9 kering sehingga akan mengukur suhu udara aktual. Sedangkan pada termometer
bola basah, tabung air raksa diberi kain yang dibasahi agar suhu yang terukur adalah suhu saturasi atau titik jenuh, yaitu suhu yang diperlukan agar uap air dapat
berkondensasi. Kelembaban udara dapat dinyatakan sebagai kelembaban udara mutlak
dan kelembaban relatif. Kelembaban mutlak adalah banyaknya air yang terkandung dalam 1 m
3
udara kering. Kelembaban relatif merupakan persentase perbandingan jumlah air yang terkandung dalam 1 m
3
dengan jumlah air maksimal yang terkandung dalam 1 m
3
tersebut. Kelembaban relatif menentukan kemampuan udara pengering untuk menampung kadar air pakaian yang telah
diuapkan. Semakin rendah kelembaban relatif maka maka semakin banyak uap air yang dapat diserap.
2.1.3.2 Suhu Udara
Suhu udara adalah keadaaan panas atau dinginnya udara di suatu tempat. Suhu udara dinyatakan panas jika suhu udara pada tempat dan waktu tertentu
melebihi suhu lingkungan disekitarnya dan begitu sebaliknya untuk suhu udara dingin. Suhu udara rata-rata di wilayah tropis, khususnya indonesia yaitu 28
o
C. Suhu udara sangat mempengaruhi laju pengeringan. Semakin besar
perbedaan antara suhu udara pengering dan suhu pakaian maka kemampuan perpindahan kalor semakin besar, maka proses penguapan air juga semakin besar.
Agar bahan yang dikeringkkan tidak sampai rusak, suhu udara harus diatur atau
dikontrol terus menerus.
2.1.3.3 Aliran Udara
Aliran udara pada proses pengeringan mempunyai fungsi membawa udara panas untuk menguapkan kadar air pakaian serta mengeluarkan uap air hasil
penguapan tersebut. Uap air hasil penguapan harus segera dikeluarkan agar tidak membuat jenuh udara pada ruangan, yang dapat mengganggu proses pengeringan.
Semakin besar debit aliran udara panas yang mengalir maka akan semakin besar kemampuannya menguapkan kadar air dari pakaian, namun berbanding terbalik
dengan suhu udaranya yang justru menurun. Untuk memperbesar debit aliran udara Q
udara
dapat dengan memperbesar luas penampang A atau pun kecepatan
10 aliran udara v. Untuk menghitung debit aliran udara dapat dipergunakan
persamaan 2.1 : Q
udara
= A . v … 2.1
dengan Q
udara
adalah debit aliran udara, A adalah luas penampang, dan v adalah
kecepatan aliran udara.
2.1.3.4 Kelembaban Spesifik
Kelembaban spesifik atau rasio kelembaban w adalah jumlah kandungan uap air di udara dalam setiap kilogram udara kering, atau perbandingan antara
massa uap air dengan massa udara kering. Kelembaban spesifik umumnya dinyatakan dalam gram per kilogram dari udara kering grkg atau kgkg. Dalam
sistem dehumidifier semakin besar perbandingan kelembaban spesifik setelah keluar dari mesin pengering w
F
dengan kelembaban spesifik setelah melewati kondensor w
D
, maka semakin banyak massa air yang berhasil diuapkan. Massa air yang berhasil diuapkan
Δw dapat dihitung dengan Persamaan 2.2 : Δw =
… 2.2 dengan
Δw adalah massa air yang berhasil diuapkan, w
F
adalah kelembaban spesifik setelah keluar dari mesin pengering, dan w
D
adalah kelembaban spesifik setelah melewati kondensor.
2.1.4 Siklus Kompresi Uap