alat uji viskositas Rheosys Merlin II USA, software Design Expert 9.0.4 trial dan software R 3.2.3.
F. Tata Cara Penelitian
1. Perolehan dan pengolahan herba pegagan
Tanaman pegagan diperoleh dari CV. Merapi Farma Herba. Tanaman pegagan yang dikehendaki adalah herba yang segar. Pembuatan Ekstrak
pegagan dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
2. Determinasi tanaman
Determinasi tanaman dilakukan untuk membuktikan kebenaran tanaman pegagan yang digunakan. Determinasi tanaman dilakukan oleh bagian
Laboratorium Biologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
3. Pembuatan ekstrak pegagan
Tanaman pegagan yang diperoleh dari CV. Merapi Farma Herba sebanyak 1 kg dicuci dengan air bersih dan dikeringkan. Tanaman yang telah
setengah kering dipotong kemudian dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 40 C sampai kering 48 jam. Simplisia yang telah kering kemudian digiling untuk
menjadi simplisia serbuk. Simplisia serbuk direndam dalam 1 L pelarut etanol 96 dan didiamkan selama 48 jam. Ekstrak cair disaring menggunakan corong
buchner dan dipisahkan antara ampas dan pelarut. Ekstrak cair dipekatkan dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
cara diuapkan menggunakan rotary evaporator dengan tekanan 175 mBar sampai pelarut menguap seluruhnya sehingga diperoleh ekstrak kental.
4. Pengujian kadar ekstrak pegagan
Ekstrak yang telah dibuat selanjutnya dilakukan karakterisasi. Karakterisasi dilakukkan di LPPT Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Pengujian yang dilakukan meliputi organoleptis, kadar abu, kadar air dan kadar asiatikosida. Kadar air dan kadar abu diuji dengan metode gravimetri. Kadar
asiatikosida diuji dengan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis Densitometri. a.
Uji kadar air dan kadar abu Penetapan kadar air dan kadar abu menggunakan gravimetri. Cawan
kosong ditimbang A. Sampel ditimbang seberat 0,75 g B kemudian dimasukkan ke dalam cawan. Cawan dipanaskan dalam oven suhu 105
C selama tiga hari hingga berat konstan. Cawan porselen dimasukkan ke dalam
eskikator, kemudian ditimbang C. Cawan porselen ditutup lalu dimasukkan ke dalam furnace suhu 600
C selama 8 jam hingga menjadi abu sampai beratnya konstan. Cawan dimasukkan ke dalam eksikator ditimbang D.
Kadar air dihitung dengan perhitungan :
+ −
� Kadar abu dihitung dengan perhitungan :
−
� b.
Uji asiatikosida Analisis kualitatif ekstrak kental herba pegagan dilakukan dengan
Kromatografi Lapis Tipis KLT dengan fase diam silika gel 60 F
254
dan fase gerak kloroform:asam asetat glasial:metanol:air 60:32:12:8 serta deteksi
bercak dengan pereaksi anisaldesid asam sulfat. Standar yang digunakan adalah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
asiatikosida 0,0135 g10 mL diencerkan 4x dengan mengukur luas area di bawah area under kurva AUC secara densitometri pada panjang gelombang
360 nm. Sampel ditimbang seberat 0,05 g dengan seksama, kemudiaan diekstraksi
dengan 2 mL etanol. Hasil ekstraksi divortex selama dua menit dan disentrifugasi selama 3 menit, diambil fase metanolnya. Fase metanol
dimasukkan ke dalam labu takar 5 mL add metanol hingga tanda batas. Sebanyak 50 µL sampel ditotolkan pada fase diam, demikian pula standar
asiatikosida dan dimasukkan ke dalam chamber berisi fase geral. Dielusi hingga tanda batas, lalu disemprot dengan pereksi. Rf sampel dan standar
dibandingkan. Untuk penetapan kadar diukur AUC pada panjang gelombang 360 nm.
5. Pembuatan gel ekstrak pegagan