Mengolah Informasi Mengidentifikasi Berbagai Cara Menyajikan Informasi Membuat Laporan Sesuai dengan Bentuk yang Dipilih
135
Keterampilan Informasi - IPA
UNIT 3C
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
adalah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat yang berhubungan langsung dengan hutan. Masyarakat ini biasanya tinggal di wilayah hutan dan memperluas area pertaniannya
dengan membakar. Pemerintah harus serius mengadakan sosialisi agar hal ini bisa dicegah. Pada dasarnya upaya penanggulangan kebakaran hutan juga bisa disempurnakan jika
pemerintah mau memanfaatkan teknologi semacam bom air. Atau bisa juga lebih lanjut ditemukan metode yang lebih ampuh dalam menaklukkan kobaran api di hutan.
Langkah yang paling baik adalah dengan mengikutsertakan para perangkat pendidikan agar merancang teknologi maupun metode yang membantu pemerintah. Bantuan dana dari
pemerintah akan membuat program tersebut lebih baik.
136
Keterampilan Informasi - IPA
UNIT 3C
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
Bahan Bacaan Peserta 3C1d Teks 4: Cara Mencegah Kebakaran
Api kecil jadi sahabat, api besar jadi lawan. Kata ini mungkin dulu sering kita dengar
tetapi belum tentu benar karena api besar kita butuhkan untuk berbagai keperluan
yang bermanfaat. Api kecil juga bisa membuat masalah yang tidak dikehendaki
jika tidak sesuai dengan yang diinginkan. Agar bangunan seperti rumah, kantor,
sekolah dan gudang tidak terbakar dan menimbulkan kebakaran, diperlukan pencegahan kebakaran dengan mencegah terjadinya
kebakaran. Berikut adalah cara mencegah kebakaran.
1. Waspada Rokok Jangan membuang puntung rokok sembarangan. Pastikan rokok telah mati total sebelum
dibuang. 2. Waspada pada Penerang Api
Ketika mati lampu dan menggunakan penerangan api seperti lilin dan lampu tempel, janganlah lupa untuk mengawasi lampu tersebut. Usahakan untuk tidak menaruhnya di
tempat sembarang yang bisa jatuh atau berpindah tempat sehingga bisa membakar benda yang ada di sekitarnya. Awasi pula penggunaan antinyamuk bakar.
3. Waspada Anak-Anak dan Lansia Jauhkan benda yang berapi atau yang dapat mengeluarkan api. Paling tidak ada orang dewasa
yang mengawasi seperti bermain korek api, korek gas, kembang api, petasan, obat nyamuk bakar serta benda-benda yang mengeluarkan api dan panas seperti kompor gas, kompor
minyak, setrika, dispenser air, pemasak nasi, dan lain-lain. Anak-anak dapat bertindak ceroboh.
4. Waspada serta Rawat Perangkat Listrik dan Perangkat Api Rawat dengan baik dan rutin kompor gas, setrikaan, mejik jar, solder, kabel-kabel listrik dan
perangkat listrik, dan api lainnya. Jaringan listrik di rumah, kantor, dan lain-lain jika sudah
137
Keterampilan Informasi - IPA
UNIT 3C
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
usang sebaiknya dilakukan penggantian total dengan mengganti seluruh perangkat jaringan listrik dengan yang berkualitas bagus dan baru demi keamanan dari korsleting listrik
hubungan arus pendek. Hindari mencuri listrik PLN agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, seperti kesetrum dan korslet listrik.
5. Siapkan Perangkat Pemadam Kebakaran Ringan Jika bangunan cukup besar, gunakan sistem pemadam detektor asap, pemancar air, perangkat
penunjang hidup saat kebakaran, hidran, selang penyemprot air dan tabung pemadam semprot. Jangan lupa berikan penyuluhan bagi penghuni bangunan dalam menghadapi bencana
kebakaran. Untuk bangunan kecil, minimal siapkan karung yang dapat dibasahi untuk meredam kebakaran ringankecil. Siapkan selang panjang atau ember untuk memudahkan
menyiram kebakaran dengan air. 6. Melakukan Pembinaan dan Sosialisasi Kebakaran
Berikan penyuluhan kepada seluruh anggota keluarga, pegawaikaryawan kantor, siswa, guru dan buruh pabrik mengenai penanganan bencana kebakaran yang bisa saja terjadi kapan dan
di mana saja. Beri tahu nomor telepon polisi dan pemadam kebakaran lokal dan sentral. 7. Waspada Lingkungan Sekitar
Kebakaran juga bisa terjadi akibat dari bangunan sebelah yang terbakar sehingga bangunan kita ikut menjadi korban karena api bisa membesar dan merembet ke mana-mana.
Tingkatkan kesadaran bencana kebakaran di lingkungan masyarakat sekitar untuk mengurangi terjadinya kebakaran di lingkungan sekitar.
Disadur dari Muhammad Noor Aly Yusuf
http:www.metro.polri.go.idtrips-a-trik950-tips-cara-mencegah-kebakaran
138
Keterampilan Informasi - IPA
UNIT 3C
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
Bahan Bacaan Peserta 3C1e GRAFIK KEBAKARAN HUTAN DI INDONESIA
139
Keterampilan Informasi - IPA
UNIT 3C
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
Bahan Bacaan Peserta 3C1f GAMBAR KEBAKARAN HUTAN
140
Keterampilan Informasi - IPA
UNIT 3C
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
Bahan Bacaan Peserta 3C2a Teks 1: Penyebab dan Dampak Pencemaran Air serta
Upaya Pencegahannya
Air merupakan salah satu komponen abiotik utama yang sangat diperlukan untuk kelangsungan kehidupan. Semua makhluk hidup baik manusia, hewan, maupun tumbuhan,
memerlukan air.
Air mempunyai berbagai fungsi. Oleh manusia, air digunakan untuk minum, memasak, mandi, dan mengairi daerah persawahan. Air yang jernih dan tidak tercemar mempunyai tiga
kriteria, yaitu tidak berwarna, berbau, dan tidak berasa. Apabila salah satu kriteria tersebut tidak terpenuhi, air dikatakan tercemar atau terkena polusi.
Pencemaran air meliputi pencemaran di darat dan di dalam perairan air tawar dan air laut.
Salah satu penyebab pencemaran air adalah aktivitas manusia yang kemudian menciptakan
limbah sampah permukiman atau limbah rumah
tangga. Limbah permukiman mengandung limbah
domestik berupa sampah organik dan sampah anorganik serta detergen. Sampah organik
adalah sampah yang dapat diuraikan atau
dibusukkan oleh bakteri seperti sisa sayuran, buah-buahan, dan daun-daunan. Sementara itu, sampah
anorganik tidak
dapat diuraikan
oleh bakteri,
seperti kertas, plastik, gelas atau kaca, kain, kayu-kayuan, logam, karet, dan kulit. Selain sampah organik dan anorganik, detergen merupakan limbah pemukiman yang paling
banyak mencemari air. Padahal, saat ini hampir setiap rumah tangga menggunakan detergen. Apabila langsung dibuang ke sungai atau kolam, limbah tersebut dapat menyebabkan
pencemaran air.
Akibat yang ditimbulkan oleh limbah rumah tangga adalah banyaknya organisme air yang mati atau mengalami gangguan. Apabila sungai digunakan oleh masyarakat untuk mandi, mencuci
pakaian, atau untuk memasak, pencemaran yang ditimbulkannya akan sangat berbahaya dan dapat menimbulkan berbagai penyakit akibat bakteri dan virus.
Kehadiran sampah-sampah organik di perairan menyebabkan pertumbuhan populasi bakteri pembusuk sehingga banyak organisme air yang mati. Jika pencemaran bahan organik
meningkat, kita akan menemui cacing Tubifex sp. bergerombol dan berwarna putih kemerah- merahan. Cacing ini sebagai tanda bahwa air telah mengalami pencemaran parah. Akibat
141
Keterampilan Informasi - IPA
UNIT 3C
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
lainnya adalah sampah-sampah yang dibuang ke sungai akan menyumbat aliran air dan dapat menyebabkan banjir.
Selain diakibatkan oleh limbah rumah tangga, pencemaran air juga disebabkan oleh limbah lainnya. Contohnya adalah limbah pertanian, limbah industri, dan di beberapa tempat
tertentu disebabkan oleh limbah pertambangan.
Upaya Menangani Limbah Permukiman Perlu kesadaran dari semua lapisan masyarakat untuk berlaku bijak dengan limbah rumah
tangga yang dihasilkannya. Kita perlu melakukan pengelolaan sampah, perubahan gaya hidup tentang sampah, melakukan 5R recycle-mendaur ulang, reuse-menggunakan kembali, reduce-
pengurangan,replace-penggantian, dan replant-penanaman kembali, serta tidak membuang sampah terutama di sungai dan tempat penampungan air seperti sungai dan danau. Hal ini
akan dapat mengurangi dampak pencemaran air yang disebabkan oleh limbah rumah tangga permukiman.
Adaptasi dari: PerpustakaanCyber.blogspot.com detik.com
142
Keterampilan Informasi - IPA
UNIT 3C
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
Bahan Bacaan Peserta 3C2b Teks 2: Perbedaan Air Tercemar dan Air Tidak Tercemar
Air merupakan unsur kehidupan yang sangat dibutuhkan makhluk hidup di bumi ini, khususnya bagi kehidupan manusia, tumbuhan, dan hewan. Karena itu, penting bagi kita
mengetahui perbedaan antara air yang tercemar dan air tidak tercemar. Bayangkan jika air yang kita konsumsi sehari-hari tercemar, akan timbul banyak penyakit dan bahkan
mengakibatkan kematian dan akan mengganggu rantai makanan kita.
Ada banyak ciri yang menunjukkan tingkat pencemaran air tanah. Untuk mengetahuinya, air harus diuji di laboratorium. Namun, secara sederhana, air tanah yang tercemar juga dapat
dikenali melalui pengamatan fisik. Air bersih yang layak untuk dikonsumsi seharusnya tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. Adanya pencemaran menyebabkan perubahan pada
sifat tersebut.
Berikut ini adalah tanda-tanda air tanah telah tercemar yang dapat dikenali melalui pengamatan fisik seperti dikutip dari Indiastudychannel 2552010.
1. Warna
Jika air berwarna kekuningan, itu menandakan air telah tercemar chromium dan materi organik. Jika warnanya merah kekuningan, tandanya ada kandungan besi. Sementara
pengotor berupa lumpur akan memberi warna merah kecokelatan.
Kekeruhan juga merupakan tanda bahwa air tanah telah tercemar oleh lumpur, tanah liat, dan berbagai mikroorganisme seperti plankton maupun partikel lainnya.
2. Rasa
Polutan berupa mineral akan membuat air tanah memiliki rasa tertentu. Jika terasa pahit, pemicunya dapat berupa besi, alumunium, mangaan, sulfat, maupun kapur dalam jumlah
besar. Air tanah yang rasanya seperti air sabun dapat dikatakan telah tercemar bahan pencuci, misalnya detergen. Rasa payau atau asin menunjukkan kandungan garam yang
tinggi. Kejadian ini sering terjadi di daerah sekitar muara sungai.
3. Bau
Bau yang tercium dalam air tanah juga menunjukkan adanya pencemaran.
Adaptasi dari: www.artikellingkunganhidup.com
143
Keterampilan Informasi - IPA
UNIT 3C
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
Bahan Bacaan Peserta 3C2c Teks 3: Indonesia Krisis Air Bersih
Indonesia akan menghadapi persoalan serius dalam hal ketersediaan krisis air
bersih, pada tahun 2025 mendatang. Meningkatnya populasi penduduk serta
menurunnya kualitas lingkungan menjadi faktor pendukung krisis air bersih ini.
Dalam workshop atau pertemuan ilmiah Membangun Forum CSR Corporate Social Responsibility: Tanggungjawab Sosial Perusahaan untuk Pembangunan Air bersih dan Sanitasi, yang digelar oleh
Indonesia Urban Water, Sanitation, and Hygiene Koordinator IUWASH di Jawa Tengah, Jefry Budiman mengatakan bahwa populasi dan kerusakan lingkungan mengakibatkan jumlah
air bersih di Indonesia sangat kurang sehingga ketersediaan air bersih tidak sebanding dengan kebutuhan
masyarakat. “Cepat atau lambat, ini bakal memicu krisis air bersih di tanah air,” tegasnya. Terkait kondisi ini, lebih lanjut dikatakan oleh Jefry, dunia usaha perusahaan perlu
meningkatkan kepedulian terhadap masalah ketersediaan air bersih untuk kebutuhan masyarakat.
Pada kesempatan ini, Asisten Kesra Provinsi Jawa Tengah Djoko Sutrisno menambahkan, air bersih untuk konsumsi dan sanitasi merupakan kebutuhan mendesak. Tak terkecuali di Jawa
Tengah. Penyediaan air bersih ini tidak semuanya dapat dipenuhi oleh pemerintah karena terbatasnya anggaran. Dengan demikian, diperlukan kepedulian oleh pihak lain, termasuk
dunia usaha.
Kepedulian dunia usaha dapat diwujudkan melalui implementasi program-program kepedulian sosial perusahaan. Djoko menambahkan bahwa di dalam Undang-Undang Nomor 40 pasal 27
Tahun 2007 tentang PerseroanTerbatas, juga diatur bahwa setiap usaha yang terkait dengan sumber daya alam wajib melaksanakan CSR. Pemprov Jawa Tengah sedang menyiapkan
rancangan peraturan daerah. Dengan landasan hukum ini, menurut Djoko diharapkan dapat lebih menguatkan terwujudnya tanggung jawab sosial perusahaan terhadap permasalahan
lingkungan secara menyeluruh khususnya dalam percepatan akses air bersih dan sanitasi di Kota Semarang dan Jawa Tengah pada umumnya.
Adaptasi dari: http:nasional.republika.co.id
144
Keterampilan Informasi - IPA
UNIT 3C
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
Bahan Bacaan Peserta 3C2d Teks 4: Teknik Penyaringan Air
Setiap makhluk hidup membutuhkan air. Air yang dapat diminum harus bersih dan sehat. Bagaimana apabila di alam kita ini kekurangan sumber air bersih? Ada beberapa upaya yang
dapat dilakukan oleh manusia untuk menghindari krisis kekurangan air bersih. Di antaranya adalah mengembangkan sistem reboisasi, sumur resapan dan pembuatan biopori. Reboisasi
adalah penanaman kembali hutan yang telah gundul akibat pohon-pohon yang ditebang. Adapun membangun sumur resapan yaitu membuat bangunan seperti bentuk sumur gali
dengan kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai tempat menampung air hujan dan meresapkannya ke dalam tanah. Lubang resapan biopori adalah lubang silindris yang dibuat
secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10 cm dan kedalaman maksimal 100 cm. Lubang diisi sampah organik agar membentuk biopori lubang-lubang di dalam tanah. Upaya-
upaya ini dimaksudkan untuk menjaga ketersediaan air tanah yang bersih dalam jangka panjang.
Sekarang bayangkan, andaikan kamu berada di hutan atau di lingkungan yang tidak mudah menemukan air bersih. Apabila air yang diperoleh langsung dimasak atau didihkan, pasir dan
partikel lainnya tidak dapat keluar dari air. Bahan-bahan kimiawi lainnya juga tetap tinggal di air setelah dididihkan. Hal ini akan mengganggu kesehatanmu. Maka, cara terbaik untuk
menjernihkan air adalah menggunakan penyaring. Hasil penyaringan, akan mengeluarkan partikel, tanah kotoran, dan beberapa bahan kimiawi lainnya. Setelah disaring, kamu harus
mendidihkannya agar semua bakteri dan virus dapat mati.
Berikut ini cara membuat penyaringfilter air. Penyaring air dapat dibuat dengan memotong bagian bawah botol air mineral. Balikkan posisi botol, sehingga bagian atastutup botol berada
di bawah. Lalu masukkan bahan-bahan berikut dengan susunan dari atas:
145 145
Kajiulang Penerapan Hasil Pelatihan I dan II
UNIT 3c
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
1. Kerikil
2. Pasir
3. Potongan kain
4. Arang
5. Potongan kain
6. Pasir
7. Kerikil
Setiap bahan tersebut memiliki fungsi. Kain berguna untuk memastikan bahwa semua bahan-bahan tidak bercampur. Kerikil dan pasir menyaring partikel dan kotoran keluar
dari air. Arang membuang bahan-bahan kimiawi keluar dari air, tetapi tidak semuanya dapat keluar. Penyaring ini tidak dapat membuang virus dan bakteri dari air. Sebelum
diminum, air harus dimasak sampai mendidih. Ada bahan penyaring lain yang dapat digunakan, misalnya ijuk. Bahan ini berfungsi sebagai penahan pasir halus agar tidak lolos
ke lapisan bawahnya, menyerap bau, dan menyaring kotoran halus.
Adaptasi dari: cdn.instructables.com
146
Keterampilan Informasi - IPA
UNIT 3C
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
MATERI PRESENTASI UNIT 3C
147
Keterampilan Informasi - IPA
UNIT 3C
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
148
Keterampilan Informasi - IPA
UNIT 3C
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
149
Keterampilan Informasi - IPA
UNIT 3C
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
150
Keterampilan Informasi - IPA
UNIT 3C
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
151
Keterampilan Informasi - IPA
UNIT 3C
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
152
Keterampilan Informasi - IPA
UNIT 3C
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
153
Keterampilan Informasi IPS
UNIT 3D
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
U U
N N
I I
T T
3 3
D D
K K
E E
T T
E E
R R
A A
M M
P P
I I
L L
A A
N N
I I
N N
F F
O O
R R
M M
A A
S S
I I
I I
L L
M M
U U
P P
E E
N N
G G
E E
T T
A A
H H
U U
A A
N N
S S
O O
S S
I I
A A
L L
I I
P P
S S
154
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
Keterampilan Informasi IPS
UNIT 3D
155
Keterampilan Informasi IPS
UNIT 3D
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
UNIT 3D KETERAMPILAN INFORMASI IPS
180 menit
Pendahuluan
Salah satu kecakapan manusia dalam kehidupan
ini adalah
kecakapan informasi. Secara khusus hal tersebut
dikatakan sebagai
keterampilan informasi.
Keterampilan informasi
meliputi empat
hal. Pertama,
keterampilan yang terkait dengan upaya memperoleh atau mengakses
informasi yaitu keterampilan membaca, keterampilan belajar,
keterampilan mencari informasi, dan keterampilan dalam menggunakan alat-alat teknologi. Kedua, keterampilan dalam
mengolah informasi, utamanya dari berbagai sumber. Ketiga, keterampilan dalam mengorganisasi atau merangkai informasi. Keempat, keterampilan menggunakan informasi
keterampilan intelektual dan keterampilan membuat keputusan. Keterampilan informasi ini amat berkait dengan keterampilan sosial, yang meliputi keterampilan diri,
keterampilan bekerja sama, dan berpartisipasi dalam masyarakat.
Untuk mengembangkan kompetensi siswa dalam hal ini, guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari informasi. Guru juga harus membimbing siswa
dalam memahami bahwa informasi itu bisa berasal dari berbagai sumber. Guru juga harus dapat mengarahkan siswa untuk memilah berbagai sumber tersebut sesuai kebutuhan.
Selain hal tersebut guru juga dituntut untuk dapat mendampingi siswa dalam mengomunikasikan informasi yang diolah tersebut secara lisan maupun tulis.
Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu 1.
mengidentifikasi langkah-langkah keterampilan informasi, 2.
mempraktikkan langkah-langkah keterampilan informasi.
156
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
Keterampilan Informasi IPS
UNIT 3D
Garis Besar Kegiatan 10 menit
Rincian Langkah-Langkah Kegiatan Pendahuluan
25 menit
1 Fasilitator menyampaikan latar belakang, tujuan, dan garis besar kegiatan sesi.
2 Fasilitator membagikan contoh laporan dari kegiatan keterampilan informasi Bahan
Bacaan 3D Laporan tentang “Kebakaran Hutan”
3 Peserta membaca contoh laporan yang dibagikan.
4 Fasilitator melakukan tanya jawab interaktif berdasar atas pertanyaan berikut.
a. Informasi apa saja yang dapat diperoleh dari laporan tersebut?
b. Keterampilan apa yang dibutuhkan siswa untuk menghasilkan produk laporan
tersebut? c.
Bagaimana Langkah-langkah pembelajaran sehingga siswa menghasilkan produk tersebut?
P
Pendahuluan 25 menit
Fasilitator menyampaikan latar belakang, tujuan, dan
langkah-langkah kegiatan Peserta membaca contoh
laporan tentang
”Kebakaran Hutan
”. Fasilitator memandu curah
pendapat tentang laporan ”Kebakaran Hutan”
Aplikasi 145 menit
Kegiatan 1: Peserta mengidentifikasi
langkah keterampilan informasi tentang
”Kebakaran Hutan” Kegiatan 2:
Peserta mempraktikkan keterampilan informasi
tentang ”Kegiatan Ekonomi di Pasar
”
PenguatanRefleksi 10 menit
Fasilitator mengajak peserta menilai ketercapaian tujuan
sesi dan memberikan penguatan
157
Keterampilan Informasi IPS
UNIT 3D
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
Catatan untuk Fasilitator
1. Banyak informasi yang diperoleh berdasar atas laporan
tersebut, di antaranya: a.
pengertian kebakaran hutan, b.
penyebab kebakaran hutan, c.
dampak kebakaran hutan, d.
cara menanggulangi kebakaran hutan. 2.
Keterampilan yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk tersebut adalah keterampilan informasi yang terdiri atas:
a. keterampilan mengumpulkanmencari informasi,
b. keterampilan mengolah informasi,
c. keterampilan menyajikan informasi.
Aplikasi 145 menit
Kegiatan 1: Identifikasi Langkah Keterampilan Informasi 45’
1 Fasilitator mengajak peserta
membuka kembali contoh laporan yang telah dibagikan tentang “Kebakaran hutan”
Bahan Bacaan Peserta 3D: contoh Laporan Kebakaran Hutan
2 Peserta berdiskusi dalam kelompok meja untuk
a. mengidentifikasi struktur teks laporan pembukaanpengantar, intiisi, penutup,
b. merincimemahami informasi apa saja yang ada dalam pembukaanpengantar,
intiisi, dan penutup.
Rincian informasi ini selanjutnya dijadikan CIRI dari pembukaan, intiisi, dan penutup
3
Setelah peserta memahami kemampuan yang dibutuhkan untuk menghasilkan laporan yang baik dan memahami urutan laporan yang baik, mereka diajak
untuk memahami bagaimana laporan dibuat dengan menerapkan 6 langkah keterampilan informasi.
4 Fasilitator membagikan Informasi Tambahan Peserta 3D enam langkah keterampilan
informasi untuk dipahami. 5
Fasilitator membimbing peserta secara pleno untuk memahami 6 langkah keterampilan informasi secara bertahap.
A
158
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
Keterampilan Informasi IPS
UNIT 3D