Perumusan Masalah. Sistematika Penulisan Pola Asuh

1.2 Perumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah diuraikan maka masalah penelitian ini dirumuskan yaitu Bagaimana pengaruh pola asuh orang tua terhadap perkembangan anak pada keluarga pemulung di Desa Tapian Nauli Lingkungan IX Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian. 1.3.1 Tujuan Penelitian. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pola asuh orang tua terhadap perkembangan anak pada keluarga pemulung di Desa Tapian Nauli Lingkungan IX Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal.

1.3.2 Manfaat Penelitian.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam rangka: 1. Bagi penulis manfaat penelitian ini yakni dapat mengembangkan pemahaman dan kemampuan berpikir penulis melalui penulisan ilmiah mengenai pengaruh pola asuh orang tua terhadap perkembangan anak pada keluarga pemulung, dengan menerapkan pengetahuan yang diperoleh selama belajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam rangka membantu memberikan pola asuh yang baik untuk perkembangan anak yang lebih baik juga. Universitas Sumatera Utara

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini secara garis besarnya dikelompokan dalam enam bab, dengan urutan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Berisikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Berisikan uraian dan konsep yang berkaitan dengan masalah dan objek yang diteliti, kerangka penelitian, definisi konsep dan definisi operasional. BAB III : METODE PENELITIAN Berisikan tentang tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi penelitian, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data. BAB IV : GAMBARAN LOKASI PENELITIAN Berisikan tentang sejarah singkat serta gambaran umum lokasi penelitian dan data-data lain yang berhubungan dengan objek yang akan diteliti. BAB V : ANALISIS DATA Berisikan uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian beserta dengan analisisnya. BAB VI : PENUTUP Universitas Sumatera Utara Berisikan tentang pokok-pokok kesimpulan dan saran-saran yang perlu disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pola Asuh

Pola asuh merupakan pola perilaku orang tua yang paling menonjol atau paling dominan dalam menangani anaknya sehari-hari. Pola orang tua dalam mendisiplinkan anak, dalam menanamkan nilai-nilai hidup, dalam mengajarkan keterampilan hidup, dan dalam mengelola emosi. Dari beberapa cara penilaian gaya pengasuhan, yang paling sensitif adalah mengukur kesan anak tentang pola perlakuan orang tua terhadapnya. Kesan yang mendalam dari seorang anak mengenai bagaimana ia diperlakukan oleh orang tuanya, itulah gaya pengasuhan Sunarti, 2004: 93. Pengasuhan merupakan arahan kepada anak agar memiliki keterampilan hidup. Pengertian arahan sama dengan pengertian disiplin, yaitu bagaimana cara orang dewasa orang tua, guru, atau masyarakat mengajarkan tingkah laku moral kepada anak yang dapat diterima kelompoknya. Disiplin berkaitan dengan cara untuk mengoreksi, memperbaiki, mengajarkan seorang anak tinglah laku yang baik tanpa merusak harga diri anak. Arahan dan bimbingan yang baik membantu anak untuk dapat mengontrol dirinya sendiri, memiliki tanggung jawab, dan membantu anak dalam membuat pilihan yang bijkasana. Disiplin berperan besar dalam perkembangan anak karena dapat memenuhi kebutuhan akan rasa aman dan kepastian tingkah laku. Anak mendapatkan rasa aman karena mengetahui mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Disiplin memungkinkan anak Universitas Sumatera Utara melakukan hal yang diterima lingkungannya, dan oleh karena itu mendapatkan penghargaan atau pujian. Penghargaan dan pujian merupakan kebutuhan mendasar bagi seorang individu untuk tumbuh kembang dengan sehat. Disiplin juga membantu anak dalam keputusan mengendalikan tingkah lakunya, serta membantu anak dalam mengembangkan hati nurani, sehingga peka dengan nilai kebenaran. Baumrind membagi gaya pengasuhan dari dimensi arahan atau disiplin ke dalam tiga kelompok, yaitu gaya pengasuhan authoritative demokratis, gaya pengasuhan authoritarian otoriter, dan gaya pengasuhan permisif serba membolehkan. 1. Gaya pengasuhan demokratis Gaya pengasuhan ini dicirikan beberapa kondisi dimana orang tua senantiasa mengontrol perilaku anak, namun kontrol tersebut dilakukan dengan fleksibel atau tidak kaku. Orang tua meminta anak untuk menunjukkan prestasi-prestasi tertentu. Permintaan tersebut didasari pengetahuan bahwa prestasi tersebut sesuai dengan tingkat perkembangan umurnya. Orang tua memperlakukan anak dengan hangat, membangun rasa percaya diri anak, dan anak diperlakukan secara unik. Orang tua berkomunikasi dalam banyak hal dengan anak. Kemampuan orang tua dalam mengetahui kebutuhan anak serta kemampuan mendengarkan aspirasi anak menjadi ciri gaya pengasuhan ini. Nilai kepatuhan anak terhadap otoritas orang tua tetap mendapat perhatian, walaupun bukan menuntut kepatuhan total yang membabi buta. Anak yang diasuh dengan gaya pengasuhan demokratis akan mengembangkan rasa percaya diri, kontrol emosi diri yang baik, selalu ingin tahu, menggali hal-hal yang dapat memperluas wawasan dan kematangan pribadinya. Anak mampu menemukan arah dan tujuan dari tugas-tugas perkembangannya. Anak mengembangkan sikap bertanggung jawab dan percaya terhadap kemampuan diri sendiri. Universitas Sumatera Utara 2. Gaya pengasuhan otoriter. Gaya pengasuhan ini menempatkan orang tua sebagai pusat dan pemegang kendali. Orang tua melakukan kontrol yang ketat terhadap anak yang didasarkan kepada nilai-nilai yang dipercayai absolut kebenarannya. Sikap dan perilaku anak dikontrol dan dievaluasi dengan menggunakan nilai yang absolut juga. Nilai kepatuhan menjadi dominan dan sangat penting bagi orang tua, dan dijadikan sebagai indikator keberhasilan pengasuhan yang dilaksanakan orang tua. Demikian halnya dengan nilai otoritas orang tua. Orang tua sangat sensitif jika anak dinilai sudah tidak menghiraukan atau bahkan tidak menghormati orang tua lagi. Anak yang dibesarkan dengan gaya pengasuhan otoriter akan mengambangkan sikap sebagai pengekor, selalu tergantung kepada orang lain dalam mengambil keputusan, dan tidak memiliki pendirian pribadi. Anak sulit untuk menangkap makna dan hakikat dari setiap fenomena hidup, kurang fokus terhadap aktivitas yang dikerjakan, dan seringkali kehilangan arah yang akan dituju aimless. Anak tidak memiliki rasa percaya diri yang tinggi, dipenuhi ketakutan berbuat salah, dan cenderung sulit mempercayai orang-orang disekitarnya. Akumulasi dari karakteristik negatif tersebut menyebabkan anak memiliki kecenderungan untuk agresif dan mempunyai tingkah laku yang menyimpang. 3. Gaya pengasuhan permisif. Gaya pengasuhan permisif serba membolehkan dicirikan oleh perilaku orang tua yang senantiasa menyetujui keinginan anak. Orang tua bukan hanya senantiasa melibatkan anak dalam pengambilan keputusan atau kebijakan, tapi juga menjadikan pilihan anak sebagai kebijakan keluarga. Anak menjadi sumber pengambilan keputusan berbagai hal dalam keluarga. Hal tersebut bahkan berlaku untuk hal-hal dimana anak belum waktunya untuk terlibat. Orang tua kurang melakukan evaluasi Universitas Sumatera Utara dan kontrol terhadap perilaku anak. Orang tua senantiasa mengikuti keinginan anak. Disisi lain orang tua tidak menuntut atau meminta anak untuk menunjukkan prestasi yang seharusnya ditunjukkan sesuai usia perkembangan. Anak yang dibesarkan dengan gaya pengasuhan permisif akan tumbuh menjadi anak yang kontrol dirinya rendah, kurang bertanggung jawab, tidak terampil dalam mengatasi masalah dan mudah frustasi. Anak kurang mengembangkan keingintahuan apalagi memenuhi keingintahuan yang ada. Anak cenderung impulsif dan agresif, sehingga bermasalah dalam pergaulan sosialnya. Rendahnya keterampilan emosi sosial menyebabkan kepercayaan diri rendah. Anak yang dibesarkan dengan gaya asuh permisif menunjukkan tidak matangnya mature tingkat perkambangan sesuai usianya. Jika pengasuhan dimensi arahan dikombinasikan dengan gaya pengasuhan dimensi kehangatan The Warmth Dimension, Baumrind menambahkan satu lagi gaya pengasuhan yaitu gaya pengabaian dan penolakan. Kombinasi antara kontrol orang tua dengan perlakuan hangat orang tua dapat digambarkan sebagai berikut : 1. Gaya pengasuhan demokratis : memiliki kontrol tinggi dan kehangatan tinggi. 2. Gaya pengasuhan permisif : memiliki kontrol rendah tapi kehangatan tinggi. 3. Gaya pengasuhan otoriter : memiliki kontrol tinggi dan kehangatan rendah. 4. Gaya pengsuhan penolakan : baik kontrol maupun kehangatan rendah Sunarti, 2004: 117. 2.2 Keluarga Pemulung 2.2.1 Keluarga

Dokumen yang terkait

Tinjauan Kehidupan Sosial Ekonomi Keluarga Pemulung di Desa Tapian Nauli Lingkungan IX Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan

0 5 102

Pengaruh Pekerjaan Orang Tua terhadap Perkembangan Anak pada Keluarga Pemulung di Desa Tapian Nauli Lingkungan IX Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal

0 5 148

Pengaruh Pekerjaan Orang Tua terhadap Perkembangan Anak pada Keluarga Pemulung di Desa Tapian Nauli Lingkungan IX Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal

0 0 14

Pengaruh Pekerjaan Orang Tua terhadap Perkembangan Anak pada Keluarga Pemulung di Desa Tapian Nauli Lingkungan IX Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal

0 0 2

Pengaruh Pekerjaan Orang Tua terhadap Perkembangan Anak pada Keluarga Pemulung di Desa Tapian Nauli Lingkungan IX Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal

0 0 11

Pengaruh Pekerjaan Orang Tua terhadap Perkembangan Anak pada Keluarga Pemulung di Desa Tapian Nauli Lingkungan IX Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal

0 0 45

Pengaruh Pekerjaan Orang Tua terhadap Perkembangan Anak pada Keluarga Pemulung di Desa Tapian Nauli Lingkungan IX Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal

0 0 2

Pengaruh Pekerjaan Orang Tua terhadap Perkembangan Anak pada Keluarga Pemulung di Desa Tapian Nauli Lingkungan IX Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Anak Pada Keluarga Pemulung Di Desa Tapian Nauli Lingkungan Ix Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal

0 0 10

Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Anak Pada Keluarga Pemulung Di Desa Tapian Nauli Lingkungan Ix Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal

0 1 10