karenapengalaman hidup mereka. Inilah yang disebut prakonsepsi atau konsep awal siswa.
C. Perubahan Konsep
Perubahan konsep adalah proses yang diupayakan agar konsep spontan yang kurang lengkap dilengkapi, konsep yang salah diperbaiki
sehingga sesuaidengan konsep ilmiah atau konsep para ahli Domi Sarkim, 2009. Sebelum mengetahui ada tidaknya perubahan konsep
pada diri siswa, guru harus terlebih dahulu mendeteksi prakonsepsi atau konsep awal siswa. Carey seperti dikutip oleh Suparno 1997:51
mendefinisikan perubahan konsep dari konsep yang kurang lengkap menjadi lebih lengkap sebagai retrukturisasi lemah, sedang perubahan
konsep dari konsep yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah menjadi konsep yang sesuai dengan konsep ilmiah sebagai retrukturisasi kuat
atau disebut juga perubahan konsep radikal. Aplikasinya pada pembelajaran fisika Suparno, 2000: 18
menjelaskan bahwa proses pembelajaran fisika yang benar haruslah mengembangkan perubahan konsep. Dalam hal tersebut dibagi
menjadi dua bagian yaitu membantu proses perluasan konsep dan membetulkan konsep yang salah. Pada proses pertama yaitu proses
memperluas konsep yang sudah ada, Suparno mengemukakan beberapa cara yang dapat membantu siswa menambah konsep atau
pengetahuan mereka tentang bahan fisika, antara lain: 1. Memberikan informasi baru yang belum pernah diketahui oleh
siswa. Pemberian informasi baru atau tambahan konsep- konsep baru dapat dilakukan, antara lain guru menjelaskan
konsep yang baru sesuai dengan urutan kurikulum yang telah direncanakan. Sistem pengajaran bab per bab adalah lebih
untuk menambah konsep siswa agar lebih luas. Model pengajaran ceramah dimasukkan disini.
2. Siswa diberi bahan baru dan diajak untuk mempelajari sendiri bahan itu sehingga konsepsinya bertambah. Disini diperlukan
bantuan pengarahan dari guru. Inilah model pembelajaran mandiri.
3. Siswa diberi kesempatan untuk mencari bahan-bahan baru yang telah disediakan baik dari buku maupun multimedia
fisika. Pembelajaran untuk menambah konsep diatas juga dapat
mengakibatkan bertambahnya salah konsep. Guru perlu jeli mengamati apakah siswa dengan bertambahnya konsep baru juga bertambah salah
pengertian mereka. Bila hal ini terjadi, guru perlu menggunakan model pembelajaran yang dapat menghilangkan salah konsep sebagai salah
satu alternatif pembelajaran. Proses yang kedua adalah proses membetulkan konsep yang
salah, di manadigunakan strategi pembelajaran yang menyediakan pengalaman anomali bagi siswaSuparno, 2000: 19. Pertama siswa
disadarkan bahwa konsep awal mereka itu tidak tepat, atau salah atau tidak cocok dengan situasi yang ada. Cara penyadaran dapat dengan
menyediakan data anomali. Dapat juga siswa diajak untuk menjelaskan masalah baru dengan konsep lamanya yang memang ternyata tidak
mencukupi, maka ia tertantang untuk mengubah konsepnya. Dengan eksperimen yang hasilnya berlainan dengan konsep awal siswa,
maupun melalui diskusi dengan orang yang mempunyai konsep lain, siswa ditantang untuk memikirkan kembali konsep awalnya. Dari sini,
siswa terbantu untuk merubah konsep awal mereka. Beberapa metode pembelajaran fisika yang telah diteliti dapat
membantu perubahan konsep jenis kedua ini adalah sebagai berikut ini Suparno,2005:
a. Bridging Analogy Analogi Penghubung Model penjelasan analogis banyak digunakan untuk
menjelaskan konsep fisika yang sulit dan abstrak kepada siswa. Misalnya, karena sulit menjelaskan mengenai konsep
tegangan listrik, guru menggunakan analogi dengan bak air. Menurut Brown dan Clement seperti yang dikutip oleh
Suparno 2005: 104, contoh-contoh biasa tidak akan membantu siswa mengatasi salah pengertiannya, kecuali
bila contoh-contoh itu punya tiga ciri: 1.
contoh itu masuk akal bagi siswa, 2. secara explisit contoh punya hubungan analogis
dengan persolan yang dihadapi siswa, 3. contoh itu membantu siswa membentuk suatu
model mental secara kulitatif. Penjelasan bridging analogy mempunyai tiga sifat diatas,
maka dapat membantu salah konsep. Dalam model ini, guru tidak hanya memberikan contoh, tetapi juga memilih
contoh yang dapat menghubungkan contoh-contoh itu dengan persoalan pokoknya dan membangun suatu
konstruksi model.
b. Simulasi komputer Banyak penelitian yang menemukan bahwa simulasi
komputer dapat membantu siswa menghilangkan salah pengertian yang mereka dapatkan. Dalam simulasi itu siswa
dapat memanipulasi data, mencari data, mengumpulkan data dan mengambil kesimpulan. Bila dalam simulasi siswa
menemukan data yang sungguh berbeda dengan yang mereka pikirkan sebelumnya, maka siswa akan mengalami
konflik dalam pikirannya. Konflik inilah yang memacu bertanya, mengapa demikian.