e. Antioksidan
Antioksidan ditambahkan pada sediaan semipadat untuk mencegah terjadinya kerusakan akibat oksidasi. Antioksidan biasa digunakan pada
konsentrasi 0,001 - 0,1 Lachman dkk, 1994. Antioksidan yang banyak digunakan pada preparat air diantaranya natrium sulfit, asam hipofostorus,
dan asam askorbat. Minyak yang dapat digunakan dalam preparat diantaranya alfatokoferol vitamin E, BHA Butil hidroksitoluen dan
askorbil palmitat Ansel, 2002 .
C. Monografi Bahan
1. Karbopol
Gambar 1. Struktur kimia karbopol Rowe, Shasker, dan Quinn, 2009
Gelling agent yang digunakan dalam penelitian ini adalah karbopol. Karbopol merupakan polimer asam akrilat dengan berat molekul tinggi yang
membentuk rantai cross-link dengan polialkenil eter, alil sukrosa, atau divinil alkohol. Karbopol dalam penggunaannya sebagai gelling agent dalam rentang
konsentrasi 0,5 - 2 Rowe dkk, 2009. Karbopol memiliki viskositas
40.000 –60.000 cP pada 0,5 larutan dengan pH 7,5. Karbopol memiliki
kemampuan thickening paling baik pada viskositas yang tinggi, dan pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
formulasi gel topikal hidroalkoholik karpobol menghasilkan warna yang jernih Rowe dkk, 2009.
Polimer karbopol mempunyai kemampuan untuk menyerap air dalam jumlah banyak. Pada pH asam karbopol akan membentuk polimer fleksibel dan
struktur random coil. Polimer ini akan mengembang sampai 1000 kali dari volume asal dan diameternya ikut mengembang sampai 10 kali dalam bentuk
gel ketika dilarutkan dalam air dengan pH di atas pKa 6 Rowe dkk, 2009. Ketika karbopol didispersikan ke dalam air, karbopol terhidrasi dan sebagian
gelungannya terbuka uncoiled. Karbopol akan berfungsi dengan baik apabila dalam bentuk uncoiled Noveon, 2002.
Gambar 2. Struktur molekul polimer karbopol pada sistem coil Noveon, 2002
Gambar 3. Struktur molekul polimer karbopol pada sistem uncoil setelah dinetralisasi Noveon, 2002
Mekanisme karbopol 940 untuk uncoiled adalah penetralan gugus asam karboksilat pada rantai polimer dengan basa yang sesuai. Penetralan
tersebut akan mengakibatkan terbentuknya muatan negatif di sepanjang rantai polimer. Gaya tolak-menolak antar muatan negatif menyebabkan karbopol
menjadi uncoiled ke dalam struktur yang lebih bebas. Namun, rantai karbopol akan tetap terikat satu sama lain menghasilkan matriks tiga dimensi
membentuk sistem gel yang sangat kental dalam waktu seketika Namita, Sheetal, dan Ravindra, 2013.
Karbopol merupakan bahan yang stabil dan higroskopis yang dapat dipanaskan hingga temperatur dibawah 104
C selama 2 jam tanpa mempengaruhi viskositas. Pemanasan yang berlebihan akan menyebabkan
perubahan warna dan penurunan stabilitas. Karbopol dapat mengalami dekomposisi pada suhu 260
C selama 30 menit. Karbopol yang berbentuk serbuk tidak mendukung tumbuhnya jamur dan kapang. Karbopol yang telah
didispersikan dengan air maka ada kemungkinan tumbuhnya jamur dan kapang karena terdapat media air sebagai media tumbuh. Pengawet ditambahkan untuk
mencegah pertumbuhan jamur dan kapang pada sediaan gel. Viskositas dispersi karbopol dapat terjaga selama penyimpanan pada
suhu kamar dan tingkat kelembaban ruangan yang normal. Penyimpanan dihindarkan dari sinar matahari atau penambahan antioksidan dapat menjaga
viskositas dispersi. Paparan sinar matahari menyebabkan oksidasi terhadap dispersi karbomer ditunjukan dengan penurunan viskositas dispersi. Sediaan
topikal dengan gelling agent karbopol tidak menunjukan reaksi hipersensitif pada manusia Rowe dkk., 2009.
2. Propilen Glikol
Gambar 4. Struktur kimia propilen glikol Rowe dkk, 2009
Propilen glikol berbentuk cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau. Propilen glikol dapat berfungsi sebagai pengawet, disinfektan,
humektan, plasticizer, pelarut, stabilizing agent, dan kosolven water-miscible. Pada formulasi sediaan topikal propilen glikol digunakan sebagai humektan
dengan konsentrasi ≈ 15 . Pada suhu ruangan dan suhu dingin propilen glikol akan stabil, namun jika dipanaskan pada suhu yang tinggi akan teroksidasi
menjadi propionaldehid, asam laktat, asam piruvat, dan asam asetat. Propilen glikol dapat larut dan stabil pada etanol 95, gliserin, atau air Rowe dkk,
2009. 3.
Triethanolamin
Gambar 5. Struktur kimia triethanolamin Rowe dkk, 2009
Triethanolamin atau TEA merupakan amin tersier yang mengandung gugus hidroksi. TEA berbentuk cairan jernih, sedikit kental, dan sedikit berbau
amoniak dengan pH sebesar 10,5. TEA yang bersifat basa digunakan untuk netralisasi karbopol. Penambahan TEA pada karbopol akan membentuk garam
yang larut. Sebelum netralisasi, karbopol di dalam air akan ada dalam bentuk tak terion pada pH sekitar 3. Pada pH ini, polimer akan sangat fleksibel dan
strukturnya random coil. Penambahan TEA akan menggeser kesetimbangan ionik membentuk garam yang larut. Hasilnya adalah ion yang tolak menolak
dari gugus karboksilat dan polimer menjadi kaku dan rigid, sehingga meningkatkan viskositas Osborne, 1990. TEA biasanya digunakan untuk
formulasi sediaan secara topikal. TEA memiliki titik leleh 20-21 C Rowe dkk,
2009. 4.
Metil paraben
Gambar 6. Struktur kimia metilparaben Rowe dkk, 2009
Metil paraben merupakan pengawet berbentuk padat, kristal tidak berwarna dan tidak berbau. Metil paraben termasuk dalam antimikroba
spektrum luas tetapi lebih efektif terhadap kapang atau khamir. Aktifitas antimikroba metil paraben berada pada rentang pH 4-8. Semakin tinggi sistem
pH, maka aktifitas antimikroba akan menurun Haley, 2009. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Uji Fisik Sediaan Gel