Dalam konteks pengendalian proses statistikal dikenal dua jenis data, yaitu : -
Data Attribut Attributes Data merupakan data kualitatif yang dihitung menggunakan daftar pencacahan atau tally untuk keperluan pencatatan dan
analisis. Data attribut bersifat diskrit. Contoh data attribut karakteristik kualitas adalah : ketiadaan label pada kemasan produk, kesalahan proses administrasi
buku tabungan nasabah, banyaknya jenis cacat karena corelap, dana lain-lain. Data attribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit
nonkonformansketidaksesuaian atau cacatkegagalan terhadap spesifikasi kualitas yang ditetapkan.
- Data Variabel Variables Data merupakan data kuantitatif yang diukur
menggunakan alat pengukuran tertentu untuk keperluan pencatatan dan analisis. Data variabel bersifat kontinyu. Contoh data variabel karakteristik
kualitas adalah ; diameter pipa, ketebalan produk kayu lapis, berat semen dalam kantong, konsentrasi elektrolit dalam persen, dll. Ukuran-ukuran berat,
panjang, lebar, tinggi, diameter, volume merupakan data variabel. Pzydek, 2002.
2.6.1 Penentuan Kapabilitas Proses Untuk Data Attribut
Berikut ini akan dibahas tentang teknik memperkirakan kapabilitas proses dalam ukuran pencapaian target Sigma untuk data atribut data yang diperoleh
melalui perhitungan-bukan pengukuran langsung. Pada umumnya data atribut hanya memiliki dua nilai yang berkaitan dengan YA atau TIDAK.
Menurut Gaspersz, 2002 Langkah-langkahnya : 1.
Proses apa yang ingin anda tahu ?
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. Berapa banyak unit yang dikerjakan melalui proses?
3. Berapa banyak unit transaksi yang gagal
4. Hitung tingkat cacat berdasarkan langkah 3
langkah 3 langkah 2 5.
Tentukan banyaknya CTQ potensial yang dapat mengakibatkan cacat Banyaknya karakteristik CTQ
6. Hitung peluang tingkat cacat per karakteristik CTQ
langkah 4 langkah 5 7.
Hitung kemungkinan cacat per satu juta kesempatan DPMO langkah 6 x 1.000.000
8. Konversi DPMO langkah 7 ke dalam nilai sigma
9. Buat kesimpulan
DPO =
Banyaknya cacat atau kegagalan yang ditemukan Banyaknya unit yang diperiksa x banyaknya kegagalan
DPMO = DPO x 1.000.000
2.6.2 Penentuan Kapabilitas Proses Untuk Data Variabel
Data variabel merupakan data kuantitatif yang dihitung menggunakan alat pengukuran tertentu untuk keperluan pencatatan dan analisis. Data variabel
bersifat kontinyu. Jika suatu catatan dibuatberdasarkan keadaan aktual, diukur secara langsung, maka karakteristik kualitas yang diukur itu disebut variable.
Contoh data variabel karakteristik kualitas adalah : diameter pipa, ketebalan produk kayu lapis, berat semen dalam kantong, konsentrasi elektrolit dalam
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
persen, dll. Ukuran-ukuran berat, panjang, lebar, tingi, diameter, volume merupakan variabel.
Teknik penentuan kapabilitas proses untuk data variabel adalah sebagai berikut :
a. Menentukan proses yang ingin diukur.
b. Menentukan nilai batas spesifikasi atas dan batas spesifikasi bawah.
c. Menentukan nilai target yang ingin dicapai.
d. Menghitung nilai rata-rata dan standar deviasi dari proses.
e. Menghitung nilai DPMO, dengan menggunakan formula sebagai berikut :
DPMO = [ P { Z ≥ USL – X-bar S } x 1juta ] +
[ P { Z ≤ LSL – X-bar S } x 1juta ]
Dimana , USL : Batas spesifikasi atas LSL : Batas spesifikasi bawah
X-bar : Nilai rata-rata S
: Standart deviasi f.
Mengkonversikan nilai DPMO kedalam nilai sigma. g.
Menghitung kemampuan proses didalam nilai sigma. h.
Menghitung kapabilitas proses didalam indeks kapabilitas proses, dengan formula sebagai berikut :
Cpm = USL – LSL {6 √X-bar – T² + S²}
Dimana, Cpm : Indeks kapabilitas proses T
: Nilai spesifikasi target Menurut Gasper, 2002 Kriteria rule of thumb dari Cpm adalah :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1 Cpm
≥ 2,00; maka poses dianggap mampu dan kompetitif perusahaan berkelas dunia
2 Cpm antara 1,00-1,99; maka proses dianggap cukup mampu, namun
perlu upaya-upaya giat untuk peningkatan kualitas menuju target perusahaan berkelas dunia yang memiliki tingkat kegagalan sangat
kecil menuju nol zero defect oriented. Persusahaan yang memiliki nilai Cpm yang berada diantara 1,00-1,99 memiliki kesempatan
terbaiki dalam melakukan program peningkatan kualitas Six Sigma. 3
Cpm 1,00; maka proses dianggap tidak mampu dan tidak kompetitif untuk bersaing dipasar global.
2.7 Pareto