ekonomi maupun sosial, menyangkut pertimbangan tentang jumlah serta karakteristik dari penduduk dimasa mendatang, proyeksi mengenai jumlah serta
struktur penduduk dianggap sebagai persyaratan minimum untuk proses perencanaan pembangunan.
Ketajaman proyeksi penduduk sangat bergantung pada ketajaman asumsi tren komponen pertumbuhan penduduk yang dibuat. Menurut BPS 1998, untuk
menentukan asumsi tingkat kelahiran, kematian dan perpindahan dimasa yang akan datang diperlukan data yang yang mengambarkan tren di masa lampau
hingga saat ini, faktor-faktor yang mempengaruhi masing-masing komponen, dan hubungan antara satu komponen dengan yang lain serta target yang akan dicapai
atau diharapkan pada masa yang akan datang.
2.4 Teori – teori Kependudukan
Teori kependudukan dikembangkan oleh dua faktor yang sangat dominan yaitu
yang pertama adalah meningkatnya pertumbuhan penduduk terutama di negara- negara yang sedang berkembang dan hal ini menyebabkan para ahli memahami
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan penduduk, sedangkan yang kedua adalah adanya masalah-masalah yang bersifat universal yang menyebabkan
para ahli harus lebih banyak mengembangkan dan menguasai kerangka teori untuk mengkaji lebih lanjut sejauh mana telah terjalin suatu hubungan antara
penduduk dengan perkembangan ekonomi dan sosial.
Menurut Robert Thomas Malthus 1766-1834 yang terkenal sebagai pelopor ilmu kependudukan yang lebih populer disebut dengan prinsip
Universitas Sumatera Utara
kependudukan the principle of population menyatakan bahwa penduduk apabila tidak ada pembatasan akan berkembang biak dengan cepat dan memenuhi dengan
cepat beberapa bagian dari permukaan bumi ini dan dia juga menyatakan bahwa manusia untuk hidup memerlukan bahan makanan, sedangkan laju pertumbuhan
bahan makanan jauh lambat dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk dan apabila tidak ada pembatasan pertumbuhan penduduk, maka manusia akan
mengalami kekurangan bahan makanan sehingga inilah menjadi sumber kemelaratan dan kemiskinan manusia.
Para ahli pada zaman Yunani kuno lebih mencurahkan perhatiannya kepada penyusunan kebijaksanaan dan peraturan mengenai kependudukan dan
bukan memikirkan tentang teori-teorinya. Menurut pendapat Plato, agar suatu tujuan yang paling baik dapat dicapai maka penduduk suatu negara hendaknya
berjumlah 5.040 jiwa, karena arah kecenderungan demografi yang aktual dapat terjadi dan dikemukakan juga olehnya beberapa ukuran agar jumlah penduduk
yang dikehendaki dapat dipertahankan. Bila jumlah penduduk sedikit, Plato menyarankan agar golongan muda diberikan hadiah perangsang, didorong atau
diarahkan agar mereka berusaha meningkatkan jumlah penduduk, dan sebagai tindakan terakhir adalah menjalankan kebijaksanaan untuk mendatangkan
penduduk dari luar daerah. Untuk membatasi jumlah penduduk yang terlampau banyak, Plato menyarankan agar para keluarga besar mau mengendalikan atau
membatasi kelahiran dan perlu dikolonisasikan keluar daerah.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Metode Pengolahan Data Pada dasarnya ukuran-ukuran yang dipergunakan dalam demografi sama dengan
ukuran-ukuran yang dipergunakan pada ilmu-ilmu yang lain yaitu ukuran absolute dan ukuran relatif. Ukuran relatif yang sering digunakan dalam demografi adalah
perbandingan rasio, proporsi, persentase dan tingkat rate.
2.5.1 Angka Pertumbuhan Penduduk Angka pertumbuhan penduduk menunjukkan angka rata-rata pertambahan
penduduk pertahun pada periode atau waktu tertentu, dan biasanya dinyatakan dalam persen . Dalam menghitung proyeksi pertumbuhan penduduk
digunakan beberapa asmsi-asumsi, yaitu: 1.
Pertumbuhan Aritmatika Arithmetic Rate of Growth Pertumbuhan penduduk secara aritmatika adalah pertumbuhan penduduk
dengan jumlah absolute number adalah sama setiap tahun. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
keterangan: = Jumlah penduduk pada tahun
= Jumlah penduduk pada tahun awal dasar = Angka pertumbuhan penduduk
= Periode waktu dalam tahun 2.
Pertumbuhan Geometrik Geometric Rate of Growth Pertumbuhan penduduk secara geometrik adalah pertumbuhan penduduk
bertahap yang mengunakan dasar bunga berbunga bunga majemuk. Jadi
Universitas Sumatera Utara
pertumbuhan penduduk dimana angka pertumbuhan rate of groth adalah sama untuk setiap tahun. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
keterangan: P
t
= Jumlah penduduk pada tahun t P
= Jumlah penduduk pada tahun awal dasar r
= Angka pertumbuhan penduduk t
= Periode waktu dalam tahun 3.
Pertumbuhan eksponensial Exponensial Rate of Growth Pertumbuhan penduduk secara terus menerus continuous setiap hari
dengan angka pertumbuhan rate yang konstan. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
keterangan: P
t
= Jumlah penduduk pada tahun t P
= Jumlah penduduk pada tahun awal dasar r
= Angka pertumbuhan penduduk t
= Periode waktu dalam tahun e
= Jumlah konstanta yang besarnya 2,718282
2.5.2 Rasio Jenis Kelamin Sex Ratio Perbandingan banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk
perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dalam
Universitas Sumatera Utara
banyaknya penduduk laki-laki per 100 perempuan. Secara umum rumus rasio jenis kelamin dapat dituliskan sebagai berikut:
Rasio jenis kelamin SR menurut kelompok umur dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut:
keterangan: SR
i
= Rasio jenis kelamin pada golongan umur i tahun M
i
= Jumlah penduduk laki-laki pada golongan umur i tahun F
i
= Jumlah penduduk perempuan pada golongan umur i tahun k
= Konstanta, biasanya 100 Besar kecilnya rasio jenis kelamin di suatu daerah dipengaruhi oleh:
1. Sex Ratio at Birth
Dibeberapa negara umumnya berkisar antara 103-105 bagi laki-laki per 100 bayi perempuan.
2. Pola Mortalitas antara Penduduk Laki-laki dan Perempuan
Jika kematian laki-laki lebih besar daripada jumlah kematian perempuan maka rasio jenis kelamin semakin kecil.
3. Pola Migrasi antara Penduduk Laki-laki dan Penduduk Perempuan
Jika di suatu daerah Sex Ratio 100 berarti di daerah tersebut lebih banyak penduduk laki-laki, sedangkan jika Sex Ratio 100 berarti lebih
banyak perempuan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
GAMBARAN UMUM KABUPATEN SIMALUNGUN
3.1 Keadan Wilayah 3.1.1 Lokasi dan Keadaan Geografi