13
disebabkan karena steward merasa bahwa kepentingan bersama dan berperilaku sesuai dengan perilaku pemilik merupakan pertimbangan yang rasional serta
steward lebih melihat pada usaha untuk mencapai tujuan organisasi. Mardiasmo 2009 menjelaskan dalam konteks organisasi sektor publik,
akuntabilitas merupakan kewajiban pemerintah sebagai pemegang amanah steward untuk mempertanggungjawabkan kegiatannya kepada rakyat sebagai
pihak pemberi amanah principal dengan mengungkap segala informasi, baik keberhasilan maupun kegagalan yang dialami oleh organisasi tersebut. Hubungan
yang terjadi antara principal dan steward dalam hal ini rakyat dan pemerintah adalah karena adanya sifat dasar manusia yang dapat dipercaya, mampu bertindak
dengan penuh tanggung jawab, memiliki integritas, dan kejujuran terhadap pihak lain. Pemerintah sebagai pihak yang memiliki banyak informasi dan
bertanggungjawab atas kepercayaan yang telah diberikan rakyat memiliki kesadaran untuk terus mewujudkan transaparansi dan akuntabilitas melalui
pengungkapan laporan keuangan yang baik. Hal ini dilakukan sebagai upaya dalam mengaktualisasi diri sebagai pegawai pemerintah yang patuh maupun untuk
tujuan politik seperti mencari simpati agar bisa terpilih dalam pemilu selanjutnya serta sebagai upaya untuk mendapatkan kepercayaan publik.
2.1.2 Goal-Setting Theory
Teori penetapan tujuan atau goal-setting theory pertama kali dikemukakan oleh Locke 1968 yang menyatakan adanya keterkaitan antara tujuan dan kinerja
seseorang terhadap tugas. Konsep dasarnya yaitu seseorang yang mampu
14
memahami tujuan organisasi, maka pemahaman tersebut akan mempengaruhi prilaku kerjanya. Goal-setting theory mengisyaratkan bahwa seorang individu
berkomitmen pada tujuan Robbins, 2008. Jika seorang individu berkomitmen untuk mencapai tujuannya, maka hal tersebut akan mempengaruhi kinerjanya.
Seiring dengan menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, pemerintah daerah berkewajiban menyampaikan pertanggungjawaban
keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi melalui media laporan keuangan yang transparan dan akuntabel. Melalui pendekatan goal setting theory,
laporan keuangan pemerintah daerah yang transparan dan akuntabel diidentikkan sebagai tujuan pemerintah daerah, sedangkan variabel kapasitas SDM, penerapan
SIKD, komitmen organisasi, dan sistem pengendalian intern sebagai faktor penentu. Semakin tinggi keempat faktor penentu tersebut maka semakin tinggi
pula kemungkinan tujuan pemerintah daerah tercapai.
2.1.3 Pendekatan Kontinjensi
Pendekatan kontinjensi yang digunakan oleh para peneliti dalam penelitian seperti ini adalah memberikan masukan faktor-faktor yang sebaiknya
dipertimbangkan dalam
perancangan penelitian.
Para peneliti
tertarik menggunakan pendekatan kontinjensi karena mereka ingin mengetahui apakah
tingkat keandalan variabel independen selalu berpengaruh sama pada setiap kondisi atau tidak terhadap variabel dependennya. Berdasarkan teori kontinjensi
maka ada dugaan bahwa terdapat faktor situasional lainnya yang mungkin akan saling berinteraksi di dalam mempengaruhi situasi tertentu. Beberapa penelitian
15
dalam bidang akuntansi menggunakan pendekatan kontinjensi untuk melihat hubungan variabel-variabel konstekstual seperti ketidakpastian lingkungan
Outley, 1980. Tujuan penggunaan pendekatan kontinjensi adalah untuk mengidentifikasi
berbagai variabel kontinjensi yang mempengaruhi perancangan dan penggunaan sistem pengendalian. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ada
ketidakkonsistenan hasil antara satu peneliti dengan peneliti lainnya, sehingga disimpulkan terdapat variabel lain yang mempengaruhinya. Dengan demikian
melalui pendekatan kontinjensi penelitian ini mengargumenkan keberhasilan kapasitas SDM dan penerapan SIKD menghasilkan laporan keuangan yang
berkualitas dipengaruhi oleh komitmen organisasi dan sistem pengendalian intern.
2.1.4 Kualitas Laporan Keuangan