Alat dan Bahan Penelitian Cara Menganalisi Hasil dan Menampilkan Hasil

22

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan Penelitian

Alat penelitian yang digunakan yaitu mesin pengering pakaian dengan benda uji kain salur. Gambar 3.1 memperlihatkan skematik alat yang dijadikan penelitian. Gambar 3.1 Skematik mesin pengering pakaian. Gambar 3.2 Kain salur polyester. 23 Variasi penelitian dilakukan terhadap jumlah pakaian yang akan dikeringkan. Variasi jumlah pakaian penelitian yang dipilih sebanyak 5 pakaian, 10 pakaian, 15 pakaian, dan 20 pakaian. Penelitian akan dilakukan sebanyak 3 kali percobaan, guna mendapatkan hasil karakeristik mesin pengering pakaian. Kain yang akan dijadikan benda penelitian ini terbuat dari kain salur polyester.

3.2 Alat dan Bahan Pembuatan Mesin Pengering Pakaian

Dalam proses pembuatan mesin pengering ini diperlukan alat dan bahan sabagai berikut :

3.2.1 Alat

Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan lemari mesin pengering pakaian, antara lain : a. Mesin las listrik Mesin las listrik digunakan dalam pembuatan rangka lemari. Dengan memakai proses pengelasan untuk penyambungan rangkanya, diharapkan rangka yang dibuat akan memiliki kontruksi yang kuat dan tahan lama. b. Gerinda tangan dan gerinda potong Gerinda digunakan untuk menghaluskan permukaan suatu benda kerja atau pun memotong suatu plat. Dalam proses pembuatan rangka lemari mesin pengering pakaian, gerinda yang digunakan yaitu gerinda tangan dan gerinda potong. c. Bor dan gunting plat Bor digunakan untuk membuat lubang. Pembuatan lubang dilakukan untuk pemasangan paku rivet dan pemasangan baut. Gunting plat digunakan untuk memotong plat seng casing mesin pengering pakaian. d. Gergaji besi dan gergaji kayu Gergaji besi digunakan untuk memotong besi. Besi yang dipotong menggunakan gergaji besi adalah besi siku L berlubang. Dimana besi tersebut digunakan sebagai bahan utama pembuatan rangka untuk peletakan timbangan. Sedangkan gergaji kayu digunakan untuk mengergaji papan kayu alas komponen mesin pengering pakaian. 24 e. Obeng dan kunci pas Obeng digunakan untuk memasang dan mengencangkan baut. Obeng yang digunakan adalah obeng - dan obeng +. Kunci pas digunakan untuk mengencangkan baut. f. Meteran dan mistar Meteran digunakan untuk mengukur panjang suatu benda. Dalam proses pembuatan rangka, meteran banyak digunakan untuk mengukur panjang plat seng, besi siku L dan besi hollow. Sedangkan mistar digunakan untuk mengukur panjang dari suatu benda, seperti styrofoam dan busa. g. Pisau cutter dan cat Pisau cutter digunakan untuk memotong suatu benda, seperti memotong styrofoam dan lakban. Sedangkan cat digunakan untuk melapisi besi atau mencegah dari terjadinya korosi. h. Lakban dan lem aibon Lakban digunakan untuk menutup celah-celah sambungan styrofoam dan plat seng. Sedangkan lem aibon digunakan untuk merekatkan styrofoam dan busa dengan plat seng. i. Tang kombinasi dan tang riveter Tang kombinas digunakan untuk memotong, menarik dan mengikat kawat agar kencang. Tang riveter digunakan untuk mengeling paku keling. Tang riveter ini digunakan pada pemasangan casing pada rangka. j. Tube cutter Tube cutter merupakan alat pemotong pipa tembaga. Agar hasil potongan pada pipa lebih baik serta dapat mempermudah proses pengelasan. k. Tube expander Tube expander atau pelebar pipa berfungsi untuk mengembangkan ujung pipa tembaga agar antar pipa dapat tersambung dengan baik. l. Gas las Hi-cook Peralatan las digunakan untuk menyambung pipa kapiler dan sambungan pipa-pipa tembaga komponen mesin pengering lainnya. 25 m. Bahan las Bahan las yang digunakan dalam penyampungan pipa kapiler menggunakan perak, kawat las kuningan dan borak. Borak berfungsi untuk menyambung antara tembaga dan besi. Penggunaan borak sebagai bahan tambahan bertujuan agar sambungan pengelasan lebih merekat. n. Metil Metil adalah cairan yang berfungsi untuk membersihkan saluran-saluran pipa kapiler. Dosis pemakaian yaitu sebanyak satu tutup botol metil. o. Pompa vakum Pompa vakum digunakan untuk mengosongkan gas-gas yang terjebak di sistem mesin pengering pakaian, seperti udara dan uap air. Hal ini dimaksudkan agar tidak menggangu atau menyumbat refrigeran. Karena uap air yang berlebihan pada sistem pendinginan dapat membeku dan menyumbat filter atau pipa kapiler.

3.2.2 Bahan

Bahan atau komponen yang digunakan dalam proses pembuatan lemari mesin pengering pakaian, antara lain : a. Plat Seng Plat seng digunakan sebagai casing luar mesin pengering pakaian. Pemilihan plat seng sebagai casing luar dikarenakan terdapatnya casing dalam dari bahan styrofoam. b. Besi Hollow Besi hollow digunakan sebagai rangka alas mesin pengering pakaian. Pemilihan ini dikarenakan besi hollow memiliki profil hollow, yang menjadikan cocok dan kuat menahan beban komponen-komponen mesin pengering pakaian. c. Styrofoam Styrofoam digunakan sebagai casing dalam, dengan tebal 20 mm. Seperti yang diketahui bahwa styrofoam mempunyai konduktifitas termal sebesar 0,033 Wm. o C Yunus A. Cengel, 2008, yang berarti material tersebut mempunyai penghantar panas yang rendah. 26 Gambar 3.3 Styrofoam. d. Busa Busa berfungsi untuk meminimalisir kebocoran udara dan temperatur ke luar ruangan. Dalam penelitian ini digunakan untuk menutup celah-celah udara pada mesin pengering pakaian dan untuk melapisi pintu-pintu. Gambar 3.4 Busa. e. Besi siku L dan besi siku L berlubang. Besi siku L digunakan sebagai rangka mesin pengering pakaian. Sedangkan besi siku L berlubang digunakan sebagai rangka penyangga timbangan. f. Roda Roda digunakan untuk membantu atau memudahkan pada saat memindahkan mesin pengering dari satu tempat ke tempat lain. g. Kawat Kawat digunakan untuk mengikat rangka peletakan hanger secara menyilang dengan timbangan, guna mendapatkan posisi timbangan yang seimbang. 27 h. Kondensor Kondensor merupakan suatu alat penukar kalor yang berfungsi untuk mengkondensasikan refrigeran dari fase uap menjadi zat cair. Untuk mengubah fase dari uap menjadi cair ini diperlukan suhu lingkungan yang dilebih rendah agar terjadi pelepasan kalor ke lingkungan kondensor. Gambar 3.5 Kondensor. i. Pipa kapiler Pipa kapiler adalah alat yang berfungsi untuk menurunkan tekanan refrigeran dari tekanan tinggi ke tekanan rendah sebelum ke evaporator. Gambar 3.6 Pipa kapiler. Sumber : http:1.bp.blogspot.com-ttGC2E17Cf4UPQ6dYB-slIAAAAAAAACBQfc4pCj Bdmhgs1600pipa_kapiler.jpg j. Kompresor Kompresor merupakan unit yang berfungsi untuk mengkompresi dan mensirkulasikan refrigeran ke pipa-pipa mesin pengering pakaian. Pada penelitian ini menggunakan kompresor rotari merk Mitsushita 2P17S225A dengan daya 1 HP. 28 Gambar 3.7 Kompresor rotari. Sumber : http:2.bp.blogspot.com_Sec6Fb7rfvITE2nZi9ERdIAAAAAAAAAJk_M8-- PNozCss1600Rotary+Compressor.jpg k. Evaporator Evaporator merupakan unit yang berfungsi untuk menguapkan refrigeran, yang sebelumnya dari fase cair menjadi gas. Gambar 3.8 Evaporator. l. Filter Filter merupakan alat yang berfungsi untuk menyaring kotoran agar tidak terjadi penyumbatan pada pipa kapiler, seperti kotoran akibat korosi, serbuk- serbuk sisa pemotongan dan uap air. 29 Gambar 3.9 Filter. Sumber : http:3.bp.blogspot.com-VSQY6Rsre5oUI4BM9DhCsIAAAAAAAAEishESK4 T0Bkhcs1600 Strainer-Muffler-Filter-Drier.jpg m. Refrigeran Refrigeran adalah jenis gas yang digunakan sebagai fluida pendingin. Refrigeran berfungsi untuk menyerap atau melepas kalor dari lingkungan sekitar. Jenis gas yang dipergunakan dalam penelitian adalah jenis R 134a. Gambar 3.10 Refrigeran 134a. Sumber : http:img.hisupplier.comvaruserImages2008-0410mehree_133919.jpg n. Pressure Gauge Pressure gauge digunakan untuk mengukur tekanan refrigeran dalam sistem pendinginan baik dalam saat pengisian maupun pada saat beroperasi. Dalam pressure gauge ini terdapat 2 alat ukur, yaitu tekanan hisap kompresor dan tekanan keluaran kompresor. 30 Gambar 3.11 Pressure gauge. o. Kipas Kipas digunakan untuk mensirkulasikan udara kering hasil proses dehumidifikasi dan membuang udara jenuh dari lemari pengering. Gambar 3.12 Kipas.

3.2.3 Alat Bantu Penelitian

Dalam proses pengambilan data diperlukan alat bantu penelitian sebagai berikut: a. Penampil suhu digital dan termokopel Termokopel berfungsi untuk mengukur perubahan suhu atau temperatur pada saat pengujian. Cara kerjanya pada ujung termokopel diletakkan ditempelkan atau digantung pada bagian yang akan diukur, maka suhu akan tampil pada layar 31 penampil suhu digital. Dalam pelaksanaannya diperlukan kalibrasi agar lebih akurat. Spesifikasi penampil suhu digital yang digunakan dapat dilihat dilampiran. Gambar 3.13 Penampil suhu digital dan termokopel. b. Timbangan digital Timbangan digital digunakan untuk mengukur berat pakaian dalam pengujian. Dalam pelaksanaannya diperlukan kalibrasi karena adanya beban tambahan dari hanger pakaian. Gambar 3.14 Timbangan digital. c. Hygrometer digital Hygrometer digital digunakan untuk mengukur kelembaban dan suhu pada saat pengujian. Dalam pelaksanaannya diperlukan kalibrasi agar lebih akurat karena penulis mengunakan dua hygrometer. Spesifikasi hygrometer digital yang digunakan dapat dilihat dilampiran. 32 Gambar 3.15 Hygrometer digital. d. Inverter variable frequency drive Inverter variable frequency drive merupakan sebuah alat pengatur kecepatan motor dengan mengubah nilai frekuensi dan tegangan yang masuk ke motor. Pengaturan nilai frekuensi dan tegangan ini dimaksudkan untuk mendapatkan kecepatan putaran dan torsi motor yang diinginkan. Dalam penelitian ini digunakan untuk mengatur kecepatan motor kipas. Spesifikasi Inverter variable frequency drive yang digunakan dapat dilihat dilampiran. Gambar 3.16 Inverter variable frequency drive. 33 e. Stopwatch Stopwatch digunakan untuk mengukur waktu yang dibutuhkan untuk pengujian. Waktu yang dibutuhkan setiap pengambilan data yaitu 15 menit. Gambar 3.17 Stopwatch. f. Anemometer Anemometer digunakan uuntuk mengukuer kecepatan aliran udara pada duct . Dalam penelitian ini satuan yang digunakan adalah ms. Spesifikasi anemometer digital yang digunakan dapat dilihat dilampiran. Gambar 3.18 Anemometer. 34

3.3 Tata Cara Penelitian

3.3.1 Alur Pelaksanaan Penelitian

Alur pelaksanaan penelitian mesin pengering pakaian disajikan dalam Gambar 3.19 sebagai berikut : Gambar 3.19 Skematik diagram alur penelitian. Perancangan mesin pengering pakaian Mulai Persiapan alat dan bahan Pembuatan mesin pengering pakaian dan lemari pakaian Pengambilan data Pengolahan, analisi data pembahasan, kesimpulan dan saran Selesai Uji coba Baik Tidak baik Pemvakuman dan pengisian refrigeran 134a pada mesin dehumidifier 35

3.3.2 Pembuatan Mesin Pengering Pakaian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan mesin pengering pakaian yaitu : 1. Merancang bentuk dan model mesin pengering pakaian. 2. Membuat rangka mesin pengering dengan bahan besi siku L. 3. Pemasangan balok kayu sebagai alas komponen, seperti; kompresor, evaporator, kondensor dan kipas. 4. Pemasangan tampungan air evaporator dan pemasangan kipas. 5. Pemasangan komponen yang terdari evaporator, kondensor, filter dan kompresor. 6. Pemasangan pipa kapiler, pipa-pipa tembaga dan pengelasan sambungan antar pipa. 7. Pemasangan set pressure gauge. Gambar 3.20 Pemasangan komponen. 8. Pemotongan plat seng dengan ukuran tertentu. 9. Pemasangan plat seng pada rangka. Pemasangan dilakukan dengan membuat lubang dari casing seng sampai ke rangka dengan menggunakan bor. 10. Selanjutnya proses pengelingan casing dengan paku keling 11. Pemasangan pintu. 12. Kemudian pemasangan komponen kelistrikan dan perkabelan mesin pengering pakaian. 36 13. Pemasangan busa guna meminimalisir kebocoran udara. Gambar 3.21 Komponen kelistrikan dan pemasangan busa. 14. Pembuatan lemari mesin pengering pakaian. 15. Pembuatan dan pengelasan rangka mesin pengering dengan bahan besi siku L dan besi hollow. 16. Pemasangan kipas exhaust. 17. Pemotongan casing seng dengan ukuran tertentu. 18. Pemasangan casing luar pada rangka. Pemasangan dilakukan dengan membuat lubang dari casing luar sampai ke rangka dengan menggunakan bor tangan. 19. Selanjutnya proses pengelingan casing dengan paku keling. 20. Pemasangan styrofoam sebagai casing dalam dan pemasangan busa pada pintu-pintu. 21. Kemudian pemasangan kelistrikan dan kabel kipas untuk lemari pengering. 22. Pembuatan rangka penyangga timbangan. Serta pembuatan lubang pada casing atas, sebanyak 4 lubang dengan diameter lubang 10 mm. Lubang ini digunakan untuk pemasangan baut pengencang rangka. 23. Pembuatan dan pemasangan rangka peletakan hanger. Kemudian ikat ujung tiang besi rangka dengan kawat secara menyilang. 37 Gambar 3.22 Rangka penyangga timbangan dan rangka untuk meletakan hanger.

3.3.3 Proses Pengisian Refrigeran 134a

Sebelum pengisian refrigeran diperlukan beberapa proses yaitu proses pemetilan dan pemvakuman agar mesin pengering dapat digunakan.

3.3.3.1 Proses Pemetilan

Pemberian metil pada pipa kapiler yang telah dipasang atau dilas pada evaporator, dengan cara yaitu : 1. Hidupkan kompresor dan tutup pentil tersebut. 2. Kemudian tuang metil kira-kira 1 tutup botol metil. 3. Berikan 1 tutup botol metil tersebut pada ujung pipa kapiler, kemudian dihisap oleh pipa kapiler tersebut. 4. Matikan kompresor dan las ujung pipa kapiler pada lubang keluar pada filter.

3.3.3.2 Proses Pemvakuman

Merupakan proses untuk menghilangkan udara, uap air dan kotoran korosi yang terjebak dalam siklus mesin pengering. Berikut langkah-langkah pemvakuman, antara lain : 1. Persiapkan pressure gauge berikut 1 selang berwarna biru low pressure, yang dipasang pada pentil yang sudah dipasang dopnya dan 1 selang berwarna merah high pressure, yang dipasang pada tabung refrigeran. 2. Pada saat pemvakuman, kran manifold diposisikan terbuka dan kran tabung refrigeran diposisikan tertutup. 38 3. Hidupkan kompresor, maka secara otomatis udara yang terjebak dalam siklus akan keluar melalui potongan pipa kapiler yang telah dilas dengan lubang keluar filter. 4. Pastikan bahwa udara yang terjebak telah habis. Untuk memastikannya dengan cara menyalakan korek api dan ditaruh di depan ujung potongan pipa kapiler. 5. Selain itu, pada jarum pressure gauge akan menunjukan angka 0 psi. 6. Cek kebocoran pada sambungan-sambungan pipa dan katup dengan busa sabun. Jika terdapat gelembung-gelembung udara maka sambungan tersebut masih terjadi kebocoran. 7. Setelah sudah dipastikan semua tidak terjadi kebocoran, langkah selanjutnya mengelas ujung potongan pipa kapiler tersebut.

3.3.3.3 Proses Pengisian Refrigeran134a

Untuk melakukan pengisian refigeran pada mesin mesin pengering, diperlukan beberapa prosedur, seperti berikut : 1. P asang salah satu selang pressure gauge berwarna biru pada katup pengisian katup tengah pressure gauge, kemudian ujung selang pressure gauge satunya pada katup tabung refrigeran 134a. Gambar 3.23 Katup pengisian refrigeran. 2. Hidupkan kompresor dan buka keran pada katup tabung refrigeran secara perlahan-lahan. Setelah tekanan pada high pressure gauge mencapai tekanan yang diinginkan, tutup keran pada katup tabung refrigeran. 39 3. Setelah refrigeran terisi ke dalam siklus mesin, lepaskan selang pressure gauge . Cek lubang katup, sambungan pipa-pipa dengan busa sabun guna mengetahui kebocoran.

3.3.4 Skematik Pengambilan Data

Untuk mempermudah pemahaman tentang kerja mesin pengering pakaian, alur dan sistem kerja ditampilkan dalam skematik mesin pengering pakaian yang diteliti tersaji pada Gambar 3.24. Gambar 3.24 Skematik pengambilan data. Keterangan Gambar 3.24 skematik mesin pengering pakaian : a. Termokopel T in Termokopel berfungsi mengukur suhu udara kering sebelum masuk mesin pengering. b. Termokopel T 1 Termokopel berfungsi mengukur suhu udara kering setelah melewati evaporator. c. Termokopel T 2 Termokopel berfungsi mengukur suhu udara kering setelah melewati kondensor. 40 d. Termokopel T out Termokopel berfungsi mengukur suhu udara kering setelah keluar dari mesin pengering. e. Hygrometer RH in Hygrometer berfungsi mengukur kelembaban udara sebelum masuk mesin pengering. f. Hygrometer RH 2 Hygrometer berfungsi mengukur kelembaban udara setelah melewati kondensor. g. Hygrometer RH out Hygrometer berfungsi mengukur kelembaban udara setelah keluar dari mesin pengering. h. Pressure gauge P 1 Pressure gauge berfungsi untuk mengukur tekanan refrigeran yang masuk kompresor. i. Pressure gauge P 2 Pressure gauge berfungsi untuk mengukur tekanan refrigeran yang keluar kompresor. j. Anemometer v Anemometer berfungsi untuk mengukur kecepatan aliran udara pada duct.

3.3.5 Langkah-langkah Pengambilan Data

Langkah-langkah yang dilakukan untuk mendapatkan data yaitu sebagai berikut : a. Penelitian di ambil pada tempat terbuka dan pada musim kemarau. Perubahan suhu sekitar dan kelembaban dalam penelitian ini diabaikan, karena suhu sekitar dan kelembabannya selalu berubah-ubah sesuai cuaca. b. Pastikan bahwa termokopel, hygrometer, dan timbangan digital yang digunakan sudah dikalibrasi. c. Pastikan bahwa kipas berkerja. Serta pastikan saluran pembuangan air tidak tersumbat. 41 d. Letakkan alat bantu penelitian pada tempat yang sudah ditetapkan. e. Kemudian nyalakan mesin pengering pakaian, kipas 1 dan kipas 2. f. Atur frekuensi motor kipas pada inverter variable frequency drive sampai 50 Hz. g. Kemudian catat massa kosong rangka dan hanger. Selanjutnya timbang dan catat massa pakaian kering MPK . h. Selanjutnya tutup semua pintu lemari mesin pengering dan tunggu sampai 30 menit, guna mesin pengering pakaian mencapai suhu kerja yang konstan. i. Basahi dan peras pakaian sampai air tidak menetes kembali. Kemudian timbang dan catat massa pakaian basah awal MPBA. Untuk percobaan kedua dan ketiga massa pakaian basah awal harus didapat hasil yang sama dengan percobaan pertama. j. Cek tekanan P 1 dan P 2 , kemudian tutup semua pintu. k. Atur alarm stopwatch menjadi per 15 menit. l. Data yang perlu dicatat per 15 menit, antara lain : MPBSt : Massa pakaian basah saat t, kg RH in : Kelembaban udara sebelum masuk mesin pengering, . T in : Suhu udara kering sebelum masuk mesin pengering, °C. T 1 : Suhu udara kering setelah melewati evaporator, °C. RH 2 : Kelembaban udara setelah melewati kondensor, T 2 : Suhu udara kering setelah melewati kondensor, °C. RH out : Kelembaban udara setelah keluar dari mesin pengering, T out : Suhu udara kering setelah keluar dari mesin pengering, °C. v : Kecepatan aliran udara, mdetik P 1 : Tekanan refrigeran yang masuk kompresor, Psi P 2 : Tekanan refrigeran yang keluar kompresor, Psi m. Hasil dari data yang diperoleh kemudian dijumlahkan hasil kalibrasi alat bantu dan massa pakaian dikurangi dengan massa kosong. 42 Tabel 3.1 Tabel yang dipergunakan untuk pengisian data. No Waktu Massa pakaian kering Massa pakaian basah awal Massa pakaian basah saat t P 1 P 2 menit kg kg kg Psi Psi 1 2 15 3 30 4 45 5 60 Tabel 3.2 Lanjutan tabel yang dipergunakan untuk pengisian data. No Waktu RH in T in T 1 RH 2 T 2 RH out T out v Menit o C o C o C o C mdetik 1 2 15 3 30 4 45 5 60

3.4 Cara Menganalisi Hasil dan Menampilkan Hasil

Cara yang digunakan untuk menganalisis hasil menampilkan hasil, sebagai berikut : a. Data yang diperoleh dari penelitian dimasukkan dalam tabel seperti Tabel 3.1. Kemudian hitung rata-rata dari 3 kali percobaan tiap variasinya. b. Setelah diperoleh rata-rata, kemudian menghitung massa air yang menguap dari pakaian M 1 tiap variasi. Massa air yang menguap dari pakaian M 1 dapat dihitung dengan Persamaan 3.1. M 1 = MPBA – MPK … 3.1 dengan M 1 adalah massa air yang menguap dari pakaian, MPBA adalah massa pakaian basah awal, dan MPK adalah massa pakaian kering. 43 Gamabar 3.25 Penggunaan P-h diagram. 44 c. Selanjutnya mencari suhu kerja kondensor dan suhu kerja evaporator dengan menggunakan P-h diagram. Untuk dapat menggunakan P-h diagram maka tekanan refrigeran P 1 dan P 2 harus dikonversikan dari satuan Psi ke MPa. d. Kemudian setelah mendapatkan suhu kerja evaporator dan suhu kerja kondensor, maka dapat digunakan untuk mencari kelembaban spesifik setelah melewati kondensor w D dan kelembaban spesifik setelah keluar dari mesin pengering w F menggunakan psychrometric chart. e. Setelah diketahui nilai kelembaban spesifik setelah melewati kondensor w D dan kelembaban spesifik setelah keluar dari mesin pengering w F , kemudian menghitung massa air yang berhasil diuapkan Δw tiap variasi. Massa air yang berhasil diuapkan Δw adalah kelembaban spesifik setelah melewati kondensor w D dikurangi kelembaban spesifik setelah keluar dari mesin pengering w F . Massa air yang berhasil diuapkan w Δ dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 2.2. f. Kemudian menghitung laju aliran massa udara pada duct ṁ udara tiap variasi. Laju aliran massa udara pada duct ṁ udara adalah debit udara Q udara dikali densitas udara ρ udara sebesar 1,2 kgm 3 . Laju aliran massa udara pada duct ṁ udara dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 2.3. g. Selanjutnya menghitung kemampuan mesin pengering pakaian untuk menguapkan massa air M 2 dengan menggunakan Persamaan 2.4. Kemampuan mesin pengering pakaian untuk menguapkan massa air M 2 adalah laju aliran massa udara pada duct ṁ udara dikalikan massa air yang berhasil diuapkan Δw dikalikan 3600 menit. h. Untuk memudahkan pembahasan, hasil-hasil perhitungan proses pengeringan, maka digambarkan dalam grafik. Pembahasan dilakukan terhadap grafik yang dihasilkan, dengan mengacu pada tujuan penelitian.

3.5 Cara Mendapatkan Kesimpulan