah mutu lulusan sebagai pekerja intelektual yang siap pakai sesuai dengan kebutuhan pasar. Selain itu juga diharapkan kalangan akademis dapat memberikan wawasan kepada mahasiswanya mengenai lingkungan kerja di KAP.

2. Bagi Praktisi

Diharapkan dapat meningkatkan kesan positif dari profesi akuntan publik pada mahasiswa sehingga dapat menarik minat para lulusan mahasiswa akuntansi yang berkualitas untuk memasuki dunia kerja sebagai akuntan publik.

3. Bagi peneliti

Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dan tambahan informasi bagi peneliti selanjutnya.


(20)

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu 1. Wijayanti (2001)

Judul : Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pilihan Karir Mahasiswa Akuntansi.

Perumusan Masalah :

Apakah ada perbedaan pandangan mengenai penghargaan finansial, pelatihan profesional, nilai – nilai sosial, pengakuan profesional, lingkungan kerja antara mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan publik, akuntan pendidik, akuntan perusahaan dan akuntan pemerintah?

Hipotesis :

Tidak ada perbedaan pandangan mengenai penghargaan finansial / gaji, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai – nilai sosial, lingkungan kerja dan tersedianya lapangan kerja di antara mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan publik, akuntan pendidik, akuntan perusahaan dan akuntan pemerintah.

Kesimpulan :

Faktor yang dipertimbangkan oleh mahasiswa dalam memilih karir adalah gaji, pelatihan profesional, dan nilai – nilai sosial. Sedangkan faktor pengakuan profesional, lingkungan kerja, keamanan kerja, dan


(21)

faktor lain (keamanan kerja dan akses lowongan kerja) tidak dipertimbangkan dalam memilih karir.

2. Astami (2001)

Judul : Faktor – Faktor Yang Berpengaruh Dalam Pemilihan Profesi Akuntan Publik Dan Non Akuntan Publik Bagi Mahasiswa Jurusan Akuntansi. (Studi Kasus : Pada Sebuah PTS di Yogyakarta).

Perumusan Masalah :

1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan mengenai faktor – faktor yang berpengaruh dalam pemilihan profesi akuntan publik dengan profesi non akuntan publik?

2. Apakah faktor yang membedakan antara pemilihan profesi akuntan publik dengan profesi non akuntan publik?

Hipotesis :

1. Terdapat perbedaan pertimbangan dalam memilih Profesi Akuntan Publik dengan Profesi Non Akuntan Publik berkaitan dengan faktor yang dianggap berpengaruh dalam pemilihan profesi.

2. Terdapat faktor – faktor pertimbangan yang menjadi pembeda antara pemilihan Profesi Akuntan Publik dengan Profesi Non Akuntan Publik.


(22)

Kesimpulan :

1. Faktor – faktor yang berbeda secara statistik signifikan diantara pemilih profesi akuntan publik dengan pemilih profesi non akuntan publik adalah sifat (jenis) pekerjaan, dan persepsi mahasiswa mengenai profesi akuntan publik.

2. Faktor – faktor yang berbeda namun secara statistik tidak signfikan diantara pemilih profesi akuntan publik dengan pemilih profesi non akuntan publik adalah gaji, ketersediaan kesempatan kerja, dan persepsi mahasiswa tentang pengorbanan sebagai akuntan publik.

3. Faktor yang membedakan antara pemilihan profesi akuntan publik dengan profesi non akuntan publik adalah persepsi mahasiswa mengenai profesi akuntan publik dan jenis (sifat) pekerjaan.

3. Kunartinah (2003)

Judul : Perilaku Mahasiswa Akuntansi di STIE Stikubank Semarang Dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik. ”

Perumusan Masalah :

Apakah terdapat perbedaan keputusan mahasiswa jurusan akuntansi dalam memilih karir sebagai akuntan publik atau non akuntan publik di tinjau dari faktor intinsik, penghasilan, pertimbangan pasar kerja, persepsi mahasiswa serta personalitas?


(23)

Hipotesis :

Pemilihan karir yang mengutamakan faktor intrinsik, gaji awal yang tinggi, pertimbangan pasar kerja, persepsi mahasiswa serta personalitas, tidak berbeda diantara mahasiswa jurusan akuntansi yang memilih karir akuntan publik dan non akuntan publik.

Kesimpulan :

1. Pemilihan karir yang mengutamakan faktor intrinsik, penghasilan pertama yang paling tinggi, dan pertimbangan pasar kerja, tidak berbeda antara mahasiswa akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan publik dan mahasiswa yang memilih karir sebagai non akuntan publik.

2. Pemilihan karir sebagai akuntan publik atau non akuntan publik dipengaruhi oleh persepsi kelebihan profesi akuntan publik dan persepsi tentang kelemahan sebagai akuntan publik.

3. Ada perbedaan berdasarkan kepbribadian antara mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan publik dan non akuntan publik. 4. Persepsi terhadap kelebihan dan kelemahan menjadi akuntan

publik merupakan faktor yang sangat mempengaruhi mahasiswa dalam memilih karir sebagai akuntan publik dan non akuntan publik.


(24)

4. Andriati (2004)

Judul : Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Mahasiswa Akuntansi Dalam Memilih Karir Sebagai Akuntan Publik. (Studi Kasus di 8 Universitas Negeri di Jawa)

Perumusan Masalah :

1. Apakah terdapat perbedaan antara mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan publik dengan non akuntan publik, ditinjau dari faktor intrinsik, penghasilan, pertimbangan pasar kerja, persepsi mahasiswa mengenai kelebihan dan kekurangan profesi akuntan publik, personalitas, dan jenis kelamin?

2. Faktor – faktor apakah yang secara signifikan mempengaruhi mahasiswa akuntansi dalam memilih karir sebagai akuntan publik ataupun memilih karir sebagai non akuntan publik?

Hipotesis :

1. Pemilihan karir yang mengutamakan faktor intrinsik, gaji awal yang tinggi, pertimbangan pasar kerja, persepsi mahasiswa serta personalitas, tidak berbeda diantara mahasiswa jurusan akuntansi yang memilih karir akuntan publik dan non akuntan publik.

2. Tidak ada perbedaan berdasarkan minat mahasiswa akuntansi untuk berkarir sebagai akuntan publik antara pria dan wanita Kesimpulan :

1. Terdapat perbedaan antara mahasiswa akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan publik atau non akuntan publik berdasarkan


(25)

faktor intrinsik, pertimbangan pasar kerja, persepsi, dan personalitas dalam memilih karir sebagai akuntan publik. Tetapi berdasarkan faktor penghasilan dan jenis kelamin, tidak ada perbedaan

2. Dari keenam faktor tersebut, faktor persepsi secara signifikan mempengaruhi mahasiswa akuntansi dalam memilih karir sebagai akuntan publik atau non akuntan publik.

5. Rasmini (2007)

Judul : Faktor – Faktor Yang Berpengaruh Pada Keputusan Pemilihan Profesi Akuntan Publik Dan Non Akuntan Publik Pada Mahasiswa Akuntansi di Bali.

Perumusan Masalah :

1. Apakah faktor yang paling dominan mempengaruhi pilihan mahasiswa ekonomi jurusan akuntansi dalam memilih profesi sebagai akuntan publik dan non akuntan publik?

2. Apakah terdapat perbedaan signifikan terhadap faktor yang berpengaruh dalam pemilihan profesi akuntan publik dan non akuntan publik?

3. Apakah terdapat perbedaan secara nyata faktor dominan yang berpengaruh terhadap pilihan profesi akuntan publik dan non akuntan publik antara mahasiswa dengan mahasiswi?

4. Apakah terdapat perbedaan secara nyata faktor dominan yang mempengaruhi pilihan mahasiswa antara mahasiswa S1


(26)

Akuntansi Reguler dengan S1 Akuntansi Ekstensi dalam memilih profesi sebagai akuntan publik dan non akuntan publik?

5. Apakah terdapat perbedaan secara signifikan faktor dominan yang mempengaruhi pilihan mahasiswa antara mahasiswa PTN dengan mahasiswa PTS dalam memilih profesi sebagai akuntan publik dan non akuntan publik?

Hipotesis :

1. Terdapat perbedaan yang signifikan mengenai faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemilihan profesi sebagai akuntan publik dan non akuntan publik.

2. Terdapat perbedaan faktor dominan yang nyata mengenai faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemilihan profesi sebagai akuntan publik dan nonakuntan publik antara mahasiswa dan mahasiswi S1 Akuntansi.

3. Terdapat perbedaan faktor dominan yang nyata antara mahasiswa S1 Reguler dan S1 Ekstensi mengenai faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemilihan profesi sebagai akuntan publik dan nonakuntan publik.

4. Terdapat perbedaan faktor dominan yang nyata antara mahasiswa perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta mengenai faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemilihan profesi akuntan publik dan nonakuntan publik.


(27)

Kesimpulan :

1. Faktor yang paling dominan mempengaruhi pemilihan profesi akuntan publik dan non akuntan publik pada mahasiswa akuntansi adalah adanya persepsi bahwa karier di akuntan publik memberikan keamanan kerja lebih terjamin (tidak mudah kena PHK).

2. Terdapat perbedaan yang signifikan pada faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan profesi akuntan publik dan non akuntan publik pada mahasiswa dan mahasiswi S1 Akuntansi di Bali.

3. Terdapat perbedaan faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan pemilihan profesi akuntan publik dan non akuntan publik antara mahasiswa dengan mahasiswi S1 Akuntansi.

4. Terdapat perbedaan faktor dominan yang mempengaruhi pemilihan profesi akuntan publik dan non akuntan publik antara mahasiswa reguler dan mahasiswa ekstensi.

5. Terdapat perbedaan faktor dominan yang mempengaruhi pemilihan profesi akuntan publik dan non akuntan publik antara mahasiswa PTN dan mahasiswa PTS.

2.2. Kajian Teori 2.2.1. Persepsi

Dalam kehidupan sehari – hari manusia sering mengadakan persepsi terhadap segala sesuatu yang dilihat, didengar, dan dirasa oleh


(28)

panca indera yang dimiliki. Persepsi ini bukan hanya pada benda, tetapi dapat pula berupa peristiwa atau kejadian di lingkungan atau nilai – nilai yang dianut oleh suatu kelompok masyarakat.

Menurut Ikhsan dan Ishak (2005: 57) persepsi adalah bagaimana orang – orang melihat atau menginterprestasikan peristiwa, objek, serta manusia. Definisi persepsi yang formal adalah proses dengan mana seseorang memilih, berusaha, dan menginterprestasikan rangsangan ke dalam suatu gambaran yang terpadu dan penuh arti.

Pengertian persepsi menurut Thoha (2004: 141) adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pengembangan Bahasa Indonesia (2002: 863), mendefinisikan persepsi sebagai tanggapan (penerima) langsung dari suatu serapan atau merupakan proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indranya. Sedangkan dalam lingkup yang lebih luas, persepsi merupakan suatu proses yang melibatkan pengetahuan – pengetahuan yang sebelumnya, dalam memperoleh dan menginterprestasikan stimulus yang ditunjukkan dengan dan oleh panca indera, dengan kata lain, persepsi merupakan kombinasi antara faktor utama dunia luar (stimulus visual) dan diri manusia itu sendiri (pengetahuan – pengetahuan).


(29)

2.2.2. Pengertian Profesi

Sebagaimana disebut oleh J.L. Carey, profesi mensyaratkan adanya keahlian yang dimiliki seseorang yang diperoleh melalui proses pendidikan yang teratur dan dibuktikan dengan sertifikat yang diperoleh dari lembaga yang diakui yang memberikan kewenangan untuk melayani masyarakat dalam bidang tersebut. Suatu profesi akan dijaga oleh sebuah asosiasi profesi (dalam kode etik), dan selalu mengasah diri atas kemampuannya untuk kepentingan umum. (Regar, 2003: 4)

Dr. Hadibroto, 1997 (dalam Harahap, 1991: 23) menjelaskan pengertian profesi sebagai kumpulan orang – orang yang terlibat dalam aktifitas serupa yang memenuhi syarat sebagai berikut :

1. Harus berdasarkan suatu disiplin pengetahuan khusus.

2. Diperlukan suatu proses pendidikan tertentu untuk memperoleh pengetahuan itu.

3. Harus ada standar – standar kualifikasi yang mengatur jika ingin memasukinya dan harus ada pengakuan formal mengenai statusnya. 4. Harus ada norma perilaku yang mengatur hubungan antara profesi

dengan langganan, teman sejawat dan publik maupun penerimaan tanggung jawab yang tercakup dalam suatu pekerjaan yang melayani kepentingan umum.

5. Harus ada suatu organisasi yang mengabdikan diri untuk memajukan kewajiban – kewajibannya terhadap masyarakat, disamping untuk kepentingan kelompok itu.


(30)

Adapun ciri profesi menurut Harahap (1991: 23) adalah sebagai berikut : 1. Memiliki bidang ilmu yang ditekuninya yaitu yang merupakan

pedoman dalam melaksanakan keprofesiannya.

2. Memiliki kode etik sebagai pedoman yang mengatur tingkah laku anggotanya dalam profesi itu.

3. Berhimpun dalam suatu organisasi resmi yang diakui oleh masyarakat atau pemerintah.

4. Keahliannya dibutuhkan oleh masyarakat.

5. Bekerja bukan dengan motif komersil tetapi didasarkan kepada fungsinya sebagai kepercayaan masyarakat.

2.2.3. Profesi Akuntan

Menurut International Federation of Accountants dalam Regar (2003: 3) yang dimaksud profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlian di bidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern yang bekerja pada perusahaan industri, keuangan, dan dagang, akuntan yang bekerja di pemerintahan, dan akuntan sebagai pendidik. Dalam arti sempit, profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan sebagai akuntan publik yang lazimnya terdiri dari pekerjaan audit, akuntansi, pajak dan kunsultan manajemen.

Profesi akuntan biasanya dianggap sebagai salah satu bidang profesi seperti organisasi lainnya, misalnya Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Supaya dikatakan profesi, maka harus memiliki beberapa syarat


(31)

sehingga masyarakat sebagai objek dan sebagai pihak yang memerlukan profesi, mempercayai hasil kerjanya. (Benny dan Yuskar, 2006 dalam Pasorong, 2009)

2.2.3.1. Perkembangan Profesi Akuntan Di Indonesia

Menurut Mulyadi (2002: 4), timbulnya perusahaan – perusahaan berbentuk perseroan terbatas (PT) di Indonesia pada masa lalu tidak banyak memberikan dorongan kepada perkembangan profesi akuntan publik, karena sebagian besar perseroan terbatas Indonesia merupakan PT tertutup yang sahamnya hanya dimiliki oleh kalangan keluarga atau kalangan terbatas saja.

Profesi akuntan publik Indonesia mengalami perkembangan signifikan sejak awal tahun tujuh puluhan, dengan adanya perluasan kredit – kredit perbankan kepada perusahaan. Bank – bank itu mewajibkan nasabah yang menerima kredit dalam jumlah tertentu untuk menyerahkan secara periodik laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik. Umumnya perusahaan – perusahaan swasta Indonesia baru memerlukan jasa audit profesi akuntan publik jika kreditur mewajibkan mereka menyerahkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik.

Perkembangan profesi akuntan publik pernah mendapat dorongan dari pemerintah dalam tahun 1979 sampai dengan 1983, dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan Nomor 108/KMK 07/1979 tentang Penggunaan Laporan Pemeriksaan Akuntan Publik untuk


(32)

memperoleh keringanan dalam Penentuan Pajak Perseroan. Dalam peraturan ini, instansi pajak menetapkan pajak pendapatan atau pajak perseroan atas dasar laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik. Keputusan Menteri Keuangan tersebut menjadi tidak berlaku pada awal tahun 1984, dengan berlakunya Undang – undang Pajak Penghasilan 1984. Pada awal tahun 1992, kembali profesi akuntan publik diberi kepercayaan dari pemerintah (dalam hal ini Direktorat Jendral Pajak) untuk melakukan verifikasi pembayaran pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan barang mewah (PPn BM) yang dilakukan oleh para pengusahakena pajak (PKP).

Perkembangan pasar modal Indonesia diwarnai dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang menjual sahamnya di pasar modal. Perkembangan pasar modal Indonesia merupakan pendorong berkembangnya profesi akuntan publik Indonesia.

2.2.3.2. Pendidikan Akuntansi

Menurut Agoes (2004: 12), pemakaian gelar akuntan di Indonesia, sampai saat ini, dilindungi oleh Undang – undang Pemakaian Gelar Akuntan tahun 1954. Mereka yang berhak memakai gelar akuntan adalah lulusan Fakultas Ekonomi Negeri Jurusan Akuntansi (UI, UGM, Unpad, Unair, Undip, Unsrat, Unibraw, Unud, Andalas, Syah Kuala), lulusan Sekolah Tinggi Akuntan Negara (STAN) dan lulusan Fakultas Ekonomi Swasta Jurusan Akuntansi yang telah lulus ujian negara dan Ujian Nasional Akuntansi (UNA) Dasar serta UNA Profesi.


(33)

Saat ini untuk mendapat gelar akuntan, seorang lulusan fakultas ekonomi jurusan akuntansi baik negeri maupun swasta harus mengikuti Pendidikan Profesi Akuntan di Perguruan tinggi tertentu. Mereka yang berhak memakai gelar akuntan harus mendaftar ke Departemen Keuangan untuk mendapat nomor register dimulai dengan A dan D.

Untuk bisa memperoleh izin praktik sebagai akuntan publik, seorang akuntan harus memenuhi beberapa syarat yang ditentukan Departemen Keuangan, antara lain : berpengalaman di KAP minimal 3 tahun setara 4.000 jam, mempunyai beberapa orang staf, mempunyai kantor yang cukup representative dan lain – lain, mulai awal tahun 1998, untuk memperoleh izin praktik, terlebih dahulu harus lulus Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP), yang diselenggarakan atas kerjasama IAI dan Departemen Keuangan.

2.2.3.3. Profesi Akuntan Di Indonesia 1. Profesi Akuntan Publik

Akuntan publik adalah akuntan profesional yang menyediakan jasanya kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya. Pemeriksaan tersebut terutama ditujukan untuk memenuhi kebutuhan para kreditur, investor, calon kreditur, dan instansi pemerintah (terutama instansi pajak). Disamping itu akuntan publik juga menjual jasa lain kepada masyarakat seperti konsultasi pajak, konsultasi


(34)

bidang manajemen, penyusunan sistem akuntansi dan penyusunan laporan keuangan. (Mulyadi, 2002: 28)

Menurut Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 423 / KMK 06 / 2002, yang dimaksud dengan akuntan publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari menteri untuk memberikan jasa sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan tersebut.

Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa akuntan publik merupakan akuntan profesional yang telah memperoleh izin dari Menteri Keuangan dan merupakan suatu profesi yang berdiri atas kepercayaan dari masyarakat yang di bayar oleh klien tetapi dalam pelaksanaannya harus profesional dan bertanggung jawab, serta harus mengutamakan kepentingan masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha.

2. Profesi Akuntan Manajemen

Akuntan manajemen disebut juga akuntan intern yang bekerja dalam perusahaan, perusahaan dalam hal ini adalah suatu badan usaha yang tujuan utamanya mencari laba. Akuntan yang bekerja di perusahaan menjalani jenis pekerjaan yang berbeda – beda tergantung pada tugas yang diberikan oleh pemimpin perusahaan, meskipun pekerjaan di dalam perusahaan bervariasi, namun tujuan utama perusahaan memperkerjakan akuntan tersebut adalah untuk mendapatkan informasi keuangan dalam perusahaannya (Wijayanti,


(35)

2001). Umumnya pemakai jasa akuntan ini adalah Dewan Komisaris atau Direktur Utama perusahaan (Mulyadi, 2002: 30)

3. Profesi Akuntan Pemerintah

Akuntan pemerintah adalah akuntan profesional yang bekerja di instansi pemerintah, pada umumnya yang disebut akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja di Departemen Keuangan, Badan Pangawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan instansi pajak. Lembaga – lembaga pemerintah tersebut biasanya sudah diatur dengan undang – undang, sehingga tugas dan kewajiban akuntan pemerintah disesuaikan dengan undang – undang yang berlaku. (Wijayanti, 2001)

4. Profesi Akuntan Pendidik

Akuntan pendidik adalah akuntan yang pekerjaan utamanya mengajar pada perguruan tinggi atau disebut dosen, dalam melaksanakan tugasnya, akuntan pendidik berpedoman pada Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. (Wijayanti, 2001)

Profesi ini bertugas untuk menghasilkan sumber daya manusia dan melaksanakan proses penciptaan profesional yang dapat berprofesi pada berbagai bidang akuntansi. (Astami, 2001)

2.2.3.4. Tantangan Dan Harapan Bagi Profesi Akuntan

Menurut Puji Harto (2004), dengan berubahnya lingkungan usaha yang ditandai dengan pergeseran ekonomi digital maka sebenarnya


(36)

banyak peran dari akuntan sebagai penyedia informasi telah diambil alih oleh teknologi informasi, dengan kata lain adanya teknologi informasi telah mem – bypass peran tradisional akuntan sebagai provider of information bagi pihak top manajemen.

Adanya perubahan teknologi, globalisasi, dan pengolahan informasi yang berkembang pesat, peran akuntan manajemen di masa mendatang juga akan berubah. Perubahan tersebut lebih diarahkan sebagai konsultan intern atau analis bisnis di dalam perusahaan tempat mereka bekerja. Mereka kini bekerja dalam satu tim dengan bermacam fungsi lain (cross functional), melakukan komunikasi yang ekstensif dengan orang – orang di seluruh organisasi dan secara aktif terlibat dalam pembuatan keputusan. Mereka tidak hanya dapat mengidentifikasi permasalahan yang timbul dalam organisasi, tetapi juga dituntut untuk dapat memberikan solusi (problem solving).

Aktivitas kritis yang dilakukan oleh akuntan manajemen sekarang adalah strategic palnning dan penyusunan berbagai indikator kinerja yang tepat sehingga mampu menunjang perbaikan proses bisnis perusahaan. Berbagai key performance indicator (KPI) dikembangkan yang tidak hanya menilai kinerja keuangan saja, tetapi juga kinerja non keuangan yang dikembangkan secara komprehensif.

Selain akuntan internal, profesi akuntan yang telah lama berjalan adalah sebagai akuntan eksternal atau auditor. Peran utama yang selama


(37)

ini dilakukan adalah melakukan audit atas laporan keuangan perusahaan dengan output berupa pendapat audit (audit opinion). Peningkatan kompleksitas bisnis telah meningkatkan risiko sehingga auditor sekarang harus berhadapan dengan risiko yang semakin tinggi dalam melakukan tugas auditnya. Munculnya transaksi melalui e – commerce yang meminimalkan bukti transaksi dalam bentuk formulir dan catatan kertas (paperless documentation) telah menyebabkan proses audit yang dilakukan semakin kompleks karena audit trail (jejak audit) semakin sulit untuk ditelusuri.

Perkembangan transaksi – transaksi perusahaan seperti derivatif dan valas yang tidak dimasukkan dalam neraca memaksa auditor lebih hati – hati dalam menggunakan metodologi pengauditannya, dalam paradigma lama, audit dapat dipandang sebagai pemeriksaan laporan keuangan oleh auditor independen untuk dilihat kewajarannya, sedangkan dalam paradigma baru auditor tidak sekedar memeriksa laporan keuangan tetapi mereka memberikan jasa assurance service, jasa untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan oleh badan independen yang profesional.

Dapat dikatakan bahwa dengan semakin meningkatnya kompleksitas dunia bisnis maka paradigma audit akan mengalami pergeseran karena akan lebih meluas, dari peran tradisional yaitu financial statement – based audit menuju jasa assurance yang berdasarkan risiko bisnis yang dihadapi perusahaan.


(38)

Setelah mengetahui berbagai tantangan yang dihadapi, kini tiba saatnya bagi akuntan untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi perubahan. Beberapa hal yang harus senantiasa dikembangkan oleh seorang akuntan adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan profesionalisme

Sertifikasi yang dilakukan oleh profesi merupakan salah satu bentuk peningkatan profesionalisme. Di Amerika Serikat, auditor harus bergelar CPA (certified public accountant), akuntan manajemen bergelar CMA (certified management accountant), internal auditor bersertifikat CIA (certified internal auditor) serta auditor informasi memiliki sertifikat CISA (certified information system auditor), sedangkan di negara Indonesia, upaya tersebut mulai dilakukan terutama untuk profesi akuntan publik dengan sertifikasi BAP (berijasah akuntan publik).

Upaya sertifikasi harus dilanjutkan dengan monitoring agar kemampuan profesional selalu terjaga bahkan dapat berkembang dengan baik, untuk itu aturan bagi akuntan yang harus mengikuti secara berkala program profesi berkelanjutan (PPL) sebagai bentuk contuining education bagi para profesional akuntansi juga perlu terus dikembangkan agar diperoleh pengetahuan yang up to date.

2. Keahlian dalam bidang teknologi

Pengetahuan dan kemampuan dalam bidang teknologi sekarang tidak hanya menjadi wajib, tetapi juga sudah merupakan


(39)

kebutuhan yang menunjang profesi. Perubahan proses bisnis dengan infrastruktur teknologi harus juga dapat diikuti oleh akuntan. Bahkan sebenarnya proses pengenalan teknologi harus dimulai sejak awal ketika calon akuntan masih duduk di bangku kuliah. Tantangan yang dihadapi sekarang adalah bagaimana kurikulum pendidikan akuntansi dapat mengakomodasi perubahan teknologi dalam muatan pendidikannya, hal ini tidak mudah mengingat perubahan teknologi berlanjut secara terus – menerus, tapi juga tidak ada alasan untuk tidak mengikuti perkembangan teknologi terutama jika kita tidak ingin dicap tertinggal.

3. Kemampuan melakukan riset dan inovasi

Orang bijak mengatakan bahwa kalau bukan kita sendiri yang mengadakan perubahan lantas siapa lagi. Agaknya mulai sekarang kita harus mulai memikrkan apakah kita tetap mempertahankan diri untuk berada di dalam comfort zone dan mengabaikan perubahan ataukah kita harus selalu pro aktif untuk mengevaluasi kekurangan dan mencari arah yang lebih baik dalam profesi akuntan.

Tantangan yang dihadapi semakin lama tidaklah semakin mudah. Problem klasik expectation gap yang dihadapi oleh akuntan khususnya sebagai auditor semakin lama semakin besar. oleh karena itu tantangan bagi profesi akuntan untuk terus berupaya melakukan berbagai terobosan agar problem yang dihadapi sekarang bisa teratasi, dan juga antisipasi terhadap perubahan mendatang.


(40)

2.2.4. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Profesi

Dalam penelitian ini, faktor – faktor yang mempengaruhi pemilihan profesi dikelompokkan dalam lima kelompok, yaitu :

2.2.4.1. Nilai Intrinsik Pekerjaan

Pengertian dari nilai intrinsik pekerjaan adalah sifat yang diukur di dalam dan dari diri mereka sendiri dan berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan, misalnya perasaan berprestasi dan berhasil. Nilai intrinsik suatu pekerjaan merupakan hasil dari persepsi seseorang (karyawan) mengenai seberapa baik pekerjaan tersebut memberikan hal yang dinilai penting. (Gibson, dkk, 1987: 170)

Nilai intrinsik pekerjaan dalam hal ini memiliki hubungan dengan kepuasan yang diterima oleh individu saat atau sesudah melakukan pekerjaan. Faktor – faktor ini meliputi penghargaan, kesempatan mendapatkan promosi, tanggung jawab pekerjaan, tantangan intelektual, dan pelatihan (Hinch and Mischind, 1967 dalam Kunartinah, 2003)

Kepuasan kerja (Robbin, 2002: 36) adalah suatu sikap individu secara umum terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi mempunyai sikap positif terhadap pekerjaannya sedangkan seseorang yang tidak puas dengan pekerjaannya akan mempunyai sikap negatif terhadap pekerjaan tersebut.

Menurut Thoha (2004, 230) kepuasan pekerjaan selalu dihubungkan dengan isi jenis pekerjaan, dan ketidakpuasan bekerja selalu


(41)

disebabkan karena hubungan pekerjaan tersebut dengan aspek – aspek di sekitar yang berhubungan dengan pekerjaan.

2.2.4.2. Teori Yang Melandasi Pengaruh Nilai Intrinsik Pekerjaan Terhadap Pemilihan Profesi

Teori jalan – tujuan (Path – Goal Theory) yang dikemukakan oleh Robert J. House (1971) dalam buku “A Path – Goal of Leadership Effectiveness”, teori ini memusatkan perhatian pada cara pemimpin mempengaruhi persepsi pengikut tentang tujuan pekerjaan, tujuan pengembangan diri sendiri, dan jalan untuk mencapai tujuan. Menurut teori ini, para pemimpin adalah efektif karena mereka dapat mempengaruhi motivasi para pengikut, kemampuan mereka untuk bekerja, dan kepuasan mereka. (Gibson, dkk, 1987: 300 – 301)

Dua dalil dalam pengembangan teori jalan – tujuan, yaitu :

1. Perilaku pemimpin dapat diterima dan memuaskan sejauh bawahan menganggap perilaku semacam ini merupakan sumber langsung dari kepuasan alat untuk mendapatkan kepuasan di waktu yang akan datang.

2. Perilaku pemimpin dapat memotivasi bawahan sampai sejauh perilaku itu memuaskan kebutuhan bawahan yang digantungkan pada hasil karya yang efektif, dan perilaku tersebut melengkapi lingkungan bawahan dengan memberikan bimbingan, kejelasan pengarahan, dan imbalan yang perlu bagi hasil karya yang efektif.


(42)

Dapat disimpulkan bahwa pemimpin harus memberikan bimbingan dan nasihat, membantu bawahan menjelaskan harapan yang realistis dan mengurangi hambatan bagi tercapainya tujuan yang dihargai. Pemimpin merintis jalan menuju tercapainya tujuan bagi bawahan sampai sejelas mungkin.

Gambar 2.1. : Model Path – Goal

(Luthans, 2006: 650)

Nilai intrinsik pekerjaan berhubungan dengan kepuasan kerja (job satisfaction) yang mengacu pada sikap individu secara umum terhadap pekerjaannya dan pencapaian tujuan, karena seseorang memasuki suatu organisasi dengan membawa suatu bakat, kemampuan, dan keterampilan tertentu.

Pada umumnya seseorang yang memiliki kemampuan dan keterampilan menginginkan pekerjaan yang memiliki banyak tantangan. Mereka yang tidak puas dan merasa tidak tercapai tujuannya karena

Bawahan Persepsi Motivasi Perilaku / Gaya

kepemimpinan

Karakteristik Bawahan Locus Of Control dan

atau kemampuan

Hasil Kepuasan Kejelasan Peran Kejelasan Tujuan

Kinerja Dukungan Lingkungan

Karakterisrik tugas Sistem otorisasi formal Kelompok kerja primer


(43)

melakukan kegiatan sederhana terus – menerus akan menyebabkan frustasi, dan perusahaan gagal mengembangkan potensi yang dimiliki karyawan sehingga dapat menyebabkan kerugian perusahaan, hal tersebut dapat dihindari dengan mendorong manajer di semua tingkatan untuk memotivasi para pengikut, kemampuan mereka untuk bekerja, dan kepuasan mereka. (Tampubolon, 2004: 32)

Menurut Luthans (2006: 283), seseorang akan memilih suatu pekerjaan yang sesuai dengan apa yang didinginkannya, yaitu suatu pekerjaan yang menantang yang mempunyai kesempatan untuk berprestasi, penghargaan, tanggung jawab, kemajuan, dan pertumbuhan yang akan memotivasi karyawan.

Berdasarkan penjelasan diatas, mahasiswa juga akan cenderung lebih memilih dan menyukai pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan tugas – tugas yang bervariasi, kebebasan, dan umpan balik tentang seberapa baik mereka bekerja.

2.2.4.3. Gaji

Gaji adalah sejumlah upah yang diterima dan tingkat dimana hal ini bisa dipandang sebagai hal yang dianggap pantas dibandingkan dengan orang lain dalam organisasi. (Luthans, 2006: 243)

Gaji yang diperoleh sebagai kontraprestasi dari pekerjaan, telah diyakini secara mendasar bagi sebagian perusahaan sebagai daya tarik utama untuk memeberikan kepuasan bagi karyawannya. Menurut Reha


(44)

dan Lu (1985) dalam Kunartinah (2003), kompensasi finansial yang rasional menjadi kebutuhan mendasar bagi kepuasan kerja. Penelitian sebelumnya menegaskan bahwa para mahasiswa lulusan jurusan akuntansi menempatkan gaji sebagai alasan utama.

Upah (upah, gaji, bonus) telah lama dipandang sebagai penghargaan untuk beberapa orang. Hal tersebut lebih penting dari apapun yang diberikan perusahaan. Sebagai contoh, Newman dan Hodgetts menyelidiki motivasi dalam industri rumah sakit, dan menemukan bahwa pekerja telah menempatkan gaji bagus pada urutan paling atas pada faktor memilih pekerjaan yang penting. (Luthans, 2006: 153)

2.2.4.4. Teori Yang Melandasi Pengaruh Faktor Gaji Terhadap Pemilihan Profesi

Teori Ekuitas diberikan oleh psikolog sosial J. Stacy Adams (1963) dalam Luthans (2006: 290). Teori tersebut berpendapat bahwa input utama dalam kinerja dan kepuasan adalah tingkat ekuitas (inekuitas) yang diterima seseorang dalam pekerjaan mereka.

Input dan output (hasil kerja) seseorang dan orang lain didasarkan pada persepsi seseorang. Usia, jenis kelamin, status sosial, posisi organisasi, kualifikasi dan seberapa keras bekerja merupakan contoh variabel input yang dinilai. Hasil kerja meliputi berbagai penghargaan seperti gaji, status, promosi, dan minat intrinsik dalam pekerjaan, pada pokoknya, rasio didasarkan pada persepsi seseorang atas apa yang


(45)

diberikan (input), dan apa yang dia terima (hasil) versus rasio antara apa yang diberikan orang lain dan yang mereka terima.

Rencana upah untuk berprestasi, karyawan yang terbaik melaksanakan pekerjaan dapat menerima kenaikan terbesar, karyawan yang terburuk menerima kenaikan terkecil atau tidak menerima kenaikan sama sekali. Jadi, manajemen menyediakan pemikat atau pemotong untuk memotivasi prestasi yang lebih baik, dan pemotong diterapkan untuk pelaksana yang lamban. (Gibson, dkk, 1987: 167)

Sasaran utama program imbalan menurut Gibson, dkk (1987: 167) adalah :

1. Menarik orang yang berkualitas

2. Mempertahankan karyawan agar tetap datang bekerja

3. Memotivasi karyawan untuk mencapai tingkat prestasi yang tinggi.

Menurut Luthans (2006: 153), uang juga dihubungkan dengan empat atribut simbolis penting yang diperjuangkan manusia yaitu : prestasi, penghargaan, status, rasa hormat, kebebasan, kontrol, dan kekuasaan.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa upah yang ditawarkan dapat menjadi daya tarik mahasiswa untuk memilih suatu profesi.


(46)

2.2.4.5. Pertimbangan Pasar Kerja (Job Market Consideration)

Bertambahnya jumlah penduduk dan semakin sempitnya lapangan pekerjaan, kemudahan memperoleh pekerjaan merupakan salah satu faktor yang mendasari dalam memilih profesi.

Menurut Wheeler (1983) dalam Andriati (2004), pertimbangan pasar kerja meliputi : tersedianya lapangan pekerjaan, keamanan kerja, fleksibilitas karir dan kesempatan promosi.

2.2.4.6. Teori Yang Melandasi Pengaruh pertimbangan Pasar Kerja Terhadap Pemilihan Profesi

Istilah motivasi (motivation) barasal dari bahasa latin yaitu movere, yang berarti menggerakkan, motivasi adalah kesediaan untuk melaksanakan upaya tinggi, untuk mencapai tujuan – tujuan keorganisasian yang dikondisi oleh kemampuan upaya demikian untuk memenuhi kebutuhan individual tertentu. (Robbins et. Al, 1999 dalam Winardi, 2002)

Orang yang satu berbeda dengan yang lainnya selain terletak pada kemampuannya untuk bekerja juga tergantung pada keinginan mereka untuk bekerja atau tergantung pada motivasinya, karena prinsip kuno hendonisme menyatakan bahwa seseorang itu mempunyai kecenderungan mencari keenakan atau kesenangan dan menghindari ketidakenakan atau kesusahan. (Thoha, 2004: 203)

Maslow (1954) dalam Winardi (2002: 12) mengemukakan bahwa kebutuhan manusia diatur dalam suatu seri tingkatan – suatu hirarki


(47)

menurut pentingnya masing – masing kebutuhan. Segera setelah kebutuhan – kebutuhan pada tingkatan lebih rendah, kurang lebih terpenuhi, maka muncullah kebutuhan – kebutuhan pada tingkat berikut yang lebih tinggi, yang menuntut kepuasan.

Teori hirarki kebutuhan Maslow menyatakan bahwa di dalam setiap individu ada suatu jenjang untuk lima kebutuhan yaitu :

1. Kebutuhan – kebutuhan fisiologikal (sandang, pangan, papan, sex, dan kebutuhan jasmani lainnya).

2. Kebutuhan akan keamanan

Tingkatan yang lebih tinggi yakni kebutuhan akan keamanan (security needs) dapat dinyatakan dalam wujud keinginan akan proteksi terhadap bahaya fiskal (bahaya kebakaran, atau serangan kriminal); keinginan untuk mendapatkan kepastian ekonomi (economic security) atau berkurangnya pendapatan.

3. Kebutuhan – kebutuhan sosial (kasih sayang, rasa dimiliki, dan persahabatan).

4. Kebutuhan – kebutuhan akan penghargaan (harga diri, otonomi, dan prestasi, status, pengakuan, perhatian).

5. Kebutuhan untuk merealisasikan diri (pencapaian potensi diri dan pemenuhan diri).

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpukan bahwa seseorang dalam memilih sebuah profesi dipengaruhi juga oleh tingkat kebutuhan yang harus mereka penuhi. Faktor pertimbangan pasar kerja seperti


(48)

jumlah lapangan kerja yang tersedia, keamanan kerja, flerksibilitas karir, dan kesempatan promosi merupakan salah satu pemenuhan kebutuhan yaitu kebutuhan akan keamanan. Seseorang akan memilih satu diantara berbagai jenis pekerjaan jika orang tersebut telah merasa akan mendapat kepastian ekonomi dari pekerjaan yang dipilihnya, karena seseorang akan menghindari ketidakpastian yang berkaitan dengan dimana orang merasa terancam oleh situasi yang tidak jelas atau tidak aman.

Semakin banyak dan luasnya jenis pekerjaan yang ditawarkan maka semakin besar pula peluang (kepastian) seseorang untuk mendapatkan pekerjaan tersebut, maka hal tersebut dapat menciptakan suasana atau rasa aman dalam diri seseorang, sehingga pertimbangan pasar kerja yang ditawarkan, dan keamanan kerja menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi mahasiswa untuk memilih suatu profesi. 2.2.4.7. Persepsi Mahasiswa Akuntansi Tentang Profesi Akuntan Publik

Wheeler (1983) dalam Andriati (2004) menemukan bahwa profesi akuntan publik merupakan profesi yang dipandang menjanjikan prospek yang cerah karena profesi ini memberikan tantangan intelektual dan pengalaman belajar yang tidak ternilai. Akuntan publik juga merupakan penasehat bisnis yang terpercaya dan profesi akuntan publik banyak yang menjadi manajer, hal ini membentuk persepsi positif terhadap profesi akuntan pulik.

Akuntan publik juga menghadapi banyak masalah dan tantangan berat, seperti peningkatan risiko dan tanggung jawab, adanya batasan


(49)

waktu, standard overload, persaingan sesama KAP, teknologi yang semakin canggih yang harus selalu diikuti (Collins, 1993 dalam Andriati, 2004), skandal – skandal akuntansi yang melibatkan profesi akuntan publik, dan peraturan yang semakin ketat. Keadaan ini membentuk persepsi negatif terhadap profesi akuntan publik.

Wheeler (1983) dalam andriati (2004) menyimpulkan bahwa persepsi individu terhadap kelebihan suatu profesi merupakan faktor yang sangat menentukan pilihan profesi.

2.2.4.8. Teori Yang Melandasi Pengaruh Persepsi Mahasiswa Akuntansi Tentang Profesi Akuntan Publik Terhadap Pemilihan Profesi.

Teori Persepsi Diri menganggap bahwa orang – orang mengembangkan sikap berdasarkan bagaimana mereka mengamati dan menginterprestasikan perilaku mereka sendiri. Dengan kata lain, teori ini mengusulkan fakta bahwa sikap tidak menentukan perilaku tetapi sikap itu dibentuk setelah perilaku terjadi guna menawarkan sikap yang konsisten dengan perilaku. Menurut teori ini, sikap hanya akan berubah setelah perilaku berubah, dalam rangka mengubah sikap, manusia harus menemukan rangsangan terhadap apa yang akan dikembangkan berdasarkan pada kebutuhannya. (Ikhsan dan Ishak, 2005: 48)

Oleh karena itu kita harus mengetahui unsur – unsur yang merangsang atau mempengaruhi bentuk persepsi mahasiswa akuntansi terhadap profesi akuntan publik, agar pemilihan profesi bagi mahasiswa akuntansi sebagai akuntan publik dapat meningkat.


(50)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan tentang persepsi mahasiswa akuntansi terhadap profesi akuntan publik adalah salah satu faktor penting dalam pemilihan profesi sebagai akuntan publik.

2.3. Kerangka pemikiran

Berdasarkan teori serta penelitian terdahulu yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat diambil premis – premis yang kemudian dari premis tersebut akan disimpulkan, sehingga menjadi dasar dalam mengemukakan hipotesis, premis – premis tersebut adalah :

Premis 1 : Jenis pekerjaan yang dapat memberi kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan yang dimiliki sehingga memperoleh kepuasan akan mempengaruhi mahasiswa akuntansi dalam memilih profesi. (Andriati, 2004) Premis 2 : Terdapat hubungan antara gaji atau penghasilan dengan

pemilihan profesi. Karena input utama dalam bekerja adalah tingkat ekuitas yang diterima (gaji) harus sebanding atau lebih besar dari hasil output (hasil kerja). (Teori ekuitas yang dikemukakan oleh J. Stacy Adams, 1963) dalam Luthans (2006: 290)

Premis 3 : Pertimbangan pasar kerja meliputi faktor jangka pendek seperti jumlah lapangan yang tersedia dan faktor jangka panjang seperti keamanan kerja. (Kunartinah, 2003)


(51)

Premis 4 : Teori Hierarki Maslow menyatakan bahwa ada jenjang kebutuhan yang akan dipenuhi diantaranya kebutuhan akan keamanan seperti kepastian ekonomi dalam memperoleh pekerjaan. (Abraham Maslow, 1954) dalam Winardi (2002: 14)

Premis 5 : Wheeler (1983) menyimpulkan bahwa persepsi individu terhadap kelebihan suatu profesi merupakan faktor yang sangat menentukan pilihan profesi. (Andriati, 2004)

Premis 6 : Andriati (2004) menyimpulkan bahwa faktor persepsi secara signifikan mempengaruhi mahasiswa akuntansi dalam memilih karir sebagai akuntan publik atau non akuntan publik.

Berdasarkan penelitian terdahulu maka diagram kerangka pemikiran teori dapat dibangun dalam gambar di bawah ini :

Gambar 2.2. : Diagram Kerangka pikir Nilai Intrinsik Pekerjaan

(X1)

Gaji (X2)

Pertimbangan Pasar Kerja (X3)

Pemilihan Profesi Sebagai Akuntan

Publik (Y) Persepsi Mahasiswa

Akuntansi Tentang Profesi Akuntan Publik

(X4)

Uji Regresi Logistik


(52)

2.4. Hipotesis

Penelitian ini akan melihat mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi mahasiswa akuntansi dalam pemilihan profesi sebagai akuntan publik.

Berdasarkan perumusan masalah dan kajian teori yang telah dikemukakan, maka dapat disusun hipotesis yang merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang harus diteliti dan masih harus terus dibuktikan yaitu :

1. Hipotesis ke-1 “Bahwa faktor nilai intrinsik pekerjaan, gaji, pertimbangan pasar kerja dan persepsi mahasiswa akuntansi tentang profesi akuntan publik berpengaruh terhadap pemilihan profesi akuntan publik bagi mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur”.

2. Hipotesis ke-2 “Bahwa faktor persepsi mahasiswa akuntansi tentang profesi akuntan publik merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap pemilihan profesi akuntan publik bagi mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur”.


(53)

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional

Menurut Nazir (2003: 126), definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan sesuatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut.

Definisi operasional ini, terdapat hal – hal yang perlu didefinisikan dan diamati agar tidak terjadi kesalahpahaman yang berkaitan dengan judul “Analisis Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Menurunnya Minat Mahasiswa Akuntansi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim Dalam Pemilihan Profesi Sebagai Akuntan Publik” yaitu pemahaman mahasiswa akuntansi terhadap faktor – faktor yang mempengaruhi pemilihan profesi, dengan berbasis teori dan rasionalitas yang telah diungkapkan dalam pendahuluan dan landasan teori.

Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu nilai intrinsik pekerjaan (X1), gaji (X2), pertimbangan pasar kerja (X3), dan persepsi mahasiswa akuntansi tentang profesi akuntan publik (X4)


(54)

1. Nilai Intrinsik Pekerjaan (X1)

Faktor intrinsik pekerjaan memiliki hubungan dengan kepuasan yang diterima dan pencapaian tujuan oleh individu saat atau sesudah seseorang melakukan pekerjaan (job content). Faktor – faktor ini meliputi penghargaan, kesempatan mendapat promosi, tanggung jawab pekerjaan, tantangan intelektual, dan pelatihan.

2. Gaji (X2)

Gaji yang diperoleh adalah sebagai kontraprestasi dari pekerjaan yang telah diyakini secara mendasar bagi sebagian besar perusahaan sebagai daya tarik utama untuk memberikan kepuasan kepada karyawannya. Kompensasi finansial yang rasional menjadi kebutuhan mendasar kepuasan kerja.

3. Pertimbangan Pasar Kerja (X3)

Mahasiswa cenderung menyukai pekerjaan yang aman. Dalam hal ini mereka cenderung memilih jenis pekerjaan yang memberi kemudahan mengakses lowongan pekerjaan, dan tidak mudah di PHK. Selain mempertimbangkan faktor itu, mereka juga mempertimbangkan pekerjaan yang membuat mereka bisa berkembang lebih maju.

4. Persepsi Mahasiswa Akuntansi Tentang Profesi Akuntan Publik (X4)

Dalam hal ini, mahasiswa cenderung memilih profesi akuntan publik karena mempertimbangkan keuntungan yang akan


(55)

didapatnya, khususnya keuntungan dalam jangka panjang. Selain itu juga dilihat dari pengorbanannya, bila mahasiswa memilih menjadi akuntan publik maka pada saat awal bekerja dia tidak dapat mengerjakan pekerjaannya dengan santai, gaji kecil bila belum berpengalaman, dan tanggung jawab sosial yang berat.

Variabel Terikat

Variabel terikat (Y) adalah pemilihan profesi. Menurut Regar (1993: 8), profesi adalah suatu jenis pekerjaan yang dipangku oleh jabatan khusus tertentu dalam masyarakat dengan memenuhi syarat dan ciri tertentu. Dalam hal ini, mahasiswa dapat memilih salah satu diantara dua profesi, yaitu sebagai bukan akuntan publik (kode ”0”) atau akuntan publik (kode ”1”). Skala data pada variabel pemilihan profesi adalah skala ordinal.

3.1.2. Teknik Pengukuran Variabel

Jenis data yang digunakan untuk variabel ini adalah menggunakan skala interval yaitu skala yang menunjukkan jarak antara satu data dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama. (Riduwan, 2004: 84)

Teknik pengukuran skala yang digunakan adalah skala semantic differential. Skala ini dikembangkan oleh OsGood dan biasanya digunakan untuk mengukur obyek – obyek yang bersifat psikologikal, sosial maupun fisik. Skala ini tersusun dalam satu kontinum dengan


(56)

jawaban sangat positif disebelah kiri atau bahkan sebaliknya (Sumarsono, 2004: 25)

Untuk setiap pernyataan, responden diminta memberi tanda silang (X) pada setiap angka, dimana angka – angka tersebut menunjukkan kecenderungan setiap pilihan jawaban terhadap pernyataan – pernyataan yang ada dalam lembar kuisioner. Pernyataan pada bagian ini diberi skor 1 sampai 7, di mulai dari STS (Sangat Tidak Setuju) sampai SS (Sangat Setuju)

Kuisioner yang disebarkan kepada responden terdiri dari tiga bagian pernyataan :

1. Bagian pertama tentang data responden dan pengambilan mata kuliah pemeriksaan akuntansi 1 dan 2. Khusus untuk data responden terdapat variabel terikat yaitu pemilihan profesi sebagai akuntan publik (kode ”1”) atau non akuntan publik (kode ”0”) 2. Bagian kedua berisi tentang petunjuk pengisian kuisioner.

3. Bagian ketiga berisi tentang variabel bebas dan variabel terikat yang akan diuji, dimana variabel – variabel tersebut adalah :

1. Nilai Intrinsik Pekerjaan (X1)

Instrumen nilai intrinsik pekerjaan yang mempengaruhi pemilihan profesi mahasiswa akuntansi sebagai akuntan publik diukur dengan 9 butir pernyataan yaitu mengenai kesempatan berkembang, perlunya keahlian tertentu untuk mencapai sukses, kreativitas mengerjakan tugas, kebebasan


(57)

dalam melaksanakan tugas, kesempatan berinteraksi, tantangan secara intelektual, suasana kerja yang dinamis, dan 2 butir pernyataan tentang image profesi.

2. Gaji (X2)

Instrumen gaji yang mempengaruhi pemilihan profesi mahasiswa akuntansi sebagai akuntan publik diukur dengan 4 butir pernyataan yaitu mengenai gaji awal yang tinggi, gaji jangka panjang yang besar, kenaikan gaji yang cepat, dan bonus yang didapatkan.

3. Pertimbangan Pasar Kerja (X3)

Instrumen pertimbangan pasar kerja yang mempengaruhi pemilihan profesi mahasiswa akuntansi sebagai akuntan publik diukur dengan 4 butir pernyataan yaitu mengenai banyaknya penawaran, aman (tidak mudah di PHK), penawaran karir, dan keahlian yang dimiliki.

4. Persepsi Mahasiswa Akuntansi Tentang Profesi Akuntan Publik (X4)

Instrumen persepsi mahasiswa akuntansi tentang profesi akuntan publik yang mempengaruhi pemilihan profesi mahasiswa akuntansi sebagai akuntan publik diukur dengan 7 butir pernyataan yaitu menjadi seorang konsultan yang dinamis pada perusahaan, menjadi konsultan bisnis yang terpercaya, menjadi direktur perusahaan, tidak memiliki


(58)

waktu santai pada awal kerja, terlalu banyak upaya yang harus dilaksanakan, gaji kecil sebelum berpengalaman, pekerjaan yang memiliki tanggung jawab sosial yang berat.

3.2. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi merupakan kelompok subyek atau obyek yang memiliki ciri – ciri atau karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok subyek atau obyek yang lain, dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi dari hasil penelitian. (Sumarsono, 2004: 44)

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa reguler S1 jurusan Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur angkatan 2006 yang telah menempuh mata kuliah pemeriksaan akuntansi 1 dan 2 dan masih aktif hingga tahun ajaran 2009/2010 dengan jumlah sebanyak 163 mahasiswa. (Admik FE, ’08/’09)

3.2.2. Teknik Penentuan Sampel

Pengertian sampel menurut Sumarsono (2004: 44) adalah bagian dari sebuah populasi, yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut, karena itu sebuah sampel harus merupakan representatif dari sebuah populasi.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Ukuran sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan rumus Slovin :


(59)

n = N ...(Umar, 2003: 102) 1 + N (e)2

Keterangan :

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi (163 mahasiswa angkatan 2006)

e = Persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat diinginkan, yaitu 10 %

Maka :

n = 163

1 + 163 (0,1)2 = 62 responden

Responden ini mewakili populasi kriteria mahasiswa akuntansi kelas reguler angkatan 2006 yang telah menempuh mata kuliah Pemeriksaan akuntansi 1 dan 2, dengan alasan pada tingkat tersebut mahasiswa sudah mempunyai gambaran tentang pekerjaan yang dilakukan oleh seorang akuntan publik, dan sebagian besar mahasiswa pada tingkat ini sudah mendekati kelulusan, serta tercatat sebagai mahasiswa yang masih aktif pada tahun ajaran 2009/2010, sehingga jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebanyak 62 orang atau responden.


(60)

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data dan Sumber Data

Data yang diperoleh dalam penyusunan penelitian ini adalah : 1. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan untuk penelitian dari tempat aktual terjadinya peristiwa (Sekaran, 2006: 77). Data primer dalam penelitian ini adalah data dari mahasiswa UPN ”Veteran” Jawa Timur yang diambil dengan cara menyebarkan kuisioner. 2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui sumber yang ada (Sekaran, 2006: 77). Data sekunder dalam penelitian ini adalah data jumlah mahasiswa yang akan menjadi obyek dalam penelitian.

3.3.2. Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui kuisioner dan wawancara dengan subyek penelitian. Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh kepastian bahwa kuisioner diberikan pada subyek yang tepat, artinya kuisioner diberikan pada mahasiswa reguler strata – 1 (S1) jurusan akuntansi UPN ”Veteran” Jawa Timur angkatan 2006 yang telah menempuh mata kuliah pemeriksaan akuntansi 1 dan 2. Kuisioner ini berisi daftar pernyataan kepada responden yang berisi pernyataan menyangkut dengan masalah penelitian untuk kemudian diberikan nilai atau skor.


(61)

3.4. Uji Validitas, Reliabilitas dan Normalitas 3.4.1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur dari kuesioner tersebut. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor total variabel (Ghozali, 2009: 49).

Menurut Azwar (2007: 103) apabila koefisien validitas itu kurang daripada 0,30 biasanya dianggap sebagai tidak memuaskan. Angka ini ditetapkan sebagai konvensi yang didasarkan pada asumsi distribusi skor dari kelompok subjek yang berjumlah besar.

Untuk menentukan validitas menggunakan corrected item-total corelation, yaitu dengan mengkorelasikan antara skor total yang diperoleh pada masing-masing butir pertanyaan. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa :

- Jika nilai rhitung > 0,30 berarti pernyataan valid - Jika nilai rhitung ≤ 0,30 berarti pernyataan tidak valid

3.4.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap


(62)

pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2009: 45).

Pengukuran nilai reliabilitas menurut Nunnaly (1960) dalam Ghozali (2009: 46) adalah menggunakan nilai cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach Alpha > 0,60.

3.4.3. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode, diantaranya adalah metode Kolmogorov Smirnov. Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah (Sumarsono, 2004:41-43) :

Hipotesis :

H0 = Data berdistribusi multivariate normal H1 = Data tidak berdistribusi multivariate normal Kaidah pengambilan keputusan :

a. Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) < 5% maka distribusi adalah tidak normal.

b. Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) > 5% maka distribusi adalah normal.


(63)

3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.5.1. Regresi Logistik

Metode regresi logistik digunakan untuk mencari pengaruh satu atau lebih variabel bebas (nilai intrinsik, gaji, pertimbangan pasar kerja, dan persepsi mahasiswa akuntansi tentang profesi akuntan publik) yang berskala interval terhadap variabel terikat (pemilihan profesi sebagao akuntan publik) yang berskala nominal.

Bentuk model regresi logistik adalah sebagai berikut :

= π(x)         

  p 0 j ij j p 0 j ij j X β exp 1 X β exp

dimana :

p = banyaknya variabel prediktor

Dengan menggunakan transformasi logit dari , maka model regresi logistik dapat ditulis berikut :

π(x)

g(x) =

  

 

π(x) 1

(x) π ln

= 0 + 1X1 + 2X2 + … + p Xp

(Hosmer, 1989)

3.5.2. Uji Serentak

Regresi logistik serentak digunakan untuk menguji pengaruh variabel nilai intrinsik, gaji, pertimbangan pasar kerja, dan persepsi mahasiswa akuntansi tentang profesi akuntan publik secara serentak terhadap pemilihan profesi sebagai akuntan publik, dan hipotesa pengujiannya adalah :


(64)

Hipotesis :

Ho : 0 = 1 =…..= k = 0

H1 : paling sedikit ada satu k yang tidak sama dengan nol

Statistik uji :

      iable with likelihood iable withoutthe likelihood G var var ( ln 2      

n i i i i

i y n n n n n n

y G 1 0 0 1

1ln( ) ln( ) ln( )]

[ )] ˆ 1 ln( ) 1 ( ) ˆ ln( [

2  

Daerah kritis :

Tolak H0 jika tingkat signifikansi (p-value) lebih kecil  (5%) artinya bahwa paling tidak terdapat satu atau lebih variabel bebas (nilai intrinsik, gaji, pertimbangan pasar kerja, dan persepsi mahasiswa akuntansi tentang profesi akuntan publik) yang berpengaruh terhadap variabel terikat (pemilihan profesi sebagai akuntan publik)

3.5.3. Uji kesesuaian model

Uji kesesuaian model dilakukan dengan tujuan mengetahui apakah tidak ada perbedaan antara hasil observasi dengan kemungkinan hasil prediksi model.

Hipotesis :

Ho : Model Sesuai (tidak ada perbedaan antara hasil observasi dengan kemungkinan prediksi model)

H1 : Model tidak sesuai (ada perbedaan antara hasil observasi dengan kemungkinan prediksi model)

Statistik Uji :

  ij ij ij n  


(65)

Daerah Kritis :

Tolak H0 jika tingkat signifikansi (p-value) lebih kecil  (5%) yang artinya model tidak sesuai (ada perbedaan antara hasil observasi dengan kemungkinan prediksi model)

3.5.4. Uji Hipotesis

Uji signifikansi merupakan suatu pemeriksaan apakah nilai yang diduga dengan variabel dalam model lebih baik dibanding dengan model tanpa variabel tersebut. Pengujian hipotesa secara statistik dilakukan untuk menentukan apakah variabel-variabel bebas dalam model mempunyai hubungan nyata dengan variabel terikatnya. Pengujian signifikansi parameter secara parsial disajikan sebagai berikut :

H0 : i = 0 H1 : i  0

Dengan statistik ujinya adalah :

W =

) ( j

j

SE

Jika H0 benar maka statistik W akan mengikuti distribusi normal standar. Sehingga pengujian secara parsial dapat dilakukan dengan membandingkan nilai statistik yang bersangkutan dengan nilai Z tabel. Selain uji Wald di atas dapat pula dilakukan uji Wald yang lain, yaitu :

W =

2 2

) ( j

j

SE

Jika H0 benar maka statistik W akan berdistribusi 2 dan pengujian secara parsial dilakukan dengan membandingkan nilai statistik dengan

2


(1)

85

4.5.3. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dari hasil penelitian ini meliputi :

1. Penelitian ini hanya mengambil sampel di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur sehingga ada kemungkinan hasilnya tidak dapat digeneralisasi untuk wilayah yang lebih luas. Artinya hasil penelitian ini hanya mewakili pendapat mahasiswa di universitas tersebut, dan mungkin hasilnya akan berbeda apabila penelitian ini dilakukan di universitas/institut lainnya.

2. Instrumen yang digunakan berupa persepsi jawaban responden, hal tersebut akan menimbulkan masalah jika pemahaman responden berbeda dengan keadaan sesungguhnya. Penelitian ini hanya menerapkan metode survey melalui kuesioner, peneliti tidak melakukan wawancara, sehingga simpulan yang diambil hanya berdasarkan pada data yang dikumpulkan melalui penggunaan instrument secara tertulis.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa variabel nilai intrinsik pekerjaan, gaji, pertimbangan pasar kerja dan persepsi mahasiswa akuntansi tentang profesi akuntan publik tidak berpengaruh terhadap pemilihan profesi akuntan publik, sehingga :

1. Faktor nilai intrinsik pekerjaan, gaji, pertimbangan pasar kerja dan persepsi mahasiswa akuntansi tentang profesi akuntan publik tidak berpengaruh terhadap pemilihan profesi akuntan publik bagi mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 2. Faktor persepsi mahasiswa akuntansi tentang profesi akuntan publik

merupakan faktor yang tidak dominan berpengaruh terhadap pemilihan profesi akuntan publik bagi mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan dari hasil penelitian ini, maka saran yang dapat peneliti ajukan adalah

1. Bagi akuntan pendidik maupun program S1 jurusan akuntansi, hendaknya :


(3)

87

(1) menyesuaikan program, paling tidak dalam metode pembagian kelas. (2) menyesuaikan kurikulum dengan cara memberikan mata kuliah

pilihan yang sesuai dengan pemilihan profesi akuntan publik atau non akuntan publik.

(3) menyesuaikan silabus untuk mata kuliah tertentu. Mata kuliah yang sama namun diberikan penekanan pada materi yang berbeda sesuai pemilihan profesi akuntan publik atau non akuntan publik.

(4) menemukan teknik pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa pemilih profesi akuntan publik atau non akuntan publik. 2. Bagi penelitian selanjutnya, hendaknya memperluas obyek penelitian

yaitu tidak hanya di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, dan menambah variabel bebas seperti : pengakuan professional, pelatihan professional, lingkungan kerja, keamanan kerja, dan lain sebagainya.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno, 2004, Auditing, Jilid 1, Edisi ketiga, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Anonim, 2009, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian dan Skripsi Jurusan Akuntansi, Penerbit Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur.

, 2009, Jumlah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Berdasar Herregistrasi dan KRS Gasal Tahun Ajaran 2009/2010, Admik FE ’08/’09.

Azwar, Saifuddin, 2007, Penyusunan Skala Psikologi, Penerbit Pustaka Belajar, Yogyakarta.

Gibson, L, James, dkk, 1987, Organisasi Perilaku Struktur Proses, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Ghozali, Imam, 2009, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Cetakan keempat, Penerbit Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Ghozali, Imam dan Castellan, John, 2002, Statistik Non – Parametrik Teori dan Aplikasi dengan Program SPSS, Penerbit Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Harahap, Syafri, Sofyan, 1991, Auditing Kontemporer, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Hosmer, David W, 1989, Applied Logistic Regression. Penerbit John Wiley & Sons, Newyork.

Ikhsan, Arfan dan Ishak, Muh, 2005, Akuntansi Keperilakuan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Luthans, Fred, 2006, Perilaku Organisasi, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Mulyadi, 2002, Auditing, Buku satu, Edisi keenam, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Nazir, Mohammad, 2003, Metode Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta. Penyusun, Tim, 2002, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Penerbit Balai Pustaka,


(5)

Regar, H, Moenaf, 1993, Mengenal Profesi Akuntan, Penerbit PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Regar, H, Moenaf, 2003, Akuntansi Indonesia di Tengah Kancah Perubahan, Penerbit Pustaka LP3ES, Jakarta.

Riduwan, 2004, Metode dan Teknik Penyusunan Tesis, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Robbin, P, Stephen, 2002, Prinsip – prinsip Perilaku Organisasi, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Sekaran, Uma, 2006, Metode Penelitian Untuk Bisnis, Buku Dua, Edisi 4, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi: Beserta Contoh Interprestasi Hasil Pengolahan Data, Edisi Revisi, Penerbit Unesa University Press, Surabaya.

Tampubolon, P, Manahan, 2004, Perilaku Organisasi, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

Thoha, Miftah, 2004, Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Umar, Husein, 2003, Metode Riset Akuntansi Terapan. Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

Winardi, J, 2002, Motivasi dan Pemotivasian Dalam Manajemen, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Jurnal dan Artikel :

Andriati, Hastutie, Noor, 2004, Analisis Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Mahasiswa Akuntansi Dalam Memilih Karir Sebagai Akuntan Publik (Studi Kasus di 8 Universitas Negeri di Jawa), Jurnal Ilmiah Akuntansi, Mei 2004, Vol. 3 No. 2.

Astami, Emita, Wahyu, 2001, Faktor – faktor Yang Berpengaruh Dalam Pemilihan Profesi Akuntan Pubik dan Non Akuntan Publik Bagi Mahasiswa Jurusan Akuntansi (Studi Kasus Pada Sebuah PTS di Yogyakarta), Kompak No. 1, Januari 2001.

Harto, Puji, 2004, Era New Economy : Tantangan Dan Harapan Bagi Profesi Akuntan, Jurnal Akuntansi Dan Bisnis, Pebruari 2004, Vol. 4, No. 1.


(6)

Kunartinah, 2003, Perilaku Mahasiswa Akuntansi di STIE Stikubank Semarang Dan Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik, Jurnal Bisnis Dan Ekonomi, September 2003, Vol. 10, No. 2.

Rasmini, Ni Ketut, 2007, Faktor – faktor Yang Berpengaruh Pada Keputusan Pemilihan Profesi Akuntan Publik dan Non Akuntan Publik Pada Mahasiswa Akuntansi di Bali, Buletin Studi Ekonomi Volume 12 Nomor 3 Tahun 2007.

Wijayanti, Lilies, Endang, 2001, Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Pilihan Karir Mahasiswa Akuntansi, Kompak No. 3, September 2001.

Skripsi :

Isworo, Anggi, 2007, Analisis Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Mahasiswa Akuntansi dalam Pemilihan Profesi Sebagai Akuntan Publik dan Non Akuntan Publik, Skripsi UPN “Veteran” Jawa Timur.

Pasorong, Alexander, Appi, 2009, Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Profesi Sebagai Akuntan Publik Bagi Mahasiswa Akuntansi di UPN “Veteran”Jawa Timur, Skripsi UPN “Veteran” Jawa Timur. Website :

www. infoanda. com www. detik. com www. kompas. com www. unpad. ac. id


Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA AKUNTANSI DALAM PEMILIHAN PROFESI SEBAGAI AKUNTAN PEMERINTAH” (Studi Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi 2010 UPN "Veteran” Jatim).

0 1 93

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN PROFESI SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK PADA MAHASISWA AKUNTANSI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.

0 2 99

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PEMILIHAN PROFESI SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK (Studi Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur ).

0 1 86

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA AKUNTANSI DALAM PEMILIHAN KARIR SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK (Studi Empiris pada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur).

1 4 110

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PEMILIHAN PROFESI MAHASISWA AKUNTANSI SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK (Studi Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur).

0 1 109

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JATIM DALAM PEMILIHAN PROFESI SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK

0 0 19

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PEMILIHAN PROFESI MAHASISWA AKUNTANSI SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK (Studi Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur)

0 0 25

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN PROFESI SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK PADA MAHASISWA AKUNTANSI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

0 1 21

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA AKUNTANSI DALAM PEMILIHAN PROFESI SEBAGAI AKUNTAN PEMERINTAH” (Studi Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi 2010 UPN "Veteran” Jatim)

0 0 21

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PEMILIHAN PROFESI SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK DAN NON AKUNTAN PUBLIK (Studi Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur )

0 0 16