Teori Kohesi dan Koherensi yang Digunakan untuk Penelitian Hasil Analisis Penelitian Terdahulu

1 Referensi ditemukan dalam semua karangan. Referensi yang sering muncul ialah pronomina persona. Pronomina penunjuk, tetapi kemunculan keduanya tidak sebanyak pronomina persona. 2 Substitusi ditemukan dalam semua karangan. Susbtitusi yang ditemukan dalam karangan para siswa sangat beragam, hal ini data dilihat pada analisis data dan lampiran analisis. 3 Elipsis ditemukan dalam tiga karangan. Bagian yang sering dilesapkan ialah subjek dan kata penghubung konjungsi, padahal hal tersebut akan membuat kalimat menjadi rancu. Ada karangan yang tidak ditemukan elipsis, yaitu kr2, Kr2, Kr3, Kr4, Kr5, Kr6, Kr7, Kr8, Kr, 9, Kr10, Kr12 Kr13, Kr14, Kr16, Kr17, Kr18, Kr19, Kr20, dan Kr22. Penyebab tidak munculnya elipsis karena dalam karangan tersebut semuanya ada, maksudnya semua unsur kalimat ada, meskipun susunannya masih kacau. Kacaunya hal tersebut karena repetisi yang mereka gunakan dalam karangan. 4 Konjungsi ditemukan dalam semua karangan. Konjungsi yang sering digunakan ialah konjungsi subordinator, koordinator, dan antarkalimat. Konjungsi korelatif hanya ditemukan satu saja hal ini karena ketiga konjungsi lainnya digunakan dalam karangan secara berlebihan menurut penulis. Selain itu, pola tulisan mereka memang tidak memungkinkan untuk kemunculan konjungsi korelatif. B. Kohesi Leksikal Analisis yang peneliti lakukan menghasilkan temuan yaitu, penggunaan kohesi leksikal dalam karangan masih belum menyeluruh. Hal ini dapat dilihat dari repetisi yang sering dan banyak muncul dalam semua karangan. Tetapi hiponim, kolokasi, sinonim, antonim, dan ekuivalensi tidak semua karangan terdapat kohesi leksikal ini. Berikut ini penjelasannya. 1 Hiponim tidak ditemukan dalam Kr2, Kr3, Kr4, Kr8, Kr9, Kr11, Kr12, Kr17. Hiponim yang ditemukan hubungannya cukup jelas. 2 Repetisi ditemukan dalam semua karangan. Repetisi merupakan kohesi leksikal yang paling sering digunakan. Pada karangan deskripsi para siswa tersebut, repetisi sering terjadi dalam kalimat yang sama, padahal repetisi tidak diperlukan. 3 Kolokasi tidak ditemukan dalam beberapa karangan, seperti Kr1, Kr2, Kr3, Kr4, Kr5, Kr6, Kr7, Kr8, Kr10, Kr12 Kr13, Kr14, Kr15, Kr17, Kr18, Kr19, Kr21, dan Kr22. Ketidakmunculan kolokasi disebabkan oleh pilihan kata dan pengembangan ide tulisan masih sangat minim, sehingga untuk memunculkan kata lainnya sangatlah mustahil. 4 Sinonim tidak ditemukan dalam Kr1, Kr6, Kr7, Kr9, Kr11, Kr12 Kr13, Kr14, Kr15, Kr17dan Kr22. Tidak muncul karena pengulangan, pilihan kata, pengembangan ide dalam karangan yang tidak memungkinkan kemunculansinonim. 5 Antonim tidak ditemukan pada Kr2, Kr3, Kr4, Kr5, Kr6, Kr7, Kr8, Kr9, Kr10, Kr11, Kr12 Kr13, Kr14, Kr15, Kr16, Kr20, Kr21, dan Kr22. Hal ini berarti antonim cukup sering digunakan. Tidak muncul karena pengulangan, pilihan kata, pengembangan ide dalam karangan yang tidak memungkinkan kemunculan antonimi. 6 Ekuivalensi tidak ditemukan pada Kr7, Kr8, Kr10, Kr12, Kr14, Kr16, Kr18, Kr20, Kr21, dan Kr22. Cukup banyak karangan yang tidak mendukung munculnya ekuivalensi, karena pilihan kata mereka masih sangat terbatas.

4.3.3.2 Pemakaian Penanda Kohesi dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas X

Semester I SMA Negeri I Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Tahun Ajaran 20152016 Berdasarkan hasil analisis, peneliti menemukan penggunaan penanda kohesi ada yang tepat dan ada yang tidak tepat, baik itu kohesi gramatikal maupun kohesi leksikal. Penggunaan penanda kohesi gramatikal yang tidak tepat karena dalam penggunaannya ada yang berlebihan, tidak sesuai kaidah, dan tidak diperlukan. Ketidaktepatan penggunaan penanda kohesi leksikal disebabkan oleh penempatan penanda kohesi yang salah, mengulang hal yang tidak diperlukan, susunan kalimat yang rancu karena menggunakan konjungsi yang salah, pelesapan unsur atau bagian yang penting, acuannya ganda. Berikut penjelasan penggunaan masing masing penanda kohesi leksikal dan gramatikal. a. Kohesi gramatikal 1 Penggunaan penanda referensi yang tepat karena sudah sesuai dengan kaidah, membuat karangan padu, dan dapat diterima. Penggunaan penanda referensi yang tidak tepat karena tidak sesuai kaidah, membuat karangan rancu, dan berlebihan. 2 Penggunaan penanda substitusi tepat karena penggunaan benar dan dapat diterima. Penggunaan penanda substitusi tidak tepat karena substitusi tidak diperlukan, acuannya tidak jelas, dan membuat karangan tidak efektif. 3 Penggunaan penanda elipsis dalam karangan semuanya tidak tepat karena menghilangkan bagian yang penting dan membuat karangan rancu. 4 Penggunaan penanda konjungsi yang tepat karena digunakan sesuai dengan kaidah. Penggunaan yang tidak tepat karena digunakan tidak sesuai dengan kaidah dan tidak diperlukan. b. Kohesi leksikal 1 Penanda Hiponim yang digunakan dalam karangan yang tepat karena penggunaannya sesuai dengan kaidah dan dapat diterima. Penggunaan penanda hiponim yang tidak tepat karena penggunaan hiponim tidak diperlukan. 2 Penggunaan penanda repetisi yang tepat karena repetisi memang diperlukan dalam karangan. Penggunaan penanda repetisi sering terjadi dalam kalimatyang sama, padahal repetisi tidak diperlukan. Hal ini membuat penggunaan penanda repetisi tidak tepat. 3 Penggunaan penanda kolokasi dalam karangan sudah tepat. Ketepatan penggunaan penanda kolokasi karena hubungan kolokasi benar dan logis. 4 Penggunaan penanda sinonim sudah tepat karena dapat diterima dan sesuai dengan kaidah. 5 Penggunaan penanda antonim dalam karangan para guru sudah tepat karena hubungan oposisinya jelas. 6 Penggunaan penanda ekuivalensi sudah tepat karena hubungannya jelas dan dapat diterima.

Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN KOHESI DAN KOHERENSI ANTARKALIMAT DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SAPURAN KABUPATEN WONOSOBO

2 13 69

PERUBAHAN MAKNA DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI I GEYER Perubahan Makna Dalam Karangan Narasi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Geyer Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 2 20

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DAN ANTARPARAGRAF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI KELAS X SMA NEGERI I SUKODONO KABUPATEN SRAGEN.

0 0 6

Analisis kohesi dan koherensi karangan narasi siswa kelas X semester I SMA GAMA (Tiga Maret) Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017.

0 2 230

Kohesi dan koherensi dalam karangan deskripsi siswa kelas X semester I SMA Negeri I Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua tahun ajaran 2015/2016.

0 2 292

Deskripsi konsep diri siswa kelas IX SMP YPPK Bintang Timur Mabilabol Kabupaten Pegunungan Bintang-Papua tahun pelajaran 2015/2016 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial.

0 0 96

Analisis kohesi dan koherensi karangan narasi siswa kelas X semester I SMA GAMA (Tiga Maret) Yogyakarta tahun ajaran 2016 2017

1 26 228

ANALISIS JENIS WACANA DESKRIPSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PATIMUAN TAHUN AJARAN 2011-2012

0 0 10

Analisis Kohesi dan Koherensi Karangan Narasi Siswa Kelas VIII Semester I SMP Pangudi Luhur Srumbung, Magelang Tahun Ajaran 2008 2009

0 5 119

Jenis koherensi dan peranti koherensi dalam paragraf deskripsi siswa kelas X semester 1 SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012 - USD Repository

0 0 222