10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Platt dan Platt 2002 melakukan penelitian terhadap 24 perusahaan yang mengalami financial distress dan 62 perusahaan yang tidak mengalami financial
distress, dengan menggunakan model logit mereka berusaha untuk menentukan rasio keuangan yang paling dominan untuk memprediksi adanya financial
distress. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bahwa Rasio keuangan berpengaruh signifikan terhadap prediksi kondisi financial distress perusahaan.
Temuan dari penelitian adalah :
a. Variabel EBITDAsales, current assetscurrent liabilities dan cashflow growh rate memiliki hubungan negatif terhadap kemungkinan persahaan
akan mengalami financial distress. Semakin besar rasio ini maka semakin kecil kemungkinan perusahaan mengalami financial distress.
b. Variabel net fixed assetstotal assets, long-term debtequity dan notes payabletotal assets memiliki hubungan positif terhadap kemungkinan
perusahaan akan mengalami financial distress. Semakin besar rasio ini maka semakin besar kemungkinan perusahaan mengalami financial
distress. Dari uraian dan penjelasan di atas hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah :
H0 : Rasio keuangan tidak berpengaruh signifikan terhadap prediksi
11
kondisi financial distress perusahaan. H
a
: Rasio keuangan berpengaruh signifikan terhadap prediksi kondisi financial distress perusahaan.
Rayendra K. Brahmana 2006, dengan judul “Identifying Financial Distress Condition In Indonesia Manufacture Industry “.Objek penelitian yang
akan diteliti dalam penelitian ini, yang menjadi dasar dari proses pemilihan sampel, pengumpulan, dan penafsiran data atau keterangan yang diperoleh
berkaitan dengan penelitian, adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi financial distress perusahaan dan financial distress itu sendiri. Dari judul tersebut
maka rumusan masalahnya adalah apakah rasio relatif industri dan reputasi auditor dapat digunakan dalam memprediksi kondisi financial distress suatu
perusahaan. Dimana financial distress sebagai variabel Y diwakilkan oleh perusahaan listed dan delisted di Bursa Efek Jakarta. Hal ini sesuai dengan
pendapat Suharsimi 2000:179 yang mendefinisikan variabel penelitian sebagai objek yang menjadi fokus perhatian peneliti. Penelitian ini menggunakan media
berupa laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang terhimpun dalam kelompok perusahaan yang dijadikan sampel penelitian. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kondisi financial distress sebagai variabel X diperoleh dari penghitungan dengan model regresi logistik dimana rasio-rasio keuangan menjadi
komponen utama pembentukan model ini dengan reputasi auditor sebagai variabel penjelas. Adapun hasil dari penelitian ini adalah :
12
1. Rasio relatif industri kurang akurat dalam memprediksi
kemungkinankondisi financial distress suatu perusahaan dibandingkan denganrasio keuangan yang tidak disesuaikan.
2. Reputasi auditor kurang dapat digunakan sebagai variabel penjelas untuk
memprediksi kemungkinankondisi financial distress suatu perusahaan. Sehingga kita mengetahui faktor apa sajayang dapat kita gunakan untuk
mengidentifikasi kejadian financial distress. 3.
Berdasarkan hasil temuan diatas, terdapat 1 yang mengalami gejala financial distress ketika diidentifikasi dengan rasio keuangan yang tidak
disesuaikan Luciana Spica Almilia 2006 melakukan penelitian dengan judul
“Prediksi Financial Distress Perusahaan Go Public Dengan Menggunakan Analisis Multinominal Logit”. Penelitian ini berusaha menguji daya klasifikasi
dan signifikansi rasio-rasio keuangan baik yang berasal dari neraca, laporan laba rugi, maupun laporan arus kas untuk memprediksi kondisi financial distress
perusahaan dengan menggunakan teknis analisis multinominal logit. Dasar penentuan kondisi financial distress dibagi dua kelompok. Kelompok pertama
adalah perusahaan yang selama 2 tahun berturut-turut mengalami laba bersih net income negatif. Kelompok kedua adalah perusahaan yang selama 2 tahun
berturut-turut mengalami laba bersih net income negatif dan nilai buku ekuitas
negatif. Luciana membagi model penelitian menjadi tiga, yaitu :
13
Model 1: menguji daya klasifikasi dan signifikansi rasio keuangan yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi.
Model 2: menguji daya klasifikasi dan signifikansi rasio keuangan yang berasal dari laporan arus kas.
Model3: menguji daya klasifikasi dan signifikansi rasio keuangan yang berasal dari neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas. Sehingga dapat diperoleh
simpulan masalah yaitu apakah model 1, 2, dan 3 dapat digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress suatu perusahaan. Adapun pengujian
secara statistik terhadap hipotesis yang dikemukan sebelumnya dengan langkah- langkah sebagai berikut: analisa data dilakukan dengan menilai kelayakan model
regresi, menguji koefisien regresi, dan menganalisis daya klasifikasi model prediksi untuk masing-masing kelompok
.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah : 1.
Pada model pertama yaitu model yang memasukkan rasio keuangan yang berasal dari laporan laba rugi dan neraca menunjukkan bahwa rasio TLTA
dapat digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress perusahaan. Daya klasifikasi total model ini adalah sebesar 79.0.
2. Pada model kedua yaitu model yang memasukkan rasio keuangan yang
berasal dari laporan arus kas menunjukkan bahwa rasio CFFOTA dan CFFOCL dapat digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress
perusahaan. Daya klasifikasi total model ini adalah sebesar 58.0. 3.
Pada model ketiga yaitu model yang memasukkan rasio keuangan yang berasal dari laporan laba rugi, neraca dan laporan arus kas menunjukkan
bahwa rasio CATA, TLTA, NFATA, CFFOCL, CFFOTS dan CFFOTL
14
dapat digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress perusahaan. Daya klasifikasi total model ini adalah sebesar 79,6.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah: a.
Topik yang diteliti yaitu financial distress. b.
Menggunakan regresi logistik dalam menguji hipotesis pada penelitian Luciana Spica Almilia dan Kristijadi 2003 .
c. Subyek penelitian yaitu menggunakan perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia kecuali pada penelitian Wilopo 2001 .
Sedangkan perbedaanya terletak pada :
No. Peneliti
Objek Penelitian Variabel Penelitian
Hasil Penelitian 1 Platt
dan Platt 2002
Financial distress,profit
margin,likuiditas, Efisiensi,financial
leverage, profitabilitas,posisi
kas,pertumbuhan a.Variabel EBITDAsales, current
assetscurrent liabilities dan cashflow growh rate memiliki hubungan negatif
terhadap kemungkinan perusahaann akan mengalami financial distress.
b. Variabel net fixed assetstotal assets, long-term debtequity dan notes
payabletotal assets memiliki hubungan positif terhadap kemungkinan
perusahaan akan mengalami financial distress.
2 Almilia dan
Kristijadi 2003
Perusahaan di bursa efek
jakarta Financial distress,profit
margin,likuiditas, Efisiensi,financial
leverage, profitabilitas,posisi
kas,pertumbuhan Dari keduabelas persamaan regresi yang
dibentuk diatas menunjukkan bahwa rasio-rasio
keuangan dapat digunakan untuk memprediksikan financial distress suatu
perusahaan. Sehingga hipotesis dalam penelitian ini
dapat diterima, bahwa rasio-rasio keuangan dapat
digunakan untuk memprediksikan financial distress suatu perusahaan
15
3 Rayendra K.Brahmana
2006 rasio
keuangan yang
tidak disesuaikan,rasio relatif industri,reputasi
auditor,financial distress
Reputasi auditor kurang akurat dalam memprediksi kondisi financial distress
suatu perusahaan,reputasi auditor kurang dapat dijadikan sebagai variabel
penjelas,terdapat 1 yang mengalami gejala financial distress ketika
diidentifiaksi dengan rasio keuangan yang tidak disesuaikan
4 Luciana Spica
Almilia 2006
Perusahaan yang Terdaftar di BEJ
Financial distress,profit margin,likuiditas,
Efisiensi,financial leverage,
profitabilitas,posisi kas,pertumbuhan
a. Pada model pertama yaitu model yang
memasukkan rasio keuangan yang berasal dari laporan laba rugi dan neraca
menunjukkan bahwa rasio TLTA dapat digunakan untuk memprediksi kondisi
financial distress perusahaan. Daya klasifikasi total model ini adalah sebesar
79.0.
b.
Pada model kedua yaitu model yang memasukkan rasio keuangan yang
berasal dari laporan arus kas menunjukkan bahwa rasio CFFOTA dan
CFFOCL dapat digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress
perusahaan. Daya klasifikasi total model ini adalah sebesar 58.0.
c. Pada model ketiga yaitu model yang memasukkan rasio keuangan yang
berasal dari laporan laba rugi, neraca dan laporan arus kas menunjukkan bahwa
rasio CATA,TLTA, NFATA, CFFOCL, CFFOTS dan CFFOTL dapat digunakan
untukmemprediksi kondisi financial distress perusahaan. Daya klasifikasi
total model ini adalah sebesar 79,6.
5 Pungky Rionaldy
2010 Perusahaan di
Bursa Efek Indonesia
Financial distress,current
ratio,working capital to total assets,struktur
aktiva, return on investment, return on
equity, net profit margin, debt ratio
Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa variabel-variabel yang digunakan
secara serentak berpengaruh terhadap kondisi financial distress perusahaan
yang terdaftar di BEI. Walaupun secara parsial yang dapat dilihat pada uji Wald
menunjukkan bahwa variabel-variabel yang digunakan tidak berpengaruh
terhadap kondisi financial distress perusahaan.
2.2. Landasan Teori