34
kompetensi materi yang ditargetkan, juga dirancang untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadaripeduli, dan menginternalisasi nilai-nilai
dan menjadikannya perilaku.
b. Pendidikan karakter secara terpadu melalui manajemen sekolah
Sebagai suatu sistem pendidikan, maka dalam pendidikan karakter juga terdiri dari unsur-unsur pendidikan yang selanjutnya akan dikelola melalui
bidang-bidang perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian. Unsur-unsur pendidikan karakter
yang akan direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan tersebut antara lain meliputi:
1 Nilai-nilai karakter kompetensi lulus.
2 Muatan kurikulum nilai-nilai karakter.
3 Nilai-nilai karakter dalam pembelajaran.
4 Nilai-nilai karakter pendidik dan tenaga kependidikan.
5 Nilai-nilai karakter pembinaan kepesertadidikan.
Beberapa contoh bentuk kegiatan pendidikan karakter yang terpadu dengan manajemen sekolah, antara lain:
1 Penilaian terhadap pelanggaran tata tertib yang berimplikasi pada
pengurangan nilai dan hukumanpembinaan. 2
Penyediaan tempat-tempat pembuangan sampah. 3
Penyelenggaraan kantin kejujuran. 4
Penyediaan kotak saran. 5
Penyediaan sarana ibadah dan pelaksanaan ibadah misalnya: shalat dhuhur berjamaah, doa malaikat Tuhan.
6 Salim-taklim jabat tangan setiap pagi saat siswa memasuki
gerbang sekolah. 7
Pengelolaan dan kebersihan ruang kelas oleh siswa, dan bentuk- bentuk kegiatan lainnya.
35
c. Pendidikan karakter secara terpadu melalui kegiatan pembinaan
kesiswaan Kegiatan pembinaan kesiswaan adalah kegiatan pendidikan di luar mata
pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui
kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.
Beberapa kegiatan pembinaan kesiswaan yang memuat pembentukan karakter antara lain: Olahraga sepak bola, bola voli, bulu tangkis, tenis
meja, dan lain-lain. Keagamaan ibadah bersama, doa malaikat Tuhan bersama. KIR, Kepramukaan, Latihan dasar Kepemimpinan Peserta Didik,
PMR, Paskibraka, dan lain sebagainya. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa
bentuk-bentuk pendidikan karakter terpadu dalam tiga kegiatan yaitu terpadu atau terintegrasi dengan proses pembelajaran pada semua mata pelajaran,
terpadu dalam manajemen, dan terpadu dalam kegiatan ekstrakurikuler.
F. Model Pembelajaran Matematika
Model pembelajaran yang sering digunakan pada pembelajaran matematika adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan kelompok
strategi yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan pembelajaran kooperatif mencakup tiga tujuan, yaitu: 1 Hasil
belajar akademik, 2 Penerimaan terhadap karyawan, dan 3 Pengembangan keterampilan sosial Ibrahim dalam Trianto, 2007:44.
Menurut Trianti 2007 model pembelajaran cooperative learning terdiri dari lima model. Kelima model tersebut adalah Student Teams Achievement Division
STAD, Tim ahli Jigsaw, Investigasi kelompok, Think Pair Share TPS, dan Numbered Head Together NHT.
36
Student Teams Achievement Division STAD merupakan salah satu metode atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru
memulai pembelajaran di kelas dengan menggunakan pendekatan kooperatif. STAD juga merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang efektif.
Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD jangka pendek menurut Soewarso 1998:16 adalah sebagai berikut:
1. Metode pembelajaran kooperatif membantu siswa mempelajari isi materi
pelajaran yang sedang dibahas. 2.
Adanya anggota kelompok lain yang menghindari kemungkinan siswa mendapat nilai rendah, karena dalam tes lisan siswa dibantu oleh anggota kelompoknya.
3. Pembelajaran kooperatif menjadikan siswa mampu belajar berdebat, belajar
mendengarkan pendapat orang lain, dan mencatat hal-hal yang bermanfaat untuk kepentingan bersama-sama.
4. Pembelajaran kooperatif menghasilkan pencapaian belajar siswa yang tinggi
menambah harga diri siswa dan memperbaiki hubungan dengan teman sebaya. 5.
Hadiah atau penghargaan yang diberikan akan memberikan dorongan bagi siswa untuk mencapai hasil yang lebih tinggi.
6. Siswa yang lambat berpikir dapat dibantu untuk menambah ilmu pengetahuan.
7. Pembentukan kelompok-kelompok kecil memudahkan guru untuk memonitor
siswa dalam belajar bekerja sama. Kelemahan-kelemahan yang mungkin terjadi pada pembelajaran STAD adalah
sebagai berikut: 1.
Pembelajaran kooperatif tipe STAD bukanlah obat yang paling mujarab untuk memecahkan masalah yang timbul dalam kelompok kecil.
2. Adanya ketergantungan sehingga siswa yang lambat berpikir tidak dapat berlatih
belajar mandiri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
3. Memerlukan waktu yang lama sehingga target pencapaian kurikulum tidak dapat
dipenuhi. 4.
Tidak dapat menerapkan materi pelajaran secara cepat. 5.
Penilaian terhadap individu dan kelompok serta pemberian hadiah menyulitkan bagi guru untuk melaksanakannya Soewarso, 1998:16.
G. Proses Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika
Integrasi pendidikan karakter di dalam proses pembelajaran dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pada semua mata
pelajaran. Di antara prinsip-prinsip yang dapat diadopsi dalam membuat perencanaan pembelajaran merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian dalam silabus, RPP,
dan bahan ajar, melaksanakan proses pembelajaran, dan evaluasi adalah prinsip- prinsip pembelajaran kontekstual Contextual Teaching and Learning yang selama
ini telah diperkenalkan kepada guru. Berikut diuraikan prinsip-prinsip pembelajaran kontekstual dan pelaksanaan pembelajaran dengan integrasi pendidikan karakter pada
tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. 1.
Perencanaan Pembelajaran Pada tahap ini silabus, RPP, dan bahan ajar disusun. Baik silabus,
RPP, dan bahan ajar dirancang agar muatan ataupun kegiatan pembelajarannya berwawasan pendidikan karakter. Cara yang mudah untuk membuat silabus,
RPP, dan bahan ajar yang berwawasan pendidikan karakter adalah dengan mengadaptasi silabus, RPP, dan bahan ajar yang telah dibuatada dengan
menambahkanmengadaptasi kegiatan pembelajaran yang bersifat memfasilitasi dikenalnya nilai-nilai, didasarinya pentingnya nilai-nilai, dan diinternalisasinya
nilai-nilai. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dari tahapan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup, dipilih dan dilaksanakan agar peserta didik mempraktikkan nilai-nilai
karakter yang ditargetkan. Kegiatan pendahuluan, berdasarkan Standar Proses, pada kegiatan pendahuluan, guru harus:
a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran. b.
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
c. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai. d.
Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
Kegiatan inti, berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007, kegiatan inti pembelajaran terbagi atas tiga tahap,
yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa pada tahap eksplorasi peserta didik difasilitasi untuk memperoleh
pengetahuan dan keterampilan dan mengembangkan sikap melalui kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pada tahap elaborasi, peserta didik
diberi peluang untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan serta sikap lebih lanjut melalui sumber-sumber dan kegiatan-kegiatan pembelajaran
lainnya sehingga pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik lebih luas dan dalam. Pada tahap konfirmasi, peserta didik memperoleh umpan
balik atas kebenaran dan kelayakan dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh oleh siswa.
39
Kegiatan penutup, dalam kegiatan penutup, guru: 1 membuat rangkuman atau simpulan pelajaran; 2 melakukan penilaian; 3 memberikan
umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, dan 4 menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
3. Evaluasi Pencapaian Belajar
Teknik-teknik penilaian yang dimaksud dengan bentuk-bentuk instrumen yang dapat dikembangkan oleh guru antara lain tes tertulis, tes
lisan, penilaian tugas, penilaian diri, dan lain sebagainya. Di antara teknik- teknik penilaian tersebut, beberapa dapat digunakan untuk menilai pencapaian
peserta didik baik dalam hal pencapaian akademik maupun kepribadian. Teknik-teknik tersebut terutama observasi dengan lembar observasi atau
lembar pengamatan, penilaian diri dengan lembar penilaian diri atau kuesioner, dan penilaian antarteman lembar penilaian antar teman.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa proses pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika dapat terlihat pada tahap
perencanaan yaitu dalam Silabus dan RPP, tahap pelaksanaan yaitu pada saat pembelajaran berlangsung di kelas dan pada tahap evaluasi dengan
mengikutkan penilaian tentang kepribadian dan perilaku siswa yang mencerminkan nilai-nilai karakter.
4. Kerangka Berpikir
Pendidikan karakter merupakan usaha yang dilakukan guru untuk membantu siswa dalam menanamkan nilai-nilai karakter. Penanaman
pendidikan karakter oleh guru dapat ditunjukkan dengan memberikan keteladanan yang mencerminkan nilai-nilai karakter yang ingin ditanamkan
kepada siswa dalam proses pembelajaran. Nilai-nilai karakter yang dapat ditunjukkan oleh guru misalnya datang tepat waktu disiplin waktu, bekerja