50
yang dinyatakan dalam penelitian ini. 3. Sedangkan dua variabel kinerja yang digunakan yaitu NITA
dan OITL, keduanya memberikan dukungan terhadap hipotesis yang dinyatakan dalam penelitian ini.
2.2.3.5. Kontinuitas Usaha
Konsep kontinuitas usaha atau usaha berlanjut menyatakan bahwa kalau tidak ada tanda-tanda, gejala-gejala, atau rencana pasti di masa datang
bahwa kesatuan usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi masa akuntansi menganggap bahwa kesatuan usaha tersebut akan berlangsung terus sampai waktu
yang tidak terbatas Suwardjono, 2006: 222. Konsep ini akan menjadi perimbangan pada saat penyusunan
statement keuangan atau pada saat akuntansi menghadapi berbagai pilihan dalam proses perekayasaan atau penyusunan standar karena kenyataan bahwa
kelangsungan hidup perusahaan di masa datang tidak pasti Suwardjono, 2006: 222.
Dalam menghadapi ketidakpastian kelangsungan usaha, akuntan menganut konsep ini atas dasar penalaran bahwa harapan normal atau umum
pendirian perusahaan adalah untuk berlangsung terus dan berkembang , bukan mati untuk dilikuidasi. Validitas harapan normal ini juga didukung secara empiris
dengan banyaknya perusahaan yang hidup cukup lama Suwardjono, 2006: 223. Konsep ini mempunyai implikasi terhadap makna laporan periodik,
fungsi statement laba rugi dalam menentukan daya melaba earning power
51
jangka panjang, dan fungsi neraca dalam hubunganya dengan penilaian terhadap aset atau sumber ekonomik perusahaan Suwardjono, 2006: 223.
Konsep kontinuitas usaha hanya dapat dibenarkan atas dasar pengalaman perusahaan pada umumnya. Oleh karena itu, penerapan konsep ini
dalam perusahaan tertentu adalah semata-mata asumsi dan kenyataan ini harus tetap dipertimbangkan dalam proses pelaporan. Tingkat kegagalan usaha adalah
tinggi terutama untuk perusahaan perseorangan yang kecil. Gejala kebangkrutan dalam masa berikutnya kadang-kadang lebih menonjol daripada pertumbuhan
yang berlangsung terus. Beberapa perusahaan yang baru didirikan tidak pernah menikmati kesuksesan usaha dalam periode selanjutnya sehingga dibubarkan
segera Suwardjono, 2006: 242.
2.2.3.6. Teori Yang Membahas Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Financial Distress
Masing-masing rasio mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap financial distress. Pengaruhnya masing-masing rasio adalah sebagai berikut :
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas termasuk kelompok rasio yang menyediakan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendek. Rasio ini terdiri dari: a.
Current ratio Variabel ini mempunyai hubungan negatif terhadap kemungkinan
suatu perusahaan mengalami financial distress.berarti semakin besar current ratio, maka semakin kecil kemungkinan perusahaan
52
mengalami financial distress Plat and Plat, 2002. b.
Working capital to total assets WCTA Variabel ini mempunyai hubungan negatif terhadap kemungkinan
suatu perusahaan akan mengalami financial distress. Berarti semakin besar modal kerja terhadap jumlah aktiva, maka semakin kecil
kemungkinan perusahaan mengalami financial distress Almilia dan Kristijadi, 2003.
c. Struktur aktiva SA
Variabel ini mempunyai hubungan negatif terhadap kemungkinan suatu perusahaan akan mengalami financial distress. Berarti semakin
besar struktur aktiva, maka semakin kecil kemungkinan perusahaan mengalami financial distress Almilia dan Kristijadi, 2003.
2. Profitabilitas
Rasio profitabilitas dimasudkan untuk mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset dan mengelola kegiatan operasional. Analisis ini
digunakan untu mngetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, dalam hubungannya dengan penjualan dan investasi.rasio ini terdiri
dari : a.
Return on Investment ROI Variabel ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba bersih berdasarkan pada tingkat aset tertentu. Semakin tinggi tingkat return on investmen, maka semakin efisien manajemen asetnya.
Atau dengan kata lain, semakin kecil kemungkinan perusahaan
53
mengalami financial distress Almilia dan Kristijadi, 2003. b.
Return on Equity ROE Variabel ini berpengaruh negatif terhadap laba perusahaan dimasa
datang. Berarti semakin besar return on equity, maka semakin kecil kemngkinan perusahaan mengalami financial distress Ermawan,
2008. c.
Net profit margin NPM Variabel ini berpengaruh negatif terhadap laba perusahaan dimasa
datang. Nilai koefisien yang positif menunjukkan bahwa semakin tinggi profit margin suatu perusahaan maka peluang perusahaan
dikategorikan sebagai perusahaan yang profitable lebih besar. Berarti semakin besar variabel in, maka semakin kecil perusahaan mengalami
financial distress Ermawan, 2008. 3.
Rasio financial leverage Rasio ini mengukur sejauh manaperusahaan dibiayai dengan hutang
atau dengan kata lain financial leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan hutang untuk membiayai investasi perusahaan. Rasio ini
terdiri : a.
Debt ratio Variabel ini mengukur perusahaan dibiayai oleh hutang atau modal
yang berasal dari kreditur. Variabel ini mempunyai hubungan positif terhadap kemngkinan perusahaan akan mengalami financial distress.
Semakin besar debt ratio, maka semakin besar kemungkinan
54
perusahaan mengalami financial distress. Almilia dan Kristijadi, 2003.
Teori Struktur Modal dari Modigliani Dan Miller Capital Structure Theory:
Teori Keuangan Modern 1958, MM menyimpulkan
bahwa nilai suatu perusahaan semata-mata tergantung pada arus penghasilan dimasa mendatang future earnings stream Dan oleh
karena itu nilainya tidak tergantung pada struktur modal perbandingan hutang Dan modal sendiri perusahaan.
2.3. Kerangka Pikir
Berdasarkan teori dan penelitian dahulu yang telah dikemukakan diatas, maka dapat disusun premis-premis yang kemudian dari premis tersebut dapat
disimpulkan sehingga dapat dijadikan dasar dalam mengemukakan hipotesis Adapun premis-premis tersebut adalah sebagai berikut :
Premis 1: Analisis rasio dapat membantu investor dan kreditur dalam
pengambilan keputusan investasi dan kredit Fahmi:2006. Premis 2: Rasio likuiditas akan cenderung menururn secara signifikan jika
perusahaan akan mengalami financial distress. Dengan kata lain rasio likuiditas berpengaruh negatif terhadap financial distress. Semakin
tinggi rasio likuiditas maka profitabilitas perusahaan mengalami financial distress sangat rendah Almilia dan Kristijadi: 2003.
Premis 3: Rasio profitabilitas bermanfaat untuk menunjukkan keberhasilan